Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwo Widiarto
"Penelitian ini berfokus pada peran sumber daya personal (self-efficacy dan resiliensi) dalam memoderatori pengaruh tuntutan tugas (kuantitas beban kerja dan karakteristik tugas) terhadap boredom stress yang dialami pegawai dalam konteks penerapan reformasi birokrasi di Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain konfirmatif (uji hipotesis). Penelitian dilakukan terbadap 213 responden pegawai unit reguler Ditjen Perbendaharaan Departemen Keuangan RI melalui pengumpulan, pengolahan dan analisis data kuesioner dengan metode statistik univarians yaitu regresi berganda berjenjang. Hasil analisis menunjukk:an bahwa self-efficacy tidak menunjukkan peran positif yang signifkan sebagai sumber daya personal Sebaliknya, resiliensi menunjukkan peran positif yang signifikan sebagai sumber daya personal karena meredam dampak kuantitas beban kerja dan karakteristik tugas terhadap boredom s1ress yang dialami pegawai. Resiliensi memoderatori secara negatif pengaruh kuantitas beban kerja dan karakteristik tugas terhadap boredom stress. Kuantitas beban ketja dan karakteristik tugas sendiri juga ditemukan rnenjadi prediktor boredom stress yang signifikan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat dimensi dimensi variabel ini berbeda dalam mempengaruhi dampak boredom stress. Hasil penelitian rnengindikasikan perlunya kebati-hatian dalam penerapan kebijakan restrukturisasi dalam rangka penerapan reformasi birokrasi guna mencegah timbulnya ekses negatif seperti boredom stress, disertai perlunya memberi perhatian pada resiliensi sebagai sumber daya personal yang berpotensi membantu pegawai menghadapi dampak perubahan keorganisasian.

The focus of this study is the role of personal resources (self-efficacy and resiliensi) in moderating the effects of job demands (quantitative workload and job characteristics) on employees boredom stress in the implementation of bureaucracy reforms in Indonesia. This research is a quantitative study with a hypothetical testing design The respondents are 213 employees of Directory of General of Treasury-Indonesian ministry of Finance. Questionnaire data are collected and analyzed using univariance statistics methods (moderated hierarchical multiple regression). The results shows that self-efficacy doesn't play positive role as a personal resource, in contrast, reciliency is showed having a significant positive role as a personal resources in buffering the impact of qualiitative workload and job characteristics conditions on employess boredom stress. The effects of quantitative workload and job characteristics conditions are negatively moderated by employees reciliency. Also, both qualllilative workload and job characterisiics are shown as significant predictors of boredom stress. Further research are needed to discover which dimensions of self- efficacy and resiliensi that underlying the role differences between these two personal variables in influencing the effects of quantitative workload and job characteristics on employess boredom stress. Finally. this research also Indicates the needs of precaution in implementing the reorganization process due to bureaucracy reforms, by the aim of minimazing the negative potential effects (e.g.boredom stress). Attention should he given also to reciliency as a personal resource with great potentials to help employees in dealing with organizational changes during the reforms"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T33689
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Karisma Ayuningtyas
"Tujuan utama dari tesis ini adalah untuk melihat pengaruh self-efficacy, kepuasan kerja, dan stres kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Selanjutnya, masing-masing independen variabel juga dilihat pengaruhnya secara parsial terhadap dependen variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 125 orang guru SD Negeri yang berstatus PNS di wilayah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self-efficacy, kepuasan kerja, dan stres kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Besarnya sumbangan ketiga independen variabel terhadap dependen variabel adalah 80,2%. Masing-masing independen variabel juga memiliki pengaruh parsial terhadap dependen variabel.

The main purpose of this research is to look at the effect of self-efficacy, job satisfaction, and job stress teachers together on teacher performance. Furthermore, each independent variable was also seen partial effect on the dependent variable. This study uses a quantitative approach with a total sample of 125 primary school teachers were civil servants in the District Jagakarsa, South Jakarta. The data collection process is done by using a questionnaire measuring instruments.
Results of the study showed that a significant difference between self-efficacy, job satisfaction, and job stress teachers together on teacher performance. The contribution of the third independent variable dependent variable is 80.2%. Each independent variable also has a partial effect on the dependent variable."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Ramadhania Mumtaz
"Kegiatan akademik yang dilakukan oleh pihak perguruan tinggi mengalami perubahan sebagai bentuk adaptasi Pasca Pandemi COVID-19. Salah satunya yaitu metode pembelajaran hybrid. Perubahan ini sangat mempengaruhi mahasiswa, terutama mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsi yang dapat memicu rasa cemas dan stres bagi mahasiswa tingkat akhir.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara  kecemasan dan stres dengan self-efficacy mahasiswa tingkat akhir pasca pandemik COVID-19. Metode yang digunakan yaitu cross-sectional dengan pengambilan seluruh sampel sebanyak 100 mahasiswa sarjana FIK UI tingkat akhir dengan menggunakan kuesioner GSES dan DASS 42. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kecemasan dan stress dengan efikasi diri (r = -0,323 dan -0,277). Stres dan kecemasan mahasiswa keperawatan tingkat akhir termasuk kategori yang memprihatinkan dan perlu diperhatikan institusi pendidikan. Stres dan kecemasan ini juga membuat efikasi diri yang kurang pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir.

Academic activities carried out by universities have changed as a form of adaptation to the COVID-19 pandemic. One of the learning methods is hybrid learning. This change affects final year students who are completing their thesis, furthermore it can trigger anxiety and stress. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and stress with the self-efficacy of final year students after the COVID-19 pandemic. The method used is cross-sectional with a total sample of 100 undergraduate students at the final level of FIK UI, using the GSES and DASS 42 questionnaires. The result of the Spearman correlation has indicated a significant relationship (p < 0.05) between anxiety and stress and self-efficacy (r values = -0.323 and –0.277), respectively. It can be concluded that the level of stress and anxiety among final year nursing students can be categorized on a concerning level, this issue needs to be noticed by educational institutions. Furthermore, stress and anxiety have also resulted in low self-efficacy among final year nursing students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktiara Giwizadany
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara coping stress dan parenting self-efficacy. Partisipan penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autistik, sebanyak 66 orang. Pengukuran coping stress menggunakan alat ukur Brief COPE yang dikembangkan oleh Carver (1997) dan telah diadaptasi oleh Amanda (2014). Parenting self-efficacy diukur menggunakan subskala efficacy pada PSOC Scale yang dikembangkan oleh Johnston dan Mash (1989) dan telah diadaptasi oleh Puspitarani (2010). Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Pearson Correlation diperoleh hasil koefisien korelasi antara coping stress dan parenting self-efficacy sebesar -0.054 dengan nilai signifikansi sebesar 0.668 (p>0.01). Hal ini berarti bahwa, tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara coping stress dan parenting self-efficacy. Penelitian ini menemukan terdapat perbedaan skor kemampuan coping stress antara ayah dan ibu.

The objective of this research was to find the correlation between coping stress and parenting self-efficacy. The participants of this research were 66 parents of children with autistic spectrum disorder. Coping stress was measured with Brief COPE, constructed by Carver (1997) and had been adapted by Amanda (2014). Parenting self-efficacy was measured by measurement tools efficacy subscale of PSOC Scale, constructed by Johnston and Mash (1989) and had been adapted by Puspitarani (2010). The coefficient of Pearson correlation between coping stress and parenting self-efficacy was -0.054 with significance value 0.668 (p>0.01). It indicated that there were negative and no significant correlation between coping stress and parenting self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurul Aisha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.

ABSTRACT
The objective of this study was to examine the influence of self efficacy and occupational stress towards health behavior among nurses. Respondents counted 111 nurses who work at the hospital in Jabodetabek. Measurement of health behavior was using health behavior indicator by Sarafino and Smith 2011 , measurement of self efficacy was using The Health Behavior Spesific Behavior Self Efficacy Scale HSBSES which was adopted by Penney 2006 , and measurement of occupational stress was using Nurse Stress Scale by Gray Toft and Anderson 1981 . The results showed that the null hypothesis is rejected F 8,806, p 0,05 , which means there was a significant influence of self efficacy and occupational stress together on health behavior among nurses. The correlation of self efficacy and health behavior is positive which means, the higher the level of self efficacy, the higher the level of health behavior, while the correlation of occupational stress and health behavior is negative which means the higher the level of occupational stress, the lower the level of health behavior."
2016
S65919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Azura Adiwijaya
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan penting bagi perkembangan anak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran paternal self-efficacy sebagai moderator dari hubungan antara stres pengasuhan dan keterlibatan ayah. Pengambilan data dilakukan secara online dengan sembilan puluh lima ayah yang memiliki anak usia 3-6 tahun sebagai partisipan. Alat ukur yang digunakan adalah Inventory of Father Involvement (IFI), Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF), dan Fathering Self-Efficacy Scale (FSES). Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa stres pengasuhan dapat secara signifikan memprediksi keterlibatan ayah. Paternal self-efficacy juga secara signifikan memoderasi efek stres pengasuhan terhadap keterlibatan ayah. Dengan perkataan lain, paternal self-efficacy dapat memperkuat hubungan antara stres pengasuhan yang dirasakan ayah dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Implikasi dari penelitian ini adalah penting untuk meningkatkan paternal self-efficacy yang dimiliki ayah.  Hal tersebut karena dengan meningkatnya paternal self-efficacy dapat mengurangi stres pengasuhan dan meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak walaupun ayah memiliki tingkat stres pengasuhan yang tinggi.

Father involvement in parenting is important for child development. This research was conducted to examine the role of paternal self-efficacy as a moderator of the relationship between parenting stress and father involvement. Data collection was carried out online with ninety-five fathers who had children aged 3-6 years as participants. The measurement tools used consist of Inventory of Father Involvement (IFI), Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF), and Fathering Self-Efficacy Scale (FSES). This study succeeded in proving that parenting stress can significantly predict father involvement. Paternal self-efficacy can also significantly moderate the effects of parenting stress on father involvement. In other words, paternal self-efficacy can strengthen the relationship between parenting stress experienced by fathers and father involvement in parenting. The implication of this research is that it is important to increase father's paternal self-efficacy. This is because increasing paternal self-efficacy can reduce parenting stress and increase father involvement in childcare even though fathers have high levels of parenting stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rahmawati
"Pembelajaran jarak jauh meningkatkan stres ibu rumah tangga. Upaya ibu rumah tangga mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh dipengaruhi keyakinan dan ketangguhan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efikasi diri, resiliensi, dan strategi koping dengan tingkat stres ibu rumah tangga saat mendampingi anak belajar di rumah. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif-korelasi, pendekatan retrospektif, dan teknik potong lintang melibatkan 110 ibu rumah tangga yang memiliki anak Sekolah Dasar Kelas 1-3, didapatkan melalui teknik quota sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji kai kuadrat menunjukkan ada hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres (p=0,008), ada hubungan resiliensi dengan tingkat stres (p=0,037), dan ada hubungan strategi koping dengan tingkat stres (p=0,005). Penelitian ini membantu pengembangan instansi kesehatan dan pendidikan; pendidikan dan penelitian keperawatan terkait efikasi diri, resiliensi, strategi koping, dan tingkat stres. Pelatihan dan peningkatan pengetahuan ibu tentang cara pendampingan anak serta penguatan sistem pendukung bagi ibu direkomendasikan.

Distance learning increases the stress of housewives. The efforts of housewives to overcome distance learning problems are influenced by self-efficacy and resilience. This study was aiming to identify the relationship between self-efficacy, resilience, and coping strategies with the stress level of housewives when accompanying children to study at home. Quantitative research with descriptive-correlation design, retrospective approach, and cross-sectional technique involving 110 housewives who has elementary school children in 1st-3rd grade, obtained through quota sampling technique. The results of the bivariate analysis with the chi square test showed that there was a relationship between self-efficacy and stress levels ("
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Senalda Defa Viani
"Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang perlu ditempuh oleh mahasiswa keperawatan guna menjadi perawat professional. Namun, selama masa pandemik COVID-19 terdapat beberapa perubahan yang mengharuskan mahasiswanya mengalami adaptasi. Hal ini erat kaitannya dengan efikasi diri mahasiswa profesi ners selama menjalani pendidikan profesi. Objective: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, kecemasan dan stres mahasiswa profesi ners FIK UI dengan efikasi diri di masa pandemik COVID-19.
Metode: metode yang digunakan yaitu cross-sectional dengan pengambilan seluruh sampel sebanyak 107 mahasiswa profesi ners FIK UI baik dari program S1 Reguler maupun S1 Ekstensi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner GSES dan DASS 42 bagian kecemasan dan stres
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik jenis kelamin dengan efikasi diri (p = 0,014). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan efikasi diri (p< 0,001). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan efikasi diri (p< 0,001). Rata-rata efikasi diri mahasiswa profesi ners FIK UI yaitu 30,06 dari nilai maksimum 40.
Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikan antara karakertistik jenis kelamin, kecemasan dan stress dengan efikasi diri. Mahasiswa profesi ners FIK UI laki-laki memiliki efikasi diri yang lebih tinggi daripada mahasiswa profesi perempuan. Semakin tinggi efikasi diri mahasiswa profesi maka semakin rendah tingkat kecemasan dan stress yang dirasakan. Rata-rata efikasi diri mahasiswa profesi ners FIK UI baik. Meskipun demikian, tingkat kecemasan dan stress mahasiswa profesi dalam menjalani proses pembelajaran profesi masih tinggi.

Professional education is an education that nursing students need to take to become professional nurses. However, during the COVID-19 pandemic, there were several changes that required students to adapt. This is closely related to the self-efficacy of nursing profession students during their professional education. Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics, anxiety and stress of nursing profession students at FIK UI with self-efficacy during the COVID-19 pandemic.
Methods: the method used is cross-sectional with a total sample of 107 nursing professional students from FIK UI, both from the Regular S1 program and the Extension S1 program. Data were collected using a GSES and DASS questionnaire part anxiety and stress.
Results: There was a significant relationship between gender characteristics and self-efficacy (p = 0.014). There was a significant relationship between the level of anxiety and self-efficacy (p < 0.001). There was a significant relationship between stress levels and self-efficacy (p < 0.001). The average self-efficacy of FIK UI nursing professional students is 30.06 out of a maximum score of 40.
Conclusion: there is a significant relationship between the characteristics of gender, anxiety and stress with self-efficacy. Male FIK UI nursing professional students have higher self-efficacy than female professional students. The higher the self-efficacy of professional students, the lower the level of anxiety and stress felt. The average self-efficacy of FIK UI nursing professional students is good. However, the level of anxiety and stress of professional students in undergoing the professional learning process is still high.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kantate, Sere Eunice
"Maraknya berita PHK yang terjadi dari dampak Pandemi Covid-19 maupun efisiensi perusahaan sebagai langkah preventif dalam menghadapi resesi, tidak jarang memengaruhi pandangan individu terhadap keberlangsungan perusahaannya maupun keberlangsungan dirinya dalam perusahaan tersebut (job insecurity). Hal ini berdampak pada bagaimana keterlibatan individu dalam perusahaannya atau work engagement. Padahal, banyak penelitian sebelumnya yang menemukan pentingnya work engagement dalam bekerja. Diketahui bahwa beberapa variabel yang memengaruhi hubungan dari job insecurity dan work engagement adalah kepercayaan akan kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaannya (occupational self-efficacy) dan melakukan modifikasi pekerjaan (job crafting)  yang dilakukan individu. Sehingga, tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh mediasi dari occupational self-efficacy dan job crafting  pada pengaruh job crafting   terhadap work engagement. Penelitian ini memiliki 243 responden di Indonesia dan data yang didapat akan diuji dan dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) Melalui pengolahan kuantitatif tersebut, ditemukan hasil yang signifikan bahwa variabel occupational self-efficacy dan job crafting memediasi pengaruh job insecurity terhadap work engagement. Dapat disimpulan bahwa tingkat ketidakamanan kerja yang rendah cenderung mendorong individu untuk lebih memiliki kemampuan diri dalam bekerja dan juga melakukan perubahan dalam pekerjaannya, yang berdampak pada meningkatnya keterlibatan kerja.

The current issue regarding the massive round of layoffs is influenced by two major factors: the spillover effect of the COVID-19 pandemic and the global recession forecast in the coming years. This issue might trigger another problem in the people management area, particularly regarding job insecurity. Previous studies found that job insecurity has a negative effect on work engagement. Furthermore, there are two mediating factors that affect work engagement, namely occupational self-efficacy and job crafting. The goal of this research is to better understand the role of occupational self-efficacy and job crafting as mediators of the effect of job insecurity on work engagement. This study involved 243 respondents who were Indonesian employees, and the data is being analyzed with the Structural Equation Modeling (SEM) method with Lisrel 8.80. The findings indicate that occupational self-efficacy and job crafting have a significant impact as mediators of the effects of job insecurity on work engagement. In conclusion, low job insecurity increased employees' occupational self-efficacy and job crafting, which in turn influenced overall work engagement."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astriamitha
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang usia kanak-kanak madya. Pengukuran parenting stress menggunakan adaptasi alat ukur Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995) dan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 47 ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita ringan dan sedang usia kanak-kanak madya (r = - 0.634, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi parenting stress yang dialami ibu, maka semakin rendah parenting self-efficacy yang dimiliki ibu. Selain itu, hasil tambahan penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang.

This research was conducted to find the correlation between parenting stress and parenting self efficacy among mothers of middle childhood with mild and moderate intellectual disability. Parenting stress was measured using an adaptation instrument named Parental Stress Scale (Berry & Jones, 1995) and parenting self efficacy was measured using an adaptation instrument named Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The participants of this research are 47 mothers who have middle childhood with intellectual disability.
The main results of this research show that parenting stress negatively correlated significantly with parenting self efficacy (r = - 0.634, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). That is, the higher mother‟s parenting stress, the lower parenting self efficacy. In addition, the additional results of this research have found that there is a significant difference in parenting stress and parenting self-efficacy among mothers of children with mild and moderate intellectual disability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>