Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164070 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monika Rini Puspitasari
"Kasus kelainan payudara umum terjadi pada wanita usia dewasa di daerah perkotaan. Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah kasus baru setiap tahunnya dan terdeteksi pada stadium lanjut. Untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan payudara maka perlu dilakukan pemeriksaan SADARI secara teratur. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kefektifan pemeriksaan SADARI pada klien dengan kelainan payudara di ruang Bedah Kelas Anggrek Kanan RSUP Persahabatan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa SADARI efektif dilakukan sebagai pendeteksian dini terjadinya kelainan pada payudara. Pengetahuan wanita tentang pemeriksaan SADARI perlu ditingkatkan untuk menghindari terjadinya kelainan payudara yang bersifat keganasan.

Cases of breast abnormalities are common in adult women in urban areas. Changes in urban lifestyle caused an increase in the number of new cases each year and it is detected on later stage. Regular breast self-examination (BSE) is necessary to detect breast abnormalities earlier. The aim of this paper was to determine the effectiveness of breast self-examination on a client with breast abnormalities in Anggrek Tengah Kanan Room RSUP Persahabatan. The results showed that the BSE was effective as early detection of abnormalities in the breast. Knowledge of women about breast self-examination should be improved to avoid incident of breast abnormalities that are malignant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Rumaisha Nurul Aini
"Latar belakang: Kanker payudara pada wanita menjadi penyebab kejadian kanker tertinggi di dunia dengan jumlah kasus sebanyak 2,3 juta kasus dengan 685 ribu kematian. Sedangkan kejadian kanker pada wanita di Indonesia yang tertinggi adalah kanker payudara dengan prevalensi 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Oleh sebab itu, sangat diperlukan upaya pencegahan secara dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi. Metode: Metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel 257 mahasiswi S1 reguler di Universitas Indonesia. Hasil: Pada analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi melakukan SADARI, namun tidak melakukan secara rutin setiap bulan. Ada hubungan antara pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, dukungan orang sekitar, keadaan fisiologis dan suasana hati, serta efikasi diri dengan perilaku SADARI. Variabel pengalaman keberhasilan tinggi 1,69x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel pengalaman orang lain tinggi, 1,94x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel dukungan orang sekitar tinggi 3,34x akan cenderung melakukan perilaku. Variabel keadaan fisiologis dan suasana hati memperlihatkan bahwa responden yang memiliki tingkat keadaan fisiologis dan suasana hati tinggi 3,32x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel efikasi diri yang tinggi 7,65x akan cenderung melakukan perilaku SADARI

Background: Breast cancer in women is the cause of the highest incidence of cancer in the world, with a total of 2.3 million cases and 685 thousand deaths. Meanwhile, breast cancer is the most common cancer in women in Indonesia, with a prevalence of 42.1 per 100,000 people and a death rate of 17 per 100,000 people. Therefore, early prevention efforts are needed through breast self-examination (BSE). Purpose: This study aims to determine the relationship between self-efficacy and breast self-examination behavior in female students. Methods: Quantitative method and cross-sectional design. A sample of 257 regular undergraduate students at the University of Indonesia. Results: According to the univariate analysis, the majority of female students took BSE but did not do so on a monthly basis. There is a relationship between the experience of success, the experiences of other people, the support of those around them, physiological states and moods, and self-efficacy with BSE behavior. The high success experience variable (1.69 times) is more likely to exhibit BSE behavior. Other people's variable experience is high; (1.94 times) more people will tend to do BSE behavior. The variable support of those around you is high, and they will tend to do the behavior (3.34 times). According to the physiological state and mood variables, respondents who have a high level of physiological state and mood (3.32 times) are more likely to engage in BSE behavior. A high self-efficacy variable (7.65 times) will tend to exhibit BSE behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indah Pertiwi
"Kanker payudara banyak diderita masyarakat perkotaan. Salah satu penanganan dari kanker payudara ialah mastektomi. Mastektomi memiliki beberapa komplikasi, salah satunya ialah limfadema. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap intervensi mandiri keperawatan yaitu latihan mobilisasi lengan pada awal post operasi mastektomi untuk mengurangi edema transisi dan mencegah limfadema. Praktik dilakukan di ruang rawat gema tengah RSUP Persahabatan. Hasil dan evaluasi dari intervensi yang dilakukan yaitu berkurangnya edema transisi pada lengan klien dan meningkatnya kekuatan otot lengan klien. Perawat perlu melakukan intervensi mandiri keperawatan tersebut pada pasien kanker payudara post mastektomi untuk mengurangi edema transisi dan mencegah limfadema.

Breast cancer occurs to many urban communities. One of the treatments of breast cancer is mastectomy. Mastectomy has few complications, one of which is lymphedema. This study aimed to analyze nursing implementation which is early arm mobilization for post mastectomy patient to reduce transition edema and prevent lymphedema. This practice is done in Gema Tengah Ward RSUP Persahabatan. Results and evaluation of this intervention are reducing patients arm transition edema and increasing her arm muscle strength. Nurses need to do these interventions in the post mastectomy breast cancer patients to reduce transition edema and prevent lymphedema.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nastasia
"Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering dialami oleh wanita di Indonesia. Deteksi dini kanker payudara melalui praktik pemeriksaan payudara sendiri sangat penting dilakukan setiap wanita secara rutin. Praktik pemeriksaan payudara sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah efikasi diri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan praktik SADARI. Sampel penelitian adalah 410 wanita di Jakarta Selatan, berusia 20-50 tahun, dan yang belum pernah didiagnosis kanker payudara. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner BSE Self Efficacy dan Prosedur praktik SADARI. Hasil penelitian menunjukkan nilai p < 0,05 dengan r sebesar 0,781. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara efikasi diri dengan praktik SADARI. Sosialisasi lanjutan dan evaluasi berkala perlu dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri dan praktik pemeriksaan payudara sendiri pada perempuan.

Breast cancer has become one of the most common cancers among Indonesian women. Early detection of breast cancer through breast self-examination is very important for every woman on a regular basis. Breast self-examination is influenced by various factors, including self-efficacy. This study used a quantitative method with a cross-sectional design to determine the correlation between self-efficacy and BSE practice. It involved 410 women in South Jakarta, aged 20-50 years, who had never been diagnosed with breast cancer. Data was collected using the BSE Self Efficacy questionnaire and BSE procedure questionnaire. The results showed that the p-value <0.05 with an r of 0.781. This indicates a significant and positive relationship between self-efficacy and BSE practice. Sustainable socialization and periodic evaluations are needed to improve self-efficacy and BSE practice among women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Ica Yulianti
"Tujuan:
Memperoleh masukan untuk meningkatkan pelayanan pemeriksaan mamografi dan atau USG payudara di Departemen Radiologi FKUI/RSUPN- Cipto Mangunkusumo
Metode:
Penelitian ini studi deskriptif analitik, menggunakan data sekunder untuk menilai akurasi hasil pemeriksaan mamografi dan atau USG payudara terhadap hasil pemeriksaan histopatologis dalam mendiagnosis kelainan payudara.
Hasil dan diskusi :
Hasil uji diagnostik perbandingan hasil pemeriksaan USG payudara dengan hasil pemeriksaan histopatologis akurasi diagnostik tinggi. Hasil pemeriksaan mamografi dan pemeriksaan kombinasi dibandingkan dengan hasil pemeriksaan histopatologis didapatkan asumsi akurasi rendah. Hasil pemeriksaan klinis dibanding dengan hasil pemeriksaan histopatologis didapatkan akurasi diagnostik yang tinggi.
Kesimpulan:
Pemeriksaan USG payudara dengan hasil pemeriksaan histopatologis didapatkan akurasi diagnostik yang tinggi.

Objective:
To get The evaluated hope can be increase examination mammography and ultrasound in departemenof radiology RSUPN-Cipto Mangunkusumo.
Methods :
This study is a descriptive analytic study assessment process using secondary data to assess the accuracy of the results of the examination / expertise mammography or breast ultrasound and the results of histopathologic examination in the diagnosis of breast abnormalities.
Results :
Diagnostic test results comparing breast ultrasound examination results with the results of histopathologic examination found a high diagnostic accuracy. The results of examination of the combination of mammography and compared with histopathologic examination results obtained assuming a low accuracy. The results of the clinical examination compared with the results of histopathologic examination found a high diagnostic accuracy.
Conclusion :
Ultrasound examination of the breast with histopathologic examination found a high diagnostic accuracy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nopriansyah Darwin
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia dan menyumbangkan angka mortalitas yang tinggi akibat risiko metastasis. Metastasis dapat terjadi meskipun pasien telah diterapi secara adekuat. Epitel-mesenchymal transition (EMT) adalah salah satu mekanisme utama terjadinya metastasis. Sel yang mengalami perubahan fenotip menjadi mesenkimal bersifat agresif, motil dan potensial menjadi metastasis. Vimentin merupakan salah satu biomarker spesifik yang muncul ketika sel mengadopsi fenotip mesenkim. Vimentin dapat memprediksi metastasis dan survival pada kanker payudara. Tujuan: Mengetahui hubungan antara ekspresi vimentin terhadap kejadian metastasis dan survival pada pasien kanker payudara. Metode: Desain studi ini adalah kohort retrospektif. Subjek berasal dari pasien kanker payudara di RSUP dr. Ciptomangunkusumo periode 2017–2018. Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi vimentin. Pasien diobservasi selama 4 tahun untuk mengetahui keluaran metastasis dan survival. Hasil: Terdapat 43 subjek, terdiri dari 39 ekspresi vimentin positif (90,7%), 10 subjek metastasis (23,3%), 16 subjek meninggal (37,2%). Pasien dengan ekspresi vimentin positif memiliki risiko 2,99 kali terjadi metastasis. Rerata overall survival (OS) pasien ekspresi vimentin positif lebih rendah dibandingkan negatif (162,0 minggu vs 174,5 minggu). Namun, secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara vimentin terhadap kejadian metastasis (p=1,000) dan survival (p=0.971). Kesimpulan: Ekspresi vimentin tidak berhubungan dengan kejadian metastasis dan survival. Namun, ekspresi vimentin positif memiliki kecenderungan meningkatkan risiko metastasis dan mortalitas yang lebih cepat pada pasien kanker payudara.

Background: Breast cancer is the most common of cancer in women around the world and contributes to a high mortality rate because of the risk of metastases. Metastases can still occur even if the patient has been adequately treated. Epithelial-mesenchymal transition (EMT) is one of the main mechanisms of metastasis. Cells that have a phenotypic change to mesenchymal are aggressive, motile, and prone to become metastatic. Vimentin is the specific biomarker that appears when cells have changed to mesenchymal phenotype. Vimentin can predict metastasis and survival in breast cancer. Aim: to find the association between vimentin expression with metastases and survival in breast cancer patients. Methods: This study design is a retrospective cohort. The subjects are breast cancer patients at Dr. Ciptomangunkusumo from 2017 to 2018. Immunohistochemical staining was performed to analyze the expression of vimentin. Patients were followed-up for 4 years to determine metastasis event and survival outcome. Results: There were 43 subjects, consist of 39 positive vimentin expressions (90.7%), 10 metastases (23.3%), and 16 death (37.2%). Patients with positive vimentin expression have 2.99-times the risk of developing metastases. The mean overall survival (OS) of patients with positive was lower than negative vimentin expression (162.0 weeks vs. 174.5 weeks). However, the association between vimentin with metastatic (p=1,000) and survival (p=0.971) outcome was not statistically significant. Conclusion: Vimentin expression is not associated with metastatic events and survival outcome. However, positive vimentin expression tends to increase the risk of metastasis and increase mortality rates in breast cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanny Cong
"Latar Belakang
Kanker payudara merupakan jenis kanker tersering di dunia dan di Indonesia, dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi. Peningkatan pemahaman mengenai varian genetik pada pasien kanker payudara dapat meningkatkan efektivitas skrining, diagnosis, dan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi varian genetik terkait kanker payudara di Jakarta.
Metode
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari basis data NCBI yang dianalisis menggunakan perangkat lunak bioinformatika di Departemen Kimia Kedokteran dan Bioinformatics Core Facilities IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Data sekuensing genom dari 75 sampel pasien diunduh dari BioProject PRJNA606794. Proses pra-pemrosesan data melibatkan evaluasi kualitas menggunakan FastQC, pemangkasan bacaan berkualitas rendah dengan Trimmomatic, dan penyelarasan dengan genom referensi GRCh38 menggunakan BWA-MEM2. Identifikasi dan penyaringan varian dilakukan menggunakan LoFreq dan LoFreq Filter, sedangkan analisis varian menggunakan snpEff. Ontologi gen dianalisis menggunakan basis data ENSEMBL.
Hasil
Ditemukan sebanyak 8.544 varian dengan dampak tertinggi pada kategori modifier (98,863%), kategori low (1,085%), dan moderate (0,053%). Proporsi gen yang terlibat dalam varian genetik menunjukkan ZMYND11 memiliki proporsi tertinggi (32,4%). Gen ini berpotensi menjadi marka prognostik pada pasien kanker payudara usia muda di Jakarta.
Kesimpulan
Analisis bioinformatika efektif dalam mengidentifikasi varian genetik pada pasien kanker payudara di Jakarta dengan gen ZMYND11 menunjukkan proporsi tertinggi. Gen ini berpotensi sebagai marka prognostik pada pasien usia muda, berkontribusi pada peningkatan skrining, diagnosis, dan terapi kanker payudara di Jakarta. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk validasi.

Introduction Breast cancer is the most common type of cancer worldwide and in Indonesia, with high incidence and mortality rates. Improving the understanding of genetic variants in breast cancer patients can enhance the effectiveness of screening, diagnosis, and therapy. This study aims to identify genetic variants related to breast cancer in Jakarta.
Method
This study uses secondary data from the NCBI database, analyzed using bioinformatics software at the Department of Medical Chemistry and Bioinformatics Core Facilities IMERI, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Genome sequencing data from 75 patient samples were downloaded from BioProject PRJNA606794. Data preprocessing involved quality evaluation using FastQC, trimming low-quality reads with Trimmomatic, and alignment with the GRCh38 reference genome using BWA-MEM2. Variant identification and filtering were performed using LoFreq and LoFreq Filter, while variant analysis was conducted using snpEff. Gene ontology was analyzed using the ENSEMBL database.
Results
A total of 8,544 variants were found, with the highest impact in the modifier category (98.863%), low category (1.085%), and moderate category (0.053%). The proportion of genes involved in genetic variants showed that ZMYND11 had the highest proportion (32.4%). This gene has the potential to be a prognostic marker in young breast cancer patients in Jakarta.
Conclusion
Bioinformatics analysis is effective in identifying genetic variants in breast cancer patients in Jakarta, with the ZMYND11 gene showing the highest proportion. This gene has the potential as a prognostic marker in young patients, contributing to improved screening, diagnosis, and therapy for breast cancer in Jakarta. Further research is needed for validation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Hakiki Fiantoro
"Latar Belakang/Tujuan. Angka kematian dan kejadian metastasis kanker payudara cukup tinggi. Faktor metabolik termasuk resistensi insulin mempunyai peranan terhadap progresivitas kanker payudara namun terdapat hanya sedikit penelitian yang menilai hubungan resistensi insulin dengan kejadian metastasis kanker payudara. Terdapat hubungan yang erat antara beberapa variabel dalam kelompok pasca-menopause terhadap kejadian metastasis, pemberian terapi hormonal aromatase inhibitor dan kemoterapi terhadap nilai HOMA-IR. Mengetahui hubungan resistensi insulin yang dinilai menggunakan nilai homeostatic model assessment for insulin resistance (HOMA-IR) dengan kejadian metastasis kanker payudara.
Metode. Studi potong lintang yang meneliti 150 pasien kanker payudara di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Siloam Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Jakarta dalam rentang waktu agustus 2019-april 2020. Terdapat 150 subjek penelitian, nilai titik potong HOMA-IR ditentukan dengan kurva receiver operating curve (ROC). Dilakukan analisis subgrup kelompok pasca menopause terhadap metastasis, terapi hormonal dan kemoterapi terhadap HOMA-IR.
Hasil. Tidak didapatkan nilai titik potong optimal HOMA-IR terhadap kejadian metastasis (Area under curve (AUC) 0,50, P : >0,05, interval kepercayaan (IK) 95% : 0,406-0,593). Tidak terdapat hubungan bermakna variabel pasca-menopause dengan kejadian metastasis dan kemoterapi terhadap nilai HOMA-IR. Terdapat hubungan bermakna pemberian terapi hormonal aromatase inhibitor terhadap peningkatan nilai HOMA-IR, P : <0,01
Simpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara resistensi insulin dengan kejadian metastasis pada pasien kanker payudara.

Background/Purpose. Mortality and incidence rate of metastatic breast cancer is quite high.
Metabolic factors including insulin resistance have a role in the progression of breast cancer,
but there are only a few studies that assess the relationship of insulin resistance with the incidence of breast cancer metastases. There is a close relationship between variables in the postmenopausal group for the occurrence of metastases, administration of hormonal aromatase inhibitors and chemotherapy to the value of HOMA-IR. Knowing the relationship of insulin resistance which was assessed using the value of
the homeostatic model assessment for insulin resistance (HOMA-IR) with the incidence of metastatic breast cancer.
Method. A cross-sectional study examining 150 breast cancer patients at Cipto Mangunkusumo General Hospital and Siloam Hospital Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center Jakarta in August 2019-April 2020. There are 150 subjects research, the HOMA-IR cutoff value is determined by the receiver operating curve (ROC) curve. Postmenopausal subgroups were analyzed for metastases, hormonal therapy and chemotherapy for HOMA-IR.
Results. There was no optimal HOMA-IR cut off value for metastatic events (Area under curve (AUC) 0.50,
P:> 0.05, 95% confidence interval (IK): 0.406-0.593). There was no significant relationship between postmenopausal variables with the incidence of metastasis and chemotherapy on the value of HOMA-IR. There was a significant
relationship between the administration of hormonal aromatase inhibitor therapy to the increase of HOMA-IR value, P: <0.01
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Kusuma Putri
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan keganasan yang dapat bermetastasis ke kelenjar limfe aksila dan/atau organ jauh. Studi-studi sebelumnya menunjukkan terdapat kaitan antara sejumlah morfologi mamogram dan gambar ultrasonografi (USG) payudara dengan adanya metastasis kelenjar limfe. Seringkali pasien dengan kecurigaan kanker payudara diperiksakan di rumah sakit ketika sudah dalam stadium lanjut atau bahkan terdapat metastasis yang seharusnya dapat dideteksi lebih awal. Mamografi dan USG payudara merupakan modalitas radiologis yang mudah untuk dikerjakan untuk diagnosis kanker payudara dan tersedia di banyak rumah sakit. Sampai saat ini, belum ada penelitian mengaitkan secara langsung temuan morfologis mamografi dan USG payudara pada pasien kanker payudara yang mengalami metastasis. Tujuan: Mengetahui perbedaan temuan morfologis mamografi dan USG payudara pada pasien kanker payudara dengan metastasis dengan pasien kanker payudara tanpa metastasis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Metode: Dilakukan pembacaan ulang hasil mamogram dan gambar USG payudara dari 112 pasien yang didapatkan dari sistem Picture Archiving and Communication System (PACS) di Departemen Radiologi RSCM dengan klinis karsinoma payudara berdasarkan patologi anatomi. Data riwayat pasien didapatkan dengan melihat catatan di rekam medis melalui Electronic Health Record (HER) atau Hospital Information System (HIS). Dilakukan analisis pada usia dan karakteristik morfologis lesi meliputi variabel bentuk lesi, ukuran terbesar lesi, jarak tumor ke kutis, adanya kalsifikasi, jenis kalsifikasi, distribusi kalsifikasi, dan adanya distorsi arsitektur pada mamogram, dan bentuk lesi, ukuran terbesar lesi, jarak tumor ke kutis, vaskularisasi lesi, adanya kalsifikasi, dan adanya distorsi arsitektur pada gambar USG payudara menggunakan uji Chi-Square atau Fisher. Dilakukan juga analisis multivariat regresi logsitik pada variabel yang signifikan secara statistik menggunakan metode backward yang disajikan dalam bentuk odds ratio (OR). Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada variabel usia (p=0,032), ukuran terbesar lesi pada mamogram (p<0,001), jarak tumor ke kutis pada mamogram (p=<0,001), ukuran terbesar lesi pada gambar USG payudara (p<0,001), dan jarak tumor ke kutis pada gambar USG payudara (p=0,001) antara pasien kanker payudara dengan metastasis dengan tanpa metastasis. Pada analisis multivariat gabungan temuan morfologis mamogram dan gambar USG payudara, didapatkan perbedaan bermakna secara statistik pada ukuran terbesar lesi pada mamogram dengan nilai OR 3,73 (p=0,003) dan jarak tumor ke kutis pada mamogram dengan nilai OR 3,34 (p=0,006). Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna temuan mamogram dan USG payudara yaitu masing-masing ukuran terbesar lesi>5 cm dan jarak tumor ke kutis ≤0,5 cm dengan adanya metastasis pada kanker payudara. Temuan ukuran terbesar lesi>5 cm dan jarak tumor ke kutis ≤0,5 cm pada mamogram dapat memprediksi kemungkinan terjadinya metastasis pada kanker payudara.

Background: Breast cancer is a malignancy that can metastasize to axillary lymph nodes and distant organs. Previous studies have shown an association between the morphological findings of mammograms and ultrasound images of the breast and the presence of lymph node metastasis. Patients with suspected breast cancer are often examined in the hospital when they are in an advanced stage or even have metastasis that should have been detected earlier. Mammography and breast ultrasound are radiological modalities that are easy to perform to diagnose breast cancer and are available in many hospitals. To date, no studies have directly compared the morphological findings of mammography and breast ultrasound in patients with metastatic breast cancer. Purpose: To identify the differences in the morphological findings of mammography and breast ultrasound in breast cancer patients with metastasis compared to those without metastasis at Dr Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM). Methods: Mammogram results and breast ultrasound images from 112 patients diagnosed with breast carcinoma based on anatomical pathology were obtained from the Picture Archiving and Communication System (PACS) at the Department of Radiology RSCM. The images were then reviewed. Patient history is obtained from the Electronic Health Record (EHR) or Hospital Information System (HIS). Analyzes were performed on age and morphological characteristics of the lesion, including the shape of the lesion, the largest diameter of the lesion, the distance of the tumor to the skin, the presence of calcification, the type of calcification, the distribution of calcifications, and the presence of architectural distortion on mammograms, and the shape of the lesion, the largest diameter of the lesion, the distance of the tumor to the skin, the vascularity of the lesion, the presence of calcification, and the presence of architectural distortion on breast ultrasound images using Chi-Square or Fisher method. Multivariate logistic regression analysis was also conducted on statistically significant variables using the backward method, which was presented as an odds ratio (OR). Results: There was a statistically significant difference in age (p=0,032), the largest diameter of the lesion on the mammogram (p<0,001), the distance of the tumor to the skin on the mammogram (p<0,001), the largest diameter of the lesion on breast ultrasound (p<0,001), and the distance of the tumor to the skin on breast ultrasound images (p=0,001) between metastatic and non-metastatic breast cancer patients. In the multivariate analysis of the combination of morphological findings of the mammogram and breast ultrasound images, there were statistically significant differences in the largest diameter of the lesion on mammograms with an OR value of 3.73 (p=0,003) and the distance of the tumor to the skin on mammograms with an OR value of 3.34 (p= 0,006). Conclusion: There is a significant difference in mammogram and breast ultrasound findings, such as the largest diameter of the lesion >5 cm and the distance of the tumor to the skin ≤0,5 cm with the presence of metastasis in breast cancer. The findings of the largest diameter of the lesion >5 cm and the distance of the tumor to the skin ≤0,5 cm on the mammogram can predict the probability of metastasis in breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Jenis kanker yang paling banyak ditemukan adalah kanker payudara dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Pada umumnya pasien yang datang dalam keadaan stadium lanjut. Terkait hal tersebut maka perawat, khususnya perawat spesialis mempunyai peranan yang penting dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pasien kanker payudara. Praktek residensi keperawatan medikal bedah menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan teori Peacefull End of Life yang berfokus pada lima konsep utama yaitu bebas dari rasa nyeri, rasa nyaman, harga diri, tenang dan kedekatan dengan orang yang bermakna. Edukasi dengan menggunakan audiotape dan booklet merupakan bukti mutakhir dalam menurunkan kecemasan dan peningkatan kemampuan dalam menangani efek samping kemoterapi pada pasien kanker payudara. Berkontribusi dalam pengembangan pengkajian cachexia merupakan suatu inovasi yang dilakukan. Hasil analisis pratek menunjukkan bahwa teori Peacefull End of Life cocok diterapkan pada asuhan keperawatan kanker. Edukasi dengan menggunakan audiotape dan booklet efektif menurunkan kecemasan dan meningkatan kemampuan pasien dalam menghadapi efek samping kemoterapi, format pengkajian cachexia yang dikembangkan cukup sensitif dan komunikatif dalam menilai status nutrisi pasien sehingga berdampak kepada peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien pada area keperawatan onkologi.

Cancer is a common health problem in the world, including in Indonesia. Breast cancer is the most common cancer and become a leading cause of death among Indonesian women. Most of them come to hospital at advanced stage. Therefore, the role of specialist nurse are very important in breast cancer treatment. Medical surgical nursing practice residency has aimed to provide comprehensive nursing care by using Peaceful end of life Theory approach. This theory has five major concept constituted not being pain, comfort, dignity and respect, being peace and closeness to significant other. Education using booklet and audiotapes is a recent evidence to decrease anxiety and increase on the number of self care behaviour used by breast cancer women to minimize side effect of chemotherapy. Actively contributed in developing cachexia assessment scale tool is a kind of innovative idea . As a result, Residence practice analysis showed that nursing care in oncology area can use Peaceful End of Life theory approach as a guideline, Education using booklet and audiotape is a kind of effective way for managing side effect in breast cancer women who receiving chemotherapy, cachexia assessment scale tool is is an effective and communicative tool in assessing nutrition problem for cancer patient which has effect for high quality nursing care in oncology area. So, the final aimed to increase patient quality of life will be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>