Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Doantanto Riztama
"Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di IPP RSUP Fatmawati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu karakteristik responden (umur, jenis kelamin dan masa kerja) dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan variabel dependen yaitu kinerja karyawan di IPP RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 39 responden yang merupakan karyawan yang bekerja di IPP RSUP Fatmawati. Untuk menguji analisis univariat digunakan analisis distribusi frekuensi, sedangkan untuk menguji analisis bivariat menggunakan uji chi-kuadrat.
Hasil analisis mutu pelayanan rawat jalan menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik responden dengan kinerja karyawan di IPP Rumah Sakit Fatmawati karena p-value > 0,05. Namun terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan karena p value < 0,05 (p-value = 0,001).

This thesis talk about analysis relations leadership style against employee performance in installation billing patient?s (IPP Fatmawati's Hospital). The purpose of this research to know the independent variable that is characteristic of respondents (the age and sex) leadership style applied with the dependent variable for employee performance in the IPP Fatmawati's Hospital. This research using design cross sectional, research by the number of samples 39 respondents who is an employee who works in IPP Fatmawati's Hospital. To test for univariate analysis used frequency distribution analysis, while the bivariate analyzes to test theuse of Chi-squared.
The results of the analysis of outpatient service of quality showed no relationship between the characteristics of the respondents with the employee performance cause p-value >0.05. But there is a significant relationship between leadership style with the employee performance cause p-value <0.05 (p-value = 0,001)."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Andhika Debora Melsyana
"Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan faktor yang sangat penting. Untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan kinerja yang baik dari pegawainya. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain pengetahuan, motivasi, imbalan, kepemimpinan, pelatihan dan jadwal kerja. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Fatmawati tahun 2012. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan alat bantu kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai laboratorium sebanyak 45 orang.
Dari hasil penelitian ditemukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan jadwal kerja dengan kinerja. Dan memiliki hubungan yang signifikan antara motivasi, kepemimpinan, imbalan dan pelatihan dengan kinerja. Oleh karena itu, saran untuk Instalasi Laboratorium Klinik adalah dengan meningkatkan kinerja lebih baik lagi, menyediakan pegawai yang sesuai dengan, meningkatkan profesionalisme pegawai.

Human resources in organization is very important factor. To achieve the goal of organization, needed a good performance from this employees. Employee performance is affected by factors such as knowledge, motivation, reward, leadership, training and work schedule. This type of this research is quantitative research using cross-sectional design. This study was conducted at the Instalation Laboratory at Fatmawati Hospital in 2012. The data collected is the primary data with a questionnaire. Responden is the research is an employee of the lab as much as 45 people.
From the result of the study found no relationship betweed knowledge and work schedule with the performance. And have an significant relationship between motivation, leadership, reward, and training with performance. Therefore, suggestion for the installation is to improve Laboratory performace better yet, provide employees with the appropriate, improve the professionalism of the employee.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitti Baidoeri
"Kinerja perawat merupakan cerminan mutu pelayanan rumah sakit dimana perawat mnerupakan SDM yang paling dominan dan berperan penting dalam memberikan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sebagian besar kontak pasien dilakukan dengan perawat dengan memberikan pelayanan penuh dan mendampingi pasien selama 24 jam sehari.
Dari karakteristik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Asshobirin (RSIA) Tangerang didapatkan bahwa 62% perawat berpendidikan SPK. Jumlah perawat di Rumah Sakit Asshobirin (RSIA) Tangerang sebanyak 68 orang untuk melayani 100 tempat tidur dengan BOR 78%, dirasakan kurang. Beban kerja yang tinggi dan tidak berjalannya SOP yang sedikit banyak dapat mempengaruhi motivasi kerja, merupakan faktor yang berpengaruh dalam memacu kinerja seseorang.perawat dalam bekerja. Dengan latar belakang kepala ruangan yang semuanya adalah SPK, perlu dilihat lebih lanjut hubungan kepemimpinan kepala ruangan karma peran sentral seorang pemimpin dalam memberikan dukungan dan bimbingan perlu dicermati sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam meneerminkan kinerja seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSIA Tangerang serta melihat hubungan karakteristik individu yaitu umur, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, dan status perkawinan; motivasi kerja perawat yaitu persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan; dan kepemimpinan atasan yaitu kredibilitas, komunikasi dan supportive terhadap kinerja perawat. Desain penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan cross sectional terhadap seluruh 61 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan tidak mengikutsertakan 7 orang kepala ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan 51% perawat yang mempunyai kinerja buruk. Lebih lanjut penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara dua karaktersitik individu yaitu umur dan pendidikan; semua komponen motivasi kerja (persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan) dan kepemimpinan atasan (kredibitlitas, komunikasi dan supportive) dengan kinerja perawat.
Persepsi peran dan supportive merupakan variable yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Namun dari kedua variable tersebut, variable supportive merupakan paling berpengaruh.
Disarankan agar rumah sakit lebih memberdayakan perawatnya dengan memberikan pelatihan dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan formal. Struktur organisasi keperawatan perlu ditinjau ulang untuk menghindari rankap jabatan. Posisi Kepala rawat inap yang dipegang rangkap oleh seorang kepala ruangan harus lebih jelas digambarkan dalam struktur besar organisasi RSIA. Struktur organisasi keperawatan sebaiknya dipisahkan dari pelayanan medis sehingga dapat berdiri sendiri dan lebih otonom dengan menunjuk seorang perawat yang kompeten sebagai pimpinan. Sistem imabalan dapat diberikan dalam bentuk lain selain materi seperti pelatihan, penghargaan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan kondisi fisik kerja yang lebih menyenangkan sehingga dapat lebih memotivasi perawat dalam bekerja. Sistem penilaian kinerja yang baku perlu disusun sebagai pedoman dan standard kompetensi dalam penyusunan jenjang karir dan sistem imbalan. Disamping masa kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan perlu diperhitungkan dalam penyusunan jenjang karir.
Pimpinan keperawatan perlu menyusun kembali dan merevisi SOP yang sudah ada secara rinci dan jelas sehingga perawat mempunyai acuan dan pedoman yang jelas dalam bekerja serta mensosialisasikannya. Untuk mengatasi beban kerja yang tinggi terutama di bangsal Mina dan Namira, perlu diadakan penambahan jumlah perawat sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Nurse performance represents the service quality of a hospital. Nurses themselves are the dominant human resource that plays an important role in delivering and maintaining the quality of health service. Most patients rely on nurses' services 24 hours.
A condition that can influence the work performance is the fact that 62% nurses are graduated from nursing high school With the capacity of 100 bed and 70% bed occupancy rate, 68 nurses employed by the hospital is considered not enough. Heavy workload and less implementation in SOP can more or less influence the work motivation, which is one of the factors that can increase the nurse's work performance. Since the background of the entire nurse head are nursing high school graduate, the central function of a leader in providing support and guidance should be noticed as an inseparable part in reflecting work performance
The aim of this research is to give a description of the overall nurse performance in inpatient service in Asshobirin Islamic Hospital and to look at the relationship of individual characteristic such as age, gender, length of work, education and marital status; nurse's work motivation which consist of role perception, work design, working condition, career development and reward; and nurse head leadership which comprise of credibility, communication and supportive towards nurse performance, The research surveys 61 nurse in inpatient department and excluding 7 head nurse using a questionnaire in a cross sectional approach.
The result shows that 51% of the nurse has bad work performance. The research also shows that there have been significant relationships between 2 components of individual characteristic, which are age, and education with nurse performance. All of the components of nurse's work motivation (role perception, work design, working condition, career development and reward) and head nurse leadership (credibility, communication, supportive) with nurse performance.
Role perception and supportive are considered as the influential factors towards nurse performance and the most influential factor between both of them is supportive.
It is advisable that the hospital empowered the nurses with trainings and opportunities to upgrade their skills and knowledge through formal education. To maximize the role of leadership, the organizational structure should be reorganized to avoid double position that can interfere good Leadership implementation. Furthermore the position of the head of inpatient department which is also head by a head nurse should be clearly stated in the hospital's organization structure. On the other hand nursing department should stand separately from medical service department to give a more autonomy and appoint a competent nurse as the head of the department. Reward system can be given in other forms like training, merit, opportunity for self-actualization and a more conducive work condition, all of which can increase work motivation. A standardized performance appraisal has to be made as a guidance and standard of competence in developing career path and reward system.
The head of nursing department must improve and socialize the SOP in a vivid and clear document for nurses in their daily work. To deal with high workload especially in Mina and Namira, additional number of nurses is necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sutyowati Permatasari
"RSUD Pasar Rebo menyandang status sebagai rumah sakit swadana sejak akhir tahun 1992 dan pada awal tahun 2005 ini akan bergeser menjadi BUMD. Keputusan Presiden No 40 tahun 2001 mengenai kelembagaan RS BUMD, maka pengelolaan RS akan mengarah kepada operasional pelayanan secara mandiri dan otonom. Dengan keluarnya Kepres tersebut, maka RSUD Pasar Rebo sedang berbenah diri untuk mempersiapkan status BUMD. Bulan Juli 2004 ini RSUD Pasar Rebo juga sedang mempersiapkan diri mendapatkan sertifikasi ISO 9001, 2000. Oleh karena itu RS terus melakukan peningkatan mutu layanan dan kinerja RSnya. Dalam mewujudkan pelayanan jasa rumah sakit yang berkualitas diperlukan sistem manajemen yang Iebih baik dan menggunakan indikator kinerja yang jelas. Indikator kinerja keperawatan adalah salah satu indikator yang penting dalam mengukur keberhasilan suatu rumah sakit. Indikator kinerja keperawatan ini diperlukan untuk melakukan penilaian kinerja. Selama ini RSUD Pasar Rebo belum memiliki penilaian kinerja. IGD adalah pinta gerbang RS dan memerlukan kinerja keperawatan yang baik karena kasus-kasus yang ditangani adalah kasus yang menyangkut kegawatdaruratan yang membutuhkan respon time yang cepat agar kematian dapat dihindari. Instalasi Gawat darurat RSUD Pasar Rebo juga memiliki jumlah kunjungan yang cukup tinggi dibanding Instalasi Gawat Darurat RS sejenis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan mengidentifikasi bersama-sama staf keperawatan indikator kunci kinerja keperawatan untuk jabatan perawat pelaksana dan Kepala Ruangan. Untuk pengambilan data primer dilakukan FGD dan wawancara dengan perawat pelaksana dan kepala ruangan IGD RSUD Pasar Rebo. Data sekunder diambil dari telaah dokumen. Penelitian ini merupakan studi awal dari pengembangan indikator kunci kerja keperawatan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan indikator kunci kinerja keperawatan.
Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasinya 14 indikator kunci kinerja keperawatan untuk jabatan perawat pelaksana yang terdiri dari 6 indikator hasil (Lag Indicator) dan 8 indikator proses (Lead Indicator). Sedangkan untuk jabatan Kepala Ruangan IGD RSUD Pasar Rebo teridentifikasi 25 indikator kunci kinerja keperawatan yang terdiri dari 14 indikator hasil (Lag Indicator) dan 11 indikator proses (Lead Indicator).
Indikator kunci kinerja keperawatan diharapkan dapat dikembangkan menjadi Indikator Kunci Rumah Sakit dan juga dikembangkan menjadi satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja. Tapi perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengembangkan indikator kunci kinerja keperawatan.

RSUD Pasar Rebo held status as swadana hospital since the end of year 1992 and at the beginning of year 2005 will be BUMD. KepPres No 40 year 2001 talking about BUMD Hospital, and therefore the management of hospital will direct the operational of hospital into autonom management. This July 2004, RSUD Pasar Rebo is preparing to get ISO 9001, 2000 certificate. Therefore the management keep trying to increase the quality of care and performance_ To have good quality of health care, it's needed a better management system dan have clear performance indicator. Performance indicator of nursing is one of important performance indicator to measure the success of the hospital. This performance indicator of nursing is needed to measure performance, RSUD Pasar Rebo doesn't have performance of nursing measurement. The emergency unit is the front door of a hospital and it needs good performance of nursing because the cases that are handled are emergency cases that need quick response time so that the death can be minimized. The emergency unit of RSUD Pasar Rebo have a higher visit than the emergency unit from another hospital that is similar.
This study uses qualitative method to identify key performance indicator of nursing for associate nurse and the head of nurse together with the emergency unit nurses. To get primary information the researcher uses focus group discussion and interview with the nurses in emergency unit. This study is only a preliminary study of developing key performance indicator of nursing. It's needed another study to develop good key performance indicator of nursing.
The result of this study is identification of 14 key performance indicators for associate nurse which consist of 6 lag indicators and 8 lead indicators. And for the head nurse we identify 25 key performance indicators consist of 14 lag indicators and 11 lead indicators.
We hope that this key performance indicator of nursing can be developed into key performance indicator for hospital. These indicators also can be developed to measure performance. But it's needed a further study to develop key performance indicator of nursing.
References : 43 (1976 - 2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresni Wasilati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang analisis implementasi pemberian tunjangankinerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara. Pendekatan penelitian adalahpost-positivis dan jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pemberian tunjangan kinerja dilingkungan Badankepegawaian Negara hanya mendasarkan pada unsur perilaku kerja khususnyaaspek disiplin. Meskipun Peraturan Presiden yang mengatur tentang tunjangankinerja pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Negara telah mengamanatkanbahwa tunjangan kinerja diberikan dengan memperhitungkan capaian kinerjapegawai setiap bulan, namun terdapat beberapa kendala dalam implementasipemberian tunjangan kinerja pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Negaraantara lain yaitu: pertama, aturan teknis pelaksanaan Peraturan PresidenTunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yaituPeraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara tidak memperhitungkan unsursasaran kinerja pegawai SKP dalam pemberian tunjangan kinerja, keduapelaksanaan manajemen sumber daya manusia SDM di lingkungan BadanKepegawaian Negara yang belum optimal sehingga menyebabkan sistemmanajemen kinerja belum dapat dilaksanakan dengan baikKata kunci: Regulasi Pemberian Tunjangan Kinerja, Manajemen KinerjaUniversitas.

ABSTRACT
This research is analizing implementation of performance allowance in CivilService Agency BKN . The approach used in this research are post positivist.Type of this research is descriptive. The result of this research showed thatperformace allowance in Civil Service Agency BKN only base on behaviorelement such attendance and punishment. Although the regulation PeraturanPresiden that regulates employees performace allowance in Civil Service Agencyhas instructed that performance allowance given consider the expense ofemployees performance achievements every month but there are some obstaclesin the implementation of performance allowance in Civil Service Agency BKN such as first. The technical rule of regulation that regulates of employeesperformance allowances in Civil Service Agency did not take into employeeperformace target SKP as a basic for pay performace allowance but behaviorelement as a basic for pay performace allowance, second, the implementation ofhuman resource management HRM in the Civil Service Agency BKN especially performance management system not optimalized.Keywords Regulation of performance allowance, Performance management.
"
2016
T46916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Maryeli
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi masalah utama di Indonesia. Berdasarkan SDKI 2007 AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup AKB 34 per 1000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Gayo Lues AKI dan AKB masih menjadi masalah, dimana AKI sebesar 338 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menunjukkan tren yang meningkat dari 1,2 per 1000 kelahiran hidup menjadi 4,3 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Program Jaminan Persalinan (Jampersal) diimplementasikan sebagai program nasional dalam upaya menurunkan AKI dan AKB sehingga dapat mencapai target MDGs. Rasio bidan dengan penduduk masih kurang, maka pemerintah mengangkat bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di desa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan PTT dalam pelaksanaan Program Jampersal di Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh Tahun 2012. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan disain cross sectional. Subjek penelitian ini adalah bidan PTT di Kabupaten Gayo Lues dengan jumlah sampel 97 orang.
Hasil penelitian memperlihatkan 66% bidan PTT memiliki kinerja baik dalam pelaksanaan Program Jampersal. Variabel yang menunjukkan hubungan dengan kinerja bidan PTT adalah variabel individu (agama, status perkawinan, lama bekerja, dan pengetahuan), variabel psikologis (sikap dan motivasi), variabel organisasi (kepemimpinan). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Gayo Lues dan Puskesmas untuk lebih meingkatkan bimbingan, perhatian, pengetahuan, dan mengarahkan bidan PTT dalam pelaksanaan Program Jampersal di Kabupaten Gayo Lues.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are still a major problem in Indonesia. Based on 2007 IDHS, MMR at 228 per 100,000 live births, IMR 34 per 1,000 live births. In the district of Gayo Lues MMR and IMR are still an issue, where MMR was 338 per 100,000 live births and IMR showed an upward trend from 1.2 per 1,000 live births to 4.3 per 1,000 live births in 2011. Delivery Guarantee Program (Jampersal) is implemented as a national program in an effort to reduce MMR and IMR in order to achieve the MDGs. Midwife to population ratio is still less, the government raised the midwife Employee Variable (PTT midwives) to fill the shortage of health workers in rural.
This study aims to determine the factors associated with the performance of PTT midwives in the implementation of Programs Jampersal in Gayo Lues District of Aceh Province in 2012. This research is a quantitative study with cross-sectional design. The subjects were PTT midwives in Gayo Lues District with a sample of 97 people.
The results showed 66%, of PTT midwives has a good performance in the implementation of the Program Jampersal. Variables that indicate a relationship with the performance of PTT midwives are the individual variables (religion, marital status, duration of work, and knowledge), psychological variables (attitudes and motivation), organizational variables (leadership). Recommended to the District Health Office Gayo Lues and boost the Health Center for more guidance, attention, knowledge, and directs the implementation of the Programme PTT midwives Jampersal in Gayo Lues District.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Aziz
"Perawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan merupakan unsur pelayanan yang penting dilakukan dirumah sakit. Pelayanan rawat nginap sebagai ciri khas rumah sakit merupakan suatu pelayanan yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang tepat. Kemajuan teknologi dibidang kedokteran disertai dinamika masyarakat yang tumbuh dan berkembang serta kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat permasalahan makin kompleks dan menuntut Perawat untuk lebih meningkatkan penampilan kerjanya sekaligus memperbaiki citranya dimata masyarakat.
Masalah tingkat disiplin kerja yang belum baik, penyelesaian pekerjaan yang lambat, inisiatif Perawat yang kurang dan kesadaran akan pengembangan diri yang kurang pada Perawat Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek memberi petunjuk sementara adanya penampilan kerja Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek yang rendah. Untuk meningkatkan penampilan kerja Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek perlu ditelaah faktor- faktor yang mempengaruhi penampilan kerja Perawat Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Banyak faktor yang mempengaruhi penampilan kerja, seperti karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan motivasi kerja, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan yang diterima Perawat dengan penampilan kerja Perawat di RSAM Propinsi Lampung.
Hipotesis yang diajukan adalah : Penampilan kerja Perawat di RSAM propinsi Lampung berhubungan dengan motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja Perawat.
Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian Survey dengan pendekatan secara Cross Sectional dan analisis data menggunakan uji statistik non parametrik. Populasi adalah seluruh Perawat rawat nginap di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek, yaitu seluruh Perawat yang telah bekerja.lebih dari 1 tahun.
Dengan mengambil seluruh populasi sebagai obyek penelitian, dilakukan pengambilan data primer tentang motivasi kerja, kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan yang diterima Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung; dengan instrumen berupa kuesioner.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi kerja dengan penampilan kerja dan ada hubungan kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan yang diterima Perawat dengan Penampilan kerjanya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Murti
"Petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit merupakan tenaga yang sangat menentukan dalam keberhasilan dalam penemuan kasus TB di masyarakat dan sebagai salah satu pilar dari DOTS dalam penanggulangan penyakit TB di lingkungan wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Oleh karena itu petugas fiksasi di Puskesmas Satelit perlu ditingkatkan ketrampilan dan kinerjanya agar dapat mendukung kemajuan program penanggulangan TB Paru. Tolok ukur kinerja adalah cakupan slide yang dibuat dalam kurun waktu satu tahun. Masih rendahnya cakupan pemeriksaan slide sputum BTA menunjukkan kinerja petugas fiksasi di Puskesmas Satelit masih sangat rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang kinerja petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit (PS)di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja petugas fiksasi di Jakarta Barat. Faktor-faktor tersebut adalah persepsi peran, sikap, pelatihan, motivasi, sumber daya, imbalan, pembinaan,tugas rangkap dan kepemimpinan.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan kualitatif. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 51 orang petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit (PS) yang ada Wilayah kotamadya Jakarta Barat.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder yang dilakukan pada bulan 14 November sampai 15 Desember 2001.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas satelit di Wilayah Jakarta Barat sangat rendah yaitu 21%. Faktor persepsi peran, sikap, imbalan , pembinaan, tugas rangkap dan kepemimpinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja petugas fiksasi sputum BTA di Puskesmas Satelit di Wilayah Jakarta Barat.
Penelitian ini menyarankan agar pembinaan dan pemberian imbalan yang cukup diberikan kepada petugas, guna meningkatkan angka penemuan kasus TBC di masa mendatang.

Determinants Recitation of the Sputum Smears Acid Bacilli Workers Performance on Satellite Community Health Centers in West Jakarta in the Year 2001The sputum smear acid bacilli workers at satellite community health center are very important personnel in achievement of P2TB program in the work area of West Jakarta. Therefore, the workers must be skillful and have a good performance. The performance standard of the sputum smear workers is the coverage of slide have done during a year as apart of TB diagnosed and management of TB therapy.
The low level of the coverage slides have done by the workers during a year, have not indicate a good result, in other words, the performance of the Satellite Community Health Center is not good yet.
The purpose of this research is to obtain information regarding the performance of the satellite community health center workers and factors related to the performance of PS sputum smear acid bacilli workers in West Jakarta. The factors are perception role, attitude, training, motivation, resources, rewards, guidance, work load and leadership.
This research used the "Cross Sectional? and qualitative design. Sample of this research at the PS sputum smear workers that are available in West Jakarta namely 51 workers.
The data collected are primary and secondary and it was conducted from November 14 to December 15, 2000.
The result indicates that the PS workers in West Jakarta who have a good performance are only 21 %. The factors such perception, attitude, reward, guidance, work load and leadership have significant relationship with the performance of the satellite community health center workers.
These researches suggest the guidance needs to be done better and giving incentives in order to increase finding a new TB Cases."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaniwarti
"Instalasi Rawat inap Utama RSMH Palembang yang berpotensi sebagai unit bisnis strategis dengan sasaran masyarakat segmen ekonomi menengah ke atas masih menghadapi berbagai masalah yaitu rendahnya tingkat hunian karena ketidak puasan pasien terhadap pelayanan, rendahnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan dan secara finansial belum melakukan perhitungan biaya satuan sebagai dasar penentuan tarif sehingga belum diketahui secara pasti recovery pendapatan terhadap biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian kinerja IRNA Utama dengan pendekatan Balanced Scorecard yang secara komphrehensif dapat menelusuri harapan pelanggan, memotivasi pegawai, mengukur pencapaian kinerja keuangan dan membuat tujuan strategis untuk melakukan suatu perubahan yang diukur dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, bisnis internal, pelanggan dan finansial (Lynch dan Cross, 1993 dalam Yuwono, 2002).
Perspektif pelanggan dinilai melalui kepuasan pasien, harapan pasien terhadap pelayanan dengan analisis kuantitatif Inovasi dan bisnis tingkat strategis digali dari manajer puncak dan manajer tengah dengan analisis kualitatif, dan dari tingkat pengguna ditelusuri dari pelanggan dengan analisis kualitatif Pertumbuhan dan pembelajaran diketahui dari keikutsertaan karyawan dalam pendidikan dan latihan serta perencanaan. Dilakukan juga studi kepuasan karyawan secara kuantitatif. Finansial diketahui dengan menghitung biaya satuan dan Cost Recovery Rate dengan metode Activity Based Costing (Tunggal, 2001 & Mulyadi, 2003) dan analisis titik impas (Gani, 1996).
Visi dan Misi belum mengacu kepada indikator kesejahteraan karyawan dan keuangan. Kinerja keseluruhan belum mengarah kepada pencapaian Visi dan Misi. Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan 67,7% karyawan pemah ikut diktat, 23,8% pemah membuat perencanaan. Total karyawan yang puas 49,2%. Harapan karyawan yang belum terpenuhi adalah penghargaan atas prestasi yang dicapai. Inovasi dan manajemen mutu layanan belum ada, inovasi dan proses operasional termasuk kategori sehat berdasarkan standar Depkes, BOR dan TGI tahun 2003 dalam Grafik Barber-Johson tidak efisien.
Pelanggan memilih IRNA Mama karena harga 37,6%, fasilitas 30, 83%, dokter 5,83% dan fasilitas/dokter 15,83%. Pasien 99,17% menyatakan peralatan biasa saja, 89,17% setuju diadakan alat canggih dengan biaya mahal. Pasien yang puas 48,3% dengan unsur yang belum dapat memenuhi harapan dan belum mendapat perhatian manajemen adalah pelayanan dokter dan perawat tepat waktu, rumah sakit mampu memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat, gangguan nyamuk selama dirawat dan kebesihan alat makan. Cost Recovery Rate biaya satuan Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6% dan Lematang Indah 95,3% dengan Total Cost Recovery Rate 70,20%.
Disarankan untuk meninjau ulang Visi dan Misi, meningkatkan pelatihan customer service bagi karyawan , memberikan apresiasi terhadap karyawan berprestasi berwujud bonus,sertifikat, tur dan merealisasikan pengadaan dokter jaga serta pengadaan kendaraan antar jemput. Perlu perhatian tehadap ketepatan dokter/perawat memberikan pelayanan dengan memberikan pelatihan customer service secara intensif kepada perawat.

The Mohammad Hoesin's Main Inpatient Services Department that is potential to become a strategic business unit with upper middle class economical stratum mark faces some problems. Those are inferiority of occupancy because of patients' disappointment to services, inferiority of employee responsible to their job, and financially, the department hasn't yet done unit cost accounting as the basic to decide the tariff, therefore the income recovery to cost is not known yet.
This research intend to get the numbers of department performance achievement with Balance Scorecard that comprehensively is able to delve customers expectation, to motivate the employee, to measure financial performance achievement, and to make a strategic goal to do some innovations that are measured from growing and learning, internal business, customers, and finances perspective (Lynch and Cross, 1993 in Yuwono, 2002).
Customers perspective is evaluated by patient satisfaction, patient expectation to services with quantities analysis. Innovation and strategic level business is delved from top manager and middle manager with qualities analysis. Growing and learning is known from employee participation in education, training, and also planning. Furthermore, Employee satisfactions studying are also done quantitatively. Finances are known by unit cost accounting and Cost Recovery Rate using Activity Based Costing method (Tunggal, 2001 and MuIyadi, 2003) and break-even point analysis (Gani, 1996).
Growing and learning performance indicates that 67,7% of employee have ever followed training, 23,8% have ever made a planning. The total numbers of satisfied employee are 49,2%. Employee expectation that hasn't been fulfilled is about achievement awareness. There are not innovation and quality service management yet. Furthermore, innovation and operational process included health category based on Health Ministry standard, BOR, and TOI at 2003 in Barber-Johnson Graphic get inefficient evaluation.
Customers prefer Main Inpatient Services because of price is amount 37,6%; facility is amount 30,83%, doctor 5,83%, and facility/doctor 15,83%. As amount of 99,17% patients declare that the equipment is ordinary, 89,17% agree about sophisticated and expensive equipment supply. As amount of 48,3% patients are satisfied with unexpected factors and management uncontrolled are about doctor services and on-time nurse services, hospital can give a service fastly and exactly, mosquito disturbance along nursery and dinning equipment cleanliness. Cost Recovery Rate of unit cost of Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6%, and Lematang Indah 95,3% with Total Cost Recovery Rate is amount 70,20%.
Increasing of customer service training for employee is suggested aside from to appreciate high achievement employee with bonus giving, certificate, tour, and to actualize stand by doctor shift and also transportation supply. Doctor/nurse on-time shifting must be attended, especially in giving services by the customer service training and workshop program to nurse intensively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>