Ditemukan 66031 dokumen yang sesuai dengan query
Kinasih Andyan Lestari
"Penelitian ini mengarahkan para pembaca untuk lebih mengetahui sejarah dan dampak dari masuknya budaya-budaya Barat didalam masyarakat Jepang. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, melainkan dalam bidang kesenian dan gaya berbusana masyarakat Jepang pada zaman dahulu yang berdampak hingga sekarang. Dalam penelitian ini penulis ingin membahas bagaimana dan apa saja yang berubah dalam cara berbusana masyarakat Jepang khususnya setelah zaman restorasi Meiji hingga zaman modern seperti sekarang. Dilihat dari sisi lain, banyak yang mengetahui bahwa negara Jepang merupakan negara yang sangat mempertahankan budaya nya. Penulis meyakini bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya globalisasi dan kuatnya budaya Barat yang masuk. Dalam penelitian ini penulis juga akan membahas tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintahan Meiji dalam usahanya untuk memperbaharui cara berpikir kuno kedalam cara berpikir modern untuk membangun negara Jepang.
This study directs the reader to learn more about the history and the effects of the inclusion of Western cultures in Japanese society. Not only in educational but in the field of art and the style of dress in the ancient times Japanese society that affects up to now. In this study, authors would like to discuss of how and what changed in how people dressed in Japan, especially after Meiji Restoration era until these modern times as it is now. Viewed the other side of, many people know that Japan is a country with very much retains its culture. Author believes that it is caused by the globalization of Western culture and the strength of the incoming. In this study the authors also discuss the actions undertaken by Meiji government in its efforts to renew the old-fashioned mindset into the modern way to build up the Japanese state."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ananda Salsabila
"Maskulinitas merujuk pada serangkaian perilaku, peran, dan atribut yang disematkan pada laki-laki. Sebagai hasil dari proses kebudayaan, standar, dan citra maskulinitas dari masa ke masa mengalami perubahan sehingga tidak ada bentuk baku dari maskulinitas itu sendiri, contohnya dalam gaya berbusana. Harry Styles menjadi topik hangat karena transisi gaya berbusananya yang digadang-gadang bertujuan untuk mendobrak batasan gender, ini mendatangkan berbagai opini dari penggemarnya tak terkecuali penggemar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan lima penggemar Harry Styles Indonesia yang aktif dalam aktivitas penggemar di media sosial Twitter. Data penelitian bersumber dari wawancara mendalam dengan informan, observasi Twitter informan dan akun autobase, serta kajian pustaka. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan konsep maskulinitas, wacana, dan nilai guna mengetahui alasan yang mendasari informan memberikan pandangan yang berbeda atas transisi gaya berbusana sang idola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pandangan tersebut berangkat dari penanaman wacana dan norma gender yang ditanamkan oleh keluarga serta nilai yang mereka percayai secara turun temurun. Pendefinisian ulang maskulinitas sebagai penggemar ini tak terlepas dari negosiasi bahwa citra laki-laki maskulin tidak lagi merujuk pada mereka yang menggunakan pakaian serba gelap.
Masculinity refers to a set of behaviors, roles, and attributes ascribed to men. As a result of cultural processes, standards and images of masculinity have changed over time so that there is no standardized form of masculinity itself, for example in clothing styles. Harry Styles became a hot topic because of his fashion transition that was predicted to break gender boundaries, this brought various opinions from his fans, including fans in Indonesia. This research uses a qualitative method involving five Indonesian Harry Styles fans who are active in fan activities on social media Twitter. The research data comes from in-depth interviews with informants, observation of informants' Twitter and autobase accounts, and literature review. In this research, the concepts of masculinity, discourse, and value are used to find out the reasons why informants give different views on the transition of the idol's fashion style. The results show that the different views stem from the cultivation of gender discourses and norms instilled by the family and the values they believe in for generations. The redefinition of masculinity as a fan is inseparable from the negotiation that the image of masculine men no longer refers to those who wear all dark clothes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bunga Shofianty Nelsmana
"Berawal dari Restorasi Meiji yang membuat Jepang akhirnya mau membuka diri terhadap dunia luar, budaya Barat mulai masuk ke Jepang. Dari cara berpakaian, Jepang dengan cepat mengadopsi budaya Barat yang dapat dilihat dari pembuatan seragam militer yang menyamai seragam militer Barat. Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori akulturasi. Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.
After Japan had isolated itself economically, politically, and culturally from the West for two hundred years, eventually Japan open its doors to foreign countries. The Japanese have enthusiastically and effectively borrowed and adapted styles and practices from Western countries, which can be seen by how Japanese adopted for men’s military uniforms, with French- and British-style uniforms designed for the army and navy, as this style was what Westerners wore when they first arrived in Japan. This paper uses the acculturation theory. According to Koentjaraningrat, acculturation is the process that emerge when a group of people with a particular culture are exposed to the elements of a foreign culture, so that the foreign elements gradually accepted and processed into their own culture without causing loss of original cultural identity. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Siti Ulfah Lukman
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Gina Sonia
"Penelitian ini menganalisis pengaruh film Hollywood terhadap gaya hidup masyarakat Jakarta tahun 1950-1963. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, keberadaan bioskop dan film telah mempercepat penetrasi budaya Barat ke dalam masyarakat global, termasuk Jakarta. Sejak tahun 1950-1963, film Hollywood telah menjadi salah satu media yang mendorong perubahan gaya hidup masyarakat. Film dipandang cukup efektif dalam menyebarkan nilai-nilai budaya karena film dapat menjangkau jutaan orang, menyuguhkan narasi, dan menciptakan pengalaman visual yang mendalam. Dengan demikian, film Hollywood tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang memberikan pandangan baru terhadap gaya hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perkembangan film Hollywood dan bentuk perubahan gaya hidup masyarakat Jakarta pada masa Orde Lama yang muncul akibat menonton film Hollywood. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pada tahapan heuristik, penelusuran sumber meliputi surat kabar dan majalah sezaman, buku, serta artikel jurnal yang memiliki aspek kajian serupa. Penelitian ini memperlihatkan bahwa film-film Hollywood memiliki peran yang signifikan dalam membentuk persepsi dan gaya hidup masyarakat Jakarta. Pengaruh ini tercermin dalam musik, dansa, pakaian, dan geng anak muda (cross boy) yang disebabkan oleh film Hollywood.
This study analyzes the influence of Hollywood films on the lifestyle of Jakarta's society during the years 1950-1963. With the advancement of information and communication technology, the presence of cinemas and films has accelerated the penetration of Western culture into the global community, including Jakarta. From 1950 to 1963, Hollywood films have been a significant medium driving changes in the lifestyle of the society. Films are considered effective in disseminating cultural values as they can reach millions of people, present narratives, and create profound visual experiences. Thus, Hollywood films serve not only as entertainment but also as agents of social change, offering a new perspective on societal lifestyles. This research aims to examine the development of Hollywood films and the resulting changes in the lifestyle of Jakarta's society during the Old Order era influenced by watching Hollywood films. The research methodology employed is the historical method, encompassing heuristic, verification, interpretation, and historiography. In the heuristic phase, source exploration includes contemporary newspapers and magazines, books, as well as journal articles with similar study aspects. The research reveals that Hollywood films play a significant role in shaping the perception and lifestyle of Jakarta's society. This influence is evident in music, dance, clothing, and youth gangs (cross boy) caused by Hollywood films."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Amin
Pekanbaru: Yayasan Sagang, 2009
391 MUH b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Shinta Manzilina
"Budaya makan bersama menjadi salah satu ciri khas dari nilai budaya masyarakat Korea. Khususnya di dalam budaya perusahaan Korea, budaya makan bersama ini ditunjukkan melalui budaya hoesik. Nilainilai kebersamaan di dalam budaya makan bersama ini bersumber dari ajaran Konfusianisme yang secara tradisi telah menjadi pedoman nilai dan etika masyarakat dalam berperilaku dan bersikap. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan solo economy di masyarakat Korea telah menciptakan tren gaya hidup honbap yang turut mempengaruhi aspek sosial masyarakat Korea dan budaya hoesik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tren honbap terhadap perubahan gaya hidup masyarakat Korea dengan studi kasus budaya hoesik di Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analisis berdasarkan sumber data studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan tren honbap yang terjadi pada masyarakat Korea menyebabkan perubahan pola perilaku para pekerja terhadap budaya hoesik. Dengan dilatarbelakangi berbagai alasan, para pekerja kini lebih memilih honbap dibandingkan mengikuti kegiatan hoesik.
The culture of eating together becomes one of an identity of the cultural value in Korean society. Especially in Korean corporate culture, the culture of eating together is demonstrated through hoesik culture. The value of togetherness in eating together culture is derived from Confucian teaching which traditionally has become a guideline of the values and ethics in societies to behave. Along with the times, the growth of the solo economy in Korean society has created the honbap lifestyle trend, and it affects the Korean social aspect and the hoesik culture as well. Therefore, the study aims to analyze the influence of honbap trend on Korean society`s lifestyle change through a case study of hoesik culture. The research method used in this writing is descriptive-analysis research methods based on library research data sources. The results showed that the evolution of honbap trend in Korean society has led to the changing of workers behavior patterns toward hoesik culture. Due to various reasons, workers nowadays prefer doing honbap over participating in hoesik events."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Finessya Nurul Sukma Maresa
"Dalam era globalisasi, Indonesia telah menjadi salah satu penerima utama investasi Jepang di Asia Tenggara. Berdasarkan perspektif lintas budaya yang mendasari, manajer asing dari Jepang menghadapi banyak tantangan kepemimpinan karyawan di negara tuan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan Jepang dan terhadap kinerja karyawan, dan kepuasan kerja sebagai variable mediasi, di Bank X cabang Jakarta.
Berdasarkan pendekatan kuantitatif, model teoritis dan hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan data empiris yang dikumpulkan dari 201 pegawai, melalui kuesioner survei dan dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi dan analisis regresi. Sampel penelitian ini dipilih melalui non-probabilitas (convenience sampling).
Studi ini menegaskan bahwa ada pengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan Jepang terhadap kinerja Karyawan, dan Kepuasan Kerja memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer Jepang terhadap Kinerja Pegawai. Temuan juga menunjukkan bahwa, penelitian ini harus bermanfaat bagi praktisi sumber daya manusia yang tertarik untuk meningkatkan tingkat kepuasan kerja dan kinerja karyawan di antara kelompok kerja yang beragam secara budaya.
In an era of globalization, Indonesia has become one of the major recipients of Japanese investments in South-East Asia. Based on the underlying cross-culture perspective, expatriate managers from Japan meet many challenges of leadings employees in host country. This study aims to examine the influence of japanese leadership style on Employee Performance and The Mediating Role of Job Satisfaction in BankX, Jakarta Branch. Based on quantitative approach, the theoretical model and hypotheses in this study were tested using empirical data gathered from 201 employees, through survey questionnaires and analyzed using the correlation coefficients and regression analyses. The sample of this study was selected through non-probability (convenience sampling). This study confirmed that Japanese Leadership Style has significant influence on Employee Performance, and job satisfaction is also mediated the influence of Japanese Leadership Style on Employee performance. Findings also suggest that, this study should be of value to human resource practitioners interested in improving the level of job satisfaction and employee performance among culturally diverse work groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53615
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Maria Inggita Danuanindyasti
"[
ABSTRAK Konsumen memegang peranan penting dalam suatu perekonomian. Jepang memiliki keunggulan di bidang produksi dan distribusi massa sejak tahun 1980-an, diawali dengan maraknya industri ritel di pasar perekonomian Jepang. Ritel merupakan bentuk bisnis yang melibatkan kegiatan ekonomi dalam hal penjualan barang maupun jasa kepada konsumen. Adanya pola konsumsi dan gaya hidup yang dijalani konsumen mengakibatkan meningkatnya penjualan yang terjadi pada industri ritel, terutama pada convenience store Jepang (konbini). Tidak seperti di negara asalnya, Amerika, konbini Jepang memiliki konsep yang cukup berbeda meskipun tujuan utamanya tetap sama, yaitu memberikan kemudahan dalam berbelanja dengan efisiensi waktu. Teknologi berperan penting dalam kepopuleran konbini di dalam masyarakat yang terbiasa dengan hidup serba modern seperti Jepang. Hingga kini konbini masih eksis karena mampu beradaptasi dengan kebutuhan, gaya hidup, dan budaya konsumen yang ditunjukkan melalui banyaknya inovasi dan perbaikan didukung oleh strategi bisnis yang kian kreatif.
ABSTRACT Consumers play an important role in an economy. Japan has an advantage in mass production and distribution since 1980‟s, beginning with the rise of retail industry in the market of Japanese economy. Retail is a form of business that involves economic activities in terms of sales of goods or services to the consumer. The presence of consumption patterns and lifestyles that resulted in increased consumer sales that occur in the retail industry, especially at convenience store (konbini). Unlike its original from America, konbini have some slight differences concepts although the main goal is the same that is about giving the ease of shopping with efficiency of time in serving. Technology has an important role in popularity of konbini in the community who are accustomed to the convenience of modern life such as Japanese. Up till now, konbini still exist and being able to adapt to consumer needs, lifestyles, and cultures shown through innovations and improvements that supported by the growing creative business strategy.;Consumers play an important role in an economy. Japan has an advantage in mass production and distribution since 1980‟s, beginning with the rise of retail industry in the market of Japanese economy. Retail is a form of business that involves economic activities in terms of sales of goods or services to the consumer. The presence of consumption patterns and lifestyles that resulted in increased consumer sales that occur in the retail industry, especially at convenience store (konbini). Unlike its original from America, konbini have some slight differences concepts although the main goal is the same that is about giving the ease of shopping with efficiency of time in serving. Technology has an important role in popularity of konbini in the community who are accustomed to the convenience of modern life such as Japanese. Up till now, konbini still exist and being able to adapt to consumer needs, lifestyles, and cultures shown through innovations and improvements that supported by the growing creative business strategy., Consumers play an important role in an economy. Japan has an advantage in mass production and distribution since 1980‟s, beginning with the rise of retail industry in the market of Japanese economy. Retail is a form of business that involves economic activities in terms of sales of goods or services to the consumer. The presence of consumption patterns and lifestyles that resulted in increased consumer sales that occur in the retail industry, especially at convenience store (konbini). Unlike its original from America, konbini have some slight differences concepts although the main goal is the same that is about giving the ease of shopping with efficiency of time in serving. Technology has an important role in popularity of konbini in the community who are accustomed to the convenience of modern life such as Japanese. Up till now, konbini still exist and being able to adapt to consumer needs, lifestyles, and cultures shown through innovations and improvements that supported by the growing creative business strategy.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Anisah Destriani
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan modernisasi yang terjadi pada zaman Meiji dengan pekembangan gaya busana khas Barat di Jepang yang penelitiannya dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan dan dibantu dengan metode penelitian sejarah. Penelitian ini menggunakan dasar teori modernisasi dan juga dasar teori mengenai perkembangan fashion atau mode seperti teori leisure class. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa beberapa peristiwa dan kejadian saat modernisasi Meiji yang merupakan pendorong terjadinya perkembangan gaya busana Barat di Jepang karena dikatakan bahwa salah satu bukti terjadinya modernisasi yaitu perubahan suatu masyarakat dari yang tradisional menjadi modern dan hal yang dianggap modern saat itu oleh Jepang adalah busana-busana khas Barat.
This study discussed about the connection between modernization that occurred in the Meiji era and the development of Western style clothings in Japan carried out using the library research method and assisted by historical research methods. This study uses the basis of modernization theory and also the basic theory about the development of fashion such as the theory of leisure class. From this study, it was found that several events and occurences that occurred during the Meiji modernization era were the triggers for thedevelopment of Western styleclothing in Japan because it was said that one of the proof that can be used to distinctive a modernization was a change in society from the traditional to the modern and the one that was considered modern by Japan at that time Western style clothing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library