Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indrawati Gunawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan kemampuan
membuat pola pada anak usia sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
pengctahuan bahwa peta dan kemampuan pemetaan memiliki manfaat yang terkait erat dengan perkembangan kugnisi spasial yang berperan panting di dalam mendukung tugas perkembangan anak di usia sekolah maupun dalam proses memahami lingkungan. Di sisi lain pengetahuan tentang pemahaman dan kemampuan mcmbuat peta pada anak di Indonesia masih sangat terbatas.
Penelitian dilakukan terhadap 60 orang anak bemsia 6 sampai 11 tahun
yang diberi tugas menggambar peta. Peta yang dihasilkan dianalisis berdasarkan jumlah isi peta yang terdiri dari landmark, closed loops dan garnbar lain-lain dan berdasarkan kualitas peta dari tingkat kompetensi kartografi yang telah di capai anak Dengan tujuan untuk melihat perkembangan kemampuan pemetaan maka
subyek dibagi ke dalam dua kelompok yaitu awal usia sekolah dan akhir usia sekolah.
Hasil analisis menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan dalam jumlah landmark dan closed loops Serta penumnan dalam jumlah gambar lain-lain dari awal usia sekolah ke akhir usia sekolah. Selain itu ditcmukan pula
peningkatan dalam kompetensi kartografi, dimana di awal usia sekolah hampir seluruh anak berada di tingkat pictorial dan scbagian kecil sudah mencapai tingkat plan sedangkan di akhir usia sekolah sebagian besar sudah berada tingkat plan dan sabagian lagi di tingkat pictorial-plan dan tingkat pictorial.
Perbedaan yang signifikan dalam skor isi peta di mana skor anak laki lebih tinggi dari pada anak perempuan hanya ditcmukan di akhir usia sekolah, dan terbatas pada jumlah closed loops. Bcgitu pula dengan perbedaan tingkat
kartografi yang telah di capai olch anak perempuan dan anak laki, lebih terlihat di akhir usia sekolah. Di akhir usia sekolah harnpir selumh anak laki sudah
mencapai tingkat plan sedangkan anak perempuan hampir sepamhnya bcrada di tingkat plan dan sisanya berada di tingkat pictorial-plan dan pictorial."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Yatim
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005
613.043 FAI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Aryani M.
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan game online terhadap kemampuan pengendalian emosional pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan melibatkan 68 anak usia sekolah yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% anak usia sekolah yang mengalami kecanduan game online tidak mampu untuk mengendalikan emosional. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin(p1) dan kecanduan game online (p2) terhadap kemampuan pengendalian emosional (p1 value = 0,003; p2 value = 0,013; α = 0,05). Selain itu didapatkan pula bahwa variabel jenis kelamin paling berpengaruh terhadap kemampuan pengendalian emosional.

This research is conducted to find out the relationship between online games' addiction toward emotional regulation ability of school-age children. This research uses cross sectional research design which involve 68 school-age children collected through purposive sampling method. It concludes that 70% of school-age children addicted to online games are unable to control their emotion. The reporting results from the Chi Square shows that there is a relation between gender(p1) and online games' addiction(p2) toward emotional regulation ability (p1 value = 0,003; p2 value = 0,013; α = 0,05). Furthermore, this research also concludes that gender variable is the most influential aspect in emotional regulation ability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriana Devi
"Televisi telah ada sejak abad 18 akan tetapi mulai berkembang pada abad 19 dimulai dari televisi hitam putih hingga berwama. Televisi Amerika memiliki acara televisi yang beragam ada yang bersifat positif dan negatif menurut Milton Chen seorang Direktur KOED Center for Education and Lifelong Learning (CELL). Acara televisi yang negatif mengandung unsur kekerasan dan seks sedangkan positif yang mendidik anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kreatifitasnya dan daya nalar mereka. Untuk memenuhi sasaran penilitian saya menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan data-data dan metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dampak televisi dan kejahatan anak-anak yang dilakukan pada usia 8 hingga 15 tahun dari tahun 1970 sampai dengan 1997 perubahan yang signifikan di Amerika Serikat terhadap tayangan-tayangan yang bersifat negatif yang menimbulkan mereka untuk meniru dan melakukan hal yang mereka lihat di televisi tanpa bimbingan orang tua untuk mencema apa yang mereka lihat sehingga teman yang menghibur disaat orang tua tidak ada ialah televisi. Kejahatan yang dilakukan mereka membuktikan bahwa televisi secara tidak langsung mempengaruhi mereka dalam kehidupan nyata."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
"Peta dapat membantu seseorang dalam mengenali lingkungan sekitarnya dengan lebih cepat karena peta mampu menggambar suatu konfigurasi lingkungan hingga kita dapat mengetahui lingkungan tersebut dengan satu titik pandang. Anak kecil yang kemampuan kognitifnya terbatas kurang dapat memahami obyek dan hubungan-hubungan antar obyek dalam suatu ruang. Hal tersebut menyulitkan anak dalam menemukan jalan yang dapat membawanya kembali ke tempat semula (jalan pulang). Oleh karena itu, peta yang menggambarkan suatu lingkungan dengan hubungan-hubungan yang ada di dalamnya tentu akan sangat membantu anak dalam meningkatkan pengetahuan lingkungan sehingga ia akan lebih mudah menemukan jalan pulang. Peta untuk anak tidak dapat disamakan dengan peta orang dewasa. Anak yang kemampuan kognitif dan kemampuan membacanya terbatas akan sulit memahami peta yang sarat dengan simbol-simbol abstrak. Peta untuk anak kecil sebaiknya peta yang meminimalkan perbedaan antara obyek di lingkungan sebenarnya dengan yang tergambar pada peta (Presson, 1987). Anak akan dapat mudah mengenali obyek di lingkungan apabila obyek-obyek tersebut digambar dengan nama dan bentuk yang serupa (Dale, Blades dan Spencer dalam Matthews, 1992), Penelitian ini bertujuan untuk melibat pengaruh pengganaan peta terhadap pengetahuan lingkungan pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Penggunaan peta diharapkan akan meningkatkan pengetahuan lingkungan anak yang diukur melalui skor keberhasilannya menemukan arah yang benar di setiap persimpangan dalam perjalanan kembali ke tempat semula (jalan pulang). Peta yang digunakan berukuran 46x48 cm dengan warna dan bentak diusahakan serupa dengan sebenarnya. Pengecilan ukuran tidak terlalu besar (kurang lebih 1:125). Pengujian bipotesa dilakukan dengan menggunakan disain penelitian one group prefest-posttest (Robinson, 1981) Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa penggunaan peta meningkatkan pengetahuan lingkungan pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Rata-rata skor keberhasilan anak menemukan jalan pulang sebelum diberikan peta hanya 6,17 dan setelah diberikan peta meningkat menjadi 6,77. Selain peningkatan pengetahuan lingkungan, sebagai hasil tambahan terlihat bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan anak menemukan jalan pulang baik sebelum diberikan peta maupun setelah diberikan peta. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memaksimalkan kontrol dengan menggunakan kelompok kontrol dan pengkontrolan yang kuat terhadap tingkat intelegensi dan pengetahuan spasial yang telah dimiliki anak. Selain itu penelitian berikutnya dapat menggunakan rute yang lebih panjang dan peta yang lebih diperkecil skalanya. Untuk pengembangan penelitian mengenai pengetahuan lingkungan pada anak kecil, khususnya anak prasekolah, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan subyek anak usia 4 tahun sebagai tahap awal dati masa transisi praoperasional. Pada para pengelola diharapkan menyediakan petal petunjuk untuk pengunjung kecilnya sehingga peristiwa anak tersesat dapat dikurangi. Sedangkan bagi para orangtua sebaiknya mengenalkan anak kepada bentuk dan simbol-simbol peta sejak dini sehingga anak akan trampil dalam menggunakan peta pada masa dewasanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fatkhurrohman
"Ibu bekerja adalah ibu yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja di luar Iingkungan keluarga untuk mencari nafkah. Tanpa memperhatikan alasan ibu untuk bekerja, tentunya hal ini akan mempengaruhi kualitas hubungan interaksi ibu dan anak. Setiap anak yang lahir dengan potensi intelektual, akan berkembang dan berinteraksi dengan Iingkungannya. Di sini terlihat bahwa peran ibu sangat berpengaruh dalam memberikan stimulasi pada anak untuk belajar, agar dapat membantu mencapai tingkat perkembangan kognitif sesuai dengan tahapan yang harus dicapai. Pengaruh inilah yang akan diteliti dalam penelitian dengan judul pengaruh ibu bekerja terhadap perkembangan kognitif anak usia sekolah di Kelurahan Karang Kitri Kecamatan Bekasi Timur, khususnya di SD Bani Saleh I.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2002, dengan menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh ibu bekerja dengan perkembangan kognitifanak usia sekolah 7-10 tahun. Menurut Piaget (1981) pada usia ini anak sudah mencapai stadium operasional konkrit, dimana anak sudah mampu untuk memperhatikan lebih dari satu dimensi dan menghubungkannya satu sama lain serta sudah dapat memperhatikan aspek dinamisnya dalam perubahan situasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar anak dapat menjawab pertanyaan yang terkait dengan perkembangan kognitif anak usia sekolah 7-10 tahun dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu bekerja tidak mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5244
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cibinong, Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), 2004
912.014 8 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra
"Bahasa adalah suatu kemampuan yang penting dikuasai oleh anak. Terutama pada
usia di sekitar 18 bulan, di mana terjadi peningkatan jumlah kata yang pesat. Anak
tidak hanya cukup menambah jumlah kosakatanya, tetapi juga mengerti kata-kata
tersebut. Untuk dapat berkomunikasi penting bagi anak tidak hanya mengerti kata-
kata tetapi juga dapat mengucapkan kata-kata. Pada usia 16 - 24 bulan anak-anak
dapat mengucapkan sekitar 50 sampai 400 kata. Kata-kata ini sebagian besar
adalah kata benda yang mengacu pada objek yang dekat dengan kehidupan anak.
Kata-kata Iain yang dipelajari anak adalah nama binatang, makanan, dan
panggilan untuk orang-orang yang dekat dengan anak.
Menurut teori interaksionis, perkembangan bahasa anak tidak hanya dipengaruhi
oleh kemampuan anak untuk menguasai bahasa, tetapi juga ditentukan oleh faktor
interaksi anak dengan lingkungan. Faktor interaksi dan lingkungan ini tidaklah
sama untuk setiap tempat. Sayangnya, di Indonesia penelitian perkembangan
bahasa pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun masih Iangka, sehingga
tidak diketahui berapa jumlah kata yang dapat diucapkan pada anak yang berusia
di sekitar 18 bulan, serta jenis kata apa saja yang dikuasainya, penelitian ini
berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Hasil yang diperoleh adalah: pada anak yang berusia 16-18 bulan rata~rata jumlah
kata yang dapat diucapkan sebanyak 50 kata, pada anak yang berusia 18-20 bulan
rata-rata jumlah kata yang dapat diucapkan sebanyak 281 kata. Untuk keseluruhan
subyek, (usia 16-20 bulan) diperoleh rentang sebanyak 9 - 514 kata. Jenis kata
yang paling banyak dikuasai adalah kata benda, diikuti oleh kata kerja. Jenis kata
yang menyangkut waktu dan kata ganti orang jarang dikuasai oleh anak yang
berusia 16 - 20 bulan, bahkan jenis kata sambung belum dikuasai sama sekali.
Jenis kata seperti nama binatang, panggilan untuk orang mengalami perubahan
dalam proporsinya seiring dengan meningkatnya usia.
Secara umum hasil penelitian ini bersesuaian dengan teori. Beberapa hal yang
menarik adalah bahwa faktor-faktor seperli pendidikan ibu dan tingkat ekonomi
yang sama tidak menjamin anak mendapatkan rangsang bahasa yang sama.
Bentuk interaksi anak dengan orang dewasa juga tampak Iebih penting dari pada
dengan siapa atau seberapa banyak anak berinteraksi."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keates, J. S.
New York : John Wiley & Sons, 1973
526 KEA c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raisz, Erwin Josephus, 1893-
New York: McGraw-Hill, 1948
526.8 RAI g (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>