Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Zainal Abidin
"Nyeri merupakan salah satu masalah yang harus segera diberi intervensi oleh perawat. Ada beberapa cara untuk menurunkan nyeri, Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik relaksasi imajinasi. Teknik relaksasi imajinasi ini dapat diajarkan pada klien dengan post operasi fraktur yang mengalami nyeri.
Untuk membuktikan adanya pengaruh teknik relaksasi imajinasi terhadap peningkatan rasa nyaman bagi klien, peneliti melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri Pada Klien dengan Post Operasi Fraktur di Ruang Rawat Bedah Ortopedi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta". Pada 20 responden yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 10 klien kelompok eksperimen dan 10 klien kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan teknik Quasi eksperimen dengan pre tes dan post tes. Data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden. Pada kelompok eksperimen dilakukan wawancara awal (pre tes) sebelum dipandu untuk melakukan teknik relaksasi imajinasi Kemudian dilakukan wawancara akhir (post tes). Pada kelompok kontrol di lakukan wawancara awal (pre tes) dan wawancara akhir (post tes). Adapun hal-hal yang diwawancara adalah karakterisktik nyeri yang meliputi: frekuensi, lama dan lokasi serta tingkat nyeri.
Dari data tingkat nyeri yang diperoleh, dianalisa dan diuji dengan uji statistik student "t" test. Dengan perhitungan uji statistik tersebut diperoleh nilai t= 4,377 Bila batas kemaknaan (or) 0,05 dan df= I8 dapat diperoleh dari label 1, bahwa nilai P adalah 2,101. Hal ini membuktilkan bahwa 1 > 2,101 yang berarti H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara kelompok eksperimen yang melakukan teknik relaksasi imajinasi dengan kelompok kontrol.
Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan memperhatikan ketenangan lingkungan dan pemilihan sampel yang mewakili, serta kendalikan pengaruh sosial ekonomi dan budaya responden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5002
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayang Bayu Tria Arisandi
"Nyeri pasca Open Reduction Internal Fictation (ORIF) atau bedah terbuka selalu menjadi masalah bagi pasien fraktur. Karya Ilmiah Akhir Ners ini menyajikan hasil analisis asuhan keperawatan pada pasien laki-laki yang mengalami fraktur multiple pasca kecelakan lalu lintas yang kemudian dilakukan ORIF fasialis. Metode yang digunakan adalah studi kasus dan penerapan EBN yaitu intervensi napas dalam untuk mengurangi nyeri akut yang dilakukan selama lima hari perawatan pasca bedah. Skala nyeri pasien pada awal pasca tindakan ORIF berada pada rentang moderat hingga berat. Sedangkan skala nyeri saat hari ke lima pasca bedah dan pemberian intervensi napas dalam, mengalami penurunan di rentang ringan hingga sedang/moderat. Satu hal yang menjadi masalah saat melakukan intervensi napas dalam pada pasien pasca ORIF fasialis adalah kesulitan pasien dalam mengeluarkan napas dengan mencucu. Adapun intervensi lain yang direkomendasikan berdasar pada kajian praktik berbasis bukti meliputi penerapan intervensi metode Guided Imagery pada pasien pasca ORIF untuk menurunkan tingkat nyeri. Penggabungan penerapan teknik relaksasi napas dalam dengan metode Guided Imagery dan terapi farmakologi diharapkan dapat diaplikasikan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, khusus nya pada pasien yang mengalami nyeri akut pasca ORIF


Pain after Open Reduction Internal Fictation (ORIF) or open surgery is always a problem for fracture patients. This Paper presents the results of the analysis of nursing care in a male patient who has multiple fractures after a traffic accident, which is then performed a facial ORIF. The method used was a case study and the application of EBN, namely deep breath intervention to reduce acute pain during five days of postoperative care. The patients pain scale at the start of the post-ORIF treatment ranged from moderate to severe. Meanwhile, the pain scale on the fifth day after surgery and giving deep breath intervention, decreased in the mild to moderate range. One thing that becomes a problem when doing deep breath interventions in patients after facial ORIF is the difficulty of the patient in exhaling with clenching. Other interventions recommended based on evidence-based practice studies include the application of the Guided Imagery method intervention in post-ORIF patients to reduce pain levels. Combining the application of deep breath relaxation techniques with the Guided Imagery method and pharmacological therapy is expected to be applied by nurses in providing nursing care, especially for patients experiencing acute pain after ORIF procedure

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Azzahra
"Hipospadia adalah kelainan kongenital yang menyebabkan anatomi pembukaan saluran kemih berada pada bagian ventral penis. Salah satu faktor risiko hipospadia adalah faktor gaya hidup yang tidak baik ataupun polusi udara yang dapat ditemukan pada masyarakat perkotaan. Penatalaksaan medis hipospadia adalah dengan operasi uretroplasti yang dapat menimbulkan masalah keperawatan berupa nyeri akut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah menguraikan asuhan keperawatan pada anak dengan hipospadia. Salah satu intervensi yang diimplementasikan adalah teknik distraksi dengan menonton video kartun animasi. Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang berupa manajemen nyeri farmakologis dan non farmakologis selama tiga hari adalah skala nyeri anak turun dari skala nyeri 3/10 menjadi 0/10 atau tidak nyeri, anak tampak tenang dan dapat tertawa saat ada adengan lucu pada video kartun. Penulis menyarankan rumah sakit menyediakan fasilitas untuk melakukan distraksi pada anak berupa radio atau tape recorder untuk memutar musik, televisi untuk memutar video animasi ataupun mainan yang dapat mendistraksi anak. Sehingga distraksi dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik nyeri dan usia anak.

Hypospadias is a congenital aberration that causes the anatomy of the opening of the urinary tract to be in the ventral part of the penis. One of the risk factors for hypospadias is a factor of poor lifestyle or air pollution that can be found in urban communities. Hypospadias can be treated through urethroplasty surgery. Post surgical pain will occur in a child. The steps to be taken to deal with this issue is to manage the pain in the child. The purpose of this paper is to describe nursing care in children with hypospadias. One of the interventions implemented is the distraction technique by playing animated cartoon videos as pain management for the child. The usage of distraction technique and pharmacological techniques for three days period decreased the pain rating scale from the 3 10 to 0 10, and the observation showed that the child also seemed to be calmed and laugh when there is a funny scene on an animated cartoon video. The authors suggest that hospitals provide facilities to perform distractions in children such as radio or tape recorders to play music, televisions to play animated videos or toys that can distract children, so that distractions can be performed according to the characteristics of pain and age of the child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Amba
"Surgical site infections are the second most frequent nosocomial infection after catheter infection. They are associated with increase morbidity and mortality, iength of stay in hospital and cost of care. Antibiotic prophylaxis use is addressed to reduce incidence of surgical site infection. The aim of this research was to find out the pattern of antibiotic prophylaxis use; incidence of surgical site infection; association between antibiotic prophylaxis use and incidence of surgical site infection; and other factors that influence the incidence of surgical site infection. This research was carried out in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta and it was a retrospective study with cross-sectional design. A total of 220 samples had been taken proportional randomly according to the type of surgery division from 1,841 medical records in 2005. The result showed that the most antibiotic prophylaxis frequently used was cephalosporin (first and third generation). followed by phosphomycin and metronidazole. Most of the patients were given antibiotic prophylaxis in inappropriate time and the duration of use was more than one day. This study found that the incidence of surgical site infection was 8.6% with the highest percentage occurred at orthopedic surgery (23.3%). Statistically, there was no relationship of class. Timing and duration of antibiotic prophylaxis use with incidence of surgical site infection. Adherence of antibiotic prophylaxis use to hospital guideline was not influenced the incidence of surgical site infection. Multivariate analysis with logistic regression analysis showed that the incidence of surgical site infection were influenced by the type of surgery (OR=2.6) and the use of antibiotics during hospitalization prior to surgery (OR=3.2). The conclusion of this research were the incidence of surgical site infection relatively high and class. timing, duration and adherence to hospital guideline of antibiotic prophylaxis use did not influence it. The wound contaminated and the use antibiotics during hospitalization prior to surgery were risk factors for surgical site infection. It was recommended that the hospital management revise the currently used surgical antibiotic prophylaxis guideline which is no longer relevant to the current situation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2007
T59210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purnomo
"ABSTRAK
Analisis Penerapan Range Of Motion Untuk Mengurangi Nyeri Pada Klien Post ORIF Plate And Screw e.c Close Fraktur Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal Di Ruang Rawat Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Salah satu penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan Open Reduction Internal Fixation dimana fragmen tulang yang patah akan di stabilisasi dengan menggunakan pin dan skrup. Saat ini klien memasuki proses penyembuhan tulang dalam fase inflamasi,  dimana dalam proses inflamasi akan muncul permasalahan yang dialami oleh klien paska tindakan ORIF diantaranya yaitu nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan masalah pada sistem muskuloskeletal seperti keram otot, berkurangnya fungsi tulang, fatigue dan keterbatasan gerak. Terapi nonfarmakologis yang dapat diberikan kepada klien untuk mengurangi nyeri paska ORIF adalah dengan melakukan Range Of Motion. Manfaat melakukan gerakan Range Of Motion adalah dapat menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot, memperlancar sirkulasi darah serta dapat memperbaiki tonus otot.  Untuk itu tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis terkait Range Of Motion untuk mengurangi nyeri pada klien post ORIF plate and screw. Setelah mendapatkan implementasi terapi Range Of Motion klien mengalami penurunan skala nyeri.

ABSTRACT
Analysis of the Application  Range of Motion to Reduce Pain in Post Client ORIF Plate and Screw e.c Close Fracture Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal in the Surgical Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo A fracture is a break in bone continuity and occurs when the bone is subjected to a stress that is greater than it can absorb. One of the treatments performed is the Open Reduction Internal Fixation in which the broken bone fragments are stabilized using pins and couplers. Currently the client enters the bone healing process in the inflammatory phase, where in the inflammatory process the problems experienced by the client after the ORIF action will arise, including pain. Pain can lead to problems in the musculoskeletal system such as muscle cramps, reduced bone function, fatigue and limited movement. Non-pharmacological therapy that can be given to clients to reduce pain after ORIF is to do Range Of Motion. The benefits of doing Range Of Motion movement are that it can determine the value of the ability of bone and muscle joints, improve blood circulation and can improve muscle tone. For this reason, the purpose of writing this scientific paper is to analyze the related Range Of Motion to reduce pain in post ORIF plate and screw clients. After getting the implementation of Range Of Motion therapy, clients experience a decrease in the pain scale."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada klien yang akan dilakukan operasi, keadaan keluarga disisi klien merupakan sumber
pendukung utama. RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan
nasional dan rumah sakit pendidikan telah berusaha melihatkan keluarga dalam
perawatan klien, namun keterlibatannya hanya sebatas pengurusan administrasi, dengan
alasan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini bertentangan dengan lima
fungsi keluarga menurut Friedman 1998, Salah satunya adalah fungsi perawatan keluarga.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penurunan
tingkat kecemasan klien preopefasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif
korelasi cross secrional. Pengumpulan data dengan dan memberikan kuesioner pada 30
responden didapat secara total sampling dari tanggal 13 - 23 Mei 2008. Kuesioner terbagi
altas 3 yaitu: Knesioner A mengkaji tentang data demografi klien, kuesioner B mengkaji
tentang dukungan keluarga dan kuesioner C mengkaji tentang tingkat kecemasan klien.
Analisa data diakukan secara Univariat dan Bivariat, untuk melihat hubungan antara
variabel bebas dan terikat manggunakan uji chi square. Hasil uji stalistik diperoleh nilai p
= 0,01, dengan n= 0,05, unka Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kecemasan. Dari
hasil analisis juga diperoleh OR = 0,31 artinya responden/pasien yang akan menjalani
operasi dengan dukungan yang kurang dari keluarganya mempunyai peluang 0,31 kali
mengalami kecemasan dibandingkan dengan pasien yang mendapat dukungan penuh dari
keluarganya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan
keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan klien preoperasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5644
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tanggal 27 November sampai dengan 25 Desember 2006, berdasarkan fenomena usia yang lerdapat pada ruang rawat kritis yaitu sebanyak 35% perawat berusia diatas 40 tahun, dengan tuntutan keterampilan untuk menguasai kondisi pasien yang mengancam kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui hubungan pengaruh usia terhadap efektifitas kinerja perawat di ruang rawat kritis. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif korelasi. Sampel yang dipakai berjumlah 32 orang yang merupakan populasi total perawat di ruang rawat kritis Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Metode yang digunakan total sampling dengan rumus presisi mutlak.
Hasil penelitian sebagai berikut: usia mayoritas rsponden yang kurang dari 40 tahun yaitu sejumlah 65,6%, sedangkan yang Iebih dari 40 tahun sebanyak 34,4%.
Bcrdasarkan kriteria Iama bekerja didapat hasil kurang dari 10 tahun sebesar 31%, Il sampai 20 tahun sebesar 44% dan lebih dari 20 tahun sebesar 25%. Efektititas kinegia mayoritas populasi termasuk dalam kriteria baik yaitu sebanyak 62,5% dan sangat baik sebesar 37,5%. Hubungan usia perawat dan efektifitas kinerja perawat pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 6S,6% dengan tingkat kincrja dengan kategori baik yitu sebanyak I8,75% dan sangat baik 43,7S%. Sedangkan pada usia diatas 40 tahun dengan kriteria baik sebanyak 9,4% dan baik sekali 28,l%. Hasil yang dianalisa di dapat bahwa tidak ada pengaruh usia terhadap efektifitas kinerja perawat di ruang rawat kritis dengan P value = 0,05 < P < 1,0 dan a = 0,05."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5545
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Roup
"Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas pada tulang tibia dan fibula. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Nyeri adalah mekanisme perlindungan bagi tubuh dalam sebagai kontrol atau alarm terhadap bahaya. Nyeri pada fraktur bersifat akut dan dapat diprediksi akan tetapi membuat pasien tidak nyaman dan mengganggu aktivitas lain. Karya ilmiah ini memaparkan dan menganalisis asuhan keperawatan post operatif dengan penanganan nyeri menggunakan manajemen nonfarmakologi dengan teknik relaksasi napas dalam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen nyeri menggunakan relaksasi napas dalam cukup efektif membantu mengatasi keluhan nyeri post operasi fratur tibia fibula disamping penggunaan terapi farmakologi. Perawat agar menerapkan manajemen nyeri non farmakologi yang salah satunya dengan relaksasi napas dalam secara optimal dalam membantu mengatasi keluhan nyeri klien sehingga kebutuhan nyaman klien terpenuhi.

Cruris fracture is the discontinuity of the tibia and fibula bones. In patients with fractures, pain is one of the nursing problems that are often found in clinical practice. Pain is a protective mechanism for the body as a control or alarm of danger. Pain in the fracture is acute and can be predicted but will make the patient uncomfortable and interfere with other activities. This scientific work presented and analyzed postoperative nursing care with pain management using nonpharmacologic management with deep breathing technique.
The results of the analysis showed that pain management using deep breath relaxation effectively reduced postoperative pain in patients with tibial fractures in addition to pharmacological treatment. Nurses are encouraged to apply nonpharmacological pain management, one of them by using deep breath relaxation in order to optimize in controlling the patient 39 s pain complaints so that the comfortable needs are fulfilled.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dastono Susantoro
"Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisir tingkah lakunya. Bila individu merasakan suatu kebutuhan, maka akan mendorong individu untuk berbuat sesuatu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi klien terhadap tingkat kemandirian pada klien dengan storke non hemoragik.
Desain penelitian yang dilaksanakan adalah metode deskriptif eksploratif, sample yang diambil dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke non hemoragik yang dirawat di IRNA B lantai I kanan, lantai II kiri, poliklinik saraf dan Instalasi Rehabilitasi Medik di RS. Cipto Mangunkusumo sebanyak 30 orang. Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang mengacu pada teori dan konsep motivasi. Dari 15 item yang diajukan kuesioner kepada responden, rata-rata klien memiliki motivasi mandiri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi klien terhadap tingkat kemandirian yaitu faktor pendidikan, pengetahuan, minat, dukungan keluarga, orang terdekat, dan perawat dalam memberi motivasi pada klien baik selama menjalani perawatan, pengobatan maupun rehabilitasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5267
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>