Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nelly Febriani
"Pendahuluan: pelaksanaan pendidikan kesehatan penting dilaksanakan rumah sakit.
Tujuan: mengetahui faktor-faktor yang hubungan dengan pelaksanaan pendidikan kesehatan di rumah sakit.
Desain: deskriptif analitik terhadap 81 perawat pelaksana, dipilih dengan cosecutive sampling. Pengukuran faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan menggunakan kuesioner ( Cronbach= 0,953; 0,870).
Hasil: Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan yang baik di antaranya persiapan, lingkungan dan sumber daya, serta sikap pasien (p=0,008; p=0,004; p= 0,023). Faktor yang paling dominan berpengaruh yaitu persiapan pendidikan kesehatan (p=0,013; OR=3,87).
Kesimpulan: Persiapan pelaksanaan pendidikan kesehatan meningkatkan perawat pelaksana untuk melaksanakan pendidikan kesehatan dengan baik sebesar 3, 87 kali lebih tinggi dibanding pendidikan kesehatan yang tidak dipersiapakan dengan baik.
Rekomendasi: Meningkatkan pemahaman perawat akan perannya dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, dengan melakukan persiapan dan menggunakan sumber daya yang ada.

Introduction: the implementation of health education at hospital is important.
Objective: determine the factors most related to implementation of health education at hospital.
Design: descriptive cross sectional analytic to 81 nurses, chosen by cosecutive sampling. Measurement of factors that affect the implementation of health education using questionnaires.
Results: Factors that influence health education is going well including preparation, environment and resources, and patient’s attitudes (p=0,008; p=0,004; p= 0,023). Among the three factors that affect the implementation of health education, found that the most dominant factor is preparation to implementation of health education (p=0,013; OR=3,87).
Conclusion: preparation to implementation of health education would give 3, 87 times greater chance for nurses to conduct health education are well compared with preparation are not do well.
Recommendation: Increase the understanding of its role and nurse will carry out health education, the preparation and use of available resources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Noor Hayati
"Berbagai keunggulan sistem informasi dalam memudahkan pengumpulan data mengenai angka kejadian infeksi (HAis) dalam praktiknya bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan . Sebelum pnerapan sistem dibutuhkan identifikasi faktor kesiapan perawat sebagai pengguna Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kesiapan perawat dalam penggunaan surveilans berbasis sistem informasi di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Sampel terdiri dari 81 orang perawat orang yang terpilih secara random dari 12 ruangan rawat inap.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instumen penelitian kuesioner. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kesiapan perawat adalah jenis kelamin. Penerapan sistem dengan memperhatikan jenis kelamin akan mempengaruhi peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih cepat dan akurat jika dilakukan dengan baik sehingga dapat mensukseskan program surveilans di RS yang akan berdampak pada manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi di RS.

Various advantages of informational systems in facilitating data collecting on the incidence of infections (HAis) in practice are not easy things to be implemented. Before the implementation of the system, the identification of nurse readiness factors as user was required. This study was aimed to determine the readiness of nurse's determinants in using the informational system-based surveillance in Bayu Asih Hospitals in Purwakarta. The samples were eighty one nurses that were randomly recruited from twelve of wards.
The design used in this study was a cross sectional study using a questionnaire instrument. The most dominant factor affecting the readiness of nurses was gender. The system application by taking gender into account would affect the improvement of nursing services to be faster and more accurate if it was done properly so that the surveillance program in the hospital would be successful which will have an impact on the management of the infection prevention and control in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayanti Mahdarsari
"Indikator mutu pelayanan dapat dinilai dari perilaku tenaga kesehatan dalam menjaga keselamatan dirinya. Penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dengan menggunakan metode analitik korelatif pada 105 perawat pelaksana di ruang rawat inap dewasa di RSUDZA Banda Aceh dengan metode accidental sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang dianalisis menggunakan independent t test dan uji chi-square.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri adalah pelatihan (p=0.014; CI =1.365 - 8.924), hubungan tim (p=0.016; CI= 1.337- 9.035), budaya organisasi (p= 0.004; CI = 1.831-38.404), pengendalian (p=0.012; CI = 1.457-14.790) serta komunikasi (p=0.003; CI = 1.776-14.845). Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan menjadi dasar bagi Rumah Sakit untuk meningkatkan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri.

Indicators of service quality can be evaluated from the behavior of health personnels in maintaining their safety. This study aimed to identify the determinants of nursing behavior in maintaining personal safety by using correlative analytic methods to 105 nurses in adult wards at DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Hospital employing accidental sampling method. Data collected from questionnaires and observation sheets were analyzed using independent t test and chi-square test.
Factors that influenced nurses’ behavior in maintaining personal safety were training (p = 0.014; 95%CI = 1365-8924), team relationships (p = 0.016; 95%CI = 1337-9035), organizational culture (p = 0.004 95%CI = 1,831-38 404), controlling function (p = 0.012; 95%CI = 1457-14790) and communication (p = 0.003; 95%CI = 1776-14845). These factors requires attention and become the basis for the Hospital to improve nurses behavior in maintaining personal safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sigit Santoso
Jakarta: EGC, 2012
610.730 68 ACH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yossy Syarnen
"Skripsi ini menganalisis tentang bagaimana kelengkapan pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa (LPKPJ) di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang dilakukan oleh perawat dengan subjek penelitian adalah Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa tahun 2011 Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu kuantitatif untuk melihat besar kelengkapan pengisian lembar tersebut dan kualitatif untuk melihat gambaran berdasarkan gambaran dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana, metode, pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa, penyusunan rencana keperawatan, dan monitoring serta evaluasi.
Hasil Penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa besar kelengkapan pengisian lembar pengkajian itu di ruang rawat inap sebesar 1, 45% yang artinya bahwa banyak lembar pengkajian keperawatan pasien jiwa yang tidak terisi lengkap. Sedangkan pada hasil penelitian kualitatif menyebutkan bahwa dari sumber daya manusia berdasarkan pendidikan dan pelatihan didapat bahwa perawat umumnya memiliki pendidikan D3 meskipun masih ada yang berpendidikan SPK/SPRB, namun untuk pelatihan mengenai rekam medis perawat belum pernah mengikuti, sedangkan berdasarkan beban kerja, perawat merasa jumlah perawat belum cukup. Selain itu sumber daya manusia berdasarkan persepsi menemukan bahwa perawat umumnya sudah mengerti dan paham mengenai fungsi Pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa. Untuk sarana dan prasarana umumnya sudah tersedia di setiap ruangan namun untuk tempat penyimpanan masih belum memadai. Pada metode dengan melihat ketersediaan dan penerapan SPO serta sosialisasi, ditemukan bahwa SPO terkait kelengkapan pengisian LPKPJ sudah tersedia yaitu SPO Rekam Medis tentang Pengisian Rekam Medis, Petunjuk Teknis tentang pengisian LPKPJ, serta SPO tentang asuhan keperawatan.
Untuk hasil penelitian berdasarkan Pengisian LPKPJ, perawat paham tentang alur pengisian tetapi pelaksanaannya kurang maksimal karena tugas perawat terkait pendokumentasian tidak sedikit, selain itu di ruang Subadra pengisian tidak hanya untuk pengkajian jiwa tetapi juga pengkajian fisik sehingga perlu format yang bisa menggambarkan kondisi fisik dan jiwa dengan lebih efektif. Dari hasil penelitian mengenai proses perencanaan asuhan keperawatan menyebutkan bahwa perawat juga telah paham bahwa dengan mengisi LPKPJ nantinya akan digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan sehingga dapat ditentukan rencana asuhan keperawatan untuk pasien, namun pelaksanaannya pun masih belum maksimal. Dan dari monitoring dan evaluasi ditemukan bahwa monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama ini hanya untuk resume medis dan informed consent sedangkan untuk LPKPJ belum dilakukan.
Saran yang diusulkan yaitu melakukan pelatihan terkait kelengkapan pengisian rekam medis termasuk LPKPJ karena LPKPJ merupakan bagian dari berkas rekam medis pasien yang harus diisi lengkap; perlu dilakukan penambahan kapasitas untuk tempat penyimpanan sesuai dengan kebutuhan di tiap ruangan; Melakukan perhitungan kebutuhan perawat untuk mengetahui jumlah perawat ideal sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan secara optimal; Memodifikasi format Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa untuk ruangan khusus seperti Subadra yang melayani pasien dengan gangguan jiwa yang disertai gangguan fisiknya untuk memudahkan melakukan pengkajian sehingga bisa menggambarkan kondisi fisik dan jiwa pasien dengan optimal; Menambahkan kolom tanda tangan perawat-perawat yang telah mengkaji pasien di setiap ruangannya sehingga nantinya jika terdapat ketidaklengkapan pengisian bisa melihat siapa saja perawat yang bertanggungjawab dalam pengkajian yang telah dilakukan sehingga memudahkan proses monitoring dan evaluasi; Menambahkan kolom tanggal pengkajian disetiap point dengan tujuan memberikan informasi tentang kapan pengkajian terhadap point tersebut dilakukan; Melakukan sosialisasi SPO Rekam Medis kepada seluruh perawat secara langsung; Melakukan bimbingan teknis terkait juknis pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa di ruangan.

This study analyse about the completeness of Psyciathric Patient Nursing Assessment Form (LPKPJ) in Inpatient Room at the Hospital of Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor that nursing did with the subject of this research is the Psyciathric Patient Nursing Assessment Form (LPKPJ) in 2011. This research used two methods is Quantitative for know about the value of completeness and Qualitative for describe completeness based on Human Resources, infrastructure and medium, method, filling of Psyciathric Patient Nursing Assessment Form (LPKPJ), the proses of nursing plan, and also monitoring and evaluation process.
Results of quantitative research is Value of completeness in Inpatient room is 1,45%, that mean the incompleteness is higher than completeness. Meanwhile, results of the qualitatif research is if from human resources in education is most of nurses had a Diploma III although several of them had a School of Nursing graduate till now, however in training history, most of them had never get training for completeness of medical records especially Psyciathric Patient Nursing Assessment Form, But based on nursing workload, they feeling that number of nursing in the room is not sufficient. In other case, for perception most of nurses know and understand about the function of filling LPKPJ. For medium and infrastructure, all of room had a place for filling and had a place for storage to supply of medical records form but for storege is not sufficient yet in the several room. For methods, with analyse willing and application also socialization is procedures about completeness Psyciathric Patient Nursing Assessment Form that is Standard Procedures of Operation (SOP) of Medical Records about filling the medical records, technical instruction for filling LPKPJ, also SOP about nursing care.
For results based on filling LPKPJ, they understand about the filling process, but for action not optimum yet because nurse has many task of nursing care, in Subadra, not only filling psyciatric assessment but also physic assessment because it is the psyciatric-physic room. Results based on nursing plan process is they understand to filling assessment for make sure of diagnosis of nursing and then make a planning to take action a nursing care, but in reality, this not optimum too. The last from monitoring and evaluation results is the monitoring and evaluation did along only for medical resume and informed consent, for other is not yet including.
Suggestions can be proposed to improved training about completeness medical record, including Psyciathric Patient Nursing Assessment Form, because the LPKPJ is also a part of medical records that complete for filling; do additional capacity for storage supply of medical records form depend as need; do a counting for need of nursing in a room for get ideal number of nursing in a room; do modifying Psyciathric Patient Nursing Assessment Format for Subadra room for effectiveness and eficiency; do additional spot for signature of nursing that do assessment in each room at the patient who'll be their guarantee to facilitate of monitoring and evaluation; do additional date coloumn in each point of assessment form for noted by nursing that filled the point for information of assessment did; do direction socialitation of medical records procedure to all of nurses; do techincal guidance of filling assessment in room.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Indra Wardhani
"Sehubungan dengan dibukanya pasar bebas khususnya dari segi pelayanan rumah sakit dan akan dikembangkannya Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo sebagai Rumah Sakit Pemerintah Tipe C menjadi Tipe B maka Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo harus dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan dapat menjadi acuan bagi rumah sakit lain. Selain itu dalam satu tahun mendatang Rumah Sakit Pasar Rebo akan menjalankan program Akreditasi Rumah Sakit maka banyak hal yang harus dipersiapkan salah satu penilaiannya adalah kegiatan pelayanan keperawatan. Proses keperawatan yang merupakan proses berpikir para perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan merupakan salah satu aspek penting yang dinilai tersebut.
Tujuan Penelitian: Secara umum penelitian ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan proses keperawatan di ruang rawat map Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo.
Metodologi Penelitian: Penelitian dilakukan terhadap seluruh populasi dari 3 ruang rawat inap, yaitu Ruang Cempaka, Ruang Dahlia dan Ruang Delima dan hanya pada shift pagi. Ketiga ruangan ini dianggap dapat mewaklili ruangan lainnya, kecuali ruang perawatan anak.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptff analitik dan dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Jenis data baik variabel bebas maupun terikat adalah data primer. Variabel bebas digunakan kuesioner yang mencakup data pribadi perawat serta beberapa pertanyaan tentang pendapatnya mengenai karakteristik situasi pekerjaan sedangkan variabel terikat digunakan formulir pengamatan dari kegiatan proses keperawatan. Formulir berpedoman pada suatu standar penilaian yang disusun oleh American Nursing Association dan National League for Nursing_ Selanjutnya analisa dengan analisa univariat dan bivariat. Analisa Bivariat dengan analisa tabel silang dengan bantuan komputer yaitu program SPSS.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh perawat telah melaksanakan proses keperawatan yang baik. Meskipun demikian masih banyak hal yang perlu diperhatikan karena bila dikaji satu-persatu kegiatan yang diamati maka sebagian besar kegiatan proses keperawatan belum dilaksanakan dengan optimal (lebih dari 50% perawat tidak mengerjakan kegiatan yang dimaksud) khususnya kegiatan dokumentasi proses keperawatan yang merupakan hal penting dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit.
Kesimpulan: Pelaksanaan Proses Keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Pasar Rebo belum optimal. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas perawat adalah pendidikan SPK, sistem penugasan tim yang sekarang dilaksanakan belum dipahami dengan baik dan juga karena belum adanya uraian tugas khususnya bagi tenaga peiaksana, ketua tim dan kepala ruangan tentang Proses Keperawatan.
Saran: Saran penelitian ini berupa jangka pendek dan jangka panjang:
Jangka pendek dengan memberikan kursus penyegaran proses keperawatan, membuat uraian tugas dari semua jajaran manajemen keperawatan mengenai Proses Keperawatan sekaligus menyempumakan sistem penugasan tim serta memperbaiki kegiatan dokumentasi proses keperawatan; khusus bagi kegiatan pengkajian dapat memakai lembar "Pedoman Pengkajian Perawatan Dewasa? yang dikeluarkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta 1990 dan bagi kegiatan Diagnosa Keperawatan digunakan lembar Diagnosa Keperawatan yang telah disetujui Nanda tahun 1990.
Jangka Panjang, yaitu dengan disusunnya Standar Prosedur Pelaksanaan Proses Keperawatan yang sesuai dengan kondisi Rumah Sakit Pasar Rebo sekarang ini dan menyempumakan sistem penugasan menjadi sistem penugasan primer.

Entering the free market era in the hospital services industry, coupled with the development of Pasar Rebo Hospital from Government Hospital C type to become B type, has forced Pasar Rebo Hospital to improve the quality of services to become the "model? for another similar hospitals. On top of that, in the next year or so, Pasar Rebo Hospital would take part on the Hospital Accreditation program by the government. Among other aspects which are critical for the accreditation process, is the valuation of nursing service activity. Therefore the preparation of the nursing service activity became one of the focuses among other programs which the hospital will prepare for the event. Nursing process is the frame work of nurses on how they deliver the nursing care is one of the most important aspects in that valuation.
Objective: The objective of the research is to identify the factors related to nursing process which are done at the in-patient unit, Pasar Rebo Hospital.
Research Methodology: Research was done on all population from 3 (three) in-patient units, those were: Cempaka, Dahlia, and Delima rooms, during morning shift. These 3 (three) rooms should represent other similar rooms, except: children in-patient rooms.
This is descriptive - analytical research which using crosses sectional approach. Data for independent and dependent variables is a primary data. Independent variables using questionnaire to capture the nurse's demography, experience level, and their opinions to work situation characteristic. The dependent variables using checklist forms which were designed by American Nursing Association and National League for Nursing. The analysis was done using univariat and bivariat analysis. The bivariat analysis was done by cross tabulation with the help of SPSS computer software.
Result(s): In general the research result had shown that more than one half of the nurse had done good nursing process. However there are still many aspects which should be noticed, because more than 50% nurses had not done the activity at the detailed activity checklist, especially in the documenting nursing activity which is the important factor for Hospital Accreditation valuation.
Conclusion: Nursing process at Pasar Rebo Hospital was not yet optimal, which were due to education the level of the majority of the nurse (SPK), the "Team Nursing Assignment° system which are currently employed, had not fully understood by the staff, and there are no job description for all staff in charge in Nursing Management especially about Nursing Process.
Suggestion: There are 2 types of suggestion, short and long term:
For short term, to train Nursing Process course, to form job description for all person staff in nursing management about Nursing Process, to improve ?Team Nursing Assignment? and to revise the documenting activity nursing process. For the documenting activity, they can use ?Pedoman Pengkajian Perawatan Dewasa" which was published by Dinas Kesehatan DKI Jakarta in 1990 and for Nursing Diagnose activity use form that had been approved by Nanda in 1990.
For long term, we should design Procedure Standard for Nursing Process which are suitable with Pasar Rebo Hospital condition right now and to revise uTeam Nursing Assignment? to "Primary Nursing Assignment".
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Perjanjian GATS membawa dampak pada pelayanan kesehatan sehingga penting untuk membuat sistem regulasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing negara. Strategi untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan antara lain memperbaiki sistem pendidikan kesehatan, menggalang kehidupan keprofesian dan penataan kembali sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga mampu memberi pelayanan yang baik dan transparan, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan sistem manajemen termasuk manajemen keperawatan sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja perawat. Penelitian prestasi kerja di RS Islam Jakarta dilaksanakan mengingat prestasi kerja mereka selama ini secara umum belum memuaskan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan rancangan deskriptif korelatif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara cross sectional dimana unit analisisnya adalah perawat pelaksana yang bekerja minimal satu tahun di unit rawat inap . Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang menggunakan konsep teori motivasi isi dari Maslow dan Herzberg. Sedangkan instrumen prestasi kerja diadopsi dari hasil penelitian Ilyas di RS Islam Jawa Tengah tahun 1994. Variabel motivasi kerja meliputi motivasi intrinsik (penghargaan atas prestasi, tanggung jawab dalam pekerjaan, kesempatan untuk berkembang dan otonomi dalam pekerjaan) dan motivasi ekstrinsik (penerimaan gaji, kondisi lingkungan kerja, kebijakan institusi dan supervisi atasan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum prestasi kerja perawat di RS Islam Jakarta, 56,5% berprestasi tinggi (2) motivasi kerja ekstrinsik perawat di rumah sakit, 44% tinggi dan motivasi kerja intrinsik, 55,4% tinggi (3) terbukti dalam penelitian ini yang berhubungan secara bermakna terhadap prestasi kerja perawat ialah gaji, kebijakan institusi, supervisi, penghargaan, tanggung jawab dan kesempatan berkembang (4) dari enam komponen motivasi yang berhubungan maka terdapat dua faktor yang dominan, yaitu gaji dan kesempatan berkembang. Mempertimbangkan hasil penelitian diatas maka dapat disampaikan saran antara lain (1) perlunya merubah kebijakan rumah sakit tentang gaji perawat (2) kondisi lingkungan kerja perlu lebih ditingkatkan lagi kualitasnya (3) pelaksanaan supervisi perlu ditingkatkan baik kaulitas dan kuantitasnya (4) perlu ditingkatkan sistem penghargaan yang adil (5) pemberian tanggung jawab yang lebih luas kepada perawat (6) diperluasnya kesempatan bagi perawat untuk dapat lebih maju dan berkembang.

GATS agreement impacted to health services, so it is important to make a suitable regulation system to the situation and condition in each country. The strategies in improving the health services system are to improve the health education system, to do professional life and to rearrange the system of giving the health service. So it will give transparent and good services, qualified and patient need orientation. It is important to improve management system including nursing management so that it can increase nurse performance.
This research done because of unsatisfied performance of nursing staff in Jakarta Islamic Hospital. This research is non experimental quantitative research with correlative descriptive design. Sampling method is done by cross sectional in which its analysis unit is nurses with one year working experience in hospital. The instrument is questionnaires that use content motivation theory from Maslow and Herzberg (La Monica, 1996). Whereas the nurses? performance instrument is adopted from Ilyas?s research results in Islamic Hospital in Central Java on 1994. Motivation factors variable include intrinsic motivation (reward of achievement, responsibility in working, opportunity to improve self, autonomy) and extrinsic motivation (salary acceptance, working environment condition, institution policy, quality of supervision).
Research result showed that (1) generally, nurses performance in Jakarta Islamic Hospital, 56,5% is high (2) nurses extrinsic motivation, 44% is high and intrinsic motivation, 55,4% is high (3) in this research proof that significant correlation to the nurses performance is salary acceptance, institution policy, quality of supervision, reward system, responsibility in working, opportunity to improve (4) there is two dominant factors is salary acceptance and opportunity to improve. Considering the research result above so can be suggested that (1) it is necessary to increase salary (2) increasing the quality of work condition (3) increasing the quantity and quality of supervision (4) reward system in equity (5) giving more responsibility to the nurses, and (6) giving more opportunity to improve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supartini
"Dokumentasi keperawatan merupakan bukti dari pelaksanaan keperawatan yang menggunakan metode proses keperawatan, berisi tentang catatan respon pasien terhadap tindakan medis dan tindakan keperawatan serta merupakan indikator mutu asuhan keperawatan. Agar pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelengkapan dokumen asuhan keperawatan terkait dengan faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologis, menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam. Observasi memungkinkan peneliti mengamati langsung tantangan perawat dalam melengkapi dokumen pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi, evaluasi dan catatan keperawatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengisisan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di rumah sakit Santo Antonio masih di bawah standar Depkes. Perawat sudah menyadari pentingnya pendokumentasian asuhan keperawatan. Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya tenaga dan kurangnya fasilitas yang ada seperti petunjuk teknis pengisian dokumentasi asuhan keperawatan. Selain itu, belum pernah dilakukan pelatihan terkait dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Perawat memanfaatkan hasil dokumentasi sebagai materi komunikasi kemajuan kondisi pasien, namun dokter belum memanfaatkan secara maksimal hasil dokumentasi yang dibuat oleh perawat.
Saran dari penelitian ini adalah agar pihak manajemen memenuhi jumlah tenaga, mengadakan pelatihan dan seminar, membuat petunjuk teknis pengisian dokumentasi asuhan keperawatan, menerapkan supervise berjenjang serta membuat lembar catatan pasien yang terintegrasi dari seluruh tenaga kesehatan. Saran untuk Kemenkes adalah mengembangkan peraturan yang memberikan pemisahan yang jelas antara tugas dokter dan tugas perawat.

Nursing documentation is an evidence of the implementation of nursing, using the nursing process method, which is contains the report of the patients’ response to the medical and nursing care also an indicator of the nursing care quality. In order to support the nursing care quality, the nurse should applied itself with proper documentation.
The aim of this research is to analyze the completion of the nursing care document, in relation to the individual, organizational, and psychological factors by using qualitative methods such as observation and in-depth interviews. This study is allow to observed nurses challenges to complete the document, diagnose, treatment planning, implementation, evaluation and medical record.
The study revealed that nursing care document completion in Saint Antonio hospital is still below standard even the nurses realized the importance of documenting nursing care. Challenges were found are the nurses work load, no technical guideline for completing the nursing document, no trainings and no workshops for the nurses. Nurses are going to use the results of the documentation to discuss the progress of patient’s condition, but clinicians do not use it as expected.
The study suggests the management to increase the number of personnel, to held trainings and seminars for nurses, to develop technical guideline for nursing documentation, to implement head nurse’s supervision and also create an integrated record sheet based on various personal’s health. Recommendation for Ministry of Health is to provide regulation of clear duty of nurses and doctors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieda Ayu Prihadini
"Dalam menjawab keluhan perawat mengenai besarnya beban kerja di ruang rawat inap Cattleya B RSU Bhakti Yudha, perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan beberapa formula yaitu, Workload Indicator Staff Needs (WISN), formula Gillies, PPNI, dan formula Ilyas. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Cattleya B menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan observasi terhadap aktivitas perawat menurut metode work sampling serta in-depth interview pada 21-30 Mei 2012.
Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pada kategori produktif (80%) dengan hanya 33.98% yang merupakan aktivitas keperawatan langsung dan 47.4% merupakan aktivitas keperawatan tidak langsung. Penggunaan waktu untuk kegiatan pribadi dan non produktif perawatmasih di dalam standar ILO (14.98%) Formula Gillies dan PPNI, dan Ilyas tidak menggambarkan sejumlah kegiatan keperawatan tidak langsung dari perawat seperti administrasi dan pencatatan laporan, yang justru pada saat observasi membutuhkan proporsi yang lebih besar. Sebaliknya metode WISN yang menghasilkan jumlah perawat sebesar 35 orang ditambah dengan 1 kepala ruangan dianggap lebih tepat dan sesuai dengan RS karena menggambarkan beban kerja nyata.
Diharapkan pihak manajemen dapat memberikan toleransi seperti pemberian hari kepelatihan bagi perawat, menambah jumlah tenaga baik perawat dan non perawat sesuai kebutuhan untuk meningkatkan mutu pelayanan.

In order to answer the concern of high workload nursing care at Cattleya B Ward of Bhakti Yudha Hospital, there is a need to analyze the requirement of nursing staff with some formulas:Workload Indicator Staff Needs (WISN), Gillies?, PPNI, and Ilyas? Formula. This Research was held in Cattleya B Ward of Bhakti Yudha Hospital on May 21st-30th 2012 using Quantitative and Qualitative approach with an observation to nursing activity based on work sampling method and also in-depth interview with some informants to gain any information for analysis.
The result of this research proved that nursing workload is in productive state (80%) with only 33.98% are direct nursing care activities and 47.4% are indirect nursing care activities. The usage of time for individual activity and non-productive activity are still in the ILO Standard (14.98%) Gillies?, PPNI, and Ilyas? Formula did not described some of indirect activity like administration, and making nursing report which in observation need higher proportions than others. In the contrary, WISN, which results 35 nurses as staff with 1 additional nurse as the head of Cattleya B ward, is suitable with hospital because described the real work load in the ward.
In the future, hopefully manager can give any tolerance like training day for nurse; add some staff both nursing staff and non-nursing staff as needs for service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31800
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerun Nisa Nurakhyati
"Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia di rumah sakit yang memberikan layanan asuhan keperawatan dan merupakan tulang punggung dimana perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama 24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan. Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan kompetensinya. Pengembangan karir merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pengembangan pola karir perawat di RS Azra Bogor dan merancang pengembangan pola karir perawat.
Metode penelitian adalah metode kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen, wawancara mendalam, FGD dan CDMG. Karakteristik tenaga perawat di Rumah Sakit Azra Bogor paling banyak berada pada rentang usia 22 - 27 tahun sebanyak 68.3%, memiliki masa kerja paling banyak pada rentang 0-3 tahun sebanyak 62.8% dan latar belakang pendidikan terbanyak adalah D-III Keperawatan sebanyak 95.6%. Pengembangan pola karir perawat yang ada saat ini belum optimal dan belum ada komite keperawatan. Diharapkan pengembangan pola karir perawat dapat dilaksanakan dengan dibuatnya sistem remunerasi serta membentuk komite keperawatan.

Nurse is one of the human resources at the hospital who provide nursing care and nurses are the backbone of which is the largest proportion of health workers, serving patients for 24 hours continuously and sustainably. Career development nurse is a career planning and implementation of plans that can be used for the placement of nurses on the ladder according to their competence. Career development is one factor that can increase the motivation to work. The purpose of writing is to know the pattern of career development nurse at the Azra Hospital Bogor and designing career development nurse pattern.
The research method is a qualitative descriptive with case study design. Data was collected through document review, in-depth interviews, focus group discussions and CDMG. Characteristics of nurses at the Azra Hospital Bogor most are in the age range 22-27 years as much as 68.3%, has the most tenure in the span of 0-3 years as much as 62.8% and the highest educational background is a D-III Nursing as much as 95.6%. Development of the existing nursing career path has not been optimal, and there is no committee of nursing. Expected career development nurse pattern can be implemented with the establishment of a remuneration system and set up a committee of nursing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>