Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Nuzululhayati
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim untuk berinovasi terhadap perilaku inovatif terkait dengan Sosialisasi Objektif 2013 PT IA dengan tema ?Synergy for Operational Excellence?. Berdasarkan hasil wawancara dan focus group discussion untuk mengetahui permasalahan organisasi, diketahui bahwa terdapat kebutuhan untuk berinovasi pada organisasi. Hal ini dikarenakan perubahan kondisi eksternal yang menyulitkan organisasi. Karyawan di organisasi khususnya di kantor pusat perlu menunjukkan perilaku inovatif dalam mendukung organisasi untuk mencapai operational excellence dalam proses kerja mereka.
Perilaku inovatif pada karyawan dipengaruhi antara lain oleh iklim organisasi yang dirasakan oleh karyawan. Iklim untuk berinovasi diukur dengan menggunakan alat ukur dari Panuwatwanich (2008) yang terdiri dari 36 item ( = 0,944) dan perilaku inovatif dengan menggunakan alat ukur dari Janssen (2000) yang terdiri dari 9 item ( = 0,895).
Hasil penelitian pada 65 karyawan di kantor pusat menunjukkan bahwa iklim untuk berinovasi mempengaruhi perilaku inovatif secara signifikan (R2 = 0,218). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti kemudian merancang intervensi yaitu pelatihan iklim untuk berinovasi untuk dapat meningkatkan iklim untuk berinovasi sehingga perilaku inovatif pada responden dapat meningkat. Responden intervensi berjumlah 8 orang yang berasal dari divisi dengan iklim untuk berinovasi yang rendah.

This research aims to determine the influence of climate for innovation on innovative behavior related to PT IA?s Objective Socialization themed "Synergy for Operational Excellence". Based on interviews and focus group discussions known that there was a need on organization to innovate. It was related to the changing of external situation burdened the organization. The employees, specially in head office, need to improve innovative behavior in order to support organization in achieving operational excellence in their work processes.
Employee innovative behavior influenced by climate for innovation. Climate for innovation was measured using Climate for Innovation Scale by Panuwatwanich (2008) consists of 36 items (( = 0,944) whereas innovative behavior was measured using Innovative Behavior Scale by Janssen (2000) consists of 9 items ( = 0,895).
The result of 65 respondents from head office's employees showed that climate for innovation influenced innovative behavior significantly (R2 = 0,218). Based on the result, researcher designed the training as intervention to enhance climate for innovation so it predicts to enhance innovative behavior, too. The intervention conducted to 8 employees from division with low score on climate for innovation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaja Netra Puspita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan kualitas leadermember exchange terhadap perilaku inovatif pada karyawan kantor pusat PT BB melalui pemberian pelatihan coaching pada atasan. Penelitian ini dilakukan di PT BB, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri mining. Responden penelitian ini adalah 46 orang karyawan level staf. Pengukuran perilaku inovatif dilakukan dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behaviour dari Janssen (2000), sedangkan leader-member exchange diukur dengan menggunakan alat ukur LMX-M dari Wu (2009). Pengolahan data awal menjelaskan bahwa leader-member exchange secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (r2 = 0.422) dengan dimensi affect dan exchange sebagai dua dimensi yang memiliki kontribusi terbesar.
Berdasarkan pengolahan data awal, ditentukan intervensi yang dilakukan adalah intervensi pelatihan coaching pada atasan. Responden intervensi adalah 4 orang atasan langsung dari karyawan yang memiliki skor leader-member exchange dan perilaku inovatif dalam kategori rendah. Efektifitas intervensi diukur melalui evaluasi reaksi, pembelajaran, dan tingkah laku. Pengukuran posttest dilakukan 8 hari setelah pelaksanaan pelatihan kepada 6 orang bawahan dari atasan yang mengikuti pelatihan. Hasilnya terdapat peningkatan skor leadermember exchange yang signifikan sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan (Z= -2,041, p =0.041). Namun demikian, tidak terdapat peningkatan skor perilaku inovatif yang signifikan sebelum dan setelah atasan diberikan pelatihan (Z= -1,095, p = 0.273).

This research aims to determine the influence of leader-member exchange enhancement on innovative behavior in PT BB's employee by providing coaching training for supervisor. This research was conducted at PT BB, a mining company. Respondents were 46 employees from staff level. Innovative behavior was measured using innovative work behavior scale by Janssen (2000), whereas leader-member exchange was measured using LMX-M scale by Wu (2009). Pretest data showed that leader-member exchange influences innovative behavior significantly (r2=0.422), furthermore affect and exchange found to have the biggest contribution.
Based on the result, researcher design a coaching training for supervisor as an intervention to enhance leader-member exchange so it predicts to enhace innovative behavior too. Intervention gived to 4 supervisor whom their subordinate had low score on leader-member exchange and innovative behavior. Effectivity of coaching training was measured by evaluate the reaction, learning, and behavior changing. Post-test was measured to 6 subordinates, 8 days after the intervention. The result showed there was significant improvement on leadermember exchange score after the intervention (Z = -2,041, p =0.041). For instance, there was not significant improvement on innovative behavior (Z = -1,095, p = 0.273).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Azizah Debryana
"Skripsi ini menelusuri pengaruh dari peran pemerintah melalui kebijakan kebudayaan terhadap perkembangan kewirausahaan kreatif dari tahun 1990 sampai 2016. Teori koevolusi dan teori institusional merupakan basis teori dari analisis ini. Data kualitatif sekunder akan digunakan untuk melakukan studi kasus secara eksploratif. Tujuan utama dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana dan sampai sejauh mana kebijakan kebudayaan yang diformulasikan oleh pemerintah dapat berinteraksi dengan wirausahawan kreatif di tiap negara. Studi ini menunjukkan bahwa koevolusi yang terjadi di kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara spesifik dimiliki tiap negara, seperti situasi perkembangan negara dan prioritas akan industri kreatif.

This paper explores the influence of government roles through cultural policy towards the development of creative entrepreneurship from 1990 until 2016. Co evolutionary theory and institutional theory will be the theoretical basis for the analysis. Qualitative secondary data will be utilized to conduct this exploratory case study. The main objective of this thesis is to explain how and to what extent the cultural policy made by the government can interact with the creative entrepreneurs in each country. The study showed that the coevolution that occurs in both countries are affected by several country specific factors such as the countrys development situation and prioritization of creative industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tam, Marilyn
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
650.1 TAM ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Lydia
"Kreativitas merupakan hal penting bagi manusia dewasa ini mengingat berbagai macam aspek kehidupan memerlukan kreativitas sebagai wadah untuk peningkatan kesejahteraan individu dan pengembangan diri individu. Tidak hanya individu yang dituntut unluk kreatif tetapi juga perusahaan yang merupakan kumpulan individu yang punya sasaran tertentu untuk memperoleh profit, membutuhkan kreativitas untuk terus tumbuh, berkembang serta bertahan dalam dunia industri yang sangat kompetitif. Nigel (1995) berpendapat suatu orgnisasi untuk bertahan dan berkembang membutuhkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan produk dan jasa yang baru, sehingga ia dapat bersaing ketat dari perusahaan-perusahaan lain. Kreativitas dan inovasi itu setidaknya harus individu dalam organisasi tersebut sehingga perusahaan dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Individu dalam organisasi dapat lebih kreatif dan inovatif dengan dorongan yang kuat dari atasannya , dalam hal ini manajer. Manajer selaku pimpinan , bila tidak memiliki kreativitas, harusnya dapat menjadi fasilitator bagi bawahannya sehingga bawahannya dapat menampilkan unjuk kerja kreativitasnya.
Fokus penelitian diarahkan pada keempat kelompok bidang manajerial yaitu produksi, pemasaran, keuangan dan R &D, mengingat mereka menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan produksi. Keempat kelompok manajer itu harusnya melakukan kerja sama yang baik guna keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan proit dalam organisasinya. Mereka diharapkan memiliki kreativitas yang tinggi agar perusahaan dapar terus bertahan menghadapi persaingan yang sangat kompetitif ini.
Kreativitas hanya akan terbentuk bila individu memiliki sikap kreatif.i Sikap kreatif ini yang merangsang individu untuk bertindak kreatif. Penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran umum sikap kreatif manajer tingkat menengah di Jakarta, dalam hal ini sikap kreatif pada keempat kelompok manajer itu. Yang juga ingin dilihat apakah ada perbedaan sikap kreatif pada 4 kelompok bidang manajerial itu. Manajer R &D diasumsikan memiliki sikap kreatif yang lebih baik daripada manajer pemasaran, manajer produksi dan manajer keuangan, tugas utamanya untuk melakukan riset dan pengembangan terhadap produk atau jasa baru. Merekalah penentu keberhasilan inovasi organisasi melalui pemikiran dan hasil riset mereka. Taylor (dalam King, 1995) berpendapat bahwa ilmuwan R&D merupakan jenis khusus individu yang dinilai kreatif dilihat dari bidang aktivitas mereka, selain seniman, dan arsitek.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobabilita dengan teknik insidental sampling. Dengan demikian hasil penelitian hanya terbatas untuk sampel yang diteliti. Manajer yang dilibatkan adalah manajer tingkat menengah di beberapa perusahaan di Jakarta. Inventori yang digunakan sebagai alat ukur adalah sikap kreatif dari Eugene Raudsepp. Penelitian juga ingin melihat apakah usia, jenis kelamin, pendidikan formal, jenis perusahaan dan bidang disiplin ilmu (yang semuanya dikontrol dalam penelitian ini) berperan dalam sikap kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan sikap kreatif manajer keempat kelompok berada pada kategori rata-rata. Ini berarti mereka cukup kreatif. Hasil juga menunjukkan tidak ada perbedaan sikap kreatif diantara keempat kelompok manajer. Hasil lain menunjukkan bahwa usia, pendidikan formal, jenis perusahaan dan bidang disiplin ilmu berperan dalam sikap kreatif manajer. Sedangkan jenis kelamin tidak berperan dalam sikap kreatif secara umum, tetapi dari segi problem solving terdapat perbedaan antara pria dan wanita.
Dalam sumbangan teoritisnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai sikap kreatif pada manajer pada bidang tertentu dalam organisasi. Selanjutnya manfaat praktisnya diharapkan dengan mengetahui kondisi sikap kreatif manajer yang ada saat ini, perusahaan bisa memberikan pelatihan-pelatihan yang tepat atau menyediakan kondisi atau iklim organisasi yang yang terbuka terhadap kreativitas individu dalam organisasi.
Saran yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian : pengambilan sampel secara random, penelitian kualitatif perlu dilakukan, menambah variabel lain seperti variabel berpikir kreatif dan produk kreatif untuk memperkaya hasil penelitian, dan mempertajam inventori."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajrina Diva Ghaisani
"Industri kreatif adalah salah satu industri di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Melalui keunikan budaya Indonesia dan keunikan geografisnya, subsektor kerajinan dalam Industri kreatif adalah salah satu sub-sektor yang memiliki peran utama dalam pertumbuhan ekonomi industri kreatif. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, pelaku di industri kerajinan masih menghadapi beberapa masalah dalam pengembangan bisnisnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan dan mencari solusi untuk subsektor kerajinan dalam industri kreatif di Indonesia, melalui pendekatan system dynamics, metode ini akan menganalisis variabel apa yang berperan dalam ekosistem industri kerajinan melalui data primer dan sekunder yang dikumpulkan dari tinjauan pustaka, data statistik dan wawancara mendalam.
Penelitian ini juga mempertimbangkan beberapa skenario yang mungkin dapat meningkatkan perkembangan industri ini, pada akhir tulisan, dapat diketahui bahwa skenario terbaik adalah untuk menurunkan harga bahan baku, pemerintah dapat memberikan semacam subsidi untuk industri melalui harga bahan baku.

The creative industry is one of the industry in Indonesia that has great potential to develop. Through the uniqueness of Indonesia 39 s culture and its geographic uniqueness, Craft subsector in the creative Industry is one of the sub sectors that have main role in economic growth of the creative industry. But along with the development of technology and market demand, actors in the craft industry is still facing some of problems in its business development.
The purpose of this paper to analyze the problems and to find solutions for craft subsector in creative industry in Indonesia, through the system dynamics approach, this method will analyze what variables that play a role in the craft industry ecosystem through primary and secondary data which are collected from literature review, statistic data and in depth interview.
The paper also takes into account some scenarios which possibly can boost up the development of this industry, at the end of this paper, can be known that the best scenario is to lower the raw material price, the government may provide kind of subsidy for this industry through the raw material price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamel, Gary
New York: Harvard Business School Press, 2002
658.401 2 HAM l (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Hardiani
"Program Jakarta Creative Hub merupakan metode baru yang dirancang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna meningkatkan kualitas pelaku industri kreatif, dengan menggunakan media ruang kerja bersama, yang berpotensi menimbulkan hubungan yang kolaboratif dengan pelaku usaha industri kreatif lainnya. Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan JCH terhadap pelaku usaha industri kreatif di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan menjadikan dimensi di dalam teori implementasi yang dikemukakan oleh Mazmanian dan Sabatier (1983) sebagai dasar dalam menganalisis. Data primer diperoleh dari field research dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan.
Secara umum hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan JCH sebagai wadah untuk mengembangkan pelaku usaha industri kreatif belum dilaksanakan dengan maksimal, dimana pada tahap pelaksanaan, regulasi yang dijadikan sebagai dasar dari jalannya program belum memiliki dasar hukum yang kuat, sehingga mempengaruhi seluruh aktivitas yang terjadi di dalam JCH. Hal tersebut dapat terlihat dari indikator-indikator implementasi yang belum terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, pelaksanaan Program JCH dirasa masih kurang sempurna karena belum menerapkan sistem pembinaan yang baik sebagai acuan dalam menciptakan dan mengembangkan pelaku industri kreatif di DKI Jakarta.

Jakarta Creative Hub Program is new method that designed by the DKI Jakarta Provincial Government to improve the quality of creative industries business actors, which used co-working space media that potentially causing collaborative relationships with other business actors. This study discusses the implementation of JCH for creative industries business actors. This study used a post positivist approach by making the dimensions of Mazmanian and Sabatier implementation theory (1983) for analyzing. The primary data obtained through field research and interviews, and secondary data obtained from the study literature.
In general, the results of this study show that the application of the JCH as a place to develop creative industry business actors has not been carried out maximally, where at the implementation stage, regulations were used as the basis for the program not yet having a strong legal basis, which is affecting all activities that occurred in JCH. This can be seen from the implementation indicators that have not been fulfilled properly. Therefore, the implementation of the JCH Program is still considered imperfect because it has not implemented a good guidance system as a reference in creating and developing creative industry players in DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maraya Ghassani Santoso
"Subsektor kuliner merupakan tiga subsektor industri kreatif terbesar yang mengalami penurunan pertumbuhan di masa pandemi COVID-19 dan kesulitan mendapatkan akses pembiayaan yang merupakan dampak dari penurunan omset penjualan. Dampak jangka panjang, lembaga keuangan bank dan non-bank akan lebih konservatif dan selektif pada pasca-pandemi dalam menyalurkan pembiayaan yang membutuhkan sekuritiasi sebagai manajemen risiko. Kekayaan intelektual yang merupakan basis pengembangan ekonomi kreatif, dapat dimanfaatkan sebagai sekuritiasi untuk meningkatkan ketertarikan pemberi pinjaman sebagai solusi peningkatan akses pembiayaan. Penelitian ini merupakan salah satu upaya awal untuk mengembangkan rancangan pemberian kredit berbasis KI di Indonesia. Metode Design Structure Matrix diterapkan untuk mengidentifikasi aliran informasi antar proses dan menghasilkan durasi total skema yang lebih singkat dengan mengoptimalkan urutan proses. Business Process Modelling Notation lebih lanjut digunakan untuk visualisasi pemahaman alur proses bisnis secara menyeluruh. Penelitian ini menghasilkan rancangan proses bisnis berdasarkan penjadwalan optimal yang menyediakan (i) struktur sistematis untuk memperkuat dan mematangkan skema pemberian kredit berbasis KI menjadi konsep yang layak dan dapat diterapkan dan (ii) sumber inspirasi untuk praktik implementasi skema pemberian kredit berbasis KI kepada pelaku usaha ekonomi kreatif di Indonesia.

The culinary sub-sectors are the three largest creative industry sub-sectors that experienced a decline in growth during the COVID-19 pandemic. To maintain their business and compete, 60% of business actors in the culinary sub-sector feel that limited access to financing is the main difficulty resulting from the decline in sales turnover. In the long-term impact, bank and non-bank financial institutions will be more conservative and selective in the post-pandemic in distributing financing that requires securitization as risk management. Intellectual property, which is the basis for the development of the creative economy, can be used as security to increase lenders' interest as a solution to increase access to financing. The research work is one of the initial efforts to develop an IP-based financing structural framework in developing economies, especially in the Indonesian context. An attempt was made to address the limitations by developing a systematic process model for the IP-based financing business process. The Design Structure Matrix method is applied to identify the flow of information between processes and results in a shorter total scheme duration by optimizing the sequence of processes. Business Process Modeling Notation is further used to visualize the overall understanding of the business process flow. The research findings a process model providing: (i) a systematic structure to strengthen and mature existing IP-based financing scheme into viable and implementable concepts and (ii) a source of inspiration for best practice IP-based financing scheme in the creative economy sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>