Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Imellisa
"Isolasi sosial merupakan salah satu gejala negatif pada klien dengan skizofrenia. Isolasi sosial yang dibiarkan terus-menerus akan menyebabkan masalah lain yaitu halusinasi. Isolasi sosial perlu ditangani dengan memberikan latihan sosialisasi diantaranya dengan terapi Social Skill Training. Hasil akhir yang diharapkan adalah tanda dan gejala isolasi sosial menurun dan kemampuan bersosialisasi klien. Selain kemampuan klien sendiri, dukungan sosial dari orang-orang di sekitar klien memiliki dampak pada hasil akhir tadi.
Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan manajemen asuhan keperawatan spesialis jiwa pada klien dengan isolasi sosial yang diberikan terapi Social Skill Training. Kerangka yang digunakan adalah Model Stres Adaptasi Stuart dan dilengkapi dengan Teori Social Support Schaffer untuk mengetahui dukungan sosial yang didapatkan klien pada tatanan rumah sakit dan komunitas. Analisa dilakukan pada 14 klien, yang terdiri dari 8 klien yang dirawat di rumah sakit dan 6 klien yang dirawat di rumah.
Hasil analisa menunjukkan bahwa penurunan tanda dan gejala yang berhasil dicapai di komunitas lebih rendah dibandingkan dengan penurunan tanda dan gejala yang dicapai pada klien isolasi sosial di rumah sakit, dan peningkatan kemampuan sosialisasi responden yang dirawat di rumah sakit lebih besar dibandingkan dengan rata-rata peningkatkan kemampuan sosialisasi responden yang dirawat di komunitas. Saran dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah untuk meningkatkan dukungan sosial di rumah sakit dan di komunitas, terutama untuk memberdayakan keluarga sebagai sumber utama pemberi dukungan sosial.

Social isolation is one of negative symptom to schiphrenic client. Prolonged social isolation will cause another problem that is hallucination. Social isolation need to be treated by train their social skill with Social Skill Training therapy. The expected outcome is decrease of social isolation sign and symptoms and increase of social skill. Beside the client’s skill, social support from another has an effect to those outcome.
This Karya Ilmiah Akhir aim to explain the psychiatric spesialist nursing management to client with social isolation who has been treated with Social Skill Training. The Stuart Stress Adaptation Model and Schaffer Social Support theory are used as the framework to describe futher about social support to the client at hospital and community setting. Sample of this paper is 14 clients comprises 8 client at hospital and 6 client at community.
The result shows that decrease of sign and symptoms in client at community is lower than client at hospital, and the increasing social skill is bigger in client at hospital than the client at community. This paper suggest to increase social support to the client in hospital and community, especially to empower family as the biggest resources of social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sadarma
"Perilaku konversi agama selalu meminta individu yang melakukannya untuk melakukan penyesuaian diri. Ini juga berlaku kepada individu-individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik, mereka diminta untuk menyesuaian diri. Penyesuaian diri menjadi hal penting untuk dilakukan karena penyesuaian diri selalu menimbulkan banyak perubahan dan konflik. Perubahan- perubahan yang terjadi dalam dalam diri sendiri dan konflik dengan orang sekitar. Penyesuaian diri yang baik dan sehat baru dapat terjadi jika ada dukungan dari orang-orang sekitar. Orang-orang sekitar yang memberikan dukungan sosial pada individu yang telah melakukan konversi agama ke agama Katholik terdiri dari orang tua kandung, pasangan, sahabat, teman katekumen dan orang tua baptis.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh sumber dukungan sosial yang terdiri dari orang tua kandung, pasangan, sahabat, teman katekumen dan orang tua baptis terhadap penyesuaian diri individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terbagi atas dua kuesioner yaitu kuesioner sumber dukungan sosial dan kuesioner penyesuaian diri. Jumlah item pada kedua kuesioner sebanyak 106 butir item. Kuesioner penyesuaian diri memiliki 56 butir item dan kuesioner sumber dukungan sosial memiliki 50 item. Pengambilan sampel berdasarkan kenyamanan dan kemudahan peneliti dalam mengakses sampel. Dengan metode convenience, jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 85 responden.
Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik dan dianalisa secara regresi berganda. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dinyatakan bahwa kedua alat ukur valid dan reliabel untuk mengukur masing-masing konstruk. Analisa regresi berganda tidak dilakukan karena hasil perhitungan R2 sebesar 0,23. Nilai ini disimpulkan bahwa pengaruh dari sumber dukungan sosial orang tua kandung, pasangan, sahabat, teman katekumen dan orang tua baptis hanya 2,3 % terhadap penyesuaian diri individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik. Namun pengaruh ini tidak signifikan karena hasil signifikansi dari perhitungan F sebesar 0,233. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai signifikan yang telah di tetapkan, 0,05. Pada perhitungan regresi parsial diperoleh kesimpulan bahwa sumber dukungan sahabat berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu yang melakukan konversi agama ke agama Katholik.

Behavior of religion conversion asked every individuals who have converted to doing the self adjustment. Just as in individuals who converted religion to Catholic, they are also required to do self adjustment. Adjustment to be the important thing to do, because converted religion give rise to changes and conflict. Changes on individuals who perform religious converted and conflict with their family and people in their around. Good adjustment can be occur if there is a people who are giving social support. The people who provide social support referred to as social support resources.
The purpose of this research is to see the effect of social support resources which consisting of parents, mate, pal, catechumens friend, parents baptized catechumens to the individual who converted to Catholic. The research method used is quantitative and collecting data using questionnaires. There are two questionnaires on this research, adjustment questionnaire and social support resources questionnaire. Total items on both questionnaires were 106 items. Adjustment questionnaire has 56 items and social support resources questionnaire has 50 items. Convenience sampling method is the method which used in this research, as many as 85 respondents were obtained by researchers using the method.
The inference validity and reliability test on two questionnaires are valid and reliable to measure each constructs in this research. Multiple regression analysis not performed on this research because the calculation of R2, score obtained for 0.023. Of the amount, it can be concluded that social support resources which consisting of parents, mate, pal, catechumen friends, and parents baptized catechumens has the effect of 2.3% toward self adjustment on individual who have converted to Catholic. Results f test showed social support resources do not effect significantly to adjustment individuals who have converted to Catholic. On partial regression test, the conclusion is pal social support has effect significantly to adjustment individuals who have converted to Catholic.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thika Marliana
"Jumlah klien gangguan jiwa yang ditemukan di Kelurahan Tanah Baru adalah 45 orang (0,40%), angka ini lebih besar daripada prevalensi gangguan jiwa di Jawa Barat yang hanya sebesar 0,22%. Klien gangguan jiwa yang di temukan di RW 01, 08, 09 sejumlah 9 orang, seluruhnya mengalami isolasi sosial. Isolasi Sosial adalah salah satu gejala negatif dari Skizofrenia.Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah diketahuinya kemampuan klien dalam bersosialisasi, serta keluarga dan kader kesehatan jiwa dalam memberikan perawatan isolasi sosial setelah pemberian tindakan spesialis keperawatan jiwa.
Metode yang digunakan adalah studi serial kasus isolasi sosial dengan pemberian tindakan: 1. Social Skill Training (SST), 2. SST dan Supportive Theraphy (ST), 3 SST, ST dan Self Help Group (SHG). Tindakan diberikan kepada 9 klien isolasi sosial dengan diagnosis medis skizofrenia, retardasi mental dan epilepsi.
Hasil yang ditemukan, tindakan spesialis keperawatan jiwa tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan menurunkan tanda gejala klien isolasi sosial dengan diagnosa medis skizofrenia dan epilepsi, namun kurang efektif bagi klien retardasi mental.
Berdasarkan hasil di atas perlu direkomendasikan bahwa SST, ST, dan SHG dapat dijadikan standar tindakan spesialis keperawatan jiwa. Hal ini perlu disosialisasikan pada seluruh tatanan pelayanan kesehatan dan dilakukan penelitian lanjut tentang terapi spesialis keperawatan jiwa yang tepat untuk klien isolasi sosial dengan retardasi mental.

Clients of mental disorders found in Kelurahan Tanah Baru is 45 people (0.40% of population). It means higher than West Java’s prevalence (0.22%). Clients with mental disorder in RW 01, 08, 09 is 9 people, all of them experienced social isolation. The purpose of this scientific paper is identify the ability of the client, family, and mental health cadres after giving psychiatric nursing specialist therapy.
The method is case series study for social isolation clients which is accepted specialist psychiatric nursing therapy: 1.Social Skill Training (SST), 2. SST and Supportive Theraphy (ST), 3. SST, ST and Self Help Group (SHG). Therapy was given to 9 clients with schizophrenia, mental retardation and epilepsy.
The results showed that SST, ST, and SHG increased ability and reduced signs and symptoms of social isolation clients with schizophrenia and epilepsy, but less effective for clients with mental retardation.
This paper suggest that SST, ST, and SHG can be used as standard therapy for isolation sosial. This result have to socialized and further research needs to be done about the more effective psychiatric nursing specialist therapy for the social isolation clients with mental retardation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Pricilla Adiputra
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kohesi sosial di antara penderita kanker dalam menghadapi depresi, melalui studi kasus terhadap anggota support group Goodnews Lifestyle. Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa kohesi sosial yang terbangun di antara individu dapat membantu dalam menghadapi depresi. Namun, studi-studi tersebut belum melihat mekanisme yang menghubungkan kohesi sosial dengan depresi. Penelitian ini mengidentifikasi dukungan sosial yang dirasakan, persepsi terhadap efikasi kolektif yang tersedia, dan spiritualitas sebagai tiga mekanisme yang memungkinkan kohesi sosial yang terbangun di antara anggota support group untuk membantu penderita kanker menghadapi depresi. Penelitian ini selanjutnya menunjukkan bahwa anggota support group sebagai similar others menyumbang dukungan emosional yang besar, terutama karena mereka mempunyai pemahaman yang mendalam tentang situasi stres yang sedang dihadapi oleh sesamanya, yang dalam konteks penelitian ini adalah penderita kanker. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa mereka pernah atau sedang berbagi ketakutan dan penderitaan yang sama, yang mengkondisikan ikatan yang kuat antar anggota. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan wawancara mendalam dengan support group Goodnews Lifestyle untuk memperoleh data. Sementara itu, hasil kuesioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II), yang menilai sentimen peserta selama dua minggu terakhir, digunakan untuk menentukan tingkat keparahan gejala depresi yang ditunjukkan oleh pasien kanker.

This study aims to explain the social cohesion among cancer patients in dealing with depression through a study case on the Goodnews Lifestyle support group. Previous studies show that social cohesion built among individuals can help them deal with depression. However, those studies did not observe the mechanisms that connect social cohesion with depression. This study identifies perceived social support, perception of available collective efficacy, and spirituality as the three mechanisms enabling social cohesion to help cancer patients deal with depression. Furthermore, this study shows that support group members as “similar others” contribute significant emotional support, primarily because they have a profound understanding of the stress that their fellow cancer patients are experiencing. It can be explained by how they share the same fears and sufferings, which condition a strong bond between members. This study uses a qualitative approach and in-depth interview data collection technique with the support group of Goodnews Lifestyle’s members. While data on the severity of the cancer patient's depression symptoms is obtained from the results of the Beck Depression Inventory-II (BDI-II), a questionnaire used to evaluate the emotional state of the patient within the most recent two-week period."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
California: Sage Publications, 1988
361.4 MAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kurtz, Linda Farris
London: Sage Publications, 1997
361.4 KUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syamikar Baridwan Syamsir
"TB paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di level nasional tetapi juga di level global. Usia dewasa merupakan salah satu kelompok yang memiliki resiko terkena TB. Bahkan WHO menyebutkan bahwa sebagian besar penderita TB banyak menyerang kelompok usia produktif. Kepatuhan pengobatan dan perilaku pencegahan penularan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien TB sehingga dapat menekan laju penularan dan mencegah terjadinya resistensi obat. Tujuan disusunnya Karya Ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan oleh residen ners spesialis keperawatan komunitas kepada kelompok dewasa dengan TB paru. Sampel yang digunakan pada program inovasi ini yakni 32 pasien. Pengambilan sampe menggunakan teknik total sampling. Upaya yang diinisiasi oleh perawat bernama Program Menu STOP TB (Mencegah Penularan Melalui Upaya Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan Pengobatan) yang terdiri dari 8 sesi, diantaranya sesi selection of participans, sesi intervensi psikoedukasi, sesi restrukturisasi kognitif, sesi latihan pernapasan, sesi activity scheduling, sesi problem solving, sesi tutorial aplikasi web menu stop tb; sesi maintain health behaviours. Pelaksanaan inovasi ini menggunakan pendekatan terapi dukungan kelompok. Hasil dari pelaksanaan program inovasi ini, sebagai berikut : (1) adanya rerata peningkatan rerata tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pencegahan penularan TB sebelum dan setelah intervensi Menu STOP TB; (2) adanya rerata peningkatan tingkat persepsi dan efikasi diri dalam pencegahan penularan TB sebelum dan setelah intervensi Menu STOP TB; (3) adanya perbedaan yang bermakna pada rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan, persepsi dan efikasi diri dalam upaya pencegahan penularan TB sebelum dan setelah intervensi Menu STOP TB dengan nilai p Value < 0,05. Pelaksanaan program Menu STOP TB efektif meningkatkan perilaku dan persepsi pencegahan penularan pada kelompok dewasa TB. Perawat dapat menggunakan pendekatan terapi dukungan kelompok untuk meningkatkan perilaku dan persepsi pada klien.

Pulmonary tuberculosis (TB) is still a public health problem not only at the national level but also at the global level. Adult age is one of the groups that have a risk of developing TB. In fact, WHO states that most TB sufferers attack the productive age group. Treatment adherence and transmission prevention behavior are factors that contribute to increase the cure rate for TB patients so that they can reduce the rate of transmission and prevent drug resistance. The purpose of this scientific paper is to provide an overview of the implementation of nursing care for communities carried out by community nurses to groups of adults with pulmonary TB. The sample used in this innovation program is 32 patients through total sampling technique.The effort initiated by the nurse was called the Menu STOP TB Program (Preventing Transmission Through Efforts to Examine, Find, Treat and Maintain Treatment) which consisted of 8 sessions, including selection of participants, psychoeducational intervention session, cognitive restructuring session, breathing exercise session, activity scheduling session, problem solving session, menu stop tb web application tutorial session; maintain health behavior session. The implementation of this innovation uses a support group therapy approach. The results of the implementation of this innovation program are as follows: (1) an increase in the average level of knowledge, attitudes and skills in preventing TB transmission before and after the Menu STOP TB intervention; (2) the average increase in the level of perception and self-efficacy in preventing TB transmission before and after the Menu STOP TB intervention; (3) there is a significant difference in the average knowledge, attitudes and skills, perceptions and self-efficacy in preventing TB transmission before and after the Menu STOP TB intervention with p-value <0.05. The implementation of the Menu STOP TB program is effective in increasing the behavior and perception of prevention of transmission in the TB adult group. Nurses can use a support group therapy approach to improve client behavior and perceptions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyati
"Masalah psikososial banyak terjadi pada usia peralihan. Usia remaja adalah masa peralihan dari usia anak ke usia dewasa. Prevalensi remaja yang memiliki gangguan emosioanal dan perlu penanganan sebesar 3- 4 . Gangguan emosional remaja disebabkan oleh kasus kenakalan, penyalahgunaan zat dan adiksi pornografi. Salah satu dampak psikologis kasus adiksi pornografi adalah Ansietas. Jumlah kasus ansietas remaja adiksi pornografi yang ditemukan adalah 20 orang 11 dari total penduduk remaja 178 orang.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah menggambarkan penerapan terapi kognitif perilaku dan terapi kelompok swabantu pada ansietas remaja adiksi pornografi dengan pendekatan sistem Neuman dan Stuart.
Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan membandingkan dua kelompok untuk membandingkan efektifitas terapi. Kelompok pertama sebanyak 10 orang diberikan tindakan generalis untuk mengatasi Ansietas dan terapi kognitif perilaku, sedangkan kelompok kedua sebanyak 10 orang diberikan tindakan generalis untuk mengatasi Ansietas, terapi kognitif perilaku dan terapi kelompok swabantu.
Hasil penerapan terapi adalah penurunan tanda gejala Ansietas serta peningkatan kemampuan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan generalis, latihan mengubah cara berpikir dan berperilaku positif serta mengatasi masalah dalam kelompok swabantu.

Psychosocial problems occur at the transition age. Teenager is the transition from child to adult age. Prevalence of teenagers who have emotional disturbance and need handling of 3 4 . Emotional disorders of teenagers are caused by delinquency, substance abuse and pornography addiction. One of the psychological effects of pornography addiction cases is Anxiety. The number of teenager anxiety cases of pornography addiction found was 20 people 11 of the total teenagers population 178 people.
The purpose of writing this scientific paper is to describe the application of cognitive behavioral therapy and self help group therapy on teenagers with anxiety and pornography addiction by Neuman and Stuart system approach.
The method used is case study by comparing the two groups to compare the effectiveness of therapy. The first group of 10 were given generalist action to overcome Anxiety and cognitive behavioral therapy, while the second group of 10 were given generalist intervention to overcome Anxiety, cognitive behavioral therapy and self help group therapy.
The results of the application of therapy is the decrease of symptom of Anxiety as well as the improvement of patient 39 s ability after giving generalist nursing intervention, exercise to change the way of thinking and behaving positive and solve the problem in self help group.
The result is recommended that generalist nursing intervention, cognitive behavioral therapy and self help group therapy are given appropriately to solve adolescent anxiety with pornography addiction. Keywors pornography addiction, anxiety, cognitive behavior therapy, self help groupBibliography 52 2002 2017
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization WHO yaitu kondisi sejahtera dimana individu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan positif yang ditandai dengan adanya rasa tanggung jawab, menunjukkan kesadaran diri, mampu menunjukkan diri bebas dari rasa cemas dalam menghadapi masalah yang dihadapi sehari-hari.
Hasil penanganan kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan terapi spesialis latihan ketrampilan sosial, psikoedukasi keluarga dan kelompok swabantu pada klien isolasi sosial dengan pendekatan teori M. King di RW 02 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara. Penangaan kasus ini menggunakan pendekatan studi kasus tunggal, jumlah klien dalam studi ini adalah 7 orang dengan masalah isolasi sosial yang diberikan latihan ketrampilan sosial, psikoedukasi keluarga dan kelompok swabantu.
Hasil penanganan kasus ini adalah terjadi penurunan tanda dan gejala isolasi sosial terbesar pada aspek sosial yaitu 86,90 dan peningkatan kemampuan klien melakukan hubungan sosial sebesar 76,19 serta peningkatan kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan isolasi sosial sebesar 73,30. Penanganan kasus ini merekomendasikan agar klien mempertahankan hasil pelaksanaan terapi yang telah dicapai dengan cara melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitar setiap hari, keluarga menerapkan latihan merawat klien sehingga dapat menjadi social support bagi klien serta kader kesehatan jiwa untuk terus melakukan pendampingan dan monitoring kemandirian klien dalam melakukan latihan ketrampilan sosial

Mental health is a condition that enables a person to develop optimally his her physical being, intelligence, and emotion. Human beings experience the same development in mental health. World Health Organization WHO defines mental health as a vigorous condition that enables each individual to be aware of his her capability, while being able to cope with stress in daily life, work productively, and contribute to their society. Mental health is a positive condition characterized by each individual through responsibility, showing self awareness, and having no fear to run their daily life.
The purpose of this case is to provide an overview of the implementation of the specific therapy with social skilled training, family psychoeducation, and aids from local self help groups on patients with social isolation problems on Kelurahan Ciparigi RW 02, Bogor Utara, using the approach theory of M. King. Seven patients were used in the single case study approach, with each individual having social isolation problems. Those patients were given a therapy with social skilled training, family psychoeducation, and self help groups.
The result of this case study showed significant outcome 86.90 decrease in social isolation symptoms, 76.19 increase in patients rsquo ability to interact socially, and 73.30 increase in family members who have to take care of their kin who have such problems. This case study suggests a few recommendations on how a patient could maintain the results of the therapy that has been achieved by communicating with the surrounding environment every day. Such as, a patient must not fully rely on family members rsquo care to be 100 percent but should use them as a support group. Patients should also follow treatment schedules on their own and should have the help of nurses and caregivers when absolutely needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aretha Nadira Hartono
"Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu isu serius yang memiliki implikasi luas terhadap kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Pembentukan Balai Besar Rehabilitasi BNN merupakan salah satu respon dalam memotong mata rantai penyalahgunaan narkotika, yang salah satu fasilitasnya adalah membentuk program therapeutic community dengan self-help group sebagai salah satu pendekatannya. Self-help group merupakan salah satu pendekatan yang dapat memberikan dukungan psikologis serta sosial kepada seseorang melalui cara “saling mendukung” antar sesama anggota kelompok. Pendekatan ini digunakan dalam program therapeutic community di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan self-help group dalam program therapeutic community sebagai bentuk dukungan sosial serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambatnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Penelitian ditulis dalam waktu empat bulan sejak bulan Februari 2024 sampai Juli 2024. Informan utama dari penelitian ini yakni empat residen remaja dan empat pekerja di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido. Penelitian ini menemukan bahwa pendekatan self-help group memberikan dukungan sosial bagi residen dari kegiatan dengan pendekatan self-help group serta dengan faktor pendukung meliputi dukungan dari staf dan antar residen, serta faktor penghambat seperti dinamika residen dengan kelompok yang tidak stabil dan perbedaan karakteristik individu residen. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan teori dan praktik rehabilitasi narkoba terhadap residen remaja dalam sudut pandang Ilmu Kesejahteraan Sosial dan bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial, Metode Intervensi Komunitas, dan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak.

Drug abuse is one of the serious issues that has wide-ranging implications for all segments of society. The establishment of the National Narcotics Agency Rehabilitation Center is a response aimed at breaking the chain of narcotic abuse, with one of its facilities being the formation of a therapeutic community program that uses the self-help group approach. A self-help group is an approach that can provide psychological and social support to individuals through mutual support among group members. This approach is used in the therapeutic community program at the National Narcotics Agency Rehabilitation Center in Lido. This research aims to describe the implementation of the self-help group approach in the therapeutic community program as a form of social support, as well as the supporting and inhibiting factors. This study employs a descriptive qualitative method, collecting data through in-depth interviews. The research was conducted over four months, from February 2024 to July 2024. The primary informants of this study are four adolescent residents and four workers at the National Narcotics Agency Rehabilitation Center in Lido. The study found that the self-help group approach provides social support for residents through activities using the self-help group approach, with supporting factors including staff and peer support among residents, and inhibiting factors such as unstable group dynamics and differences in individual resident characteristics. It is hoped that this research can contribute to the development of theories and practices in drug rehabilitation for adolescent residents from the perspective of Social Welfare Science and contribute to the Social Welfare Science study program by enriching the courses on Human Behavior and Social Environment, Community Intervention Methods, and Child Welfare and Protection."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>