Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Elvina
"Skripsi ini membahas pemindahan penduduk Jawa ke Metro Lampung pada periode 1935-1950. Berdasarkan hasil penghitungan yang diadakan pada tahun 1900 jumlah penduduk di Pulau Jawa pada saat itu sudah mencapai 28 juta jiwa, Sementara itu hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 1905 memperlihatkan bahwa sebanyak 30,1 juta jiwa tinggal di Pulau Jawa dan hanya 7,5 juta jiwa yang bermukim di luar Pulau Jawa. Oleh karenanya pemerintah kolonial Hindia Belanda yang berkuasa pada saat itu menyelenggarakan program kolonisasi, yakni suatu tindakan untuk menempatkan petani-petani Jawa yang berasal dari desa-desa di daerah-daerah yang padat di Pulau Jawa ke daerah-daerah yang masih jarang penduduknya dan belum tergarap lahan pertaniannya di luar Pulau Jawa. Salah satunya adalah Kota Metro yang terletak di Lampung. Selain sebagai tindak lanjut dari Politik Etis yang dicanangkan. Program kolonisasi ini juga bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang besar dari perkebunan-perkebunan milik Belanda, dan mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa. Akan tetapi dampaknya sendiri menimbulkan perubahan yang signifikan dari berbagai aspek kehidupan di daerah tujuan.

This essay discusses the relocation of Javanese peoples to Metro Lampung in the period 1935-1950. Based on a calculation which was held in the year 1900 the population of the island of Java at the time had reached 28 million people, while the results of the population census conducted in 1905 showed that a total of 30.1 million people live on the island of Java and only 7.5 million peoples who reside outside the island of Java. Therefore the Dutch East Indies colonial government in power at that time arrangeed colonization program, which is an action to move the Javanese native farmers from crowded villages populattion counties on the island of Java to areas that are sparsely populated and undeveloped agricultural land outside the island of Java. One of these area are Metro City that located in Lampung. In addition as a follow up to the proclaimed Ethical Politics, colonization program also aims to meet the needs of a large workforce from plantation-estate owned Dutch, and reducing the density of population on the island of Java. But the impact itself poses a significant change from the various aspects of life in the destination county."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S53254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rossy Pratiwi
"Kota Metro dan Kota Bandar Lampung merupakan kota-kota di Provinsi Lampung yang memiliki karakteristik georafis dan latar belakang sejarahnya yang berbeda . Hal tersebut mengakibatkan perbedaan perkembangan struktur internal kota-kota tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan struktur internal dan faktor yang mempengaruhinya pada Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan tanah, kepadatan penduduk, kerapatan jalan dan penggunaan utilitas kota. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial. Perkembangan struktur internal Kota Bandar Lampung menunjukkan perubahan bentuk dari dua inti menjadi tiga inti sedangkan Kota Metro menunjukkan bentuk struktur internal yang relatif stabil dengan satu pusat kota sebagai intinya. Wilayah pusat kota menunjukkan tingkat urbanisasi yang tinggi. Perkembangan struktur internal Kota Bandar Lampung dan Kota Metro tidak dipengaruhi oleh faktor kepadatan penduduk, kerapatan jalan dan penggunaan utilitas kota.

Metro and Bandar Lampung are the cities in Lampung Province that had different geographic characteristics and historical background. That resulted different development of the internal structure of these towns. The purpose of this study was to determine the development of the internal structure and the factors that influence. Variables that been used in this study are land use, population density, road density and the utilization of the municipal infrastructure. By applying spatial analysis, the study showed that internal structure of Bandar Lampung changed from a two cores into three cores form. Whereas Metro internal structure showed a relatively stable internal structure with a single center as its core. The downtown area showed a high level of urbanization. Population density, road density and the utilization of the municipal infrastructure factors did not influences the development of Bandar Lampung and Metro internal structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) Terhadap Penerimaan Keluarga dengan Anak Tunagrahita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 56 diambil dengan teknik purposive sampling pada keluarga dengan anak retardasi mental yang mengalami masalah psikososial dalam merawat anaknya. Analisis data dengan Independent t-test dan Paired ttest.
Hasil penelitian menemukan bahwa penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita meningkat secara bermakna setelah mendapat TPK. TPK direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam meningkatkan penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita.

The aim of this study was to determine the influence of ACT on family?s acceptance to the mental retardation child. This was a quasi-experimental research, using pre-post test with control group. A number of 56 samples were recruited using purposive sampling technique in family having mental retardation child that experiences psychosocial problem in caring the child. Samples are divided into 2 groups of control and intervention group. Data were analyzed using Independent t-test and Paired t-test.
The results showed that the acceptance in family with mental retardation child who get ACT was significantly increased. ACT is recommended as primary therapy in nursing care to increase level of acceptance in family with mental retardation child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) Terhadap Penerimaan Keluarga dengan Anak Tunagrahita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sampel  56 diambil dengan teknik purposive sampling pada keluarga dengan anak retardasi mental yang mengalami masalah psikososial dalam merawat anaknya. Analisis data dengan Independent t-test dan Paired t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita meningkat secara bermakna setelah mendapat TPK. TPK direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam meningkatkan penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita.

The aim of this study was to determine the influence of ACT on family’s acceptance to the mental retardation child. This was a quasi-experimental research, using pre-post test with control group. A number of 56 samples were recruited using purposive sampling technique in family having mental retardation child that experiences psychosocial problem in caring the child. Samples are divided into 2 groups of control and intervention group. Data were analyzed using Independent t-test and Paired t-test. The results showed that the acceptance in family with mental retardation child  who get ACT was significantly increased. ACT is recommended as primary therapy in nursing care to increase level of acceptance in family with mental retardation child."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virly Ferliani Aswirta
"Kota Metro merupakan salah satu kota dengan tingkat pelayanan air perpipaan yang rendah (5,05%), sehingga sebagian besar masyrakatnya menggunakan air tanah dengan sistem self-supply. Akan tetapi, keamanan sistem sumber self supply saat ini menjadi isu di masyarakat. Metode continuous monitoring dari April – Oktober 2021 melalui telepon setiap bulan dilakukan untuk membantu penilaian tingkat layanan air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis variabilitas sumber air bersih dan air minum, menganalisis variabilitas tingkat pelayanan air minum yang dipersepsikan aman, menganalisis variabilitas biaya operasional dan pengelolaan layanan sumber air minum di rumah tangga, dan menganalisis intervensi pengolahan air minum di rumah tangga untuk meningkatkan kualitas air minum. Analisis dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan software SPSS 24 untuk uji Regresi Logistik Biner. Hasil menunjukkan 97% sumber air masyarakat Kota Metro adalah sumber air self-supply, yang didominasi oleh sumur gali tak terlindungi milik pribadi (45% sumber air bersih dan 30% sumber air minum). Berdasarkan persepsi rumah tangga (keamanan, rasa, penampilan, bau, keandalan, dan ketersediaan air minum), air isi ulang dan air kemasan memiliki tingkat keamanan paling konsisten selama 6 bulan survei (100%). Sistem non-self-supply diketahui lebih aman dari sistem self-supply dengan persentase 98% dan 95%. Variabel kejadian banjir diketahui signifikan terhadap penilaian tingkat pelayanan sumber air minum yang dipersepsikan aman dengan peluang 0,059 kali dalam mempengaruhinya. Rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk maintenance mesin pompa adalah Rp 683.750,00 dan untuk maintenance lainnya (pipa, kran air, dll) sekitar Rp 85.833,00 per rumah tangga. Sedangkan biaya yang dihabiskan oleh 1 rumah tangga dalam 1 minggu untuk air isi ulang adalah sekitar Rp 19.751,00, sedangkan untuk air kemasan sekitar Rp 40.986,00. Variabel yang mempengaruhi biaya air minum adalah pengolahan air dengan perebusan yang berpeluang 0,029 kali. Berdasarkan persepsi rumah tangga, masalah sumber air minum yang paling banyak terjadi pada sumber air baku adalah penampilan (29,4%) dan bau (28,3%), serta kadar E.coli (72%) pada air minum. Dengan demikian, dibutuhkan intervensi strategi pengolahan air minum untuk mengatasi permasalahan yang ada dan meningkatkan kualitas air minum. Adapun intervensi pengolahan air minum yang direkomendasikan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Slow Sand Filter (SSF) dengan media tambahan berupa Granular Activated Carbon (GAC) serta unit disinfeksi sinar UV.

Metro City is one of the cities with a low level of piped water service (5,05%), so that most of the people use groundwater with a self-supply system. However, the safety of the self-supply source system is currently an issue in society. A continuous monitoring method from April – October 2021 by telephone every month was carried out to help assess the level of drinking water services. The purpose of this study are to analyze the variability of clean water and drinking water sources, to analyze the variability of the level of drinking water services that are perceived as safe, to analyze the variability of operational and maintenances costs of drinking water facility in households, and to analyze the intervention of drinking water treatment in households to improve the quality of drinking water. The analysis was carried out using descriptive statistical analysis and SPSS 24 software for the Binary Logistics Regression test. The results show that 97% of Metro City's water sources are self-supply water sources, which are dominated by private unprotected dug wells (45% for clean water sources and 30% for drinking water sources). Based on household perceptions (safety, taste, appearance, smell, reliability, and availability of drinking water), refill and bottled water had the most consistent level of safety during the 6 months of the survey (100%). Non-self-supply systems are known to be safer than self-supply systems with a percentage of 98% and 95%, respectively. The flood incident variable is known to be significant to the assessment of the service level of drinking water sources that are perceived as safe with a 0,059 times chance of influencing it. The average cost required for pump engine maintenance is Rp 683.750,00 and for other maintenance (pipes, water faucets, etc.) it is around Rp 85.833,00 per household. Meanwhile, the cost spent by 1 household in 1 week for refill water is around Rp 19.751,00, while for bottled water it is around Rp 40.986,00. The variable that affects the cost of drinking water is water treatment by boiling which has a chance of 0.029 times. Based on household perceptions, the most common drinking water source problems that occur in raw water sources are appearance (29,4%) and smell (28,3%) and E.coli (72%) in drinking water. Thus, intervention strategies for drinking water treatment are needed to overcome existing problems and improve drinking water quality. The recommended drinking water treatment intervention to solve this problem is the Slow Sand Filter (SSF) with additional media in the form of Granular Activated Carbon (GAC) and UV disinfection unit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuningsih
"Kepesertaan JPKM masih rendah atau hanya 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia (SUSENAS 2004 dalam Depkes RI 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor dari dalam dan faktor-faktor dari luar keluarga terhadap kepesertaan masyarakat dalam JPKM sukarela di Kota Metro Tahun 2008. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kepala KeIuarga (KK) di Kota Metro Lampung. Penelitian ini merupakan survei (non experiment) dirnana data ini dikumpuIkan seeara cross sectional. Jumlah sampel 131 IC.K yang diambil secara klaster yaitu di tiap kecamatan diambil satu kelurahan tiap kelurahan secara random ditentukan sampel menurut jumlah proporsi KK yang ada (sconpel random sampling).
Penelitian ini kemudian menemukan bahwa ada hubungan antara faktor-faktor dari dalam keluarga (Umur KK, Jenis kelamin KK, Pendidikan KK, Pengetahuan KK, Pekerjaan KK, Penghasilan KK, Juralah anggota keluarga dan Arti sakit bagi keluarga) dan faktor-faktor dari luar keluarga (Promosi JPKM, Dukungan Pernerintah, Keberadaan asuransi lain/Askin, Pola Perilaku Masyarakat dalarn Menghadapi Sakit, Lokasi pelayanan Kesehatan dengan JPKM) terhadap kepesertaan dalam JPKM. Dan i penelitian ini ditemukan hanya 14,5% yang menjadi peserta JPKM. Ini diperkuat dengan fakta pertanyaan terbuka yang menyatakan rnasyarakat mempersepsikan bahwa JPKM adalah jaminan pemeliharan kesehatan untuk orang miskin.
Analisis variabel dalam penelitian ini menernukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan KK (faktor dari dalam keluarga) serta variabel dukungan pemerintah dan pola perilaku masyarakat dalam menghadapi sakit (faktor dari luar keluarga) dengan kepesertaan JPKM. Dan Analisis selanjutnya (multivariat) ditemukan bahwa faktor pengetahuan KK berpengaruh terhadap kepesertaan .TPKM sukarela (p-,043) Odd Ratio (OR) 3,42 yang berarti mereka (KK) yang rnengetahui JPKM sukareta mempunyai pe1uang 3-4 kali menjadi peserta.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan sangat mempengamhi kepesertaan JPKM sukarela melalui pembentukan persepsi yang benar tentang .JPKM Sebagai saran maka JPKM sukarela ini yang sebenamya merupakan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai mana yang dicita-citakan dalam pembangunan kesehatan perlu didorong melalui extensifikasi sosialisasi JPKM sukarela yaitu melalui berbagai peluang, jalur dan cam yang memungkinkan. Ini sesuai dengan amanat UU no 23 Th 1992 tentang kesehatan pasal 66 ayat 1: Pemerintah mengembangkan, membina dart mendorong jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (.111134) sebagai cam yang dijadikan landasan setiap penyelenggaraan perneliharaan kesehatan, yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya , berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan
The study has a purpose on explore the internal and external factors on the family for the voluntarily membership of the RICA at Kota Metro, Lampung at the year of 2008. The study is a survey (non-experiment) and data is gathered by a cross sectional design. The population of the study is the Head of the Household (NH) of Kota Metro, Lampung. The sample size is 131 of HH that withdrawn by a cluster sampling method, i.e. in every sub-district there will be one neighborhood is chosen, and from every neighborhood, a random sampling method is used to get the sample proportionately with the number oh the HH in the neighborhood.
The study found that there is a relationship between the family internal and the external factors with the membership for JPKM. The internal factors are consists of the age, sex, education, knowledge, occupation, and the income of the HA member of the family, and the mean of the illness for the family. While the external factors are the .113KIvl campaign, government support, availability of Poor Family Insurance or other insurance, community behavior pattern to deal with the illness, the location of health services with WKM. The study reveal that there is only 14.5% is a member of JPKM, because mostly perception on the community say that JPKM is a health security for the poor.
Analysis found that there is a significant relationship between variables of HH's knowledge (family's internal factor), government support variable and community behavior pattern in dealing with the illness (family's external factor), and the membership of JPKM Further analysis (multivariate) found that the factor of HI-I's knowledge have the influence to the involuntary membership on JPICIVI (p value: 0.043) has the OR on 3.42, and it means that I-11-1 with a good knowledge have opportunity to become a JPKM membership 34 times in compare with HH with low knowledge.
To conclude, knowledge has a great extent in influencing the voluntary membership for JPIKM through a proper understanding of perception on JPKM It is suggested, as it hopes in the health development goals, that voluntary JPKM membership, as a form of community participation on health area, should be supported by a broadening socialization of the JPKM voluntary membership through any opportunity, channel and possibilities way. This also consistent with the statement of the U1.1 NO. 23, 1992 in relation to health, at the Chapter 66 verse 1 "The government should support and encourage the JPKM as a foundation of any application for health care that financed by a pre-finance scheme, base on a kinship mutually affair".
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Natasya Tanuwijaya
"Terlepas dari usaha untuk meningkatkan akses berkelanjutan ke air minum yang aman, ratusan juta orang masih bergantung pada sumber air unimproved. Untuk meningkatkan kualitas air minum, berbagai pengolahan air rumah tangga dan metode penyimpanan aman telah dikembangkan dan dikenalkan sebagai intervensi alternatif. Namun, informasi mengenai kualitas air minum dan prevalensi praktik pengolahan air minum rumah tangga, terutama dari perspektif dan tingkat kepuasan masyarakat masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kualitas air minum di Kota Metro, menganalisis persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap air minumnya, serta menganalisis hubungan antar variabel. Survei lapangan dan observasi (n=281), serta pengambilan sampel air minum (n=79) dilakukan pada rumah tangga di Kota Metro. Pengujian kualitas sampel air minum dilakukan untuk parameter kekeruhan, Total Dissolved Solid (TDS), dan E. Coli. Pada uji kekeruhan dengan turbidimeter, ditemukan 4% sampel (n=79) memiliki kekeruhan yang melebihi baku mutu dengan rata-rata 1,3 NTU sedangkan uji TDS dengan multi-parameter probe menemukan bahwa tidak terdapat sampel yang melebihi baku mutu dengan rata-rata 82,46 mg/l. Tingkat risiko E. Coli pada air minum E. Coli beragam dengan rata-rata melebihi baku mutu Permenkes No. 492 Tahun 2010 yaitu sebesar 43,14 MPN/100 ml. Berdasarkan uji analisis korelasi Spearman Rank’s, ditemukan bahwa seluruh variabel memiliki korelasi yang signifikan antara persepsi serta tingkat kepuasan dengan kualitas air minum. Nilai korelasi Spearman dari tiap hubungan berada dalam rentang 0,232 hingga 0,276 sehingga seluruh variabel berkorelasi lemah dengan arah hubungan positif dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan berkekuatan lemah antara persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat dengan kualitas air minum dimana semakin baik kualitas air minum, persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat juga semakin baik. Adapun rekomendasi yang perlu dilakukan dari studi ini ialah melakukan pemantauan dan pemeliharaan rutin pada sumber air minum mulai dari air tanah hingga depot air minum isi ulang dimana ditemukan kontaminasi E. Coli dengan risiko tinggi dan mengkomunikasikannya, mengadakan kampanye yang merekomendasi pengolahan air minum rumah tangga dan perawatan wadah penyimpanan air minum sesuai rekomendasi STBM pilar ke-3. 

Despite efforts to improve sustainable access to safe drinking water, hundreds of millions of people still depend on unimproved water sources. To improve drinking water quality, various household water treatment and safe storage methods have been developed and introduced as alternative interventions. However, information on drinking water quality and the prevalence of household drinking water treatment practices, especially from the perspective and level of community satisfaction, is still very minimal. This study was conducted to examine the quality of drinking water in Metro City, analyze the perception and level of community satisfaction with drinking water, and analyze the relationship between variables. Field surveys and observations (n=281), as well as drinking water sampling (n=79) were conducted on households in Metro City. Testing the quality of drinking water samples was carried out for the parameters of turbidity, TDS, and E. Coli. In the turbidity test with a turbidimeter, it was found that 4% of the samples (n=79) had turbidity that exceeded the quality standard with an average of 1,3 NTU, while the TDS test with a multi-parameter probe found that there were no samples that exceeded the quality standard with an average of 82,46 mg/l. The level of risk of E. Coli in drinking water of E. Coli varies with the average exceeding the quality standard of Permenkes No. 492 of 2010 which is 43,14 MPN/100 ml. Based on the Spearman Rank's correlation analysis test, it was found that all variables had a significant correlation between perceptions and levels of satisfaction with drinking water quality. The Spearman correlation value of each relationship is in the range of 0.232 to 0.276 so that all variables are weakly correlated with the direction of the positive relationship and indicate that there is a weak relationship between perceptions and levels of community satisfaction with drinking water quality where the better the quality of drinking water, perceptions and levels of community satisfaction also getting better The recommendations that need to be carried out from this study are carry out routine monitoring and maintenance on drinking water sources ranging from ground water to refill drinking water depots where high-risk E. Coli contamination is found and communicate it, conduct campaigns recommending household drinking water treatment and maintenance of drinking water storage containers according to the recommendations of the STBM-3rd pillar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyanti
"ABSTRAK
Pelayanan keperawatan Profesional dan bermutu memerlukan koordinasi tim dan dapat
dilakukan melalui kegiatan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motivasi kerja dan supervisi
dengan penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus setelah
dipengaruhi oleh faktor confounding pada perawat pelaksana di RSUD, A. Yani Metro
Lampung. Desain penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan rancangan
potong lintang. Populasi penelitian adalah 103 perawat pelaksana yang bekerja di Unit
Rawat Inap yang merupakan total sampling. Untuk menguji hubungan antara motivasi
kerja dan supervisi terhadap penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi
kasus digunakan Koefisien Korelasi Partial. Hasil penelitian menunjukkan Penerapan
konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus yang dilakukan oleh perawat
pelaksana masih kurang optimal. Rata-rata faktor motivasi kerja yang dilakukan masih
kurang baik dan supervisi yang persepsi oleh perawat pelaksana juga masih kurang baik.
Hasil analisa korelasi dengan α =0,05 diperoleh p value : 0,0001 menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan tiga subvariabel (motif, harapan
dan insentif) dan supervisi dengan penerapan konferensi, ronde keperawatan dan
presentasi kasus, dengan hubungan yang sedang dan berpola positif artinya semakin
tinggi motivasi kerja dan supervisi maka penerapan konfrensi, ronde keperawatan dan
presentasi kasus semakin baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harapan dan supervisi
merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan penerapan konferensi, ronde
keperawatan dan presentasi kasus, tetapi hanya 34,3 % dijelaskan oleh faktor tersebut
sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya
motivasi kerja dan supervisi . Untuk itu pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit
perlu mengembangkan metode tim secara efektif, penataan sistem jenjang karir,
pemberian insentif secara adil dan pemberian supervisi profesional kepada perawat
pelaksana sehingga penerapan konferensi, ronde keperawatan dan presentasi kasus dapat
lebih optimal

ABSTRACT
A professional and qualified nursing service required a team coordination by means of
the implementation of conferences, nursing rounds and case presentation. This study
aimed to examine the correlation between work motivation and supervision and the
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation after having been
influenced by factors confounding of nurses in A. Yani District General Hospital Metro
Lampung. The correlational descriptive design using a cross sectional method was
applied to this study. One hundred and three nurses considered as a total sample,worked
in several inpatient wards participated in this study. Partial correlation coefficient was
used to evaluate the correlation between variables. The result showed that the
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation had not been
optimally implemented among nurses. Furthermore, the result of this study suggested that
in average, the work motivation among nurses was considered low, while the supervision
was not perceived good by nurses. Analysis of correlation(α =0,05, p value : 0,0001)
revealed a statistically significant correlation between work motivation and the three sub
variable (motive,expectation,and incentive), and there was a positive correlation between
supervision and the implementation of conferences, nursing rounds and case presentation
meaning that the higher the motivation and better supervision corresponded to the better
implementation of conferences, nursing rounds and case presentation. This study
concluded the expectation and supervision were regarded as a dominant factor(34.3%)
which related to the implementation of conferences, nursing rounds and case
presentation, while the rest was explained by other factor. Finally, this study suggested
that nursing service in the hospital in particular should develop an effective team method,
structure professional career development, afford incentive fairly and provide a
professional supervision to nurses so that conferences, nursing rounds and case
presentation can be optimally implemented."
2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erla Andrianti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20957
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seri Wardah
"ABSTRAK
Thalasemia adalah penyakit kronik yang memberi dampak fisik, psikologis dan
sosial budaya kepada anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Tujuan penelitian ini
adalah mengeksplorasi secara mendalam tentang pengalaman anak yang
mengidap thalasemia dalam menjalani pengobatan dan aktivitasnya sehari-hari.
Partisipan penelitian ini adalah anak usia sekolah yang mengidap thalasemia.
Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara semi struktur yang
dianalisis dengan Metode Collaizi. Hasil penelitian mengidentifikasi lima tema
yaitu: anak mengetahui tentang penyakitnya, anak merasakan dampak
penyakitnya, aktivitas anak setelah dan sebelum transfusi, dampak pengobatan
yang dirasakan anak, dan koping yang dilakukan anak. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada praktisi kesehatan khususnya
perawat anak, sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak yang
mengidap thalasemia menjadi lebih optimal.

ABSTRACT
Thalassemia is a chronic disease that has a physical, psychological and sociocultural
impact on children. This study uses qualitative research methods with
descriptive phenomenological approach. The purpose of this study is to explore in
depth about the experience of children with thalassemia in treatment and daily
activities. Participants of this study were school-age children suffering from
thalassemia as many as seven people. Semi-structure interview was used to collect
the data. Data was analyzed using Collaizi methods. The results identified five
themes, namely: children learn about the disease, children feel the impact of the
disease, after and before transfusion activities, the impact of perceived child
treatment, and coping son had done. Results of this study are expected to provide
feedback to the particular health practitioner pediatric nurse, so the nursing care
given to children who suffer from thalassemia become more optimal."
2013
T35663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>