Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianipar, Lanni Palmitha Rosetty
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tentang momen imbal hasil pasar di Indonesia yaitu volatilitas, kecondongan dan keruncingan (volatility, skewness dan kurtosis) dan meneliti mana di antara mereka yang mampu menangkap eksposur risiko. Dengan bantuan cross section dari tingkat imbal hasil, penulis ingin melihat momen pasar mana yang bisa menangkap eksposur risiko. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, dengan melihat pergerakan imbal hasil portofolio yang telah disusun berdasarkan koefisien delta volatilitas, delta kecondongan dan delta keruncingan yang didapat dari rumus univariate dan multivariate dan pendekatan yang kedua adalah dengan melihat pergerakan Jensen's alpha yang telah dihitung menggunakan Fama-French Three Factor Model. Ada empat periode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu periode 2002-2012, periode sebelum krisis, periode krisis dan periode setelah krisis. Hasil penelitian di Indonesia menyatakan bahwa keruncingan dari imbal hasil pasar perbulan yang menggunakan rumus univariate mampu menangkap eksposur risiko, baik itu average return maupun Jensen?s alpha.

This study analyzes moments of market return in Indonesia, they are volatility, skewness and kurtosis and analyzes which one of them is able to capture exposure of risk. With the help of cross-section of stock return, authors want to see which one from three moments of market return can capture risk. There are two approaches in this study. The first one is by looking at the movement of the portolio return that had been prepared based on the coefficient of delta volatility, delta skewness and delta kurtosis obtained from univariate and multivariate formula and the second one is by looking at the movement of Jensen's alpha that had been calculated using Fama-French Three Factor Model. There are four period used in this study, those are 2002-2012, before crisis period, crisis period, and after crisis period. The results in Indonesia stated that the kurtosis of monthly market returns using univariate formula is able to capture the exposure of risk, both average returns and Jensen's alpha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifdah Aulia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari ukuran perusahaan, book to market, dan momentum dalam Fama-French Three Factor Model dan Carhart Four Factor Model terhadap imbal hasil saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2016. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah imbal hasil portofolio saham. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dalam Fama-French Three Factor Model dan Carhart Four Factor Model, yaitu beta, SMB, HML, dan WML. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan Fama-French Three Factor Model dan Carhart Four Factor Model. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data bulanan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 Variabel dalam Fama-French Three Factor Model berpengaruh terhadap imbal hasil saham, 2 Variabel dalam Carhart Four Factor Model berpengaruh terhadap imbal hasil saham dengan performa signifikansi variabel HML yang lebih baik, 3 Carhart Four Factor Model mampu menjelaskan variasi imbal hasil saham lebih baik dari Fama-French Three Factor Model dengan nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi walaupun perbedaannya tidak signifikan.

ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of firm size, book to market, and momentum in Fama French Three Factor Model and Carhart Four Factor Model to the stock return on listed companies during 2007 to 2016. The dependent variable used in this study is portfolio stock returns. The independent variables used in this study are variables on Fama French Three Factor Model and Carhart Four Factor Model that are beta, SMB, HML, and WML. The hypothesis testing was performed using multiple regression analysis of Fama French Three Factor Model and Carhart Four Factor Model. The data used in this study are monthy data. The results indicate that 1 There is an effect of variables on Fama French Three Factor Model to the stock return, 2 There is an effect of variables on Carhart Four Factor Model to the stock return with HML variable performs better in significance, 3 Carhart Four Factor Model provide better explanation to the variation in stocks rates of return than Fama French Three Factor Model with higher coefficient of determination although the difference is not significant.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwinta
"Penelitian ini bertujuan menganalisis secara empiris fenomena small firm effect dimana saham-saham dari kelompok small firm dapat mengungguli saham dari kelompok large firm dan fenomena value effect dimana saham-saham dari perusahaan kelompok value dapat mengungguli kinerja saham-saham kelompok growth berlaku dan untuk saham yang diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini juga bertujuan menganalisis model multi faktor Fama dan French apakah menjelaskan variasi dari return saham dan nilai adjusted return (Alpha) menyangkut kedua fenomena diatas dan dapat diketahui apakah faktor risiko umum (return pasar, SMB dan HML) dalam model ini dapat menjelaskan fenomena size dan value effect di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa rata-rata return saham berhubungan dengan: (1) skala usaha perusahaan (size) yang diukur dengan satuan Market Equity (ME merupakan hasil dari perkalian harga saham dikalikan jumlah seruluh saham yang beredar). (2) book-to-market-equity(BE/ME) yang merupakan rasio nilai buku dari saham terhadap nilai pasarnya.(3) rasio earning/price (ELI)), cash flow/price (CRP), dan penjualan yang terjadi di masa lalu. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh faktor-faktor diatas terhadap return yang terjadi dengan cars merangking seluruh saham berdasarkan skala usaha (size) dan rasio book-to-market-equity(BE/ME), serta uji model Fama dan French melalui regresi dengan memasukkan seluruh faktor yang dianggap mempengaruhi expected return.
Jika harga sama dinilai secara rasional, perbedaan yang terjadi dalam rata-rata return yang dihasilkan disebabkan oleh perbedaan tingkat resiko dari masingmasing saham. Dengan demikian dengan menggunakan penilaian secara rasional, skala usaha dan nilai book-to-market-equity merupakan ukuran tingkat sensitifitas terhadap faktor resiko umum dalam return yang dihasilkan. Bukti yang didapatkan menunjukkan ukuran skala usaha dan nilai book-to-marketequity adalah sensitif terhadap resiko yang mempengaruhi rata-rata return yang dihasilkan telah sesuai dengan penilaian harga secara rasional.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa adanya sebuah hubungan yang signifikan antara faktor pasar,skala usaha dan nilai book to market equity dan tingkat pengembalian saham yang diharapkan (expected return) di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Syahlena
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk menganalisis keberadaan anomali Monday effect di Bursa Efek Indonesia. Kedua, untuk membuktikan bahwa anomali Monday effect secara signifikan dapat dijelaskan dengan menggunakan model tiga faktor Fama-French. Variabel dependen dari penelitian ini adalah excess return harian serta memasukkan variabel dummy dan conditional variance sebagai variabel independen dalam regresi nya. Untuk memenuhi tujuan penelitian kedua, faktor risiko yaitu return pasar dan size premium dimasukkan ke dalam model regresi. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur volatilitas return adalah metode autoregressive conditional heteroskedasticity ARCH dan generalized autoregressive conditional heteroskedasticity GARCH . Hasil penelitian menemukan bahwa adanya anomali Monday effect di Bursa Efek Indonesia. Anomali Monday effect tersebut dapat dijelaskan oleh faktor risiko yaitu return pasar dan ukuran perusahaan.

ABSTRACT
There are two purposes in this study. First to analyze whether anomaly of Monday effect exist in Indonesia Stock Exchange. Second, to examine whether Monday effect can be explained by Fama French rsquo s three factor model. Dependent variable of this study is daily axcess return which includes dummy variable and conditional variance as independent variables in its regression. To fulfil the second purposes, market return and size premium are included in the regression model. Autoregressive conditional heteroskedasticity ARCH and generalized autoregressive conditional heteroskedasticity GARCH were used as analytical methods to measure return volatility. The results in the study show that anomaly of Monday effect exist in Indonseia Stock Exchange. Furthermore, anomaly of Monday effect are explained by market return and the size of the firms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christanto Yanuar S.
"ABSTRAK
Suatu investasi selain mengharapkan return di masa mendatang juga melekat unsur resiko adanya ketidakpastian. Pada Capital Asset Pricing Model oleh Sharpe (I964), Linmer (1965) dan Black (1972), dinyatakan bahwa portfolio paw yang efisien membuktikan adanya penganih positif antara faktor excess market return (beta) terhadap rata-rata return saham.
Banyak pcnclitian menantang argumen hanya beta yang merupakan premi resiko (risk premium) bagi return saham. Banz. (1981), Bhandari (1988), Basu (1983), dan Rosenberg, Reid, dan Lanstein (l985),Daniel dan Titman (1997), menemukan karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan, leverage, rasio earnings/price (E/P), dan rasio book-to-market equity memainkan peranan penting dalam return saham cross-sectional dibanding oleh premi resiko (riskpremium).
Konsisten dengan ?resiko iilndamental? dari efek size dan BMME, FF(l993) mengembangkan 3 faktor asset pricing model yang menghubungkan rata-rata return ponofolio setelah dilcurangi tingkat bunga bebas resiko terhadap 3 faktor: i). excess market return, ii). size e@ect (SMB) dan iii). book-to-market eject (HMI). Hasil dari penclitian Fama dan French (1993) menunjukkan bahwa size dan BE/ME sesungguhnya proksi bagi sensitivitas faktor resiko dalam retum saham.
Penclitian tzrhadap saham pemsahaan non-tinansial yang terdaiiar di Bursa Efek Jakarta periode 1998 - 2002 menunjukkan pada saham size kecil, model tign faktor Fame dan French lebih memiliki pengnruh signifiknn terhadap rata-rata return saham dibandingkan dengan variabel excess market return dalam model CAPM. Sedangkan sallam dengan size besar, model tiga faktor Fama dan French memillki pengaruh signitikan terhadap rata-rata return Saham dibandingkan dengan model CAPM. Pads saham size bcsar dan rasio PBV tinggi serta medium, model tiga fakior Fama dan French tidak mcmiliki pengamh signiflkan terhadap mta-rata return saham dibandingknn dengan model CAPM.
Sehingga disimpulkan bahwa model tiga faktor Fama dan French hanya memiliki pengamh terhadap return portfolio saham dengan ukuran perusahaan besar dan memiliki rasio PBV lendah. Sedangkan model CAPM lebih memiliki pengnruh signiiikan pada retum portfolio saham dengan ukuran perusahaan bcsar dan memiki rasio PBV tinggi dan medium.

Investor will not ont) get expected return jbr their investment, but their investment will fbllow by uncertainty risk factor. CAPM by Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Black (I 9 72) defined investor as risk-averter so their model stated in efficient market portfolio has a positive and significant relationsh¢ between beta (systematic risld and average return saham.

ABSTRACT
Much research argue that not only beta (risk premium) influence return saham. In US Stock exchange. Average cross section saham has a weak relationshhv with market bm Bw (1981), Bhandarf (1988), emu (1983), and Rosenberg Reza and Lanstein (1985) Daniel dan Tltrnan (I99D jbund thatfirm characteristics like size or market equity, leverage, E/P rattb and BME ratio have a significant role in average rerun saharn cross-sectional, than common jizctor risk pnemium.
Consisterzt with jitrtdamental risk eject fiom ska and BE/AE, FF (1993) developed 3 factors as common factors in as-set pricing model: excess return market pargblia, book-to-market eject (SHE) whtbh is digenence between return big and small stocks poryblio and sake eject (HMI) which is dwzrence between return high and low PBVBE/ME stocks porg%lio. This model explain that size and BE/ME is the real proxy _kr risk factor in stock return.
This research in nonfinancthlfirms continoue listed in Jakarta stock exchange from I 997-2002 is to _find out relationship between CAPM model and 3 factors FF with average stock return that qualified based on size and PBVrmio.
Stocks with small sake has a significant relationship with 3 factors FF and have bigger contribution _/br average return than beta variabel in CAPM Only stocks with big size and low PBV ratio has a significant relationshqv with 3 factors FF and have bigger contribution for average retum than beta varlabel in CAPMBut stocks with big size and high and medium PBI? ratio has not significant relationshqu with 3 factors FF and have not contribution jbr average return than beta varzabel in C/IPM in szanmam 3 factor FF only has a sigzgficant relationshhz to portfolio stocks return with big she and low PB V ration. CAPM model has a signyicant nelationshzp to porthlio stocks return with big size and high and medium PBV ratzb.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T34450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vatya Lakshita
"ABSTRAK
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah saham -saham yang
dikategorikan sebagai saham value dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan saham – saham yang dikategorikan sebagai saham growth,
atau dikenal dengan istilah value premium. Peneliti melakukan penelitian di pasar
modal Indonesia dengan jangka waktu pengamatan selama sepuluh tahun dari
tahun 2002 hingga 2012, dengan periode evaluasi per kuartal. Peneliti
menggunakan P/E dan P/BV sebagai dasar untuk membedakan antara saham
value dengan saham growth. Kelompok saham value maupun saham growth juga
akan dibagi lagi berdasarkan kapitalisasi pasarnya menjadi dua bagian,
kapitalisasi pasar besar dan kapitalisasi pasar kecil dan menengah, dengan cara
membagi dua sama besar seluruh saham di pasar berdasarkan urutan kapitalisasi
pasarnya. Selanjutnya dilakukan penghitungan imbal hasil masing – masing
kelompok yang telah ditentukan, untuk kemudian dianalisa hasilnya. Hasilnya
melalui penelitian ini Peneliti juga mendapatkan kesimpulan bahwa value
premium juga terjadi di pasar modal Indonesia, dan berlangsung sejak kuartal 1
tahun 2002 hingga waktu terakhir dari penelitian ini kuartal akhir 2012.

ABSTRACT
There have been many studies around the world to discovery whether value stocks
could gives a return that beat growth stocks return, or known as value premium.
Reseacher make a research about Indonesia Capital Market during ten years
period of observation from 2002 until 2012, which evaluated quarterly.
Researcher using P/E and P/BV to difference the group of value stocks and
growth stocks. Moreover that group will also divided into two group based on its
market capitalization, big market capitalization and middle and small market
capitalization, by divided two the whole market based on its market capitalization.
After that, researcher count the return from each group made, then analysis the
result. The result from this research, the researcher found that value premium also
happen in Indonesia capital market, and happens since first quarter 2002 until end
of time of this research at last quarter 2012."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indroyono
"Untuk mengukur perekonomian suatu negara, salah satu tolok ukurnya adalah tingkat investasinya dimana makin banyak investasi yang dilakukan di negara tersebut makin tinggi pula tingkat perekonomiannya. Berbicara mengenai investasi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk melkkukan investasi di pasar modal. Seperti deposito, saham, obligasi, kurs, dan banyak instrumen lainnya yang menawarkan keuntungan bagi para investor. Yang menjadi subyek penelitian pada penelitian ini adalah investasi pada saham khususnya saham pads sektor rokok.
Dari data-data harga saham sektor rokok pada Bursa Efek Jakarta, dapat dilakukan perhitungan regresi sehingga dapat dilihat perbandingannya terhadap Indeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) untuk mengukur tingkat expected return dan risk dari suatu sekuritas. Salah satu caranya dengan menggunakan metode yang sudah cukup popular seperti CAPM. Metode CAPM dapat membantu menentukan tingkat return dan risk dan suatu saham. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) adalah suatu model keseimbangan yang menentukan hubungan antara risiko dan tingkat return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Reza
"Penelitian mengenai return saham dari bcrbagai sisi selalu mcnarik perhatian, terutama bagi investor. Dengan mengetahui volatilitas return saham maka dapat di pelajari dan antisipasi sebagai salah satu pcrtimbangan dalam keputusan investasi. Di dalam penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap volatilitas pergerakan harga saham individual pada sektor perdagangan sejak Januari 1998 sampai dengan Desember 2005. Model yang digunakan untuk mengetahui volatilitas tergantung dari basil uji terhadap varian residual yang digunakan. Jika varian residual tersebut bersifat tidak konstan maka menggunakan model Autoregressive Hcteroskedastic (ARCH) dan Generalized Autoregressive Hereroskedasric (LARCH). Sedangkan untuk varian dari residual bersifat konstan maka akan digunakan model Ordinary Least Square, dalam penelitian ini model yang digunakan adalah Model AR ( Auto Regressivese), MA ( Moving Average ), dan AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Berdasarkan basil pengolahan data selama periode penelitian ditemukan bahwa terdapat sepuluh emiten yang memiliki volatilitas bersifat homoscedasric yaitu Enseva! Putra Megatrading Tbk (EPMT), Great River International Tbk (GRIV), Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Millennium Pharmacon Int. Tbk (SDPC). Tira Austenite Tbk (TIRA). AGIS Tbk (TMPI), Tunas Ridean Tbk (TURD, United Tractors Tbk (UNTR), dan Wicaksana Overseas Intl Tbk (WICO).
Sementara terdapat duabelas emiten yang bersifat heteroscedastic yaitu AKR Corporindo Tbk (AKRA), Hero Supermarket Tbk (HERO), Intraco Penta Tbk (INTA), Inter Delta Tbk(INTD), Perdana Bangun Pusaka Tbk (KON1), Lautan Luas Tbk (LTLS), Modern Photo Film Company Tbk (MDRN), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Realty Tbk (MTSM), Sona Topas Tourism Inds.Tbk (SONA), Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Toko Gunung Agung Tbk (TKGA). Tcrhadap kcduabelas emitcn ini akan dibuatkan estimasi model conditional variace dcngan metode ARCH/ GARCH untuk mcramalkan volatilitas replan saham emitcn yang bcrgcrak dalam sektor perdagangan.
Berdasarkan basil penelitian ini jugs ditemukan emitcn yang memiliki ARCHIGARCH yang volatilitasnya bersifat persisten yang ditandai dcngan nilai a + R I schingga mengurangi kestabilan model ARCHIGARCH. Emiten yang volatilitasnya bersifat persisten yaitu AK RA, KON1, MTSM, dan TGKA

Research towards stock's return from every aspect has always attracts attention, especially with respect for the investors. By be acquainted with the stock volatility returns there are a chance to examine and forecast event, as part of the investing consideration realization. In this research, the analysis will focus on the volatility movement on individual stock's price in retail sector from January 1998 until December 2005. The models that are applied to analyze the volatility depend on the output from the residual variances that are being analyzed. If the variance inconstant, consequently there is a need to use Autoregressive Heteroskedasticity (ARCH) and Generalized Autoregressive Heleroskedaslicity (GARCH).
In addition to constant residual variances, the model that are going to be used is Ordinary Least Square, whereas in this research the model that are going to be used are AR Model (Auto Regressive), MA model (Moving Average) and Auto Regressive Moving Average (ARMA).
Based on the data accumulation during the research period, it has been found that there are ten (10) items that has homoscedastic volatility. These items are Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT), Great River International Tbk (GRIV), Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Millennium Pharmacon Int. Tbk (SDPC), Tira Austenite Tbk (TIRA), AGIS Tbk (TMPI), Tunas Ridean Tbk (TURI), United Tractors Tbk (LFNTR), and Wicaksana Overseas Int'l Tbk (WICO).
In contrary, there are twelve (12) items that are heteroscedastic. These items are AKR Corporindo Tbk (AKRA), Hero Supermarket Tbk (HERO), Intraco Penta Tbk (INTA), Inter Delta Tbk (1NTD), Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI), Lautan Luas Tbk (LTLS), Modem Photo Film Company Tbk (MDRN), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Realty Tbk (MTSM), Soria Topas Tourism lnds_Tbk (SONA), Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Toko Gunung Agung Tbk (TKGA). Relating to these twelve items, there is a need to make conditional variance estimation model with ARCHIGARCH method to predict stocks volatility return towards retail item.
This research also found that there are items that has ARCHIGARCH with persistent volatility that marked with a + ? 1 which decrease the ARCHIGARCH model stability. Items that are persistent in this research are AKRA, KONI, MTSM, and TGKA"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Handayani
"Adanya kecenderungan investor untuk melakukan investasi pada portfolio yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan serta meningkatnya ketertarikan investor pada investasi yang didasarkan indeks dibandingkan dengan bergantung pada active portfolio manager di Amerika, telah menjadi latar belakang penelitian Hakim dan Rashidian (2002) tentang risiko dan imbal hasil Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) terhadap W5000 dan 3m Tbill. Sedangkan semaraknya perkembangan yang terjadi pada industri perbankan Syariah di Indonesia, yang kemudian menuju ke arah meningkatnya kebutuhan akan instrumen keuangan Syariah di pasar modal Indonesia telah menjadi latar belakang penulis untuk mereplikasi penelitian Hakim dan Rashidian mengenai risiko dan imbal hasil Jakarta Islamic Index (JII) terhadap IHSG, LQ45, dan SBI. Kedua penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kinerja indeks saham Syariah, sebagai indeks yang calon emitennya perlu menjalani proses seleksi yang berdasarkan prinsip Syariah, jika dibandingkan dengan indeks saham konvensional dan alternatif investasi lain yang bebas risiko, dan kemudian mencoba menganalisis apakah terdapat hubungan kausalitas jangka pendek maupun jangka panjang di antara data lime-series. Untuk menganalisis kinerja antara JII, IHSG, LQ45, dan SBI periode Januari 2001 s/d Desember 2004 akan digunakan statistik deskriptif dan sharp ratio. Untuk menguji hubungan kausalitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji unit root; dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF), dan uji kointegrasi; dengan prosedur yang dikembangkan oleh Johansen dan Juselius (1990) pada keempat data time-series. Sedangkan uji kausalitas akan dilakukan dengan mengestimasi dan menspesifikasi Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian yang dilakukan penulis tidak dapat memberikan dukungan sepenuhnya pada penelitian yang dilakukan oleh Hakim dan Rashidian (2002), hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik pada pasar modal dan pasar uang Amerika dan Indonesia. Tidak hanya itu, proses seleksi calon emiten indeks saham Syariah di Amerika berbeda dengan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Dewanto
"Di lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat sekarang, tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang diperolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituntut pula untuk memberikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut menginvestasikan dananya ke perusahaan. Kemudian, perkembangan selanjutnya menghendaki perusahaan untuk tidak hanya bertumpu pada peningkatan keuntungan perusahaan sendiri melainkan lebih jauh untuk meningkatkan nilai bagi para pemodal atau investor.
Terhadap latar belakang tersebut di atas tidak heran jika pada tahun-tahun belakangan ini pengukuran berdasarkan nilai atau value based banyak mendapat perhatian. Sistem pengukuran baru ini bertujuan untuk mengukur kinerja secara periodik dalam konteks perubahan dalam nilai. Mengingatkan nilai berarti sama dengan meningkatkan hasil investasi pemegang saham jangka panjang, sehingga ukuran kinerja keuangan yang didasarkan pada laba akuntansi saat ini sudah dianggap tidak memadai lagi.
Nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added = EVA) merupakan suatu pendekatan yang telah dipatenkan oleh Stewart & Company yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, dimana EVA menghitung economic profit dan bukan accounting profit dan present value nilai EVA secara periodik di masa depan dikenal dengan Market Value Added (MVA). Selain EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan untuk mengetahui kinerj a perusahaan adalah Residual Income dan Arus kas Operasi (cash flow operation).
Penelitian ini mempunyai tujuan : (1) menganalisis secara parsial pengaruh economic value added, market value added, residual income dan arus kas operasi (cash flow operation) terhadap Imbal Hasil Saham yang diterirna oleh pemegang saham perusahaan publik sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan (2) menganalisis secara simultan pengaruh economic value added, market value added, residual income dan arus kas operasi (cash flow operation) terhadap Imbal Hasil Saham yang diterirria oleh pemegang saham perusahaan publik sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Metode yang digunakan untuk melihat kontribusi pengaruh masing-masing variabel diatas terhadap Imbal Hasil Saham digunakan analisis regresi linier sederhana (uji t) dan untuk mengetahui pengaruh kesemua variabel secara simultan terhadap Imbal Hasil Saham digunakan analisis regresi berganda (uji F).
Dari hasil uji t terhadap saham sektor pertambangan periode 1995 - 2004 disimpulkan bahwa secara parsial dihasilkan bahwa EVA, MVA, Residual Income dan Arus Kas Operasi (cash flow operation) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Imbal Hasil Saham dan mempunyai hubungan positif terhadap Imbal Hasil Saham. Sedangkan dari hasil uji F terhadap variabel , MVA, Residual Income dan Arus Kas Operasi (cash flow operation) secara simultan dihasilkan bahwa ke empat variabel tersebut secara bersama-sama secara signifikan tidak mempengaruhi Imbal Hasil Sahara, sehingga keempat variabel tersebut bukanlah faktor utama yang menentukan imbal hasil saham maupun dividen.
Dari hasil kesimpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut:
1. Dilakukan uji statistik terhadap ke empat variabel tersebut dengan mengasumsikan bahwa ke empat variabel babas tersebut saling berhubungan satu sama lain (korelasi), dimana pada penelitian ini diasumsikan tidak saling berhubungan.
2. Agar model REVA (Refined Economic Value Added) dipakai sebagai salah satu altematif tolok ukur terhadap Imbal Hasil Saham.

Today business environment getting competitive, the company responsibility of exploiting capital that obtained from market capital not so easy, because company have to give more advantage for all investor in the company. F or next development, company will be not only focus in improvement company advantage only, but will be more raised the investor value.
From that reason, no wonder if measurement base value getting a lot of attention lately. This measurement system aim to measuring periodic performance when the value changes. Improving value means as same as improving result of long term investment from stockholder. So measurement of finance performance base on accountancy profit is not adequate in this time.
Economic Value Added is approach which has been patented by Stewart & Company, it used to measure a company performance. EVA calculated the economic profit not calculated the accounting profit. And the periodical of present value in EVA, it called Market Value Added (MVA). The other measure rods to calculate the company performance beside EVA are Residual Income and Cash Flow Operation.
This research have purpose : (I) Analyzing by partial a Influence of Economic Value Added, Market Value Added, Residual Income and Cash Flow Operation to Rate of Return accepted by public company stockholder specially in a mining company that enlisted at Jakarta Stock Exchange or BEJ. (2) Analyzing by simultaneous a Influence of Economic Value Added, Market Value Added, Residual Income and Cash Flow Operation to Rate of Return accepted by public company stockholder specially in a mining company that enlisted at Jakarta Stock Exchange or BEJ
The Method that I used to see influence contribution of each variable above to Rate of Return, it is a modest Tinier regression analysis (T test) and to know influence from all the variable by stimulant to Rate of Return used doubled regression analysis (F test).
Result from T test to share of mining company at period 1986 until 2004, concluded by partial are EVA, MVA, Residual Income, and Cash Flow Operation haven't positive influence to Rate of Return and have positive relation to Rate of return. While result from F test to variable such as MVA, Residual Income, and Cash Flow Operation by simultaneous that the forth variant together not influence Rate of Return so signification. That's mean the forth variable are not the main factor determining Rate of Return and dividend also.
From the conclusion result above, I give some following suggestion are:
1. I Suggestion to used statistical test with assuming the variables each other have correlation, which in this research assumed no correlation among variables.
2. I Suggestion to used Refined Economic Value Added (REVA) model as a one of alternative measuring to Rate of Return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>