Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weston, Denise Chapman
New York: G.P. Putnam's Sons, 1996
649.1 WES p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Puspita Sari
"Latar Belakang: Orangtua perlu berperan aktif dalam pengasuhan dimulai sejak masa awal kehidupan bayi. Sejauh ini, pengasuhan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan ibu daripada ayah. Hal ini membuat ayah kurang terlibat dalam pengasuhan bayi. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sikap ibu terhadap pengasuhan oleh ayah.
Metode: Penelitian ini akan melihat perbandingan sikap dan gambaran jarak sikap orangtua terhadap pengasuhan oleh ayah yang memiliki bayi 0 ? 12 bulan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan cara accidental sampling sebagai metode sampling. Peneliti menganalisis 102 data pasangan ayah dan ibu.
Analisis Statistik: Peneliti menggunakan uji T-Test dependent sample untuk membandingkan sikap orangtua terkait pengasuhan oleh ayah pada bayi usia 0 - 12 bulan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dalam sikap orangtua terhadap pengasuhan oleh ayah yang memiliki bayi 0 ? 12 bulan. Selanjutnya, mayoritas pasangan tidak memiliki perbedaan sikap terhadap pengasuhan oleh ayah. Hal ini berarti jika ibu memiliki sikap yang positif terhadap pengasuhan bayi oleh ayah, maka ayah cenderung memiliki sikap positif. Begitu juga sebaliknya, jika ibu memiliki sikap yang negatif terhadap pengasuhan bayi oleh ayah, maka ayah cenderung memiliki sikap yang negatif pula.
Kesimpulan: Di dalam penelitian ini, ditemukan bahwa ibu memiliki sikap yang lebih positif terhadap pengasuhan oleh ayah daripada ayah. Sikap ayah yang rendah bisa dikarenakan kurang percaya diri terhadap kemampuannya dalam merawat bayi dan juga karena kurangnya umpan balik positif atas aktifitas perawatan bayi yang dilakukannya. Berdasarkan analisis tambahan, sikap ayah terhadap pengasuhan tidak dipengaruhi oleh pengetahuan ayah. Ayah juga memiliki sikap positif pada beberapa kegiatan di dalam pengasuhan anak, seperti mengetahui penyakit bayi, mengantarkan bayi ke dokter, mengetahui makanan yang dikonsumsi bayi dan mengajak bayi bermain.

Background: Parents need to be active in child rearing activities from the beginning of the baby?s life. So far, child rearing activities more related to mother than father. That?s why fathers not involved in baby rearing activities. Many factor influenced father involvement in child rearing activities, one of the factor is mother's attitude toward father involvement.
Methods: this research will compare attitude difference and gap between fathers and mothers toward father involvement in child rearing activities among couples with 0-12 months old babies. This research used quantitative methods with accidental sampling as sampling methods. Researcher analyzed 102 data of fathers and mothers.
Statistical analysis: researcher used T-Test dependent sample for compare fathers and mothers attitude toward father involvement in child rearing activities.
Result: research showed significance difference in parents attitude toward father involvement in child rearing activities among couples with 0-12 months old babies. Most of the couples didn?t have difference attitude toward father involvement in child rearing activities. It means if mothers have positive attitude toward father involvement, fathers will also have positive attitude. And if mothers have negative attitude toward fathers involvement in child rearing activites, fathers will have negative attitude.
Conclusion: this research found that mothers had more positive attitude toward father involvement rather than father. The reason why fathers have lower attitude rather than mothers because of lack of confidence and lack of positive feedback in child rearing activities. Based on additional analysis, father's attitude in child rearing activities not affected by fathers knowledge. Fathers also positive attitude in some child rearing activities, such as knowing child disease, accompany baby to the doctor, knowing which food that can be consume by baby and play with baby.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly, Matthew
New York: Ballantine Books, 2008
646.78 KEL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Josephine
"Emotional support ES merupakan pola pengasuhan yang responsif, positif, dan tidak memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Penelitian terdahulu telah meneliti hubungan antara ES orang tua dengan performa executive function EF anak prasekolah, namun masih lebih berfokus pada ibu sebagai sumber emotional support. EF merupakan kemampuan kognitif yang berfungsi untuk mengontrol perilaku bertujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara emotional support ayah dan ibu terhadap performa cool dan hot executive function anak prasekolah usia 48-72 bulan. Sebanyak 61 partisipan ibu dan anak, serta 43 partisipan ayah ikut serta dalam penelitian ini. Anak diberikan beberapa tes EF, lalu ayah dan ibu diminta untuk bermain secara terpisah dengan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat hubungan antara ES ibu dengan performa hot EF anak, namun peran jenis kelamin dan usia anak serta tingat SSE dan pendidikan orang tua yang besar terhadap EF membuat hubungan kedua variabel tersebut menjadi tidak signifikan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengasuhan orang tua yang responsif dan hangat terhadap performa EF anak usia dini.

Emotional support ES is a term for responsive, positive, and non intrusive parenting. Previous research had been conducted to see the relationship between parents emotional support and preschoolers executive function EF , yet still focused on mother as the provider. EF is a set of cognitive function that controls goal directed behavior.
This study aimed to assess the relationship between parents emotional support and preschoolers cool and hot EF. About 61 preschool children aged 48 72 months with their mother, and 43 preschool children aged 48 72 months with their father participated in this study. EF tests were delivered to the children, and after that were asked to play with their mother and father.
Result found that in general, only maternal ES correlated with preschoolers hot executive function. However, the large influences of child gender and age, family socioeconomic level, and parents educational level toward EF made the relationship between EF and ES not significant. This study's results hopefully can broaden the view about parents emotional support and preschoolers executive function.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Christie
"Penelitian sebelumnya telah memperoleh hasil bahwa parental control merupakan salah satu pengasuhan orang tua yang berkontribusi terhadap perkembangan cool executive function EF , yaitu kemampuan kognitif tingkat tinggi yang dapat mendukung kesiapan sekolah anak prasekolah. Namun, kebanyakan penelitian sebelumnya hanya mengukur kontrol orang tua dalam bentuk verbal pada ibu, padahal kontrol orang tua juga dapat muncul dalam bentuk perilaku dan ayah juga memiliki peran dalam pengasuhan.
Penelitian korelasional ini dilakukan untuk melihat kontribusi setiap aspek dalam kontrol verbal command, indirect command, dan prohibitions dan kontrol perilaku physical support, modeling, dan physical discipline dari ayah dan ibu terhadap komponen dalam cool EF inhibitory control, working memory, dan cognitive flexibility . Sejumlah 61 partisipan anak diberikan tiga tes yang mengukur komponen cool EF dan strategi kontrol orang tua diukur dengan sesi bermain orang tua dengan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah aspek strategi kontrol dari ayah maupun ibu berkorelasi signifikan dengan komponen dalam cool EF anak, bahkan setelah pengaruh jenis kelamin anak, usia anak, dan SSE dikontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua dapat menggunakan strategi kontrol yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan cool EF anak usia prasekolah.

Previous studies had found that parental control is an aspect of parenting that contribute to cool executive function EF development, a set of higher order cognitive skills that can promote preschool children's school readiness. But, most of the previous studies measured only mother regulatory language or mother's verbal control strategies, even though parental control can also be emerged as regulatory behavior, and father also has role in parenting.
The current study investigated the contribution of every aspects in parent regulatory language command, indirect command, and prohibitions and parent regulatory behavior physical support, modeling, and physical discipline from both father and mother in relation to components of preschool children's cool EF inhibitory control, working memory, and cognitive flexibility . 61 participants were given three performance tests that assessed cool EF and parental control strategies were assessed through parent child play session.
The result revealed that some aspects of both father control strategies and mother control strategies had significant correlations with components of child's cool EF, even after the influences of child's gender, child's age and SES were controlled. This study pointed out that parent can use appropriate control strategies to optimize child's cool EF development.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR Mindo Poetri Permata
"Gangguan Perkembangan Pervasif (GPP) merupakan kelompok gangguan yang ditandai dengan abnormalitas dalam interaksi sosial, pola komunikasi, kecenderungan minat, gerakan yang terbatas, stereotipik, dan berulang. Prevalensi GPP dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berbagai faktor diduga berkaitan dengan GPP termasuk faktor perkembangan anak usia 0-12 bulan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara gangguan perkembangan anak usia 0-12 bulan dengan gangguan perkembangan pervasif. Penelitian ini menggunakan metode kasus-kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 52 anak (44 laki-laki dan 8 orang perempuan) dan kelompok kontrol berjumlah 156 anak (132 laki-laki dan 24 orang perempuan). Kedua kelompok memiliki usia rerata 7,3 tahun. Data diperoleh dari wawancara dengan ibu kandung masing-masing anak.
Hasil penelitian menunjukkan gangguan perkembangan berdasarkan skor KPSP berhubungan dengan gangguan perkembangan pervasif. Sebanyak 16 anak (30,8%) pada kelompok kasus mengalami gangguan perkembangan pada usia 3 bulan dengan nilai p=0,001 dan OR=25,818. Hasil penelitian juga menunjukkan hasil yang bermakna pada KPSP 6 bulan (p=0,001 OR=30,477), 9 bulan (p=0,001 OR=18,442), dan 12 bulan (p=0,001 OR=245,333). Disimpulkan bahwa gangguan perkembangan anak usia 0-12 bulan merupakan faktor resiko penting Gangguan Perkembangan Pervasif.

Pervasive development disorders (PDD) is a group of developmental disorder that is characterized by abnormalities in social interaction, communication, tendency of interest, limited movement, stereotyped and repetitive. Prevalence of PDD is increasing every year. Many factors are suspected to have correlation with PDD including children development aged 0-12 months factors.
This study aimed to analyze the relationship between developmental disorders of children aged 0-12 months with pervasive developmental disorder. This case-control study includes 52 children diagnosed with PDD (44 males, 8 females, mean age of 7.3 years) and 156 normal developing children as control group (132 males, 24 females, mean age of 7.3 years). Historical data was obtained from their mothers. The results showed developmental disorders based on the scores KPSP associated with pervasive developmental disorder. A total of 16 children (30.8%) in the case group experienced a developmental disorder at the age of 3 months with a value of p = 0.001 and OR = 25.818.
The results also show significant results on KPSP 6 months (p = 0.001 OR = 30.477), 9 months (p = 0.001 OR = 18.442), and 12 months (p = 0.001 OR = 245.333). In coclusion, developmental disorders of children aged 0-12 months has an important role as risk factors of Pervasive Developmental Disorder (PDD).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Hutami Sundaur
"ABSTRAK
Stimulasi perkembangan anak pra-sekolah lebih difokuskan pada perkembangan motorik dan kognitif dan kurang memperhatikan perkembangan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perkembangan emosional anak pra-sekolah dari ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif komperatif dengan teknik cluster sampling dengan melibatkan 206 responden. Hasil penelitian menggambarkan 42,7 anak mengalami penyimpangan perkembangan emosional, anak dari ibu tidak bekerja memiliki persentase lebih tinggi dari pada ibu bekerja, walaupun secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan p=0,387; ? =0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan perkembangan emosional anak p=0,024; ? =0,05 . Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi sekolah untuk mengintegritaskan stimulus perkembangan emosional dengan perkembangan kognitif, motorik, dan sosial dalam proses pembelajaran.

ABSTRACT
Stimulation of pre school development is more focused on mototric and cognitive development and less attention to emotional development. This study ti determine the comparison of emotional development of pre school children from employed mother and unemployed mother. This study used a comparative descriptive research design with cluster sampling technique involving 206 respondents. The result of this study illustrates the 42,7 of children experiencing emotional development disorders, children of unemployed mother have a higher percentage of the employed mother, although not statistically no significant difference p 0.387 0.05. There was a significant correlation between mother education and emotional development children p 0.024 0.05. The result are expected to serve as school information to integrate the stimulus of emotional development with cognitive, motoric, and social development in the learning process. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqina Permatasari Ardiwijaya
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara Parenting Style (Authoritative, Authoritarian dan Permissive) dan persepsi orangtua mengenai regulasi emosi pada anak usia prasekolah. Parenting Styles orangtua diukur menggunakan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ; Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001) dan persepsi orangtua mengenai emosi regulasi anak dengan menggunakan The Emotion Regulation Checklis (ERC; Shields & Cicchetti, 1997). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 154 orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di daerah Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara parenting style authoritative orangtua dan regulasi emosi anak usia prasekolah. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan korelasi yang negatif antara kedua parenting style authoritarian dan permissive dan regulasi emosi anak usia prasekolah.

The aim of this research is to examine whether there is relationship between parenting style (Authoritative, Authoritarian, and Permissive) and parent’s perception about emotion regulation in preschool aged-children. Parenting styles was measured using Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ; Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001) and parent’s perseption about emotional regulation in children was measured using The Emotion Regulation Checklist (ERC; Shields & Cicchetti, 1997). The respondents in this research were 154 parents who have preschool aged-children living in Jabodetabek.
The results show that there is a significant relationship between authoritative parenting styles and emotional regulation in preschool aged-children, and negative correlation between both authoritarian and permissive parenting styles and emotion regulation in preschool aged-children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Peter K.
Chichester: Wiley, 2011
155.4 SMI u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Singer, Hans W. (Hans Wolfgang)
New York: United Nations, 1972
305.2 SIN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>