Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187009 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debia Nur Epita
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara Psychological Well-being dan kepuasan kerja pada PNS Organisasi Pemerintahan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Pengukuran Psychological Wellbeing menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well Being dan pengukuran kepuasan kerja menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). Responden dalam penelitian ini berjumlah 141 PNS dari sembilan kantor pemerintahan di Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological well-being dan kepuasan kerja pada PNS Organisasi Pemerintahan (r = 0.283; p = 0.001, signifikan pada L.o.S 0.05). Hasil tersebut dapat diartikan, semakin tinggi tingkat psychological well-being maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja PNS Organisasi Pemerintahan.

This research was conducted to find the correlation between psychological wellbeing and job satisfaction among civil servant. This research is using quantitative approach by collecting data through questionnaires. Psychological well-being was measured by instrument named Ryff’s Psychological Well Being Scale, which is adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. Job satisfaction was measured by instrument named Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). The participants of this research are 141 civil servants from nine government offices in Yogyakarta.
The main result of this study show that psychological well-being positively correlated significantly with job satisfaction (r= 0.283; p = 0.001, significant at L.o.S 0.05). Intepretation from the result is, higher psychological well-being, the higher job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Dwi Istiandieni
"Perasaan aman atas kepastian kerja merupakan hal yang diinginkan oleh banyak orang, terutama para pekerja. Tetapi bagaimana jika pekerja tidak memiliki keberdayaan atas kepastian kerja yang diinginkannya sedangkan mereka memiliki ketergantungan atas pekerjaan tersebut, tentu hal ini akan dapat menggangu keberlangsungan kehidupan pribadi dan pekerjaan tentu hal ini akan menyebabkan berbagai macam hal seperti kelelahan emosional yang berujung pada ketidakpuasan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari job insecurity terhadap job satisfaction, psychological well-being dan organizational commitment yang dimana hubungannya akan dimoderasi oleh job dependence. Data penelitian diperoleh dari 302 karyawan perusahaan yang berdomisili di Jabodetabek melalui kuesioner yang disebar secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job insecurity memiliki pengaruh negatif terhadap job satisfaction, psychological well being, dan organizational commitment. Ditemukan pula bahwa job dependence tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction, psychological well being, dan organizational commitment.

Feeling secure about work certainty is what many people want, especially workers. But what if workers do not have the empowerment of the certainty of work they want while they have dependency on the work, of course this will be able to interfere with the continuity of personal and work life, of course this will cause various things such as emotional exhaustion that results in job dissatisfaction. This study aims to determine the effect of job insecurity on job satisfaction, psychological well-being and organizational commitment in which the relationship will be moderated by job dependence. The research data was obtained from 302 company employees who live in Greater Jakarta through questionnaires distributed online. The results showed that job insecurity had a negative influence on job satisfaction, psychological well-being, and organizational commitment. It was also found that job dependence did not significantly influence job satisfaction, psychological well-being, and organizational commitment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vira Setya Prayogo
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological capital dan kepuasan kerja pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (Luthans, et al., 2007a) dan pengkuran kepuasan kerja menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 177 perawat yang bekerja di rumah sakit X. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dan kepuasan kerja pada perawat (r = 0.299; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Hasil tersebut dapat diartikan, semakin tinggi tingkat psychological capital maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja perawat.

This research was conducted to find the correlation between psychological capital and job satisfaction among nurse. Psychological capital was measured by instrument named pyschological capital questionnaire (Luthans, et al., 2007a) and job satisfaction was measured by instrument named job satisfaction surevy (Spector, 1994). The Participants of this research are 177 nurses. The main result of this study show that psychological capital positively coralated significantly with job satisfaction (r = 0.299; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). Intepretation from the result is , more higher psychological capital, the higher showing job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aretha Krishnamurti
"Studi ini dilakukan untuk meneliti tentang peran kepuasan kerja sebagai mediator dalam hubungan antara iklim psikologis terhadap komitmen organisasi. Penelitian ini melibatkan responden dari 328 dosen yang bekerja pada beberapa institusi pendidikan tinggi di Jakarta, Tangerang, Padang, Jimbaran dan Denpasar. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (1) komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Seniati dan Yulianto (2010) berlandaskan teori Allen dan Meyer (1997), (2) kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Seniati dan Yulianto (2010) berlandaskan teori Spector (1997), dan (3) iklim psikologis yang dikembangkan oleh Brown dan Leigh (1996) berlandaskan teori Kahn (1990).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara iklim psikologis dan kepuasan kerja (β = 0,84, p < 0,05), dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi (β = 0,47, p < 0,05). Kemudian, penelitian ini juga menemukan pengaruh iklim psikologis terhadap komitmen organisasi pada dosen di perguruan tinggi dapat muncul melalui kepuasan kerja (β = 0,23, p < 0,05). Mengacu pada penelitian, peneliti menyarankan agar perguruan tinggi dapat menciptakan kondisi iklim psikologis yang lebih baik untuk meningkatkan komitmen organisasi pada dosen.

This study was conducted to find the role of job satisfaction as a partial mediator in the relationship between psychological climate and organizational commitment. This study included respondents from 328 lecturers who work in the various higher education institutions. The measurement used in this study were: (1) organizational commitment by Seniati and Yulianto (2010), which was based on Allen and Meyer (1997), (2) psychological climate by Brown and Leigh, which was based on Kahn (1990), and job satisfaction by Seniati and Yulianto (2010), which was based on Spector (1997).
The result of this study showed that there is a significant positive effect of psychological climate on job satisfaction (β = 0,84, p < 0,05) and job satisfaction on organizational commitment (β = 0,47, p < 0,05). Further, this finding also described that the influence of psychological climate on organizational commitment can occur through job satisfaction in higher education institution (β =0,23, p < 0,05). From this finding, we can encourage the higher education institutions to enhance the level of job satisfaction and organizational commitment by creating a greater psychological climate.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ldia Elizabeth
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubngan antara pelanggaran kontrak psikologis menurut perawat dengan intention to quit dan kepuasan kerja perawat rumah sakit x. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dan melibatkan 61 perawat sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengmpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari kuesioner pelanggaran kotrak psikologis, intention to quit dankepuasan kerja. Analisis data menggunakan uji chi-square dan hasil penelitian menunjukanbahwa kepuasan kerja dalam aspek pengawasan memiliki hubungan dengan intention to quit. Dari penelitian ini disarankan agar mengupayakan komunikasi lebih lanjut antara pihak Rumah Sakit X dan perawat mengenai aspek-aspek kontrak psikologis terutama yang dianggap masih kurang agar terbentuk kepuasan kerja dan menurunkan niat untuk berhenti perawat.

This study aims to determine the relationship between psychological contract breach according to nurse, intention to quit and nurse; job satisfication in X Hospital 2011. This study uses a quantitative approach with cross sectional design and involved 61 nurses as respondents. Instrumens used in data collection is a questionnaire consisting of psychological contract breach, intention to quit and job satisfication in terms of rewards and promotional opportunities have a relationship with psychological contract breach. In addition, rewards and supervision aspects of job satisfication have a relationship with intention to quit. It is suggested to seek further communication between X Hospital and nurses about psychological contract aspects that are considered primarily is still lacking so that it can improve nurses' job satisfication and lower intentions to quit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29506
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Rivaldi Jaya Nugraha
"ABSTRAK
Tingkat pergantian pegawai yang tinggi pada sebuah perusahaan bisa menyebabkan dampak negatif pada perusahaan tersebut seperti menurunnya tingkat produktivitas. Perusahaan akan mencoba untuk meminimalisir tingkat pergantian pegawai sebaik mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki dampak dari Psychological Capital terhadap turnover intention pegawai. Melalui metode kuantitatif, penelitian ini menggunakan sampel dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang telekomunikasi. Untuk memberikan hasil yang representatif, pengambilan sampel menggunakan stratified sampling dan pengolahan data menggunakan SPSS dengan tambahan makro Process V 3.3 oleh Hayes. Hasil dari 257 sampel penelitian ini adalah PsyCap berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketiga variabel mediasi yaitu Job satisfaction, Work engagementdan psychological well-being. Selain itu, Terdapat efek mediasi dari PsyCap terhadap turnover intention melalui Job satisfaction, Work engagementdan psychological well-being.

ABSTRACT
A high level of employee turnover in the company might cause negativity in this company such as decreasing productivity and might take a toll on financial budget. Companies will strive to minimize the level of voluntary employee turnover where possible. PsyCap was explored in many researches related to turnover intention and was positively proven. This study aims to investigate the effects of Psychological Capital (PsyCap on employee turnover intention through three mediating variables. Quantitative methods were used, and this study extracted 257 samples from State-Owned Enterprises (BUMN) engaged in telecommunications in Indonesia. In order to better represent the company as a whole, stratified sampling was used. SPSS software was used to process the data with Process V 3.0 macro as an addition. The results of this study revealed positive & significant relationship of PsyCap towards mediating variables and significant & negative relationship between mediating variables and turnover intention. In addition, there is evidence of mediating effects of PsyCap towards turnover intention through Job satisfaction, Work engagementand psychological well-being.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedek Primadana Nazara
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan etis terhadap kesejahteraan karyawan dan kepuasan hidup dengan kepuasan kerja sebagai faktor mediasi yang diperoleh karyawan yang bekerja di DKI Jakarta sebagai sampel penelitian. Subjek penelitian menggunakan 210 responden yang bekerja di DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diolah dengan menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling). Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa keberadaan kepemimpinan etis berpengaruh positif tidak langsung terhadap kesejahteraan karyawan dan kepuasan hidup yang diperoleh karyawan, dan kepuasan kerja merupakan faktor penghubung / mediasi antara kepemimpinan etis dengan kesejahteraan karyawan dan kepuasan hidup yang diperoleh. oleh karyawan tersebut.
ABSTRACT
This thesis aims to determine the effect of ethical leadership on employee welfare and life satisfaction with job satisfaction as a mediating factor obtained by employees who work in DKI Jakarta as the research sample. The research subjects used 210 respondents who worked in DKI Jakarta. Data were collected using a questionnaire and processed using the SEM (Structural Equation Modeling) method. From the results of this study it was found that the existence of ethical leadership has an indirect positive effect on employee welfare and life satisfaction obtained by employees, and job satisfaction is a mediating factor between ethical leadership and employee welfare and life satisfaction obtained. by these employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurul Kurniasih
"Persaingan bisnis di sektor keuangan meningkat seiring dengan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi dan krisis global. Keterikatan kerja dan kepuasan kerja karyawan menjadi salah satu variabel penting yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan guna memenangkan persaingan bisnis. Skripsi ini membahas hubungan antara keterikatan kerja dan kepuasan kerja karyawan di PT. PG Asset Management. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keterikatan kerja dan kepuasan kerja karyawan PT. PG Asset Management.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Data dikumpulkan melalui survei dengan teknik total sampling pada seluruh karyawan tetap yang memiliki lama kerja minimal satu tahun di PT. PG Asset Management. Responden penelitian berjumlah 36 karyawan.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa keterikatan kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan, serta memiliki kekuatan hubungan yang erat dengan kepuasan kerja.

Competition in the financial sector has increased. Work engagement and job satisfaction become an important variable that can be used by organizations to win the business competition. This research has a purpose to analyze the relationship between work engagement and job satisfaction among employees in PT. PG Asset Management. Unlike previous studies, this study only focused on analyzing the relationship between work engagement and job satisfaction without involving the intermediate variables.
This research is a quantitative research and the data consists of a questionnaire study, litelatur’s review, and interviews with relevant respondents. The data were collected by means of survey with total sampling technique to all of permanent employee who have worked for minimum of one year in PT. PG Asset Management.
The result of this research shows that there was a significant and positive relationship between work engagement and job satisfaction among employees in PT. PG Asset Management. The strength of the relationship between this two variables is classified as "strong" based on Criteria of Correlation Coefficient Guildford (Guilford's Emprirical Rule).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ratna Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari pemberdayaan struktural dan pemberdayaan psikologikal terhadap keinginan berpindah kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi pada mahasiswa MM UNJ yang sudah bekerja. Data penelitian ini diambil dari 164 responden yang berstatus sebagai mahasiswa di MM UNJ dan sedang bekerja. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan struktural memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keinginan berpindah kerja. Pemberdayaan psikologikal memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keinginan berpindah kerja. Pemberdayaan struktural juga secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Begitu pula dengan pemberdayaan psikologikal secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja juga secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keinginan berpindah. Selain itu kepuasan kerja juga memediasi pengaruh pemberdayaan struktural terhadap keinginan berpindah kerja dan pengaruh pemberdayaan psikologikal terhadap keinginan berpindah kerja.

Generally, the aim of this research are to find out the influence of structural and psychological empowerment toward turnover intentions with job satisfaction as mediating variable of workers among MM UNJ student. Object of this research are MM UNJ?s students who also a worker which have the number of samples 164 people. Data analysis is conducted by using regression analysis. The results of the testing of hypotheses show negative influence of structural empowerment toward turnover intentions, negative influence of psychological empowerment toward turnover intentions, positive influence of structural empowerment toward job satisfaction, positive influence of psychological empowerment toward job satisfaction, negative influence of job satisfaction toward turnover intentions. Job satisfaction is also mediated the influence of structural empowerment toward turnover intentions and the influence of psychological empowerment toward turnover intentions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Rahayu
"Dalam mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, seorang karyawan harus memiliki followership yang baik. Hal tersebut akan mengarah pada meningkatnya kepuasan kerja yang dimiliki karyawan. Followership merupakan suatu kapasitas dan keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu dengan tujuan untuk berpartisipasi dalam memenuhi tujuan bersama (Kelley, 1992). Followership terdiri dari dua dimensi yaitu independent critical thinking dan active engagement. Sedangkan kepuasan kerja didefinisikan sebagai keseluruhan perasaan terhadap pekerjaan dan hubungannya dengan aspek-aspek dari pekerjaan (Spector, 1997). Aspek-aspek tersebut dapat dilihat dari sisi intrinsik dan ekstrinsik.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Followership Questionnaire (Kelley, 1992) yang telah dimodifikasi dan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) yang berasal dari Weiss, Dawis, England dan Lofquist (1967). Penelitian ini melibatkan 131 karyawan sebagai responden dengan menggunakan teknik accidental sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara followership dan kepuasan kerja pada karyawan (r = 0.382; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Hasil tersebut dapat diartikan, semakin tinggi tingkat followership maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian, salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan followership mereka.

To achieve the company’s goal, employees must have good followership. This will lead to increased employee job satisfaction. Followership is the capacity and the desire to perform a particular behavior in order to participate in common goals (Kelley, 1992). Followership consists of two dimensions, namely independent critical thinking and active engagement. While job satisfaction is defined as the overall feeling of the work and its relation to aspects of the job (Spector, 1997). These aspects can be seen from the intrinsic and extrinsic.
Instruments that used in this study are Followership Questionnaire developed (Kelley, 1992) that has been modified and Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) developed by Weiss, Dawis, England and Lofquist (1967). This study involved 131 employees as respondents using accidental sampling technique.
The result of this study show that there is a significant positive relationship between followership and job satisfaction on employees (r = 0382, p = 0.000, significant at LoS 0.01). This results can be interpreted as the higher followership, the higher job satisfaction that employees have. Thus, one of the efforts that the company can do to improve employee job satisfaction is by also increasing their followership.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>