Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ai Irmayati
"Tempat yang ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi persalinan, minimal di Puskesmas PONED (pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar ). Puskesmas Bojong Rawalumbu adalah salah satu dari 7 Puskesmas Poned di Kota Bekasi, namun hasil capaiannya masih sangat rendah. Pada tahun 2011, dari 1535 ibu yang bersalin di pelayanan kesehatan, hanya 20 orang ibu yang memanfaatkan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan instrumen kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster sampling dengan jumlah sampel 103 ibu yang yang bersalin pada januari- desember 2012 di wilayah kelurahan Bojong Rawalumbu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 19,4% responden yang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu . Dari analisis bivariat dengan CI 95 % dan pvalue <0,05 didapatkan variable sikap, biaya persalinan, keterpaparan informasi serta dukungan keluarga, tokoh masyarakat, teman dan tetangga menunjukkan hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.
Dari penelitian ini disarankan agar puskesmas Bojong Rawalumbu meningkatkan promosi melalui media cetak dan meningkatkan penyuluhan tentang persalinan yang aman pada ibu hamil dan keluarganya dengan melibatkan tokoh masyarakat dan kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan masarakat.

The ideal place for childbirth service is well equipped health facilities and health workers that are ready to help if complications of childbirth happen at anytime, at least in PONED (basic emergency obstetric and neonatal service) Health Center. Bojong Rawalumbu Health Center is one of the 7 PONED Health Centers in Bekasi, but the result of its performance is still very low. In 2011, from 1535 mothers who gave birth at health care, only 20 mothers who use the maternity service in Bojong Rawalumbu Health Center.
The purpose of this study is to determine the utilization of maternity service at Bojong Rawalumbu health center and the factors that influenced it. The research design used was a cross sectional and questionnaire as the instrument. The sample collection method is cluster sampling that was taken from 103 mothers who gave birth on January to December 2012 in Bojong Rawalumbu area.
This study showed that only 19.4% of respondents who use the maternity service at Bojong Rawalumbu health center. From bivariate analysis with 95% CI and p values <0.05, we found attitudes variable, maternity service costs, exposure information and the support from family, community leaders, friends and neighbors that showed significant association with the utilization of maternity service at Bojong Rawalumbu health center.
This study recommends Bojong Rawalumbu health center to improve promotional information through printed media and to increase education about safe childbirth for pregnant women and their families by involving community leaders and kaderposyandu to improve publik knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Ayu Permatasari
"Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Menurut data profil UPTD Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi (2011) Cakupan K1 sebesar 96,8% masih dibawah target standar pelayanan minimum (SPM) yang mengikuti Millenium Development Goal (MDG’s) sebesar 97% dan cakupan K4 sebesar 85,2% masih di bawah target standar pelayanan minimum (SPM) yang mengikuti Millenium Development Goal (MDG’s) sebesar 95%.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan kunjungan pelayanan antenatal care (ANC) dengan jumlah sampel 100 ibu hamil trimester III yang melakukan kunjungan antenatal mulai tanggal 1 November sampai 13 Desember tahun 2012. Pengambilan sampel secara simple random sampling dan data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Pondok Gede yang melakukan kunjungan pelayanan antenatal dengan baik sebanyak 72% dan terdapat 3 variabel yang terbukti bermakna secara statistik dengan variabel dependen yaitu variabel pengetahuan (OR:0,250; 95%CI:0,1-0,627), pendidikan (OR:3,5; 95%CI:1,386-8,835) dan dukungan keluarga (OR:0,147; 95%CI:0,040-0,539).

Antenatal care is health service by health staff to mother during her gestation, it carried out in accordance with the antenatal care standard. According to profile data at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town (2011) the coverage of K1 is 96,8%, which is still under the target Development Goal (MDG’s) is 97% and the coverage of K4 is 85,2%, which is still under the target Development Goal (MDG’s) is 95%.
This research was descriptive by design cross sectional. The research aimed to know distribution of factors associate with utilization of antenatal care visit for pregnant women at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town in 2012. A hundred the 3rd trimester pregnant women from 1st November until 13rd December 2012. Randomly selected as sample of this research who attend to Maternal and Child Health Clinic at the Health Center Pondok Gede. Data collected using questionnaries.
The result of this research showed the 3rd trimester pregnant women at the Health Center Pondok Gede, Bekasi Town visited antenatal care well is 72%, and only three variables were statistically significant with the dependent variables which are knowledge (OR:0,250; 95%CI:0,1-0,627), education (OR:3,5; 95%CI:1,386-8,835), and family support (OR:0,147; 95%CI:0,040-0,539).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yuniari
"Kewaspadaan universal dipandang sangat strategis untuk mengendalikan infeksi HIV/AIDS di sarana pelayanan kesehatan (Depkes, 2010). Berdasarkan wawancara dan observasi penulis pada 10 bidan di Kabupaten Badung, penulis menemukan bahwa 80% bidan belum menerapkan kewaspadaan universal dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penerapan kewaspadaan universal pada pertolongan persalinan oleh bidan di puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada tahun 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, dengan sampel adalah bidan yang melaksanakan persalinan yang berjumlah 86 orang. Data dianalisis dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga α = 5%.
Hasil penelitian didapatkan proporsi responden yang berperilaku menerapkan kewaspadaan universal dengan baik pada saat pertolongan persalinan adalah sebesar 18,6%, ada hubungan antara faktor predisposisi yaitu pengetahuan (p=0,000,OR=20,40) dan sikap (p = 0,000, OR = 21,207), faktor pemungkin yaitu ketersediaan sarana prasarana (p=0,000) terhadap perilaku penerapan kewaspadaan universal.
Dari penelitian ini disarankan untuk melakukan refreshing training, melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana, dibuat kebijakan kewaspadaan universal yang disosialisasikan pada seluruh tenaga kesehatan serta selanjutnya dilaksanakan pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas dalam penerapan kewaspadaan universal.

Universal precautions is deemed strategic for the control of HIV / AIDS in health care facilities (MOH, 2010). Based on interviews and observations of the author on 10 midwives in Badung regency, the authors found that 80% of midwives have not implemented universal precautions as well.
This study aims to determine the factors associated with the behavior of the application of universal precautions to help labor by a midwife at the health center working area Badung Health Agency in 2012.
The study was a quantitative study with cross sectional design, the sample is a midwife who perform labor, amounting to 86 people. Data were analyzed with chi square test with 95% confidence level so that α = 5%.
The study found the proportion of respondents that is behaving properly implement universal precautions at the time of delivery assistance amounted to 18.6%, there is a relationship between predisposing factors, namely knowledge (p = 0.000, OR = 20.40) and attitude (p = 0.000, OR = 21.207), enabling factors, namely the availability of infrastructure facilities (p = 0.000) on the behavior of the application of universal precautions.
From this study it is advisable to conduct refresher training, complete amenities, facilities and infrastructure, created a policy that promoted universal precautions in all health personnel and subsequently conducted surveillance and sanctions in the strict application of universal precautions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dwi Indriati
"Rendahnya pemanfaatan pelayanan bersalin di Puskesmas PONED, pemerintah berupaya agar semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain crossectional, dengan hasil sebesar 79.6% tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk bersalin. Faktor yang berhubungan dalam penelitian ini adalah budaya bersalin di rumah, akses, frekuensi pemeriksaan kehamilan dan fasilitas fisik.
Budaya melahirkan di rumah dan akses yang sulit akan mempengaruhi cakupan dalam pelayanan bersalin, oleh karena itu perlunya peran keluarga, masyarakat dan lingkungan tentang kepedulian terhadap kesehatan ibu dan bayi, menguatkan kembali hubungan kemitraan dengan bidan dan paraji, meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan secara kompetensi dan kemampuan KIE (komunikasi, informasi, edukasi).

The low utilization of maternity services at the health center BEmOCs, the government sought to all delivery should be assisted by skilled health personnel in health care facilities. This study uses a cross-sectional design, with a yield of 79.6% do not utilize health services for maternity. Factors related in this study is the cultural birth at home, access, frequency of pregnancy examination and physical facilities.
Culture of giving birth at home and difficult access will affect coverage in service delivery, hence the need for the role of the family, society and the environment of concern for the health of mother and baby, reinforcing the partnership with the midwife and TBAs, improve the capacity of health personnel in the competence and ability of IEC (communications, information, education).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusnawati
"Cakupan Persalinan di Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2012 masih rendah yaitu hanya 30%, sedangkan persalinan di rumah 70%. Faktor budaya yang menjadi alasan ibu lebih memilih rumah sebagai tempat persalinan. Selain itu factor pendidikan, pengetahuan, biaya persalinan, pendapatan dan akses ke Fasilitas Kesehatan juga mempengaruhi ibu dalam pemilihan tempat persalinan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun 2012. Disain penelitian ini menggunakan data primer melalui metode cross sectional terhadap ibu nifas pada tahun 2011. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan univariat, bivariat dan multivariate.
Hasil Analisis Univariat menunjukkan bahwa yang memilih Fasilitas Kesehatan sebagai tempat persalinan sebesar 43 (48,9%) sedangkan yang memilih rumah sebagai tempat Persalinan sebanyak 45 (51,1%).
Hasil Analisis Bivariat menunjukkan dari 13 variabel yang diteliti ada 9 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan Pemilihan Tempat Persalinan, yaitu : dari Faktor Predisposisi Variabel Budaya (P=0,007), Pendidikan (P=0,004), Pemeriksaan Kehamilan (P=0,013), Rencana Persalinan (P=0,007) dan Pengetahuan Ibu (P=0,10). Dari Faktor Pemungkin Variabel Pendapatan (P=0,002) dan Biaya (P=0,000) Sedangkan dari Faktor Penguat Variabel Dukungan Tenaga Kesehatan (P=0,001). Sementara ada 4 variabel yang tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap Pemilihan Tempat Persalinan yaitu Variabel Pekerjaan Ibu, Pekerjaan Suami, Akses Ibu Ke Fasilitas Kesehatan dan Dukungan Suami. Pada Lokasi Penelitian 74 responden (84%) suami ibu bekerja sehingga Suami tidak punya waktu untuk mendampingi istrinya untuk memeriksakan kehamilannya ke Fasilitas Kesehatan.
Hasil Analisis Multivariat Menunjukkan bahwa dari Faktor Presdiposisi, Faktor Pemungkin dan Faktor Penguat, Variabel Biaya ( 𝑅𝑅2 = 0,389) adalah variabel yang dominan berhubungan dengan Pemilihan Tempat Persalinan.
Penelitian ini merekomendasikan Dinas Kesehatan Kab. Hulu Sungai Selatan melakukan Sosialisasi Program Jampersal terutama berkaitan dengan prosedur penggunaan Jampersal. Di samping itu perlunya kerjasama Lintas Sektoral dan Lintas Program untuk meningkatkan Program KIA yang sudah ada dengan melakukan Revolusi KIA secara sungguh-sungguh dengan cara yang luar biasa. Seperti menerapkan Perda KIBLLA yang mengupayakan larangan bagi Petugas/Bidan di Desa untuk menolong persalinan di rumah, adanya larangan bagi paraji untuk melakukan pertolongan persalinan, serta meningkatkan pengetahuan ibu melalui berbagai media penyuluhan pada setiap kesempatan.

Childbirth coverage in the health facilities in the Public Health center at Northern Daha subdistrict Hulu Sungai Selatan Regency South Kalimantan Province In 2012 is still low at only 30%, whereas 70% choosed at home. Cultural factors are the reason mothers prefer home as a place of childbirth. Besides the factor of education, knowledge, childbirth costs, income and access to health facilities also affect the selection of the mother in childbirth.
The purpose of this study was to determine the Factors Associated With Selection Sites of childbirth in the Work Area of Negara Public Health center at Northern Daha subdistrict Hulu Sungai Selatan Regency In 2012. The design of this study using primary data through a cross sectional method of postpartum mothers in 2011. Data were collected through interviews using a questionnaire. Analysis of the data using univariate, bivariate and multivariate.
Univariate results show that who choosed the health facility as a place to childbirth is 43 (48.9%) while choosed a home as a place of childbirth is 45 (51.1%).
Bivariate analysis showed the results of the 13 variables studied there are nine variables that have a meaningful relationship with site selection of childbirth, namely: Cultural Variables of Factors Predisposing (P = 0.007), edu cation (P = 0.004), pregnancy examination (P = 0.013), childbirth plan (P = 0.007) and the Knowledge of mother (P = 0.10). Revenue from Variable enabling factor (P = 0.002) and cost (P = 0.000), while from the strengthener Factor Variables Support Health Workers (P = 0.001). While there are four variables that have no meaningful relationship to the Selection of the Variable Work Place of Birth Mother, Husband Work, Access to Capital Health Facilities and Support Husband. Research on Location 74 respondents (84%) mot her's husband worked so husband did not have time to accompany his wife to check her pregnancy to a health facility.
Multivariate Analysis of results showed from Presdiposisi factors, possibility factors and strengthener factor, Cost is The dominant variable that related to site selection of childbirth.
The study recommends the Health Official at Hulu Sungai Selatan Regency do Jampersal (Childbirth Guarantee) Socialization Program primarily concerned with the use of procedures Jampersal (Childbirth Guarantee). In addition the need for cooperation across sectors and across programs to improve existing KIA Program by Revolution in earnest with an extraordinary way. Such as implementing Distric Regulation of KIBLLA that try to prohibite village midwife to help childbirth at home, and the ban for paraji to help childbirth, and increase knowledge of mothers through various media counseling on each occasion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Damarwati
"Di Kabupaten Tangerang cakupan kunjungan pertama antenatal (K1) pada tahun 2012 sebesar 103%, dan cakupan kunjungan keempat antenatal (K4) sebesar 82% pada tahun 2012. Terdapat selisih pada hasil cakupan K1 dan K4 karena terjadi kesenjangan potensial atas kualitas layanan antenatal sehingga perlu diperbaiki.
Kasus komplikasi yang tertangani 6906 kasus (59%), hanya 1268 kasus (18,3%) yang ditangani di puskesmas PONED. Hasil tersebut diatas belum sesuai dengan target dari Kementerian Kesehatan yaitu 67% komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas dapat ditangani pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pemanfaatan Puskesmas Curug dan Puskesmas Mauk sebagai Puskesmas mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Kabupaten Tangerang Tahun 2013, dengan desain penelitian cross sectional.
Diperoleh hasil variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas PONED adalah pendidikan ibu (OR=3,7; 95% CI: 1,552-8.636) dan waktu tempuh ke puskesmas (OR=0,2; 95% CI: 0,039-0,841) sedangkan kualitas pelayanan antenatal tidak berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas PONED (OR=1,233; 95% CI: 0,608-2,502; p value: 0,560). Sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam membuat pilihan pelayanan mana yang diinginkan dan akan diambil terutama dalam menghadapi masalah kegawat daruratan obstetri.

At Tangerang District coverage first antenatal visit (K1) in 2012 amounted to 103%, and coverage of four antenatal visits (K4) by 82% in 2012. There is a difference in the results of K1 and K4 scope due to the potential gap on the quality of antenatal services so that needs to be fixed.
Cases handled 6906 cases of complications (59%), only 1268 cases (18.3%) were treated in the clinic PONED. Results above are in accordance with the targets of the Ministry of Health that 67% of complications of pregnancy, childbirth and postpartum can be handled in 2012. This study aims to determine the relationship between the quality of antenatal care with the use of Curug health centers and Mauk health centers as able health centers Basic Emergency Obstetric Neonatal Care at Tangerang District in 2013, with a cross-sectional study design.
Obtained variable results related to the utilization of maternal health clinic PONED is education (OR = 3.7, 95% CI: 1.552-8636) and the travel time to the clinic (OR = 0.2, 95% CI: 0.039-0.841), while the quality of service antenatal not related to the utilization of clinic PONED (OR = 1.233, 95% CI: 0.608- 2.502, p value: 0.560). So the need to increase knowledge and information to pregnant women in order to improve its ability to make a choice where the desired service and will be taken, especially in dealing with obstetric emergencies problem.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Riska Madyanti
"Penelitian yang dilakukan di RSUD Bengkalis ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian APD pada bidan saat melakukan pertolongan persalinan pada bulan Maret - April tahun 2012. Desain penelitian ini adalah Potong Lintang dengan sampel 33 orang.
Hasil penelitian didapatkan bahwa yang menggunakan APD saat melakukan pertolongan persalinan sebesar 69,6%. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan APD (p<0,05), serta tidak ada hubungan 8 variabel lain dengan penggunaan APD (p>0,05).
Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan bidan tentang keselamatan dan kesehatan kerja melalui informasi tentang potensi bahaya di tempat kerja, manfaat APD serta peningkatan pengetahuan melalui pelatihan.

Research conducted in hospitals Bengkalis has a goal to determine the factors that influence the use of PPE at the midwife during delivery assistance by March 2012. Cut the design of this study is the latitude of the sample with 33 people. Data were tested using chi-square with 95% significant level (0.05).
The study found that the use of PPE during delivery assistance by 69.6%. There is a relationship between knowledge of the behavior of the use of PPE (p <0.005), and there is no relationship between attitudes, old work, the policy of the hospital, the midwife's perception of illness Hepatitis B and HIV / AIDS, midwives perceptions about the seriousness of hepatitis B and HIV / AIDS, the influence of peers, the influence of external / mass media and midwives perceptions of barriers to the use of PPE (p> 0.005).
It is recommended to increase the midwives knowledge about occupational safety and health through information about potential hazards in the workplace, the benefits of APD and enhancement of knowledge through training.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Perdamaian Zendrato
"Angka kematian bayi dan ibu bersalin yang masih tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan, di negara kita dewasa ini, bahkan di negara-negara sedang berkembang umumnya. Melalui peningkatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya upaya pelayanan program KIA, diharapkan akan dapat menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu bersalin yang masih tinggi ini.
Pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas yang masih rendah khususnya di daerah Kabupaten Nias, menjadi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga timbul keinginan peneliti untuk mengetahui kemungkinan faktor-faktor apa yang berhubungan dengan pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas yang masih rendah tersebut di daerah Kabupaten Nias.
Variabel penelitian dibatasi pada faktor ketenagaan pelaksana program KIA Puskesmas (mencakup umur, lama kerja, penghasilan, kemampuan, motivasi, persepsi peran) dan faktor organisasi Puskesmas (mencakup kepemimpinan, sumber daya, imbalan, struktur, desain pekerjaan) terhadap prestasi kerja tenaga pelaksana program KIA dalamm pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional, melalui pengumpulan data primer untuk variabel babas dan data sekunder untuk variabel terikat. Responden penelitian adalah tenaga pelaksana program KIA Puskesmas yang kesemuanya berjumlah 26 orang dari 8 Puskesmas sebagai unit sekaligus sebagai sampel penelitian yang dipilih secara purposive dari total populasi sebanyak 19 Puskesmas di wilayah Kabupaten Nias. Analisa data dilakukan secara univariat melalui distribusi frekuensi dari responden, kemudian secara bivariat melalui uji statistik nonparametrik dengan mempergunakan Uji Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Hasil analisa didapatkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak bermakna secara statistik. Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas yang relatif mudah terjangkau memegang peranan dalam pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas yang lebih baik.
Disarankan agar kemampuan tenaga pelaksana program KIA Puskesmas dapat ditingkatkan melalui pelatihan/penataran yang berkaitan dengan program KIA, terutama para bidan di desa yang masih miskin pengalaman dan pengetahuan teknis dilapangan. Perlu dibina dan ditingkatkan koordinasi dengan lintas sektoral terutama dalam pemanfaatan kesempatan pelaksanaan kegiatan keterpaduan (kegiatan safari) KB - Kesehatan yang dapat meningkatkan pencapaian cakupan/kinerja Puskesmas. Akhirnya dirasa perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi kerja tenaga pelaksana program KIA Puskesmas, dengan mempergunakan sampel yang lebih besar dan variabel penelitian yang lebih lengkap.

The high prevalence of Maternal and Infant Mortality Rate is one of the many health problems in Indonesia, as such commonly in developing countries. As to decrease Maternal and Infant Mortality Rate in Nias, many programs have been carried out, such as increasing the coverage and equity of Maternal Child Health Care (HCHC).
The low coverage target of HCHC program is the main issue of the study and the question is what factors related to low coverage target of MCHC program in Nias.
The independent variables of the study are: Health Han Power in MCHC in Health Centres (age, working period (experience), income, ability, motivation, role perception) and Organization of Health Centre (leadership, resources, incentive, organization structure, job description). The dependent variables are: performance of MCHC workers regarding to coverage target of HCHC program in Health Centres.
The design of the study is descriptive analytic with cross sectional. Data were generated from primary (independent variables) and secondary (dependent variable) data. The respondents are 26 HCHC workers from 6 Health Centres was selected purposively from 19 Health Centres in Nias. The data were analyzed with Nonparametric Statistics (Spearman Correlation Test) as to assess the association between independent and dependent variables.
From the study, it was found that there is no association between independent variables and dependent variables. Through geographically observation it coned be seen that the working area of Health Centres is relatively accessible. With this condition, it is visible to increase the coverage target of the HCHC program in Health Centres.
It was recommended to train HCHC workers, especially village midwife, intersectoral coordination (Health - Family Planning activities) as to increase the coverage target of HCHC program in Health Centres. To have more information of factors related to the performance of HCHC workers, it was also recommended to conduct study with larger sample size and more variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iska Hartita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26483
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Marwah
"Penyakit DBD telah menjadi global burden bagi negara-negara di sekitar Asia Tenggara dan Kawasan Pasifik Barat. Indonesia menyumbang 57% dari total kasus DBD di dunia (WHO, 2010). Kasus DBD terbanyak terjadi di DKI Jakarta disusul oleh Jawa Barat pada posisi kedua. Angka kejadian DBD Kota Bekasi tahun 2010 turun menjadi 2.445 kasus namun kasus kematian akibat DBD meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,CFR tahun 2010 sebesar 0,94% dari 0,65%. (Profil Kesehatan Kota Bekasi, 2010). Kelurahan Pengasinan adalah satu diantara empat kelurahan di kecamatan Rawalumbu yang melaporkan kasus DBD terbanyak. Di Kelurahan Pengasinan terjadi 2 kematian akibat DBD pada dua tahun terakhir.
Penelitian crossectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor?faktor yang berhubungan dengan praktek masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi tahun 2012, sampel yang diambil adalah kepala keluarga sebanyak 105 responden dipilih dengan multi stage random sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa partisipasi masyarakat pada pencegahan DBD rendah. Hanya 40,0% responden yang melakukan praktek pencegahan penyakit DBD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek pencegahan penyakit DBD adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, sarana, informasi, dan dukungan tokoh masyarakat, peergroup dan tetangga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam praktek pencegahan DBD karena rendahnya pengetahuan, sikap dan keyakinan responden terhadap PSN, rendahnya akses terhadap informasi serta rendahnya dukungan tokoh masyarakat, peergroup dan tetangga. Sehingga perlu adanya perhatian yang lebih pada upaya peningkatan pengetahuan sikap dan praktek masyarakat, salah satunya melalui penyediaan dan penyebarluasan media informasi mengenai DBD, serta meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

Dengue has become a global disease burden for countries around Southeast Asia and Western Pacific Region. Indonesia accounted for 57% of the total dengue cases in the world (WHO, 2010). Tha Highest incidence of dengue cases is Jakarta and followed by West Java in the second position. The incidence of DHF in Bekasi by the year of 2010 dropped to 2445 cases. But dengue fever deaths rise over the previous year, the CFR in 2010 amounted to 0.94% from 0.65% previously. (Bekasi Health Profile, 2010). Pengasinan Village is one of four villages in the districts that most reported cases of dengue. 2 deaths due to dengue fever occurred in the last two years in Pengasinan.
This Crossectional study aims to determine the factors associated with the practice in the prevention of dengue fever in Pengasinan Rawalumbu districts Bekasi 2012, samples taken was the head of the family as much as 105 respondents selected by multi stage random sampling. The results of this study found that community participation in dengue prevention is low. Only 40.0% of respondents who practice dengue disease prevention. Factors associated with dengue disease prevention practice is education, knowledge, attitudes, beliefs, values, fasilities, information, and support of others.
So it can be concluded that the low participation in dengue prevention practices because lack of knowledge, attitudes and beliefs of respondents to the PSN, low access to information and the low support community leaders and neighbors peergroup. Thus the need for more attention on efforts to increase knowledge, attitude and practice of community, through health promotion and dissemination of information about dengue fever in order to improve parsipasi community in efforts to prevent dengue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>