Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Berwel Juanda Abednego
"Perkembangan industri CPO Indonesia di satu sisi membawa keuntungan bagi negara. Selain membuka lapangan kerja, industri CPO juga merupakan salah satu sumber penerimaan yang sangat strategis bagi negara terutama dari sektor ekspor CPO. Akan tetapi pada sisi lain, perkembangan industri CPO juga menimbulkan suatu polemik. Polemik yang berkembang belakangan ini adalah adanya rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh daerah penghasil CPO akan pengelolaan penerimaan negara dari sektor bea keluar ekspor CPO.
Rasa ketidakadilan ini kemudian mendorong daerah-daerah penghasil CPO menyampaikan tuntutan dan usulan bagi hasil penerimaan negara dari sektor bea keluar ekspor CPO. Namun, sampai dengan hari ini kelayakan bagi hasil ini masih dipertimbangkan oleh pemerintah pusat. Kelayakan bagi hasil ini yang kemudian menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan positiviskualitatif, peneliti melakukan studi kelayakan pada tiga dimensi, yaitu dimensi ekonomi keuangan, administratif dan politis. Berdasarkan analisis pada ketiga dimensi tersebut, diketahui bahwa penerimaan negara dari sektor bea keluar ekspor CPO layak untuk dibagihasilkan.

The development of indonesian CPO industry brings both positive and negative impacts for the country. In one side, its benefits is showed by reducing the unemployment rates. Besides, CPO industry has become one of the strategic source of revenue for the country, especially from its exporting sector. On the other hand, CPO industry development also brings a polemic. Recent issue that come up is the injustice felt by the people around the producing areas of CPO about the inequity in revenue sharing from the export tax on palm oil sector.
This injustice has made the people in CPO producing areas invoke the government to be fair in its revenue sharing, but unfortunately it's still being considered by the central government. The objective of this research is to investigate the eligibility of this issue. Using the positivist-qualitative approach, this research conducted the feasibility in three dimension: financial, administrative and political. The result of this research, based on the analysis of those three dimensions, comes to the conclusion that the revenues from the export tax on CPO sector is worth being distributed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Cristina Elfine
"Skripsi ini membahas mengenai Analisis Formulasi Kebijakan Bea Keluar atas Ekspor Crude Palm oil (CPO). Pemerintah memiliki kewenangan untuk membentuk suatu kebijakan publik. Pemerintah juga memilki kewenangan untuk menetapkan tarif sebagai instrumen kebijakan fiskal dalam rangka menahan laju ekspor. Tarif progresif yang ditetapkan bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan harga di pasaran internasional, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan meningkatkan program hilirisasi industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alur proses formulasi penetapan tarif progresif dilakukan oleh tim tarif dimana departemen terkait memberikan usulan harga patokan ekspor kepada kementerian perdagangan, kemudian kementerian perdagangan menentukan harga patokan eskpor berdasarkan harga CPO bursa Malaysia dan Rotterdam yang memperhitungkan harga CPO internasional selanjutnya menetapkan harga referensi CPO berdasarkan hasil rata-rata harga patokan ekspor serta menetapkan tarif Bea Keluar yang disahkan oleh Menteri Keuangan. Serta terdapat hambatan dalam proses formulasi kebijakan tarif progresif atas ekspor CPO.

This thesis discusses the analysis formulation of tax policy towards crude palm oil (CPO). The government has the authority to shape public policy. The goverment also has the authority to set rates as an instrument of fiscal policy in order to restrain of export. Progressive tariffs set out aims to anticipate the surge in prices in the international markets, to meet the needs in the country, and improve the downstream industries program. This research used the qualitative approach with qualitative data analysis techniques. The results of this research indicate that the groove process formulation progressive rate-setting did by tariff team where the related department make a export benchmark price proposal to the Ministry of trade, then the Ministry of trade determine export benchmark price based on Malaysia and Rotterdam CPO price that calculate with CPO international price. Further, set CPO reference price based on average benchmark price of exports and decide duty tariff that legal by Minister of Finance. and also, there are obstacles in process formulation progressive tariff policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Robert Arthur
"Sistem keuangan publik di Indonesia sampai saat ini masih diwarnai oleh ketimpangan hubungan antara Pusat dan Daerah. Sebagian besar sumber-sumber keuangan yang potensial berada dalam kewenangan Pusat, sementara pada umumnya Daerah hanya menguasai sumber-sumber penerimaan sendiri yang kurang memadai relatif dibandingkan besar pengeluarannya. Konsekuensinya adalah Daerah menjadi amat bergantung kepada transfer dari Pusat.
Ketergantungan tersebut terasa ironis ketika negeri ini melakukan penataan ulang sistem penyelenggaraan pemerintahnnya dari sistem yang tersentralisasi menjadi sistem dengan otonomi daerah yang luas. Sejak implementasi pelaksanaan otonomi daerah pada tahun 2001, Daerah (terutama Kabupaten/Kota) memiliki kewenangan politik dan administratif yang jauh lebih luas dibandingkan era sebelumnya. namun secara keuangan tingkat ketergantungannnya secara umum menjadi lebih besar.
Upaya penguatan sumber penerimaan daerah sendiri yang telah dicoba selama ini lebih terfokus kepada identifikasi sumber-sumber penerimaan (pajak-pajak) daerah yang baru dan kurang menyentuh sumber-sumber yang potensial (pajak pusat). Kemungkinan pengalihan pajak Pusat menjadi pajak Daerah (seperti misalnya PBB) atau bagi hasil dari pajak-pajak Pusat yang potensial (selain PPh orang pribadi) masih dianggap terlalu jauh.
Akibatnya upaya tersebut kurang berhasil karena hanya berkutat pada wilayah yang memang sudah sempit atau kurang potensinya. Malah yang terjadi banyak daerah berupaya kerasa mencari sumber-sumber pajak (pungutan) baru tanpa memikirkan dampaknya kepada ekonomi biaya tinggi, serta efeknya yang distortif terhadap perekonomian.
Makalah ini membahas alternatif yang saat ini mungkin masih kontroversial yakni bagi hasil PPN kepada Daerah. Ditunjukkan disini bahwa dengan mendapat bagian dari PPN Daerah akan terpacu untuk membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Ditunjukkan pula bahwa sangat terbuka kemungkinan baik Puat maupun Daerah akan memperoleh manfaat dari penerapan sistem bagi hasil ini."
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 2006
JEPI-VI-2-Jan2006-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrie Edwin Djaafar
"Penelitian ini mengangkat permasalahan yaitu alasan pemerintah menerapkan kebijakan bea keluar atas barang ekspor mineral, pencapaian tujuan kebijakan bea keluar atas barang ekspor mineral, dan alternatif kebijakan bagi kebijakan bea keluar atas barang ekspor mineral. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan pemerintah menerapkan kebijakan bea keluar atas barang ekspor mineral adalah untuk mendukung pelaksanaan peningkatan nilai tambah, yang merupakan amanat dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2009.
Secara umum tujuan kebijakan bea keluar sudah tercapai, yakni pengendalian penjualan bijih ke luar negeri, peningkatan nilai tambah, dan menjaga ketersediaan sumber daya mineral di dalam negeri. Namun tujuan pengendalian ekspor belum optimal tercapai, beberapa komoditi justru mengalami peningkatan volume ekspor. Alternatif kebijakan yang dapat diberikan adalah penerapan earmarked tax pada penerimaan bea keluar, penerapan diferensiasi tarif baik berdasarkan klasifikasi nilai tambah produk maupun berdasarkan tingkat pengolahannya, dan tarif progresif.

This research raised issues regarding the reason government implemented export tax policy on mineral export goods, objective achievement of export tax policy on mineral export goods, and alternative policy for export tax policy on mineral export goods. This research uses qualitative approach with descriptive design. The result showed that the reason government implemented export tax policy on mineral export goods is to support value added enhancement practice, which is mandated of Law Number 4 Year 2012.
Generally, the objectives is achieved, that is mineral ore export control, value added enhancement, and protect availability of mineral resources in domestic. However export control objective is not optimally achived, some comodity on the contrary increased in export volume. Alternative policy given is application of earmarked tax on tax export revenue, application of rate differentiation either by value added product classification nor by its processing level, and progressive rate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siboro, R. Melva M.
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah untuk melihat Kapasitas (Capacity) dan Upaya (Effort) Pendapatan Asli Daerah (PAD) di 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten-Kota di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan analisis regresi data panel tahun 2014-2015. Variabel-variabel yang digunakan adalah yang mewakili faktor ekonomi yaitu Pendapatan per kapita dan struktur perekonomian (share sektor-sektor PDRB sebagai basis PAD) (Lotz dan Morrs, 1971); dan faktor demografi yaitu kepadatan penduduk (Teera, 2002). Penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan per kapita, share sektor penyediaan listrik dan gas, share sektor perdagangan dan share sektor akomodasi dan penyediaan makan minum lainnya dan kepadatan penduduk berpengaruh signifikan dan positif terhadap kapasitas PAD Kabupaten-Kota di Sumatera Utara sementara share sektor industri pengolahan berpengaruh signifikan dengan arah negatif. Sementara itu variabel share sektor konstruksi secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kapasitas PAD Kabupaten-Kota di Sumatera Utara. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa Kapasitas PAD menurut rata-rata Kabupaten-Kota mengalami kenaikan dari 0.0066 tahun 2014 menjadi 0.0068 tahun 2015 dengan relatif paling tinggi adalah Kota Padang Sidempuan dan Paling Rendah adalah Kabupaten Batu Bara tahun 2014 dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2015, dimana Kapasitas Kabupaten-Kota lainnya dominan berada dibawah rata-rata relatif keseluruhan. Selain itu dari hasil perbandingan antara Penerimaan Aktual dan Kapasitas hasil estimasi diperoleh gambaran bahwa selama tahun 2014 dan 2015 beberapa Kabupaten-Kota memiliki Upaya pemungutan PAD melebihi kapasitasnya, sebagian besar lainnya masih berada di bawah kapasitasnya.

ABSTRACT
This study is aim to calculate capacity and effort of regional revenue (PAD) for 33 (thirty-three) districts in North Sumatra by using panel data regression analysis in 2014 - 2015. The variables used are representing the economic factor measure with income per capita and the structure of the economy (the GDP share of sectors as a base PAD) (Lotz and Morrs, 1971); and demographic factor is population density (Teera, 2002). This study shows that income per capita, share of electricity and gases sector, share of trading sector, share of accommodation sector and density signs significant and positive impact on the capacity of District regional revenue in North Sumatra, while the share of the manufacturing sector have significant influence in a negative direction. Meanwhile the variable of share construction sector, were not statistically significantly affect the capacity of District regional revenue in North Sumatra. The estimation results also showed that the capacity of regional revenue according to the average districts are increase from 0.0066 for 2014 to 0.0068 for 2015, with the highest relative is Kota Padang Sidempuan and Lowest is Kab. Batu-bara for 2014 and Kab. Labuhan Batu Selatan for 2015. On the other side other districts mostly are below whole average relatively. In addition, from the comparison between the Actual Revenue and Capacity estimation results obtained outlines that during 2014 and 2015 some districts revenue collection efforts in North Sumatra is higher than its capacity for most of it still under its capacity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Mulyanto
"Penelitian ini membahas mengenai strategi Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta dalam mengelola Pajak Kendaraan Bermotor sehingga terus meningkat dan dapat terus menjadi tumpuan Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan strategi tersebut, mulai dari formulasi, implementasi, sampai dengan evaluasinya. Penelitian ini juga menganalisis mengenai hambatan yang dihadapi Dinas Pelayanan Pajak dalam menerapkan strategi tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dengan studi lapangan dan studi kepustakaan, dan teknik analisis data kualitatif, hasil penelitian ini adalah: pertama, ada empat strategi utama yang digunakan, yaitu: ekstensifikasi objek pajak, intensifikasi, peningkatan pelayanan, dan penyederhanaan administrasi; kedua, hambatan yang ditemui adalah permasalahan ketidaksinkronan sistem informasi data dan evaluasi yang tidak menyeluruh atas strategi sebelumnya.

This study discusses the strategies of Local Tax Authority in DKI Jakarta in managing motor vehicle tax that are increasing and may continue to be the foundation of Local Revenue of Jakarta. This study aimed to describe the management strategies, ranging from the formulation, implementation, to evaluation. The study also analyzes the barriers faced by the Local Tax Authority in the strategies applied. By using a qualitative approach, data collection techniques with field studies and literature studies, and qualitative data analysis techniques, the results of this study are: first, there are four main strategies are tax object extension, intensification, enhanced public services, and administrative simplification; second, the obstacles encountered is the problem of discrepancies in data information systems and evaluation are not exhaustive over the prior strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Sugiharti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan kendala serta optimalisasi pajak parkir terhadap penerimaan pajak daerah di Provinsi DKI Jakarta. Penerimaan pajak parkir di Provinsi DKI Jakarta selama tiga tahun tidak mencapai target maka penulis ingin melihat bagaimanakah potensi pajak parkir dan upaya optimalisasi pajak parkir di Provinsi DKI Jakarta. Analisis dilakukan dengan menghitung potensi pajak parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Penilaian potensi pajak parkir menunjukkan hasil bahwa pajak parkir di Jakarta adalah pajak yang cukup potensial untuk meningkatkan penerimaan daerah. Peneliti menyarankan agar Dinas Pelayanan Pajak melakukan sosialisasi kepada wajib pajak, mengintensifkan online system kepada wajib pajak, mengintensifkan pemeriksaan pajak parkir, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

This study purposed to analyze the potential and problem and optimization of the parking tax to the local tax revenue in Jakarta. Parking tax revenue in Jakarta for three years did not reach the target, the authors wanted to see how the potential tax and parking tax optimization efforts parking in Jakarta. Analysis is performed by calculating the potential of the parking tax from 2010 to 2012. Potential assessment results show that the parking tax parking tax in Jakarta is considerable potential for tax revenue generation. Researchers suggested that the Tax Agency outreach to taxpayers, intensifying the online system to taxpayers, intensifying the parking tax audit, and improve services to the public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Nuraeni
"Skripsi ini membahas pengawasan BPHTB di DKI Jakarta. Dengan dialihkannya BPHTB menjadi pajak daerah, pemerintah DKI berupaya melakukan mengoptimalkan pendapatan daerah melalui pengawasan pajak daerah. Karna dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala dalam peratuan terkait. Sehingga menimbulkan celah bagi wajib pajak untuk melakukan penyelundupan pajak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan pemungutan BPHTB di DKI Jakarta belum secara konsisten dilakukan, karna masih terdapat potensial loss akibat belum ada pembaharuan NJOP yang sesuai dengan kondisi pasar saat ini. NJOP yang lebih kecil memberikan kecenderungan kepada wajib pajak untuk melaporkan nilai transaksi sesuai NJOP alih-alih harga transaksi. Dari hasil penelitian tersebut, penulis memberi saran agar pihak pemerintah provinsi DKI Jakarta segera melakukan penyesuaian NJOP terkini.
This undergraduate thesis discuss about the supervision of Land and Building Tile Transfer Duty collection in Jakarta region. Due to the diversion of Land and Building Tile Transfer Duty to local tax, the government of Jakarta attempted to optimalize the regional income through supervision of local tax. There are some inhibiting factors in regulations so that prompted clefts for moral hazard in society. Researcher used a qualitative approach. The result that there was an unconsistence in Land and Building Tile Transfer Duty supervision which caused potencial loss due to needs of reconditional tax objects sales value which suitably with nowdays market value. Lower tax objects sales value gave tax payer opportunity to report transaction based on tax objects sales value instead of real transaction. Researcher suggest the government of Jakarta to make adjustment to the tax objects sales value."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Rosano Arrachman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tarif Value Added Tax (VAT) dan penerimaan antar negara di dunia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan model efek tetap menggunakan sampel unbalanced data panel 128 negara periode 1970-2016. Hasilnya, penelitian ini mengkonfirmasi teori kurva Laffer bahwa bahwa tarif VAT memiliki hubungan U-Shaped terbalik terhadap penerimaan. Dengan mengeksplorasi lebih lanjut dampak informality terhadap tarif maksimal VAT, maka ditemukan bahwa besarnya informality akan mengurangi fleksibilitas pemerintah untuk meningkatkan tarif VAT.

ABSTRACT
This research aim to look at the relationship between Value Added Tax (VAT) rate and revenue among countries in the world. Research methods used in this research is the Ordinary Least Square (OLS) with a fixed effect model using a sample of unbalanced panel data 128 countires of period 1970-2016. The result of this study shows that VAT rate has a reversed U-shaped relationship to VAT revenues, confirming the Laffer Curve theory. Exploring further on the effect of informality to maximum VAT rate, we found that higher informality will reduce government flexibility in its effort to increase VAT rate."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Kurniawan
"Penelitian ini membahas kelembagaan otoritas pajak daerah dalam rangka devolusi PBB-P2 dengan mengambil studi pada Kota Depok dan Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan termasuk ke dalam penelitian crosssectional dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan studi lapangan. Data dan temuan lapangan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data successive approximation dan mengacu pada konsep typical powers of autonomous revenue bodies dari OECD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otoritas pajak daerah baik di Kota Depok maupun Kota Bogor tidak memiliki kewenangan dalam semua bidang kekuasaan yang menjadi kerakteristik ideal sebuah otoritas pajak otonom.

This study discusses the institutional design of local tax authorities within the framework of rural and urban sector property tax devolution by taking studies in Depok and Bogor City. This research was conducted using qualitative approach, in the cross-sectional time frame, and was employing both literature and field studies as data collection techniques. Data and findings were analyzed using successive approximation technique and referred to the OECD’s concept of typical powers of autonomous revenue bodies. The results of this study indicate that the local tax authorities both in Depok and Bogor City do not have authority in all areas of power that characterize an ideal autonomous tax authority.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>