Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Rani
"Penilaian kinerja memiliki peran penting di perusahaan, baik bagi karyawan maupun organisasinya. Sistem pengelolaan kinexjia yang efektif hams mampu menjadi alat ukur yang dapat membedakan tingkat kinerja, baik individu maupun organisasi sekaligus bersifat rnotivasional. Bank X mcncrapkan sistem penilaian kinerja kombinasi berdasarkan hasil kerja ( result based ) dan pmses kerja ( competency based ).
Keraguan akan penerapan sistem penilaian kinerja muncul karena inkonsistensi reward sejak tahun 2005 schingga berdampak pada basil penilaian kinerja dan faktor Iain ( insentitl motivasi karyawan ), maupun profit pemsahaan.
Studi dilakukan untuk menelaah sumber penyebab timbulnya masalah yaitu pada proses penilaian, dan perilaku penilai serta sistem penilaian yang digunakan. Rekomendasi ddaenkan berkaitan dengan hal ini, yaitu penyempumaan proses penilaian, dan penyempumaan sistem penilaian.

Performance Appraisal has the important roles in the company, both for its employees and its organization. The ettective performance management system must be able to be a measurement tool which can differentiate individual and organizational perfomance levels and can motivate and can motivate the employees. Bank X applies the performance appraisal system combining the result-based system and competency-based system.
The hesitancy of this system is due to reward inconsistency which has been happened since 2005 so it results in performance appraisal, other factors (insentive, employee's motivation). and company's profit.
This research examines the appraisal process, assessor behavior, and appraisal system as the sources of the problems. This research suggests that appraisal process and appraisal system be perfected.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34190
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Eliza Zahir
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa penilaian kinerja pada organisasi nirlaba, khususnya dari segi manajemen keuangan, dengan pembahasan khusus pada organisasi konsumen. Informasi dalam pembuatan skripsi ini diperoleh melalui studi literatur dan studi kasus. Studi literatur mencakup buku-buku dan artikel mengenai penilaian kinerja, pengendalian manajemen, manajemen keuangan dan organisasi nirlaba. Data bagi studi kasus diperoleh melalui wawancara dan informasi tertulis lainnya. Perbedaan karakteristik antara organisasi bisnis dan organisasi nirlaba mengakibatkan tidak semua indikator penilaian kinerja yang dapat diterapkan pada organisasi bisnis relevan untuk digunakan pada organisasi nirlaba, terutama dari segi manajemen keuangan. Kalaupun dapat digunakan, interpretasinya dapat berbeda dengan penerapan pada organisasi bisnis. Penilaian kinerja dari segi manajemen keuangan pada organisasi nirlaba dapat dilakukan melalui anggaran serta rasio keuangan. Pada organisasi nirlaba (termasuk organisasi konsumen) yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya atau yang tidak bergantung pada donasi, sebagian besar rasio yang biaya digunakan oleh organisasi bisnis dapat diterapkan. Sebagai perkecualian adalah rasio-rasio keuangan yang menyangkut nilai saham serta kekayaan pemilik, sehubungan dengan sifat organisasi nirlaba yang tidak menyangkut kepemilikan. Sedangkan rasio lain yang dapat digunakan adalah fund mix dan persentase biaya. Bagi organisasi konsumen, yang tidak dapat menerima dana dari produsen, penilaian kinerja keuangan merupakan hal yang penting. Karena dengan sumber dana yang lebih terbatas, mereka harus lebih memantau kondisi keuangannya untuk menunjang usahanya memberikan jasa dan pelayanan bagi masyarakat, dan harus memberikan informasi yang memadai mengenai kondisi keuangannya dalam usahanya untuk memperoleh dana."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulifma Nathalia
"Pendidikan dalam perspektif antropologi adalah sebuah transmisi kebudayaan. Memandang pendidikan (di sekolah) sebagai kebudayaan berarti melihat pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan secara formal dan berkesinambungan, yang terjadi di antara pihak-pihak yang terlibat (dalam konteks sekolah, antara guru dengan guru, murid dengan murid dan administratur) menurut perangkat-perangkat aturan yang baku. Pengetahuan yang diperoleh akan digunakan dalam mewujudkan perilaku untuk menghadapi lingkungan (Saifuddin, 2001: 9). Di dalam proses pendidikan, kurikulum memegang peranan penting sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Saat ini, kurikulum yang berjalan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Tesis ini mencoba mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar. Pelaksanaan KBK dilihat dalam kerangka pemikiran yaitu bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip demokrasi yang terdapat dalam KBK diterapkan dalam proses pembelajaran. Bagaimana prinsip kebebasan dalam berpikir dan mengeluarkan pendapat, bertindak dan menghargai perbedaan hadir di dalam proses pembelajaran yang tercermin dalam interaksi antara guru dengan murid, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan KB tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan kualitatif melalui etnografi di dalam ruang kelas, yaitu studi mengenai proses pendidikan yang terfokus pada interaksi antara guru dan murid di ruang kelas (Hammersley, 1994). Karena interaksi menjadi fokus maka peneliti menjadikan teori interaksionisme simbolik sebagai guide untuk menjelaskan masalah yang ada. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terlibat, wawancara dengan pedoman dan studi kepustakaan.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa pelaksanaan kurikulum baru telah memberi dampak pada cara guru mengajar dalam proses pembelajaran. Guru kini lebih menghargai pendapat siswa dalam proses belajar. Ada upaya dari guru untuk memberikan pelajaran kepada murid yang membuat murid mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, yaitu dengan cara memberikan tugas praktik. Selain itu guru juga berupaya membangun suasana belajar yang dialogis. Yang diuntungkan dengan adanya KBK. bukan hanya murid tetapi juga guru. KBK memberikan kebebasan kepada guru untuk merancang materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan anak dididiknya. Sudah ada guru yang menerapkan hal ini di tempat penelitian ini dilakukan. Guru tersebut tidak terpaku pada buku ajar, ia mengembangkan sendiri materi pelajaran yang menurutnya sesuai dengan kebutuhan anak didiknya. Adapun pelaksanaan kurikulum berbasis kornpetensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni peran guru, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan KBK serta konsistensi kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi berimpliksi pada dibangunnya proses pendidikan yang demokratis, di mana kebebasan berpikir dan mengeluarkan berpendapat ada di dalamnya. Membangun pendidikan yang demokratis berarti menerapkan nilai-nilai demokrasi di dalam proses pembelajaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ety Farida
"Organisasi masa depan akan di bentuk di sekeliling manusia. Akan lebih sedikit penekanan pada tugas-tugas sebagai satuan-satuan untuk membangun organisasi. Hal ini berarti, perhatian akan lebih dipusatkan pada kompetensi manusia. Jika kita menggunakan manusia sebagai satuan pembangun organisasi, maka apa yang akan di bawa ke pekerjaan, yaitu kompetensi akan menjadi sangat penting.
Kompetensi merupakan faktor kunci penentu bagi seseorang dalam menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif, kompetensi merupakan faktor kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi. Kompetensi merupakan hal baru bagi PT Mincom Indoservices (PTMI). Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian di PTMI. Dengan menggunakan metode penelitian evaluasi, penulis mencoba menganalisis model kompetensi konsultan di PTMI beserta penilaian dan penerapannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kompetensi di PTMI dibuat berdasarkan kebutuhan organisasi yaitu untuk menetapkan standar kemampuan konsultan (skill set) guna penempatan dan penugasan konsultan (project assignment). Terdapat beberapa permasalahan dalam penilaian dan penerapan kompetensi di PTMI.
Permasalahan dapat diminimalkan dengan menerapkan beberapa saran seperti memperbaiki instrumen penilaian, membuat sistem dan prosedur baku, dijelaskan maksud dan tujuan pen ilaian, penilai diberikan pelatihan, kedua belah pihak harus meningkatkan kualitas hubungan dan kualitas komunikasi, adanya komitmen dari project manager untuk menerapkan kompetensi, adanya dukungan dari manajemen puncak, adanya monitoring terhadap pelaksanaan program dan adanya evaluasi setelah implementasi pertama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Suryawati Endaningsih
"Dalam Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 pasal 29 menyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki STR sesuai sertifikat kompetensi yang dimiliki. STR berlaku lima (5) tahun. Jika sampai masa berlaku STR habis dokter atau dokter gigi tidak melakukan registrasi ulang, akan kehilangan kewenangan untuk melakukan praktik kedokteran. Sanksi bagi yang menjalankan praktik dengan sengaja tanpa STR dan surat ijin adalah denda maksimal Rp 100 juta ( pasal 75). Hasil pencapaian registrasi ulang belum 100%.
Penelitian ini ditujukan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan dan analisis untuk menyusun rekomendasi (analysis of policy dan analysis for policy) registrasi ulang dokter dan dokter gigi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk analisis data digunakan model content analisis diolah dengan pendekatan model Patton Savicky dengan kriteria boulton disajikan berdasarkan analysis of policy dan analisis for policy sebagai rekomendasi.
Hasil penelitian menemukan bahwa dokter dan dokter gigi kurang bersedia melakukan registrasi ulang karena : alur sertifikasi kompetensi untuk persyaratan registrasi ulang terlalu panjang, pemenuhan persyaratan terlalu sulit, pengisian borang borang terlalu banyak, pengumpulan SKP untuk memperoleh sertifikat kompetensi bagi registrasi ulang kurang menilai kompetensi (skill) lebih untuk menilai administrasi, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi membutuhkan biaya dan hanya untuk peningkatan pengetahuan (knowledge) bukan untuk meningkatkan keterampilan (skill), proses penerbitan sertifikat kompetensi dan STR ulang menjadi terlalu lama.Kesimpulannya, implementasi kebijakan registrasi ulang dokter dan dokter gigi kurang efektif pelaksanaannya karena dipengaruhi oleh peraturan itu sendiri, upaya dokter atau dokter gigi, institusi yang melaksanakan kebijakan serta kondisi lingkungan.
Peneliti menyarankan agar mengembangkan sistem registrasi, meningkatkan komitmen, meningkatkan otoritas KKI, meningkatkan resources, meningkatkan pemahaman dan kesepakatan terhadap tujuan dan stakeholder agar meningkatkan pembinaan dan pengawasan.

According to the Law Number 29 in 2004 article 29 States that every doctors and dentists who conduct medical practices in Indonesia must have a certificate of competence in accordance STR owned .STR is expired after five (5) years. If until the expiration date of STR, doctor and dentist do not apply for the re-registration, so doctors or dentists will loss their authority to conduct medical practices. The consequence for doctors and dentists who running practice without STR and licence intentionally is a fine of up to Rp 100 million (article 75). The achievements of re-registration have not been 100% yet.
This study aimed to analysis the policy and analysis to make recomendations for reregistration policy of doctors and dentists in Indonesia. This study used qualitative approach and for data analysis using the content analysis model, prepared by "Patton Savicky model approach with Boulton criteria based on the analysis of policy and analysis for policy as a recommendation.
The study has found that doctors and dentists are less willingness to be registered as the competencies certification flow for the reregistration are too long, too difficult STR making requirements, too many forms must be fulfilled, the SKP activity colllecting to have competence certificate for the reregistration is not to assess the competencies (skills) but to assess the administration, education and training organized by professional organizations to expensive and only for knowledge increase, not for the skills the,and the waiting time for STR publishing is too long. To sum up, the implementation of the re-registration policies of doctors and dentists have not performed well because it was influenced by the re-registration policy and efforts of the doctors and dentists and institutions in implementing the policy and environmental circumstance.
Researchers suggests to develop a registration system, to increase the commitment, to improve KKI authority, increase resources, to increase the understanding and agreement on goals and stakeholders in order to improve the guidance and supervision
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dely Ismaya
"Penelitian ini membahas tentang kompetensi pustakawan layanan rujukan serta bagaimana kompetensi tersebut mendukung fungsi yang dilakukan oleh pustakawan layanan rujukan di Pustaka Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi apa saja yang dimiliki oleh pustakawan layanan rujukan serta mengidentifikasi fungsi yang telah dilakukan pustakawan dalam pengelolaan layanan rujukan di Pustaka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan layanan rujukan di Pustaka memiliki kompetensi yang sesuai berdasarkan kompetensi pustakawan rujukan dari RUSA. Kompetensi yang dimiliki tersebut mendukung terlaksananya fungsi pustakawan layanan rujukan di Pustaka.

This research discusses the competence of reference librarians as well as how those competencies support the functions performed by reference librarians in Pustaka Bogor. This study aims to describe the competencies of all reference librarians and identify the functions that librarians have done in the management of reference services in Pustaka. This research is a qualitative research with descriptive method.
The result of this study indicates that the reference librarians in Pustaka have appropriate competencies based on the competence of reference librarians from RUSA. The competence owned support the implementation of reference librarians function in Pustaka.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Raja, Edward
"Salah satu tujauan uji kompetensi adalah mewujudkan Sumber daya manusia kesehatan yang unggul, kompetitif serta mampu berdaya saing. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berkomitmen agar Pelaksanaan uji Kompetensi teknis jabatan fungsional dilaksanakan dengan konsisten dan berkelanjutan selaras dengan kebijakan yang sudah diamanatkan oleh Undang-Undang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan pelaksanaan Uji Komptensi teknis jabatan fungsional kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta keselarasannya dengan kebijakan pemangku kepentingan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian menggunakan Model implementasi kebijakan George C. Edward III dengan menggunakan 4 variabel yang digunakan yaitu komunikasi, Sumberdaya, Disposisi dan Srtuktur Birokrasi. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada informan dan menggunakan telaah dokumen. Informan penelitian adalah Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta dan para tim Penguji Uji Kompetensi dari berbagai rumpun jabatan Funsgional. Penelitian dilakukan bulan April hingga Mei-Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pelaksanaan uji kompetensi teknis jabatan fungsional kesehatan sudah berjalan namun pada pelaksanaan kebijakan ditemukan beberapa ketidaksesuaian yaitu belum semua jenis jabatan fungsional kesehatan yang sudah melaksanakan uji kompetensi. Pada variabel Komunikasi khususnya pada sub variabel transmisi terlihat bahwa proses sosialisasi masih kurang sehingga berdampak pada kurangnya antusiasme dan pemahaman para pemangku jabatan fungsional terhadap pelaksanaan uji kompetensi. Pada variabel Sumber Daya yaitu pada sub variabel Sumber daya manusia dan fasilitas ditemukan bahwa masih sedikitnya jumlah para tim penguji uji kompetensi yang memiliki sertifikat uji komptensi dan dari segi fasilitas juga masih ditemukan kekurangan terkait tempat dilaksanakannya uji kompetensi dan sarana prasarana yang tersedia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan uji kompetensi belum selaras dengan amanah Undang-Undang yaitu belum semua tenaga kesehatan melaksanakan uji kompetensi.

One of the objectives of the competency test is to create superior, competitive and competitive health human resources. The DKI Jakarta Provincial Health Office is committed that the implementation of the technical competency test for functional positions is carried out consistently and sustainably in line with the policies mandated by law. This study aims to analyze the implementation of the policy implementation of the technical competency test for health functional positions at the DKI Jakarta Provincial Health Office and its alignment with stakeholder policies. This research is a qualitative research with research design using George C. Edward III's policy implementation model using 4 variables, namely communication, resources, disposition and bureaucratic structure. Data collection was carried out through in-depth interviews with informants and using document analysis. Research informants are the Ministry of Health, the Jakarta Provincial Health Office and the Competency Test Examiners team from various functional positions. The study was conducted from April to May-June 2022. The results showed that the implementation of the policy for implementing the technical competency test for health functional positions had been running, but in the implementation of the policy several discrepancies were found, namely not all types of health functional positions had carried out the competency test. In the Communication variable, especially in the transmission sub-variable, it can be seen that the socialization process is still lacking so that it has an impact on the lack of enthusiasm and understanding of functional office holders for the implementation of the competency test. In the Resources variable, namely in the Human Resources and facilities sub-variable, it was found that there were still a small number of competency test examiners who had competency test certificates and in terms of facilities, deficiencies were also found regarding the place where the competency test was carried out and the available infrastructure. The results of this study indicate that the implementation of the competency test policy has not been in line with the mandate of the Act, namely not all health workers have carried out the competency test"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hakim
"Penelitian ini berangkat dari ketertarikan penulis terhadap tesis Max Weber ?The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism? dan Clifford Geerlz dalam bukunya "Penjajah dan Raja? yang keduanya memperlihatkan adanya hubungan antara ajaran agama dengan prilaku ekonomi. Weber dan Geertz dalam kajiannya itu menunjukkan bahwa etika agama yang memberikan spirit pada prilaku ekonomi adalah agama yang bercorak progresif/reformatoris, bukan yang pasif dan tradisional. Dari pernyataan itu, peneliti mempertanyakan apakah betul anggapan selama ini bahwa lembaga tarekat merupakan paham tradisional yang tidak mendorong penganutnya untuk memiliki semangat produktif di bidang ekonomi, tarekat dianggap hanya membawa penganutnya ke ekapisme, melarikan diri dari dunia, mengatakan diri dari kebutuhan dunia dan membangun jalan kemunduran umat. Semua pandangan tersebut berubah ketika peneliti tidak menemukan relevansinya dalam kasus kehidupan komunitas tarekat Asy-syahadatain di desa Gebang Kulon.
Komunitas tarekat Asy-syahadatain yang menjadi fokus penelitian ini, merupakan agen sosialisasi nilai yang dianut para pengikutnya. Karena itu, kepribadian, sikap dan etos kerja penganut tarekat ini merupakan realisasi dari sistem nilai ketarekatannya. Sebagaimana dikatakan Geertz bahwa etos yang dimiliki seseorang tidak bisa lepas sistem nilai dan pandangan hidup yang dianutnya.
Secara metodologis peneiitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan yang menempatkan pandangan peneliti terhadap sesuatu yang diteliti secara subyektif, dalam arti peneliti sangat menghargai dan memperhatikan pandangan subyektif setiap subyek yang ditelitinya. Pendekatan kualitatif selalu berusaha memahami pemaknaan individu (subjective meaning) dari subyek yang ditelitinya. Pengumpulan bahan dilakukan dengan tiga metode, kajian literatur (literature review), wawancara mendalam (indept interview) dan pengamatan (observation). Hasil data yang terkumpul kemudian dideskripsikan dan dianalisa.
Dari penelitian ini diperoleh gambaran bahwa etos kerja pengikut tarekat Asysyahadatain berbeda antara pengikut satu dengan pengikut yang Iainnya, yakni ada yang memiliki etos kerja tinggi dan etos kerja rendah. Begitu juga dengan mata pencaharian dan pekerjaan yang bervariatif. Ini menandakan bahwa mereka adalah sebuah komunitas yang beragam status sosial maupun status ekonominya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kepribadian dan tinggi rendahnya etos kerja pengikut tarekat Asy-syahadatain, yaitu pengaruh dari ajaran tarekat itu sendiri dan beberapa faktor pendukung lainnya. Daya serap mereka terhadap ajaran tarekat dan ritual keagamaan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang dan etos kerjanya. Etos kerja pengikut tarekat Asysyahadatain selain pengaruh ajaran tarekat yang menjadi landasam moral, juga didukung adanya pengaruh lain seperti kebutuhan hidup, penguasaan terhadap aset produksi dan penguasaan terhadap pemasaran.
Para ilmuan sosial sepakat bahwa etos atau sikap bekerja yang diperlukan dalam pembangunan adalah sikap bekerja yang bersifat rasional, seperti bekerja keras, memperhitungkan, inovatif, kejujuran, hemat dan kemandirian. Perbedaan etas kerja yang dimiliki penganut tarekat Asy-syahadatain ini, dapat dilihat atau diukur dengan melalui sikap bekerja diatas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga tarekat cenderung febih berhasil pada sosialisasi sikap kejujuran, hemat dan kemandirian yang dimiliki oleh penganut tarekat yang memiliki etos kerja tinggi maupun etos kerja rendah. Sedangkan sikap kerja keras, memperhitungkan, dan inovatif Iebih ditentukan oleh jenis usaha pekerjaan, penguasaan terhadap aset produksi, penguasaan terhadap pemasaran dan pemenuhan kebutuhan hidup.
Sejalan dengan temuan Weber ketika meneliti sekte Calvinis, penelitian ini juga menemukan fakta bahwa ajaran tarekat Asy-syahadatain yang dipahami oleh para pemeluknya temyata berdampak pula pada pemahaman yang progresif dan mengarah pada kemajuan dalam bidang ekonomi. Sedangkan prilaku asketis yang mengacu pada hidup menyendiri, mengasingkan atau mengisolasi diri tidak dipraktekan dalam kehidupan dan ritual keagamaan mereka. Inilah yang mungkin secara tepat dilukiskan oleh Weber sebagai inner wordy asceticism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Nurhasanah
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan ( Poltekkes Kemenkes ) Jakarta III tahun 2011. Penelitan ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian ini terdiri dari, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan (Kapusdiklatnakes, Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Ketua Jurusan Keperawatan , Ketua Program Studi Keperawatan kimia 17, Ketua Program Studi Keperawatan Anestesi, Ketua Program Studi Keperawatan Persahabatan, Dosen 3 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III dan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pada aspek kontek, komitmen manajemen dan jajarannya dalam melaksanakan KBK terlihat bersungguh-sungguh, dibuktikan dengan tekad yang kuat dan semangat dalam menjalankan Kurikulum Berbasis Kompetensi melalui menjalin komunikasi yang terbuka, mengadakan pelatihan-pelatihan, workshop, perhatian terhadap aspek input berupa pemenuhan kebutuhan dari manajemen pelaksana, berupa sarana prasarana, walaupun belum seperti yang diharapkan. Proses pelaksanaan yang direspon positif oleh dosen dan mahasiswa dengan dibuktikan semangat dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar juga stakeholder dibuktikan dengan respon terhadap produk yang dihasilkan dengan menjadikan lulusan sebagai karyawannya dan tingkat keberhasilan dalam mengikuti evaluasi semester dengan nilai tertinggi sempurna = 4 oleh mahasiswa dari tingkat III Program Studi Persahabatan dan terendah = 3.41 dari Program Studi Keperawatan Kimia 17 dan Keperawatan Anestesi.

This thesis discusses the implementation of Competency Based Curriculum (CBC) in the Department of Health Ministry of Health Nursing Polytechnic (Polytechnic Kemenkes) Jakarta III in 2011. This is a qualitative research study with a phenomenological approach. This study sample consisted of, Head of Education and Training of Health Workers (Kapusdiklatnakes, Director of the polytechnic Kemenkes Jakarta III. Chairman of the Department of Nursing, Chief Nursing Studies Programme chemistry 17, Chairman of the Anesthesia Nursing Program, Chairman of the Friendship of Nursing Studies Programme, Department of Nursing Polytechnic lecturer 3 Kemenkes Jakarta III and Student Programs Nursing Polytechnic Kemenkes Jakarta III.
The study states that the aspect of context, the commitment of management and staff in implementing the CBC looks serious, as evidenced by a strong determination and zeal in carrying through the Competency-Based Curriculum to establish open communication, conduct trainings, workshops, attention to aspects of the input needs of executive management, in the form of infrastructure, although not as expected. the process of implementing a positive response by faculty and students with a demonstrated passion for teaching and learning activities are also stakeholders evidenced by response to the products produced by making the graduates as employees and the level of success in following the evaluation of the semester with the highest value of perfect = 4 by students from level III Friendship Studies Program and the lowest = 3.41 of Nursing Studies Program of Chemistry 17 and Nursing Anesthesia.
"
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mengembangkan model Link and Match dengan pendekatan Competency Based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Research and Development. Studi pengembangan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: (1) Studi pendahuluan, (2) Pengembangan Model, dan (3) Uji validasi model. Pada tahap studi pendahuluan, meliputi kegiatan: (a) Studi literatur, (b) Identifikasi karakteristik kompetensi kerja keahlian Tata Graha, (c) Telaah pembelajaran Tata Graha di SMK. Tahap pengembangan model, meliputi kegiatan: (a) Merancang desain model link and match dengan pendekatan Competency Based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK, (b) Mengembangkan program pembelajaran Housekeeping, (c) Uji coba desain model. Pada tahap uji validasi model meliputi kegiatan: (a) Mengimplementasikan model, (b) Mengukur dampak penggunaan model terhadap capaian kompetensi peserta didik pada keahlian Tata Graha di SMK. Subjek penelitian terdiri dari peserta didik dan guru pengampu mata pelajaran Tata Graha di SMK. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara, observasi dan penilaian hasil belajar. Sesuai dengan tahapan penelitian, maka dihasilkan luaran sebagai berikut: (1) Model Link and Match dengan pendekatan Competency Based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK, (2) Program pembelajaran Housekeeping di SMK kompetensi keahlian Akomodasi Perhotelan."
JURPEND 15:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>