Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Tetty Elitasari Tjipsastra
"Menimbang bahwa anak dan pemuda merupakan kekuatan yang mempunyai potensi besar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara, serta merupakan sumber tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Mereka merupakan modal pembangunan yang harus digarap dengan efektif dan efisien. Namun, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya sehingga tidak mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan. Salah satu usaha pemerintah menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar adalah mendirikan panti sosial yang salah satunya adalah panti asuhan.
Mengingat bahwa panti asuhan dengan sistem asrama, di mana anak asuh dikelompokkan dalam jumlah besar dengan hanya satu atau beberapa petugas yang bertindak sebagai bapak/ibu pengaruh. Serta kurang intensif dan kurang merata pengawasan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak. Kiranya hal tersebut mempengaruhi perkembangan anak asuh dan berdampak tertentu pada anak-anak panti asuhan, yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan dari anak-anak yang diasuh dalam keluarga.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara anak-anak panti asuhan dan anak yang diasuh dalam keluarga dalam konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi belajar serta apakah terdapat hubungan antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Melalui kajian teoritis mengenai panti asuhan, masa remaja, konsep diri, motivasi berprestasi, pengaruh keluarga terhadap konsep diri dan motivasi berprestasi serta prestasi belajar, diajukan 6 hipotesis yang dijui pada 60 orang sampel yang terdiri dari 30 anak yatim piatu dan 30 anak yang diasuh dalam keluarga.
Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri, motivasi berprestasi serta prestasi belajar anak-anak panti asuhan dengan anak-anak yang diasuh dalam keluarga. Serta tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar, juga tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar serta tidak ada hubungan yang signifikan pula antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
Penemuan terpenting dari hasil penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi dan hubungan yang signifikan pula antara inteligensi dengan prestasi belajar. Setelah hasil penelitian ini didiskusikan, tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini serta saran-saran praktis bagi para pengasuh anak/para orangtua mengenai pentingnya kebutuhan akan konsep diri yang positif agar seorang anak termotivasi berprestasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T9140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Astrid Wulandari Emeline
"Penerapan rheraplay diberikan kepada anak laki-laki berusia 5.5 tahun dengan Reactive Attachment Disorder Inhibited Type, yaitu anak yang secara persisten gagal memulai atau rnerespon dengan cam yang tepat pada kcbanyakan interaksi sosial. Tujuan dari intervensi adalah mengctahui pengamh penerapan rheraplay terhadap hubungan antara orangtua dan anak dengan Reactive Attachment Disorder. Penerapan scsi theraplay yang berlangsung selama dua bulan dilakukan dalam rangkaian dua scsi asesmen pre-test, sembilan sesi theraplay, dan satu scsi post-test untuk melihat perubahan kuaiitas hubungan antam orangtua dan anak. Setelah theraplay selesai dilakukan, terlihat ada peningkatan kualitas hubungan antara orangtuadananak.Orangt\1alebihnampakmemahami tingkahlakuanakdan rnenyadari pentingnya peran orangtua dalam hubungan orangiua dengan anak dan pengaruhuya terhadap rasa tidak aman yang ada dalam diri anak. Anak menjadi lebih terbuka dalam mcnerirna kegiatan yang membuatnya tentram dan nyaman; dan lebih dapat mengikuti aturan dan batasan yang diberikan oleh orangtua dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Beberapa satan yang dapaf dibexikan antara Iain: Ibu memperbanyak waktu berkualitas dengan anak dau mmgisinya dengan interaksi yang telah diperkenalkan dalam sesi theraplay orangtua meme:-iksa kegiatan rutin yang hams dilakukan secara konsisten oleh anak, dan diadakannya konseling pemikahan ataupun theraplay bagi Ayah dan Ibu
Theraplay treatment was given for a 5.5 year old boy with Reactive Attachment Disorder Inhibited Type, whom persistenly fails to initiate and to respond appropriately in most social interactions. The aim of intervention is to know how theraplay influencing the relationship between the child and his caretakers. The theraplay treatment carried out for two months andconsists of twelve sessions sequenee;which is two sessions of pre-test assesment., nine sessions of theraplay treatment, and one session of posttest. Posttest session was held to see the change of attachment quality in the relationship between the parent and the child. After the theraplay treatment had been given, there was enhancement of attachment quality in the relationship between thc parent and the child. The parent could understand her child better. Furthermore, the parent had an increased awareness about the importance of panent?s role in making a relationship with a good quality of attachment with their children. Parents also now understand how insecure attachment developed. After the treatment, the child was more at ease when taking nurturing activities. Moreover, the child followed the structured activity while being in his parents control better compared to when he had not in the theraplay treatment. Some suggestions that was given are: having more quality time between the parent and the child by using the theraplay dimension activities, the parent should consistently checking the child's routine activities, and referring marriage counseling or theraplay for the parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Maskuriyati Wasilah
"Pengabaian menimbulkan dampak serius pada tumbuh kembang anak yang termanifestasi ke dalam problem sosial (DePanfilis, 2006). Intervensi yang digunakan untuk mengatasi problem sosial pada anak yang diabaikan yaitu Theraplay. Theraplay bertujuan untuk membangun hubungan yang sehat antara anak dan orangtua serta meningkatkan attachment. Studi ini menekankan pada pentingnya kualitas orangtua dan anak untuk mengatasi permasalahan sosial yang timbul akibat pengabaian. Hasil penelitian menunjukkan perubahan ke arah positif pada masalah sosial pada hasil pengukuran menggunakan CBCL.

Neglect may lead serious problems which manifest as social problems (DePanfilis, 2006). Theraplay is one of the intervention that has been used to overcome the problem of interaction with peers in children neglected by parents. The goal is to enhance attachment and parent-child positive interactions. The study examined the importance of parent-child interaction to overcome social problem due to parental neglect. The result indicated a decreased in social problem as shown in CBCL."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristriarie Kusumaningrum
"Penelitian ini berfokus untuk mcmbina intcraksi positif antara ibu dan anak dengan menerapkan prinsip-prinsip theraplay. Berdasarkan hasil-hasil pcnclitian scbelumnya, theraplay telah terbukti berhasil untuk meningkatkan interaksi antara orangtua dan anak. Penelitian ini terdiri dari 10 scsi dan menggunakan satu responden (anak). Tlaeraplay merupakan salah satu bentuk intervensi yang berdasarkan teori attachment.
Fokus utama dari terapi ini adalah untuk meningkatkan dan membina hubungan antara caregiver dan anak mclalui serangkaian kegiatan yang menyenangkan, interaktitl dan menarik. Jemberg (2001) mengembangkan empat dimensi dalam theraplay, yaitu structuring (memberikan batasan), engaging (menciptakan Suasana dan aktivitas yang dapat menarik perhatian dan minat anak), challenging (memberikan tantangan), dan nurturing (menciptakan suasana nyaman dan aman).
Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa interaksi positif yang tcrbcnluk masih kurang efektif. Responden (anak) hanya mengalami sedikit perubahan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Hasil tersebut antara lain terkait dcngan sikap ibu yang belum secara konsisten dan sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip theraplay, kurangnya waktu yang disediakan ibu untuk melakukan aktivitas-aktivitas terapi bersama anak, adanya masalah pribadi yang membuat ibu kurang terfokus pada kegiatan terapi, dan lingkungan yang kurang kondusif.
Berdasarkan hasil, peneliti menyarankan agar ibn mengikuti konseling dan meluangkan waktu lebih untuk anak. Selain ilu, pcrlu diadakan scsi pclatihan khusus untuk ibu (role play) Sebelurn mcnerapkan prinsip-pxinsip t/zeraplay.

The research focused in enhancing positive interactions between mother and child using theraplay principles. Based on previous researches, theraplay is proven success to improve parent child interaction. This research consist of ten sessions and using only one respondent (child). Theraplay is based on attachment theory.
The main focus of this therapy is to develop dan enhance relationship between caregiver and child, using various activities that is fun, interactive, and exciting. Jemberg (2001) developed four dimensions in thcraplay, they are s :maturing ( giving limits o r rules), e ngaging (creating a n atmospher a nd a ctivities that drawn chidren attention and interest), challenging (providing challenging task), and nurturing (creating a safe and comfortable environment).
According to this research result, positive interactions between mother and child was not well established. The child only had minor changes that appear in daily lives. This result was interrelated with inconsistency of mother behavior in applying thcraplay principles, lack of leisure moment provided by mother, mother’s personal problems that influence her attention during therapy, and unsupporting environment.
Based on the result, researcher adviced mother to attend an adult counseling and providing more leisure moment with child. Beside that, researcher encouraged mother to have role play training before appliying theraplay principles in daily lives.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Widhi Andangsari
"ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk diteliti karena kondisi
mereka yang sedang dalam ttansisi. Termasuk hal yang menarik untuk ditelaah
adalah kehidupan reinaja di tengah-tengah keluarganya. Dimana keluarga menjadi
tempat yang penting bagi remaja untuk pembentukan sosial dan emosional mereka
khususnya dalam kondisi mereka yang memasuki masa transisi.
Masa remaja juga merupakan periode dari perubahan yang dramatis
terhadap perubahan relasi kelekatan (attachment). Mereka masih tetap
membutuhkan dukungan dan perlindungan dari tokoh attachment pada masa
kanak-kanaknya (Colin, 1996). Secara tradisional teori kelekatan (attachment)
digunakan untuk menjabarkan ikatan afeksi antara seorang bayi dengan
pengasuhnya (caregiver), tetapi konsep kelekatan (attachment) sekarang Ielah
digunakan untuk meneliti relasi interpersonal yang lebih luas lagi termasuk di
dalamnya relasi hubungan yang intim selama masa remaja dan dewasa muda
(Walker & Ehrenberg, I 998).
Tokob ibu begitu penting dalam kehidupan remaJa bahkan karena
pentingnya peran ibu tersebut dikatakan dapat mempengaruhi keterampilan
pemecahan masaJah sosial anak (Santrock, 2001). Tetapi kehidupan remaja
semakin kompleks ketika orang tua bercerai, kemudian ibu memasukkan mereka
ke dalam panti asuhan. Ketika mereka masih berada di dalam panti asuhan, ibu
men.ikah kembali tanpa memberitahukan anaknya. Hal ini tentu menjadi beban
tersendiri bagi remaja dalam relasinya dengan ibunya. Sehingga akhirnya
diputuskan untuk meneliti tentang kelekatan (attachment) remaja putri yang
tinggal di panti asuhan dengan ibu yang menikah kembali.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara, dimana peneliti menggunakan interview guide
checklist untuk memudahkan wawancara. Subyek terdiri atas 3 remaja putri
berusia 15-17 tahnn yang tinggal di panti asuhan Dorkas, dimana ketika orang tua
bercerai mereka dimasukkan ke dalam panti asuban dan kemudian ibu mereka
menikah kembali tanpa memberitahokan mereka tentang kondisi tersebut.
Dari penelitian ini diketahui bahwa 2 dari 3 subyek memiliki hubungan
kelekatan yang insecure attachment dan satu orang secure attachment. Dari yang
memiliki hubungan insecure attachment tersebut, mereka memiliki kerenggangan
hubungan dengan ibu, menolak dan tidak perduli ternadap pernikahan ibu
kembali, serta memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayah tiri dan sibling
rivalry dengan saudara tiri."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rini Puspita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996
S26325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>