Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sizigia Pikhansa
"Pendekatan hubungan sudah seharusnya dijadikan substansi dan fokus perhatian di dalam Public Relations (PR), khususnya Political Public Relations. Pendekatan tersebut dapat difasilitasi dengan munculnya media baru microblogging Twitter. Namun permasalahannya masih banyak aktor politik, khususnya pemimpin negara, yang memperlakukan media tersebut sama dengan media tradisional yaitu sekedar untuk penyebaran informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pemanfaatan media sosial Twitter digunakan oleh pemimpin negara Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai alat PR untuk berhubungan dengan publiknya. Hal tersebut dilakukan dengan meneliti tema pesan yang dipilih Presiden SBY, model PR yang digunakan dalam berkomunikasi, dan hubungan yang berlangsung dengan publiknya berdasarkan indikator Grunig dan Hon. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode analisis isi.
Hasil yang didapatkan dari analisis tweet akun Presiden SBY selama periode satu bulan, adalah bahwa tweet paling banyak bertemakan pesan pribadi, informasi mengenai situasi yang dialami Indonesia, serta kegiatannya dalam bertugas menjadi Presiden. Model publisitas/ press agentry merupakan model PR yang paling sering digunakan, yang berarti Presiden SBY memanfaatkan Twitter sama seperti media tradisional sebagai alat untuk publikasi positif mengenai dirinya. Namun, Presiden SBY sebenarnya ingin membangun hubungan komunal, kendati baru berhasil memperlihatkan komitmen atau kepeduliannya pada publik. Indikasi terbanyak adalah kepercayaan dan komitmen. Sedangkan indikasi terendah yaitu adanya persamaan kontrol dan kepuasan. Hal ini memperlihatkan bahwa Presiden SBY kurang memaksimalkan fungsi Twitter sebagai media untuk manajemen hubungan.

Relational perspective should be the main focus in Public Relations, especially Political Pubic Relations. Twitter as the new microblogging media have the ability to facilitate relational perspective. Unfortunately many political actors are still using social media as if it was a traditional media which used for information dissemination. The purpose of this research is to reveal the usage of social media by the President of Indonesian Republic as a PR tool to establish relation with his public. It can be described by looking at the thematic message in his Twitter account, PR model used in it and his relationship with publics based on Grunig and Hon indicators. This research use positivist paradigm, quantitative approach and a descriptive study using content analysis method.
The results from the tweets analysis of President account over one month period, is that most tweets themed personal messages, information about Indonesia current situation, as well as official activities as a President. publicity/ press agentry model is a PR model that used most often, which means the president use Twitter same as traditional media, where the media is used as a tool for positive publicity. However, the president attempted to establish a communal relationship because He shows his concern for the public. Most tweets indicate trust and commitment indicators. While the lowest indication are the control mutuality and satisfaction. This shows that the President is not maximizing Twitter as a medium of relationship management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatihul Rahmi
"Dialog dipertimbangkan sebagai cara paling etis dalam praktik public relations. Sama halnya dengan public relations pemerintah, dialog seharusnya mendapatkan tempat utama dalam melakukan komunikasi dengan publik. Potensi media terutama media sosial untuk terlibat dalam dialog sebagian besar belum dimanfaatkan secara maksimal. Media sosial meyediakan saluran komunikasi dua arah sehingga public relations, khususnya pemerintah dapat membangun hubungan dialogis dengan para pemangku kepentingan atau publiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk komunikasi dialogis public relations pemerintah di media sosial, khususnya twitter.
Penelitian ini hanya berfokus pada sisi formal dialog dan bukan pada isinya. Dalam rangka untuk melihat ada atau tidaknya komunikasi dialogis, dua media sosial twitter kementerian komunikasi dan informatika akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi. Sejumlah sampel tweet akan dianalisis menggunakan prinsipprinsip dialogis di media sosial dan karakteristik pesan Twitter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua media sosial Twitter Kementerian Kominfo tidak termasuk kedalam kelompok dialogis. Dengan demikian, media sosial tidak digunakan sebagai sarana untuk membangun hubungan dialogis antara organisasi dengan publik atau stakeholdernya.

Dialogue is considered as the most ethical way in the practice of public relations. Similarly with the government's public relations, dialogue should have a major place in their communication with the public. Especially social media potential for engaging in dialogue mostly not exploited to its full potensial. Social media providing two-way communication so that the government public relations can build dialogic relatinship with theirs stakeholders or public. This study aimed to explain the form of the government public relations dialogical communication in social media, especially in Twitter.
This study focuses only on the formal side of the dialogue, not the content of dialogue itself. In order to see whether or not the dialogical communication, two social media Twitter ministry of communications and information technology will be analyzed using content analysis method. Sample tweet will be analyzed using the principles of dialogue in social media and Twitter message characteristics. The results showed that both social media Twitter Ministry of Communications is not included in the dialogic group. Therefore, social media is not used to build a dialogical relationship between the organization and the public or stakeholders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thania Cut Rie
"Bank Tabungan Pensiunan Negara BTPN mengeluarkan produk baru yang inovatif yaitu aplikasi yang dapat mempermudah nasabah mengelola tabungan mereka via smartphone dengan nama Jenius. Produk finansial ini menawarkan berbagai fitur yang merupakan hal baru dan unik yang sangat memudahkan penggunanya dalam mengatur kehidupan finansial sehari-hari, dan mengubah kegiatan perbankan yang sebelumnya konvensional menjadi lebih mobile. Sebagai produk baru dan juga menghadapi persaingan di mana mulai bermunculan produk-produk serupa, Jenius melakukan berbagai strategi dan tools dari Marketing Public Relations MPR. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan tools MPR apa saja yang digunakan Jenius dan mengulas lebih dalam masing-masing strategi dan tools MPR tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari tiga strategi MPR Push, Pull dan Pass, hanya strategi MPR Pull dan Pass yang dilakukan Jenius. Pada strategi Pull, kegiatan yang dilakukan adalah publikasi berupa publikasi organisasi dan digital yaitu situs web dan media sosial, serta komunitas Jenius Co.Create dan booth aktivasi. Pada strategi Pass, kegiatan yang dilakukan adalah program Corporate Social Responsibility CSR bernama CeritaSumba dan event sponsorship dengan salah satu acara anak muda terkemuka yaitu Brightspot Market. Berbagai strategi dan tools tersebut dimiliki cukup efektif dalam memasarkan Jenius dan sesuai dengan identitas produk dan khalayaknya.

Bank Tabungan Pensiunan Negara BTPN released a new and innovative product called Jenius, an application that can help customers to manage their savings via smartphone. This financial product offers a new and unique features that greatly help it rsquo;s users in managing daily financial life, and then changing the previously conventional banking activities to be more mobile. As a new product and also facing competition from emerging similar products, Jenius are using Marketing Public Relations MPR strategies and tools. This paper aims to find out what MPR strategies and tools are being used by Jenius and to analyze each of this strategies and tools.
The results showed that of the three MPR Push, Pull and Pass strategies, only the Pull and Pass strategy are being used by Jenius. In the Pull strategy, they used organizational publication, digital publications such as websites and social media, Jenius Co.Create community, and activation booth. In the Pass strategy, they used Corporate Social Responsibility CSR program named CeritaSumba and event sponsorship with one of the most famous events namely Brightspot Market. Various strategies and tools are considered quite effective in the marketing of Jenius and in accordance with the identity of the product and target audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Aryani
"ABSTRACT
Public relations paradigm has shifted fiom one Way communication that
benefited only the organization to two way communications which benefited the organization as well as the society. Grunig has introduced this model of communications through four model of cormnunications. The thesis firstly discuss the evolution of public relations models and then indentify features related to this model on the Asia Pacific banks Websites that cover conventional and sharia banking. This study is done by using content analysis qualitative research. The result of this research shows that majority of Asia Pacific banking industry uses press agentry and public infonnation models (one-way communication) on their websites."
2012
T32181
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rully C. Iswachyudi
"Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 yang baru saja dilaksanakan menunjukan sakali lagi bahwa ada perubahan dalam pola perebutan kekuasaan. Komunikasi politik melalui pencitraan kandidat seolah menjadi menu wajib baik bagi Challenger maupun Incumbent. Pencitraan tersebut dijabarkan dalam retorika politik yang erat hubungannya dengan media, iklan politik dan survei. Hal tersebut sangat terkait dengan era komunikasi yang terbuka, sehingga para pemilih dan warga negara sangat mudah mengetahui apa yang sedang dan akan dilakukaon para pemimpinnya. Retorika politik yang diketahui akan digunakan warga negara untuk modal memilih para pemimpinnya ataupun menanyakan kembali tugas para pemimpin setelah mereka menjabat.
Retorika poHtik yang ditakukan para challenger dan incumbent tentunya harus sesuai dengan keinginan masyarakat pemilih jika ia ingin terpilih atau dipilih kembali oleh warganya. Untuk itu tulisan ini mengemukakan beberapa pertanyaan bagaimana strategi komunikasi politik challenger dan incumbent dalam mencarl dan mempertahankan kekuasaan, selain itu retorika politik apa yang digunakan oleh challenger dan incumbent terutama yang berhubungannya dengan penggunaan media, iklan politik serta efek survei yang terjadi. Berangkat dari keinginan untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penulis memilih sosok Susilo bambang Yudhoyono (SBY).

The Presidential Election on 2009 has just done a while ago, it showed, once again, that there is a slight change in power taking patterns. Political communication by candidate image has becomes a regular and compulsory menu for Challenger and/or Incumbent. The image has been explained in political rhetoric that it has close correlation to media, surveys and political campaign. This is highly correlated to open-ended communication era, so voters and citizens can easily find out what have been done and what will be done by their leader. Known political rhetoric shall be used by citizens in order to vote their leader or to reĀ­ questioning the tasks of their leader when he/she hold his/her position.
Political rhetoric that being made by challenger and incumbent shall certainly be adjusted to voters' needs if they want to be re-elected by their voters. Therefore, this writing is discussing several questions on what are political communication strategies for challengers and incumbent in order to take and restore their power, beside of that, what are used political rhetoric by challengers and incumbent, in particular to correlate with the usages of media, political campaign and survey effects which have been occurred. From this perspective, in order to reply questioned mentioned above, writer selects the figure of Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Malang: UB Press, 2013
659.2 DIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Varlina
"ABSTRAK
Tesis ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan penelitian tentang bagaimana organisasi publik mengeksplorasi kegiatan komunikasi terhadap stakeholdernya. Meski beberapa ilmuwan mengembangkan literatur komunikasi stakeholder, tetapi jarang ditemukan penelitian yang mengkhususkan pada pemetaan komunikasi stakeholder eksternal berbasis organisasi publik/pemerintah. Padahal perumusan strategi komunikasi yang tepat akan membantu organisasi publik mengetahui dan memantau harapan stakeholder, memberikan umpan balik yang aktif, memastikan setiap fungsi manajemen memiliki kompetensi komunikatif, dan beradaptasi pada segala bentuk perubahan.Penelitian ini bertujuan menghasilkan pemetaan komunikasi stakeholder organisasi publik berdasarkan temuan citra dari adanya gap/persinggungan antara identitas aktual yang ada di dalam internal Badan Pusat Statistik BPS dan identitas yang dipersepsikan oleh stakeholder eksternalnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma postpositivisme dan pendekatan metode campuran. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui analisis isi pada 5 lima portal berita online, dan pendekatan kualitatif dianalisis melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan.Hasil penelitian menunjukkan ada anomali yang cukup signifikan terhadap pemetaan stakeholder eksternal BPS jika dianalisis dari ragam opini dan tendensi stakeholder di portal media online. Disamping itu, ditemukan pula berbagai isu yang menjadi gap dalam identifikasi identitas organisasi, dimana komunikasi yang dilakukan BPS kepada stakeholdernya masih bersifat interaktif dan kewajiban normatif. Temuan lainnya adalah berkenaan dengan belum adanya keselarasan dalam pemahaman nilai-nilai integral yang melekat di kehumasan sebagai bagian dari fungsi organisasi yang mengumpulkan dan menafsirkan informasi, serta membangun komunikasi strategis sebagai respon dari lingkungan eksternalnya.

ABSTRACT
ABSTRACTThis thesis is motivated by the existence of research gaps on how public organizations explore communication activities against their stakeholders. Although some scientists develop a stakeholder communication literature, it is rare to find research that specializes in mapping out external stakeholder communication based on public organization government. Whereas the formulation of appropriate communication strategies will help public organizations know and monitor stakeholder expectations, provide active feedback, ensure that each management function has communicative competence, and adapt to all forms of change.This study aims to generate a mapping of stakeholder communications of public organizations based on the findings of the image of the gap intersection between the actual identity within the internal BPS and the identity perceived by its external stakeholders. The study was conducted using postpositivism paradigm and mixed methods. The quantitative approach was made through content analysis on five online news portals, and a qualitative approach was analyzed through in depth interviews and literature studies.The results of the study indicate that there are significant anomalies to the BPS external stakeholder mapping if analyzed from various opinion and stakeholder tendencies in the online media portal. In addition, there are also various issues that become gaps in the identification of organizational identity, where communication made by BPS to stakeholders is still interactive and normative obligations. Other findings are related to the absence of alignment in understanding the integral values embedded in public relations as part of the organizational functions that collect and interpret information, as well as build strategic communication in response to its external environment."
2018
T51603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Precisian, Magneta Nan
"Skripsi ini membahas fungsi Humas dalam membangun relasi organisasi kepolisian dengan publiknya melalui sosial media Twitter. Twitter merupakan alat yang tepat untuk menggapai banyak publik dan memberikan kesempatan bagi organisasi untuk membentuk suatu relasi baru dengan publik yaitu relasi online. Kepolisian melalui TMC Polda Metro masuk ke dalam media ini dan menggunakannya sebagai alat komunikasi. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menggambarkan: pola penggunaan, keberadaan model Humas, bentuk relasi dan interaktivitas yang terjadi dalam sosial media Twitter tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepolisian tidak hanya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi kepada masyarakat, tetapi juga dengan masyarakat. Meskipun begitu, sangat disayangkan kecenderungan penggunaan model relasi dua-arah yang terdapat dalam akun Twitter TMC Polda Metro masih kecil dan interaktivitas dalam tweet polisi mayoritasnya adalah rendah.

The focus of this study is the function of PR in creating relations between police organization and its public through social media Twitter. As a tools that can reach vast publics through cyber-world, Twitter gives chances for organization to make new relation called online relationships. The Indonesian Police Organization is using this new media through work unit named TMC Polda Metro. So with this study, researcher meant to describe: the pattern of usage, existance of PR models, design of OPR, and the interactivity that lies in this new media. This is a quantitative study using content analysis method. The data analysis showed that police not only used social media for communicating to its public but also with its public. But it is unfortunate because the trend of two-way relation model was small and the interactivity contained in the tweets were low."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Macnamara, Jim
Sydney: Prentice Hall Australia, 1996
R 659.2 MAC p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>