Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 238833 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita
"ABSTRAK
Hubungan seksual pranikah merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi
remaja yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Analisis data sekunder menggunakan
hasil Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan
hubungan seksual pranikah pada pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia
adalah umur, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi alkohol, penggunaan
narkoba, ketaatan beribadah dan kegiatan prososial.
Untuk menghindarkan pelajar dan mahasiswa dari hubungan seksual pranikah
diharapkan terdapat mata pelajaran kesehatan reproduksi terintegrasi, penyuluhan
yang inovatif dan pelayanan kesehatan reproduksi yang mudah diakses.

ABSTRACT
Pre-marital intercourse is one of the reproduction problems among adolescences
affected by many factors. Secondary data analysis using national survey result of the
development of drugs misuse and trafficking among high school and college students
within 16 provinces in Indonesia in 2011.
Bivariate analysis result shows that the affecting factor of premarital course among
high school and college students are age, sex, smoking habit, alcohol consumtion,
drugs use, obedience towards religion values, and prosocial activities.
To avoid premarital intercourse behavior among high school and college students, we
suggest there be a reproduction health school subject, innovative counseling, and
easily accessible reproduction health service"
2014
S54576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Gusti Putritama
"ABSTRAK
Jumlah perokok di dunia saat ini semakin banyak. Menurut WHO, pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 miliar orang. Sedangkan hasil dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia pada tahun 2011 didapatkan bahwa dari 8.305 penduduk Indonesia 15 tahun ke atas terdapat 34,8% yang merokok. Untuk perokok pelajar, menurut hasil Global Youth Tobacco Survey (GYTS), terdapat 30,4% pelajar yang pernah merokok dan 20,3% pelajar yang saat diwawancarai merokok. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, konsumsi alkohol, perilaku merokok orang tua, perilaku merokok saudara kandung, dan sikap teman terhadap perilaku merokok merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa. Selain itu, tingkat pendidikan merupakan variabel confouder. Faktor yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada pelajar dan mahasiswa adalah jenis kelamin (OR = 12,188), sedangkan yang dapat diintervensi adalah konsumsi alkohol (OR = 7,366).

ABSTRACT
Today, the number of smokers in the world is increased. According to WHO the number of smokers in the world are 1.3 billion people in 2008. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia in 2011 found that 34,8% of 8.305 Indoensian 15 years above are smokers. According to Global Youth Tobacco Survey (GYTS), there are 30,4% students ever smoked and 20,3% students currently smoked. This research was conducted using a cross-sectional design to investigate factors affected student’ smoking behavior in 16 provinces in Indonesia. The results of this research showed that age, gender, academic performance, alcohol consumption, parents’ smoking behavior, siblings’ smoking behavior, and friends’ attitudes toward smoking behavior are the factors affected students’ smoking behavior. In addition, the level of education is confouder variable. The most affecting factor on students’smoking behaviour is gender (OR = 12,188), while the most affecting factor on students’ smoking behaviour and can be intervented is consumption of alcohol (OR = 7,366) ."
2014
S54503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Benazir
"Penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa di Indonesia meningkat setiap tahun. Rokok dapat menjadi salah satu awal untuk menyalahgunakan narkoba. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia tahun 2011. Studi cross-sectional ini merupakan analisis data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011 oleh Puslitkes UI dan Badan Nasional Narkotika Nasional. Hasil penelitian menggambarkan prevalensi penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa sebesar 2,3%. Terdapat interaksi antara . Responden  perempuan pernah merokok berpeluang menyalahgunakan narkoba 3,3 kali (95% CI 2,3-4,7), sedangkan  responden perempuan perokok aktif berpeluang menyalahgunakan narkoba 3,4 kali (95% CI 2,1-5,4) dibandingkan laki-laki tidak pernah merokok terhadap kejadian penyalahgunaan narkoba, setelah dikontrol oleh variabel kovariat tingkat pendidikan, pengaruh teman, konsumsi alkohol, dan keharmonisan keluarga. Responden laki-laki perokok aktif berpeluang menyalahgunakan narkoba 2,9 kali (95% CI 1,1-8,2) dibandingkan laki-laki tidak pernah merokok terhadap kejadian penyalahgunaan narkoba setelah dikontrol oleh variabel kovariat jenis kelamin, pengaruh teman, konsumsi alkohol, dan keharmonisan keluarga. Kebiasaan merokok memiliki hubungan signifikan dengan penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa, sehingga upaya preventif dan promotif terkait bahaya rokok dan narkoba harus terus ditingkatkan.

Smoking Habit and Drug Abuse Among Student and College Students in 16 Provinces, in Indonesia 2011

 

Drug abuse among students and college students in Indonesia has been increasing each year. Smoking is one of gateway to drug abuse. This study aims to understand the assocation between smoking habit and drug abuse among students and college students in 16 provinces in Indonesia 2011. This is a cross-sectional study using secondary data  from National Survey Development of Drug Abuse and Trafficking on Students and College Students in Indonesia 2011. Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011”  by Pusltikes UI and National Anti Narcotic Agency . Result shows prevalence of drug abuse among students and college students are 2,3%. There is association between smoking and drug abuse with sex as modifier. In women, odds ever smoke are 3,3 times (95% CI 2,3-4,7) and odds current smoke are 3,4 times (95% CI 2,1-5,4) than men who never smoke to do drug abuse. In men, odds ever smoke are 0,6 times (95% CI 0,6-3,7) and odds current smoke are 2,9 times (95% CI 1,1-8,2) than men who never smoke to do drug abuse. Smoking habit has asociation with drug abuse among students and college students, therefore  we should do more promotif and preventif action related to danger of smoking and drug abuse."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Miladia Sari
"Angka hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia tidak mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2007 hingga 2017. Berbagai penelitian menemukan bahwa remaja usia pertengahan (pelajar SMA) lebih banyak yang melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan remaja usia awal (pelajar SMP). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor determinan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP dan pelajar SMA di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder Global School-based Student Health Survey (GSHS) tahun 2015. Sampel penelitian ini adalah pelajar SMP dan SMA yang berusia 11 – 18 tahun yang terdapat pada data GSHS 2015. Hasil penelitian menunjukkan 5,8% pelajar SMP dan 3,7% pelajar SMA di Indonesia pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil penelitan, ditemukan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMP terdiri dari keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, pendidikan seksualitas dan HIV/AIDS di sekolah, keinginan bunuh diri, dan konsumsi alkohol. Sementara faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada pelajar SMA, yaitu usia, keterikatan dengan orang tua, peran teman sebaya, keinginan bunuh diri, merokok, dan konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol menjadi faktor yang paling berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah, baik pada pelajar SMP maupun pelajar SMA.

Prevalence of premarital sexual intercourse among adolescents in Indonesia did not decrease during 2007 to 2017. Various studies found that middle-aged adolescents (high school students) had more premarital sexual intercourse experience than early adolescents (junior high school students). This study was conducted to determine the determinants of premarital sexual intercourse behavior in junior high and high school students in Indonesia. This study is a quantitative study with cross sectional design and uses secondary data from the Global School-based Student Health Survey 2015. The sample of this study was junior and high school students aged 11-18 years in the GSHS 2015. The results showed 5,8% of junior high school students and 3,7% high school students in Indonesia ever had premarital sex. It found that factors related to premarital sexual behavior in junior high school students consisted of parental connectedness, role of peers, education on sexuality and HIV/AIDS at school, suicidal ideation, and alcohol consumption. Meanwhile, factors related to premarital sexual behavior in high school students, namely age, parental connectedness, role of peers, suicidal ideation, smoking, and alcohol consumption. Alcohol consumption is the most related factor to premarital sexual behavior, both in junior high school students and high school students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Prihastita Rizyana
"Kontak seks komersial mempercepat penularan HIV. Probabilitas pekerja seks terinfeksi HIV lebih tinggi karena beberapa faktor risiko, salah satunya penggunaan kondom secara tidak konsisten. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan faktor individual (umur, pendidikan, negosiasi kondom, lama bekerja, jumlah pelanggan), faktor lingkungan (pelatihan kondom, ketersediaan kondom, tempat mendapatkan kondom, keterpaparan informasi) dengan konsistensi pemakaian kondom pada WPS. Analisis lanjut data Survei Manajemen Rantai Pasokan Kondom (SMRPK) tahun 2013 dengan desain cross sectional pada 3225 WPS langsung dan tidak langsung yang dipilih secara multistage random sampling di 16 Provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan 62,8% konsistensi memakai kondom. Umur WPS, negosiasi kondom, ketersediaan kondom berhubungan dengan konsistensi pemakaian kondom. Variabel negosiasi kondom merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan konsistensi pemakaian kondom.dimana WPS yang selalu melakukan negosiasi kondom berpeluang menggunakan kondom secara konsisten 12,6 kali dibandingkan WPS yang tidak selalu negosiasi kondom dengan pelanggannya.

Number of commercial sex can speed up the transmission of HIV. Probability of sex workers are infected with HIV is higher because some risk factors such as a consistency condom use. This study aims to determine the associated of individual factors (age, education, condom negotiation, length in commercial work, number of customers), environmental factors (condoms training, availability, source to get condoms, exposure by information) with the consistency of condom use by FSW’s. According to Supply Management Survey (SMRPK) in 2013, recruited 3225 of direct and indirectly FSW’s through multistage random sampling in 16 Provinces in Indonesia. The results indicated 62.8% consistent condom use. Age, condom negotiation, condom availability significantly correlated with consistency of condom use. Condom negotiation is the most dominant factor related to consistency of condom use after adjusting with age and condom availability. FSW’s whose always negotiated have a 12.6 times consistently of condom use with a clients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerachma Indah Amalia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional). Data yang digunakan merupakan data SDKI Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2017 dengan sampel sebanyak 22.986 remaja belum menikah usia 15-24 tahun yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Sebanyak 6,5% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Hasil penelitian multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi keluarga, daerah tempat, sikap terhadap hubungan seksual pranikah, pengaruh teman, pengalaman konsumsi alkohol, perilaku pacaran berisiko, dan perilaku merokok berhubungan signifikan dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja di Indonesia. Faktor paling dominan adalah perilaku pacaran berisiko, yaitu dengan nilai p = 0,000 dan aOR = 27,236 (95% CI: 19,979-37,129).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Nur Khaliza
"Salah satu penyakit yang menjadi beban terbesar di kalangan remaja adalah depresi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, kelompok umur 15-24 tahun memiliki prevalensi depresi lebih tinggi (6,2%) dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun (5,4%). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder Global School-Based Student Health Survey Indonesia 2015 dengan desain studi yang digunakan yaitu cross sectional dan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini yaitu anak sekolah pada tingkat SMP dan SMA di Indonesia yang berusia 12-17 tahun. Sementara total sampel yang digunakan sebanyak 8.517 responden. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 20,7%. Berdasarkan hasil analisis multivariabel faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada penelitian ini yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, konsumsi alkohol, merokok, bullying, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual. Disarankan bagi pihak sekolah menerapkan sekolah ramah anak untuk mengurangi peristiwa bullying dan kekerasan yang dapat memengaruhi gejala depresi.

One of the diseases that become the biggest burden among teenagers is depression. Based on the results of Riskesdas 2018, the group with age range of 15-24 years old has a higher prevalence of depression (6,2%) than the group with age range of 25-34 years old (5,4%). The purpose of this study was to determine the factors associated with the symptoms of depression in junior and high school students in Indonesia in 2015. This study used secondary data from the result of Global School-Based Student Health Survey Indonesia 2015 with a study design that used cross sectional and implement the quantitative approaches. The sample in this study were student at the junior and senior high school in Indonesia within aged range of 12-17 years old and total sample used in current study was 8.517 respondents. The results of multivariable analysis of the factors associated with symptoms of depression in this study, namely gender, education level, alcohol consumption, smoking, bullying, physical violence, and sexual violence showed that the prevalence of depressive symptoms in junior and senior high school students in Indonesia in 2015 was 20,7%. By this, it is recommended for schools to implement child-friendly schools to reduce bullying and violence that can affect symptoms of depression."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadianti Sukma Hanifa
"Bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan global yang masih terjadi dan merupakan penyebab kematian ke-2 pada kelompok usia 15-29 tahun. Berdasarkan estimasi terakhir yang dilakukan oleh WHO, prevalensi kematian akibat bunuh diri yang terjadi di Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 3,4 per 100.000 penduduk. Berdasarkan sebuah pemodelan yang dilakukan oleh WHO, ditemukan bahwa dari setiap orang yang meninggal akibat bunuh diri, diperkirakan ada 20 orang lainnya yang melakukan percobaan dan merencanakan untuk bunuh diri yang kemudian dikenal sebagai perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia dengan menggunakan desain studi campuran (mix method) kuantitatif potong lintang dan kualitatif wawancara mendalam. Analisis multivariat regresi logistik dilakukan terhadap 8.949 responden Global School Based Health Survey Indonesia Tahun 2015, sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pelajar SMP dan SMA di Kota Malang, guru bimbingan konseling sekolah terkait, dan pakar pencegahan bunuh diri di Indonesia, dengan jumlah informan sebanyak 11 orang. Hasil penelitian menunjukan prevalensi gangguan perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia adalah sebesar 1,7%. Analisis risiko menunjukan bahwa menjadi perempuan, memiliki perilaku merokok, memiliki perilaku penyalahgunaan alkohol, memiliki perilaku penggunaan obat-obatan, sering atau selalu merasa cemas berlebihan dan kesepian, serta mengalami peristiwa perundungan, merupakan faktor risiko dari gangguan perilaku bunuh diri. Intervensi untuk mengurangi angka gangguan perilaku bunuh diri diantaranya adalah dengan mengintegrasikan usaha kesehatan jiwa pada tingkat sekolah secara lebih komprehensif.

Suicide remains as one of global public health problem and the second leading cause of mortality among 15-29 years old people. Based on WHO’s estimation, it is known that the prevalence of suicide death in Indonesia 2016 was 3.4 per 100,000 people. Furthermore, based on a modelling by WHO, it is stated that behind every suicide death, there are approximately 20 more people having suicide attempt or suicide plan that are further known as suicidal behavior. This study aimed to discover the associated factors of suicidal behavioral disorder among high school students in Indonesia by using mix method study design. Logistic regression analysis was done to 8,949 Global School Based Health Survey Indonesia 2015’s respondents and in-depth interview was done to high school students in Malang, related counselour teachers, and suicidologist in Indonesia. The study showed that the prevalence of suicidal behavior disorder was 1.7%, while risk analysis showed that being female, smokers, substance abuser, alcohol misuser, anxious most of the time, lonely most of the time, having no friends, and bullied were the risk factors for developing suicidal behavior disorder. One of the interventions that can be done to address this finding is by integrating mental health effort on school bases comprehensively."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Sophiarany
"Penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2012 sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan, kriminalitas, maupun sosial. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara faktor individu, keluarga, dan lingkungan dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA pada remaja yang bersekolah di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara pada tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar/Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011. Sampel berjumlah 5999 responden, berstatus remaja yang bersekolah di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara yang berusia 10-24 tahun.
Hasil penelitian ini adalah ditemukannya faktor individu yang berhubungan dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja, yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status merokok, status minum alkohol, dan usia pertama minum alkohol; faktor keluarga, yaitu pekerjaan ayah, ayah melakukan penyalah guna NAPZA, dan saudara kandung penyalah guna NAPZA; faktor lingkungan lokal, yaitu teman sebaya penyalah guna NAPZA dan ketersediaan NAPZA. Penelitian ini menemukan bahwa risiko lebih tinggi untuk penyalahgunaan NAPZA ditemukan pada remaja berada pada usia 17-24 tahun, jenis kelamin lelaki, pendidikan tinggi, perokok, peminum alkohol, usia minum alkohol yang semakin dini, ayah yang tidak bekerja, ayah yang menyalahgunakan NAPZA, saudara kandung yang menyalahgunaka NAPZA, teman sebaya yang menyalahgunakan NAPZA, serta NAPZA yang tersedia di lingkungan tempat tinggal.

The increase of drug abuse among adolescents keeps getting higher from 2010 to 2011, thus creating many health, crime, and social issues. This research aims to see the relationship between individual, family, and environment factors with the drug abuse behaviors among school adolescents in the Provinces of DKI Jakarta, East Java, and North Sumatra in the year 2011. This research is a quantitative study, with a cross-sectional design and uses secondary data from Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar/Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011. The sample amounts to 5999 respondents with the status of school adolescents in DKI Jakarta, East Java, and North Sumatra, ranging from 10-24 years of age.
The result of this research is to find individual factors that associate with the drug abuse behaviors among adolescents, which are age, gender, education, cigarettes consumptions, alcohol consumptions, and the first age of alcohol consumptions; family factors, which are occupation of father, father's drug abuse, and siblings's drug abuse; local environment factors, which is peers's drug abuse and the availability of drugs. This research found that the risk of drug abuse is higher for adolescents around the age of 17-24 years old, male, high education, smokers, consumes alcohol, early age of alcohol consumption, unemployed father, father abuses drug, siblings abuse drug, peers abuse drug, and drug is available in the local environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Al Rosyid
"Remaja merupakan fase lanjutan dari fase kanak-kanak sebelum menuju dewasa dengan pertumbuhan dan perkembangan pada aspek biologis, kognitif, psikososial, dan emosional. Pada fase tersebut, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencoba hal-hal baru termasuk terkait perilaku seksual berisiko pada remaja. Berdasarkan laporan SDKI Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 2017 bahwa remaja pria maupun wanita mencoba melakukan hubungan seksual pranikah pertama kali di usia 15-19 tahun dengan proporsi sebesar 8 persen untuk pria dan 2 persen untuk wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara pendidikan kesehatan reproduksi yang diterima pertama kali di sekolah terhadap perilaku seksual pranikah para remaja pria 15-19 tahun di Indonesia. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data SDKI KRR tahun 2017 dengan jumlah total sampel sebanyak 7.345 remaja yang sudah disesuaikan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah tercatat sebanyak 6.966 (94.8%) remaja laki-laki usia 15-19 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah sedangkan remaja yang tidak pernah melakukan hanya sebanyak 379 (5.2%) remaja. Berdasarkan hasil bivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan kesehatan reproduksi tentang sistem reproduksi manusia (p = 0.000), keluarga berencana (p = 0.000) dan HIV/AIDS (p = 0.002) memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual pranikah remaja. Selain itu, variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja adalah komunikasi dengan guru (p = 0.004) dan tingkat pendidikan (p = 0.000 dan 0.008). Sedangkan variabel tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang signifikan (p = 0.095).

Adolescence is an advanced phase from childhood before heading to adulthood with growth and development in biological, cognitive, psychosocial, and emotional aspects. Within the phase, adolescents have a high curiosity to try or explore new things, including risky sexual behavior in adolescents. Therefore, based on the IDHS report of 2017 on Adolescent Reproductive Health (KRR) that male and female adolescents tried to have premarital sex for the first time at the age of 15-19 years with a percentage of 8 percent for men and 2 percent for women. This study aims to determine the relationship between reproductive health education that received for the first time at school to the premarital sexual behavior of male adolescents aged 15-19 years in Indonesia. The data used in this study is IDHS data for the 2017 KRR with a total sample of 7.345 adolescents who have been adjusted by both of the inclusion and exclusion criteria of the study. This study used a cross sectional study design. The results of this study are there were 6,966 (94.8%) teenage boys aged 15-19 years who had premarital sexual intercourse, while only 379 (5.2%) teenagers who had not. Based on bivariate analysis, It was found that the variables of reproductive health education about the human reproductive system (p=0.000), family planning (p=0.000) and HIV/AIDS (p=0.002) had a significant relationship with adolescent premarital sexual behavior. In addition, variables related to adolescent premarital sexual behavior are communication with teachers (p = 0.004) and education level (p = 0.000 and 0.008). While the variable of residence did not have a significant correlation (p = 0.095)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>