Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160683 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Meiliana Permatasari
"ABSTRAK
Pemutihan gigi sudah menjadi kebutuhan banyak orang untuk menunjang
penampilan estetika. Pada prosedur pemutihan gigi, biasanya menggunakan
bahan-bahan pemutih seperti hidrogen peroksida, karbamid peroksida, dan
karbopol. Namun bahan-bahan pemutih gigi tersebut dapat menimbulkan efek
samping seperti sensitifitas gigi paska tindakan serta iritasi pada rongga mulut dan
mukosa saluran cerna bila tertelan. Buah alpukat, apel, mangga, nanas, dan pisang
adalah jenis buah yang diketahui mengandung hidrogen peroksida. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek pada jus buah alpukat, apel, mangga, nanas, dan
pisang dalam memutihkan gigi yang mengalami diskolorisasi ekstrinsik. Gigi
premolar post-ekstraksi yang telah diskolorisasi teh dan diskolorisasi kopi diberi
perlakuan jus buah selama 14 hari. Hasil uji menunjukkan bahwa terjadi
perubahan rata-rata skala warna pada kelompok teh dengan perlakuan jus buah
alpukat, apel, mangga, nanas, dan pisang dari skala 12 menjadi rata-rata sebesar
5,4 ± 0,51; 4,4 ± 1,07; 4,9 ± 1,07; 4,5 ± 0,97 dan 4,8 ± 1,13. Sedangkan pada
kelompok kopi dengan perlakuan jus buah alpukat, apel, mangga, nanas, dan
pisang dari skala 9 menjadi rata-rata sebesar 1,6 ± 0,69; 2,2 ± 1,54; 2,2 ± 1,31; 1,5
± 1,84; 1,37 ± 1,06.

ABSTRACT
Teeth whitening has become a need for many people to support the aesthetic
appearance. In the teeth whitening procedure, usually using bleaching ingredients
such as hydrogen peroxide, carbamide peroxide, and carbopol. However the
ingredients of teeth whitening can cause side effect such as tooth sensitivity and
irritation after the action in the oral cavity and gastrointestinal mucosa if ingested.
Avocado, apple, mango, pineapple, and bananas are the types of fruit are known
to contain hydrogen peroxide. This study aims to determine the effect on fruit
juice avocado, apple, mango, pineapple, and banana in the teeth whitening
experience extrinsic discoloration. Post-extraction of premolars that had
discoloration of tea and coffee discoloration of the treated fruit juice for 14 days.
The test results showed that the average changes color scale on tea group
treatment with avocado fruit juices, apple, mango, pineapple, and banana of the
scale of 12 to an average of 5.4 ± 0.51; 4.4 ± 1.07; 4.9 ± 1.07; 4.5 ± 0.97 and 4.8 ±
1.13. Whereas in the coffee group treated fruit juice with avocado, apple, mango,
pineapple, and banana of the scale of 9 to an average of 1.6±0.69; 2.2 ± 1.54; 2.2
± 1.31, 1.5 ± 1.84; 1.37 ± 1.06."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T38954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Yanti
"Jalur metabolisme utama dari isoniazid INH adalah dengan asetilasi untuk membentuk asetil isoniazid AcINH . Kecepatan asetilasi dapat berbeda tergantung aktivitas N-asetiltransferase-2 NAT-2 . Pengobatan tuberkulosis dengan INH dapat menimbulkan risiko hepatotoksik, baik pada tipe asetilator cepat maupun lambat. Buah nans Ananas comosus Linn. Merr diketahui beraktivitas hepatoprotektor. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari kecepatan asetilasi INH pada etnis Melanesia dari Papua. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus nanas terhadap asetilasi INH. Kecepatan asetilasi INH ditentukan berdasarkan rasio kadar AcINH dan INH dalam plasma subjek. Kadar AcINH dan INH dalam plasm asubjek dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi. Kromatografi fase balik-pasngan ion yang telah divalidasi menunjukkan batas kuntifikasi terendah untuk INH dan AcINH berturut-turut yaitu 0,1258 dan 0,1188ug/mL. Subjek yang berpartisipasi pada studi penentuan asetilasi INH adalah 102 orang. Sebanyak 41 dari 102 subjek secara sukarela terlibat pada studi pengaruh jus buah nanas pada asetilasi INH. Hasil penelitian menunjukkan 70,59 subjek adalah asetilator lambat. Jus buah nanas matang diketahui memengaruhi kecepatan asetilasi INH berdasarkan analisis statistik Wilcoxon test for two related samples pada tingkat kepercayaan 95 . Dalam rangka mengurangi efek hepatotoksik INH, pemanfaatan jus nanas matang sebagai adjuvant dapat diteliti lebih lanjut pada pasien tuberkulosis.

The major pathway of INH metabolism is by acetylation to form acetyl isoniazid AcINH . Acetylation rate may differ depends on N acetyltransferase 2 NAT 2 activity. Treatment of tuberculosis with INH may lead to the risk of hepatotoxicity, both in fast and slow acetylator types. Pineapple fruit Ananas comosus Linn. Merr has a hepatoprotector activity. The aim of this study was to study INH acetylation rate on Melanesia ethnicity from Papua, Indonesia. Furthermore, this study was to evaluate the influence of pineapple juice as hepatoprotector in INH acetylation. The acetylated rate of INH was determined based on the ratio of AcINH and INH levels in subject rsquo s plasma. The levels of INH and AcINH in the subject rsquo s plasma were analyzed by high performance liquid chromatography. Validated reversed phase ion pair chromatography showed the lower limit of quantification of INH and AcINH were 0.1258 and 0.1188 g mL, respectively. Participants in the study of INH acetylator status were 102 subjects. A total of 41 of 102 subjects were voluntarily implicated in the study of the effect of pineapple juice on acetylation of INH. The results showed that 70.59 of subjects were slow acetylators. Ripe pineapple fruit juice is known to affect the rate of acetylation INH based on statistical analysis of Wilcoxon test for two related samples at 95 confidence level. In order to reduce the effects of INH hepatotoxicity, the utilization of ripe pineapple juice as adjuvant can be further investigated in patients with tuberculosis."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
D2388
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Made Anggreni
"ABSTRAK
Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH 2,2-difenil-1-pikril hidrazil sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC50. Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA Malondialdehid plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar soluble synthetic radical and the measurement of IC50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC50. The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prawita Lintang Larasati
"ABSTRAK
Daun alpukat (Persea americana Mill) dan buah oyong (Luffa acutangula (L.)
Roxb.) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk berbagai
penyakit, salah satunya diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
penurunan kadar glukosa darah kombinasi ekstrak etanol daun alpukat dan buah
oyong pada mencit. Dua puluh empat ekor mencit putih jantan galur ddY yang
dibagi dalam enam kelompok. Mencit dipuasakan ±16 jam, kemudian diukur
kadar glukosa darah puasa, lalu diberikan ekstrak daun alpukat, ekstrak buah
oyong, ekstrak kombinasi, metformin HCl, dan larutan CMC 0,5%. Tiga puluh
menit setelahnya, diukur kembali kadar glukosa, lalu diberikan glukosa 2 g/kg bb
peroral. Pengukuran dilakukan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pemberian
glukosa. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukometer Accu-Chek
Active®. Pemberian kombinasi ekstrak 1, daun alpukat 50 mg/kg bb dan buah
oyong 200 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna
secara statistik pada setengah jam setelah pemberian glukosa, sedangkan
kombinasi ekstrak 2, daun alpukat 100 mg/kg bb dan buah oyong 200 mg/kg bb
dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna pada satu jam setelah
pemberian glukosa.

Abstract
Avocado leaves (Persea americana Mill ) and ridge gourd fruit (Luffa acutangula
(L.) Roxb) is a plant that empirically used for various diseases, one of them is
diabetes. The aim of this research was to know the blood glucose lowering effect
of combination extract ethanol avocado leaves and ridge gourd fruit on mice.
Twenty-four of ddY mice white male which was divided into six groups. Each
mice was fasted for ±16 hours, then measured blood glucose levels of fasting, and
administered extract avocado leaves, extract ridge gourd fruit, extract
combinations, metformin HCl, and CMC liquid 0,5%. Thirty minutes later,
measured back glucose levels, and administered glucose 2 g/ kg bw orally. Blood
glucose then was measured in 30, 60, 90, and 120 minutes after glucose
administration. Blood glucose was measured using Accu-Chek Active®
glucometer. Combination extract 1, avocado leaves 50 mg / kg bb and ridge gourd
fruit 200 mg/ kg bw was able to lower glucose levels in 30 minutes after glucose
administration, while combination extract 2, avocado leaves 100 mg / kg bw and
ridge gourd fruit 200 mg/ kg bw was able to lower blood glucose levels in one
hour after glucose administration."
Universitas Indonesia, 2012
S42765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Magfirah Ilyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan bromelain yang diekstrak dari bagian tanaman nanas (Ananas comosus) melalui metode fraksinasi menggunakan garam ammonium sulfat, diikuti dengan proses dialisis dan dilanjutkan dengan tahap pemurnian menggunakan metode kromatografi kolom gel filtrasi. Aktivitas spesifik tertinggi terdapat pada fraksi ammonium sulfat 50-80% (fraksi 3) baik untuk sampel bagian bonggol maupun bagian daging buah nanas, masing-masing adalah sebesar 0,30 U/mg dan 0,21 U/mg. Fraksi 3 dari bagian bonggol memiliki tingkat kemurnian 132,65 kali enzim kasarnya sedangkan fraksi 3 dari bagian daging buah nanas memiliki tingkat kemurnian 108,47 kali dari enzim kasarnya. Proses dialisis memberikan nilai aktivitas spesifik dan tingkat kemurnian enzim tertinggi pada fraksi 3 dari bagian bonggol nanas yaitu sebesar 0,33 U/mg dengan kenaikan tingkat kemurnian menjadi sebesar 141,58 kali enzim kasarnya. Uji kestabilan termal terhadap fraksi enzim hasil dialisis menunjukkan bromelain dari bonggol nanas mengalami inaktivasi pada suhu 80°C, sedangkan bromelain dari daging buah nanas mengalami inaktivasi pada suhu 70°C. Pemurnian lebih lanjut terhadap enzim fraksi 3 dengan metode kromatografi kolom menggunakan Sephadex G-100 menghasilkan kenaikan nilai aktifitas spesifiknya menjadi 1,67 U/mg dengan tingkat kemurnian 720,93 kali dari enzim kasarnya. Enzim bromelain dari bonggol nanas hasil pemurnian diketahui memiliki pH dan suhu optimum berturut-turut : 7,0 dan 37oC. Enzim bromelain dari bonggol nanas diinhibisi oleh EDTA, Hg2+, Cu2+ masing-masing sebesar 29,33% ; 13,88% ; 6,43% dan diaktifkan oleh ion Ca2+dan Na+ masing-masing sebesar 1,62% dan 1,95%.

The aim of this study was to isolate and purify the bromelain extracted from part of pineapple fruit (Ananas comosus) through fractionation method using ammonium sulfate followed by dialysis and then purification using filtration gel of column chromatography method. The highest specific activity on ammonium sulfate fraction was 50-80% (fraction 3) both for the sample of the core and the flesh of pineapple, each was 0,30 U/mg and 0,21 U/mg. The fraction 3 of the core had a purity level 132,65 times of the crude enzyme while fraction 3 of the pineapple flesh had a purity level 108,47 times of the crude enzyme. From the dialysis process found the highest value of specific activity on fraction 3 of the pineapple core of 0,33 U/mg with a purity level of and 141,58 times of the crude enzyme. Effect of increase in temperature caused complete inactivation of enzyme from the pineapple flesh fraction at 70°C, and enzyme from the pineapple core fraction at 80°C. Further purification to the the fraction 3 from the pineapple core using Sephadex G-100 obtained bromelain with specific activity to 1.67 U/mg with a purity level of 720.93 times of the crude enzyme. The temperature and pH optimum of this enzyme was 37oC and 7.0. Proteolytic activity of this enzyme was inhibited by EDTA, Hg2+, Cu2+ each by 29.33%; 13.88%; and 6.43%, but this enzyme was activated by Ca2+ and Na+ ion of 1.62% and 1.95% respectively."
2015
S62588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Amalia Isti
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi sari buah nanas Ananas comosus L. Merr. dalam pengencer terhadap kualitas spermatozoa domba garut Ovis aries L. 24 jam pascakriopreservasi. Sampel semen ditampung dari lima ekor domba garut jantan satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan. Semen diencerkan dengan pengencer tris kuning telur yang mengandung sari buah nanas 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, dan 20 KP 4. Semen dikemas dalam straw mini 0,25 ml dengan dosis 50 juta sel/ml. Semen diekuilibrasi pada suhu 5oC selama dua jam, kemudian dibekukan dan disimpan dalam nitrogen cair. Parameter yang dievaluasi adalah motilitas, viabilitas, integritas membran, integritas akrosom, dan abnormalitas. Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Duncan menunjukkan perbedaan nyata P < 0,05 antara KK dan KP 3 terhadap persentase motilitas dan integritas membran spermatozoa. Konsentrasi sari buah nanas 15 mampu memperkecil penurunan kualitas spermatozoa berdasarkan persentase motilitas 52,19 5,32 dan integritas membran spermatozoa 38,52 4,85.

The research aimed to find out the effect of various concentrations of pineapple Ananas comosus L. Merr. juice in extender on garut ram Ovis aries L. 24 hours postcryopreservation. Semen samples were collected from five garut rams once a week using an artificial vagina. The samples were diluted in tris egg yolk extender with pineapple juice 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, and 20 KP 4. The diluted semen samples were loaded into mini straws 0,25 ml with 50 million cell ml dosage. Samples were equilibrated at 5oC for two hours, then freezed and stored in liquid nitrogen. Parameters evaluated were motility, viability, membrane integrity, acrosome integrity, and abnormality. The one factor ANOVA and continued with Duncan test showed significant differences P 0.05 between KK and KP 3 on the percentage of spermatozoa motility and membrane integrity. Pineapple juice 15 was able to minimize the reduction of spermatozoa quality based on the percentage of spermatozoa motility 52.19 5.32 and membrane integrity 38.52 4.85.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Lestari
"Hiperpigmentasi adalah gangguan pigmen kulit karena produksi melanin secara berlebihan atau distribusi melaninnya yang tidak merata.Secara tradisional bahan alam yang diduga memiliki efek pemutih adalah kulit buah pisang muli (Musa acuminata Colla AA). Kulit buah pisang muli digunakan dengan cara digosokkan pada daerah yang hitam sehingga terbentuk warna kulit yang lebih cerah.
Untuk membuktikan bahwa kulit buah pisang muli dapat digunakan sebagai pemutih kulit, dilakukan penelitian secara in vitro dengan metode yang dilakukan sebelumnya oleh Arung (2005). Mekanisme kerja pemutih kulit yaitu menghambat enzim tirosinase pada reaksi l-tirosin dan l-dopadalam proses melanogenesis.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah pisang muli dalam menghambat tirosinase serta mengetahui golongan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi teraktif tersebut. Serbuk kering kulit buah pisang muli dimaserasi dengan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan n-butanol secara berturut-turut hingga diperoleh fraksi air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air dari ekstrak etanol kulit buah pisang muli merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas tirosinase dengan nilai persen penghambatan 29,1%. Nilai IC50 dari fraksi air sebesar 58,75 µg/mL dan nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah pisang muli yakni 63,12 µg/mL. Adapun golongan-golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol yakni alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan glikosida sedangkan pada fraksi air ekstrak etanol kulit buah pisang muli adalah alkaloid, flavonoid, tanin, dan glikosida. Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah pisang muli memiliki potensi untuk digunakan sebagai pemutih kulit."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S60362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernasari
"Daun alpukat (Persea americana Mill) telah diteliti mengandung quersetin sebagai antioksidan yang dapat menghambat teroksidasinya LDL dalam pembuluh darah serta mengandung sterol yang dapat menghambat absorbsi lemak dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill) terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida pada tikus putih jantan yang diperlakuan dengan diit tinggi kolesterol dan lemak. Diit tinggi kolesterol dan lemak diberikan dengan komposisi kuning telur 80 % , sukrosa 15 % sebesar 65 % dan lemak hewan 5 %. Ekstrak etanol daun alpukat diberikan secara oral pada 30 ekor tikus jantan galur Sprague dawley dengan berat badan 150-200 gram yang dibagi ke dalam enam kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal hanya diberikan CMC 0,5%. Kelompok II sebagai kontrol perlakuan diperlakuan dengan diit tinggi kolesterol dan lemak. kelompok III, IV, dan V masing-masing sebagai kelompok uji diberi ekstrak daun alpukat dengan dosis sebesar 10 mg/kg bb tikus , 20 mg/kg bb tikus, dan 40 mg/kg bb tikus serta diit tinggi kolesterol dan lemak. Kelompok VI sebagai kontrol pembanding diberi simvastatin dengan dosis sebesar 9mg/kg bb tikus dan diit tinggi kolesterol dan lemak. Setelah 56 hari pemberian, pemeriksaan dilakukan terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daun alpukat dengan dosis 40 mg/kg bb tikus dapat menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar HDL lebih baik dari dosis 10 mg/kg bb dan dosis 20 mg/kg bb jika dibandingkan dengan kontrol hiperlipidemia.

Avocado leaves (Persea americana Mill) have been studied contain quercetin as an antioxidant that can inhibit oxidation of LDL in the blood vessels and contain sterols which can inhibit absorption of fats in the body. The aim of this studied was to know the effect of ethanol extract of avocado leaves on total cholesterol, HDL, LDL and triglycerides in white male rats induced by high cholesterol and fat diet. Diet high cholesterol and fat are given by the composition of 80 % yolk, 65% sucrose15% and 5% animal fat. Ethanol extract of avocado leaves was given orally to 30 male rats of Sprague dawley strain with body weight 150-200 gram were divided into 6 groups. Group I is a normal control group given 0.5% CMC. Group II as a positive control was induced by high cholesterol and fat, group III, IV, and V were each given a dose of 10 mg / kg body weight , 20 mg / kg body weight , and 40 mg / kg body weight and high cholesterol and fat. Group VI as a comparison control group were given simvastatin at a dose of 9mg/kg body weight rats and high cholesterol and fat diet. After 56 days, examination carried out on total cholesterol, HDL, LDL and triglycerides. Results findings showed that ethanol extract of avocado leaves with dose 40 mg/kg bb can lower total cholesterol, LDL and triglycerides and increase levels of HDL better than dose 10 mg/kg bb and dose 20 mg/kg bb when compared to hyperlipidemic controls.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sandy Pangestu
"Penelitian untuk mengetahui konsentrasi higromisin optimum untuk seleksi tanaman hasil transformasi telah dilakukan. Optimasi menggunakan higromisin 30 ppm dengan waktu seleksi 3 minggu dan 50 ppm dengan waktu seleksi 2 minggu menunjukkan bahwa semua tunas dapat bertahan hidup pada medium seleksi. Analisis PCR, uji histokimia GUS dan uji higromisin pada daun tanaman sebagai uji validasi menunjukkan bahwa tidak semua tanaman yang bertahan hidup pada medium seleksi menunjukkan keberadaan gen hpt dalam tanaman dan mengekspresikannya. Hasil kolerasi ketiga uji validasi menunjukkan konsentrasi higromisin 50 ppm memberikan persentase kepercayaan seleksi tanaman lebih baik (61,61%) dibandingkan konsentrasi 30 ppm (33,33%). Penggunaan konsentrasi 50 ppm dengan waktu seleksi lebih dari dua minggu dapat digunakan untuk meminimalkan lolosnya tanaman nontransgenik.

Study to determine the optimum concentration of hygromycin for plant selection resulted from transformation has been done. Optimization using hygromicin at 30 ppm for 3 weeks and 50 ppm for 2 weeks showed that all plants can survive on hygromycin selection medium. PCR analysis, GUS histochemical assay and hygromycin assay in plant leaves as a validation test proved that not all survival plants showed the presence of hpt gene in the plant genome and expressed. Hygromycin concentration at 50 ppm gave better reliability of plant selection (61,61 %) than concentration at 30 ppm. The use of hygromycin concentration at 50 ppm with duration more than 2 weeks should be done to minimize non-transgenic plants escape."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S907
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonie Rahel H.V.
"Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daun alpukat (Persea americana, Mill) dapat digunakan untuk hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antihipertensi dari ekstrak daun alpukat, dimana digunakan etanol sebagai pelarutnya. Penelitian ini menggunakan tikus jantan dan betina (Rattus novergicus) galur Sprague dawley dengan berat badan 150 - 220 gram sebanyak 48 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I sebagai kontrol normal diberikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol induksi diberikan NaCl, kelompok III diberikan ekstrak etanol daun alpukat dosis 1, kelompok IV diberikan ekstrak etanol daun alpukat dosis 2, kelompok V diberikan ekstrak etanol daun alpukat dosis 3 dan kelompok VI sebagai kontrol pembanding bahan uji diberikan Tensigard®. Untuk kelompok III, IV, V dan VI masing-masing dinduksi dengan NaCl 3,75 g/kg bb selama 14 hari selanjutnya pada hari yang ke-15 diberikan bahan uji untuk kelompok III, IV dan V dengan dosis (10 mg/ kg bb tikus; 20 mg/ kg bb tikus; 40 mg/ kg bb tikus), sedangkan untuk kelompok VI diberikan obat pembanding fitofarmaka yaitu Tensigard®. Pada hari yang ke- 29 dilakukan pengukuran tekanan darah arteri rata-rata (TDAR) dengan metode langsung menggunakan manometer air raksa. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian ekstrak etanol daun alpukat efektif sebagai antihipertensi pada tikus jantan dan betina ditunjukkan pada ekstrak etanol daun alpukat dosis 3 (40 mg/ kg bb tikus). Kekuatan efek antihipertensi ekstrak etanol daun alpukat lebih rendah dibandingkan dengan Tensigard®, ditinjau dari penurunan TDAR.

Some researches have been known that avocado leaves (Persea americana, Mill) can be used to antihypertension. The purpose of this research that to know the effect of antihypertension from avocado leaves ethanol extract which has been used ethanol as solvents. In this research used male and female rats (Rattus novergicus) from Sprague dawley races with body weight 150 - 220 grams as much 48 which was divided to 6 groups with complete random design method; group I as normal control was given 0,5% CMC, group II as induced control was given NaCl, group III was given avocado leaves ethanol extract first doses, group IV was given avocado leaves ethanol extract second doses, group V was given avocado leaves ethanol extract third doses and group VI as test substances compared control was given Tensigard®. For group III, IV, V and VI was induced with NaCl 3,75 g/kg weight body within 14 days then day 15th was given test substances for group III, IV, and V with doses (10 mg/ kg rats body weight; 20 mg/ kg rats body weight; 40 mg/ kg rats body weight), while for group VI was given phytopharmaca compared medicine was tensigard®. On day 29th was done measurement of average artery blood pressure with direct method used mercury manometer. Based on the result of research the administer avocado leaves ethanol extract gave effect as antihypertension to male and female rats that were showed on avocado leaves ethanol extract third doses (40mg/kg rats body weight). the strength of antihypertension effects from avocado leaves ethanol extract was lower than tensigard® showed from the average artery blood pressure reduction"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>