Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusdhy Hoesein
Depok: 2009
D1629
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rushdy Hoesein
"ABSTRAK
Disertasi ini merupakan karya tulis hasil penelitian Sejarah Diplomasi mahasiswa S3 Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Masalah yang menjadi materi penelitian adalah peristiwa perundingan Indonesia-Belanda pada tahun 1946-1947. Delegasi Belanda terdiri dari Prof.Ir.W.Sehermerhorn, F.de Boer dan M.TM.van Poll. Delegasi Indonesia terdiri dari Perdana Menteri Sutan Sjahrir, Mr Mohamad Roem, Mr Soesanto Tirto Prodjo dan dr A.K.Gani. Perundingan ini khususnya yang berlangsung di Linggajati Kuningan Jawa Barat., yang kemudian berhasil menemukan dokumen persetujuan yang diparaf pada 15 November 1946 dan ditanda tangani pada 25 Maret 1947 amatlah penting.
Karena merupakan tonggak awal persetujuan dalam rangka proses dekolonisasi di Indonesia. Jalannya perundingan tidaklah mulus karena perbedaan sudut pandang Indonesia dan Belanda soal Negara Indonesia Serikat dan rencana kerja sama Indonesia-Belanda pasca dekolonisasi, khususnya yang menyangkut UNI Indonesia-Belanda serta perwakilan RI di luar negeri pada periode masa peralihan. Meskipun pihak Inggris yang bertindak sebagai penengah telah berusaha sejauh mungkin agar perundingan sukses, kedua delegasi yang berunding, mengalami hambatan pada beberapa pasal-pasal tertentu. Akhirnya atas campur tangan, kebijakan dan keputusan yang diambil Soekarno-Hatta lah perundingan bisa selesai. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan hal tersebut dengan berbagai alasannya.

ABSTRACT
This dissertation is a documentation of research about diplomacy history by a doctoral degree student in history study program, in the Faculty of Cultural Sciences, University of Indonesia. The main issue of the research was th event of an agreement between Indonesia and Netherland in Indonesia which happened in the 1946-1947. Indonesian delegation consisted of Premier Sutan Sjahrir, Mr Mohamad Roem, Mr Soesanto Tirtoprodjo and dr A.K.Ga.ni. And Dutch delegation consisted of Prof.Ir W.Schermerhorn, F.de Boer and M.TM.van Poll. This negotiation especially the one at Linggajati Kuningan West Java, which was succeed, produced an agreement document which initialed at November 15?h 1946 and signed at March 2501 1947.
This event is very important because it was the beginning of an agreement in the process of the decolonization in Indonesia. That negotiation was not running so smooth because there was different points of view between Indonesia and Netherlands about the Issue of United Indonesian Republic and about the cooperation plan between Indonesia and Netherland after the decolonization, especially about the UNI Indonesia-Netherland and about the Indonesia Republic international representative, at the transition periode. Althouyn the British as a mediator already try to help to make it a success, both of delegacies found obstacles at some sections of the agreement document. Finally Soekarno-Hatta made an important role in helping them out by making good decisions and policy. This research was intended to prove the importance of that role and to find the evidence about that theory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
D985
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuffahati Meydina Wafiyah Putri
"

Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta merupakan salah satu institusi penegakan hukum yang bertugas menangani penyelundupan narkoba melalui Bandara Soekarno-Hatta. Visualisasi terhadap peran bea dan cukai dalam menangani kasus penyelundupan narkoba memiliki unsur penggentarjeraan. Unsur tersebut dapat dianalisa menggunakan pendekatan kriminologi visual melalui berbagai foto Trophy shot Bea dan Cukai yang dipublikasi melalui berita online. Tulisan ini berfokus pada konteks visual, mengulas bagaimana visualisasi peran Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta dalam menangani kasus penyelundupan narkoba melalui foto trophy shot Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta yang dipublikasikan oleh portal berita online dalam kurun waktu 2017-2019. Kerangka berpikir dan analisis tulisan ini dilandasi pada pemikiran Stack (2010) dan Winters (2014) terkait karakteristik hukuman, konsep Trophy Shot yang dikemukakan oleh Linemann (2016), dan konsep image work policing. Karakteristik Hukuman yang dimaksud adalah Kepastian (certainty), Kelancaran (celerity), Keparahan (severity), dan Proporsionalitas. Penulis mengelompokkan foto trophy shot yang menggambarkan peran Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta dalam menangani penyelundupan narkoba ke dalam 4 jenis, yaitu Trophy shot saat petugas Bea dan Cukai menjalankan tindakan pemolisian pencegahan penyelundupan narkoba, Trophy shot barang bukti, Trophy shot pelaku penyelundupan narkoba, dan Trophy shot saat konferensi pers berlangsung. Hasilnya, Trophy shot yang memvisualisasikan peran Bea dan Cukai dalam menangani kasus penyelundupan narkoba dapat membangun citra tentang efek penggentarjeraan dan menggambarkan penerapan image work policing.

 


Soekarno-Hatta Airport Directorate General of Customs and Excise is one of the law enforcement institutions tasked with handling drug smuggling through Soekarno-Hatta Airport. Visualization of the role of Customs and Excise in handling drug smuggling cases has an element of general deterrence. These element can be analyzed using visual criminology approach through various trophy shot of Customs and Excise that published through online news. This paper focuses on the visual context, reviewing how the visualization of the role of the Customs and Excise of Soekarno-Hatta Airport in handling drug smuggling cases through a trophy shot of Customs and Excise of Soekarno-Hatta Airport that published by online news portals in the period 2017-2019. The thinking and analysis framework of this paper is based on the thought of Stack (2010) and Winters (2014) regarding the characteristics of punishment, the concept of the trophy shot that proposed by Linemann (2016), and the concept of image work policing. The characteristics of the punishment referred to are certainty, celerity, severity and proportionality. The Author grouped trophy shot photos that illustrate the role of Customs and Excise of Soekarno-Hatta Airport in dealing with drug smuggling into 4 types, namely (1) Trophy shots when customs and excise officers carry out policing measures to prevent drug smuggling, (2) Trophy shots of drug smugglers, (3) Trophy shots of evidence, and (4) Trophy shot during the press conference. As a result, the Trophy shot that visualizes the role of Customs and Excise in handling drug smuggling cases can build an image of the deterrence effects and illustrates the application of image work policing.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Adi Wicaksana
"Penelitian ini berfokus pada perubahan kebijakan yang dibuat oleh Kepala Kantor Imigrasi dalam hal peran dari pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Soekarno Hatta untuk melakukan pemeriksaan keberangkatan TKI ke luar negeri. Dalam penelitian ini akan menggambarkan analisis dan evaluasi terhadap kebijakan sesuai dengan Nota Dinas Nomor W7.FD.UM.01.01.3033 tahun 2011 yang mengatur kewenangan pejabat imigrasi menolak keberangkatan TKI tanpa kartu KTKLN hingga dilakukan perubahan kebijakan pada tahun 2013 yang tidak melakukan pemeriksaan terhadap TKI. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebijakan tersebut.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan studi kepustakaan. Lokasi penelitian Tempat Pemeriksaan Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta. Dalam penelitian ini, pembahasan akan dibatasi dalam hal pelaksanaan kebijakan pemberian cap keberangkatan oleh Pejabat Imigrasi bagi orang yang keluar wilayah Indonesia dan perubahan kebijakan dalam rentang waktu 2011 sampai dengan 2013 mengenai wewenang Pejabat Imigrasi memeriksa keberangkatan TKI ke luar negeri.
Dari temuan hasil penelitian, bahwa dilakukan perubahan kebijakan dikarenakan dalam implementasinya bertentangan dengan Tugas Pokok dan Fungsi Imigrasi seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011. Bahwa pemeriksaan KTKLN perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan pengiriman TKI illegal, namun yang memiliki kewenangan penuh untuk hal tersebut adalah Kementerian Tenaga Kerja dan Transportasi beserta jajarannya termasuk BNP2TKI. Imigrasi tidak memiliki kewenangan tersebut karena kartu KTKLN bukan merupakan jenis Dokumen Perjalanan, dan hanya sebagai dokumen persyaratan TKI formal. Meskipun dengan perubahan tersebut membuka celah terjadinya praktek Perdagangan Orang yang mempengaruhi Ketahanan Nasional negara Indonesia. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebijakan diambil dari Model Grindle yang mencakup isi dari kebijakan serta ruang lingkup pelaksana kebijakan.

This research focuses on change in policy made by the Head of Immigration Office in terms of the role of immigration officers in Immigration Checkpoint at Soekarno Hatta Airport to examine departure TKI abroad. In this study will illustrate the analysis and evaluation of policies in accordance to the Office Memorandum No. W7.FD.UM.01.01.3033 years 2011 which regulates the authority of immigration officer refusing embarkation of migrant workers had not KTKLN card untill policy changed in 2013 that eliminate immigration officer role unconducted an examination of TKI. Then the factors that influence policy change.
This study used a qualitative research by descriptive design. The method used by direct observation, interviews and literature study. Location studies at Immigration Checkpoint in Soekarno-Hatta Airport. In this study, the discussion will be limited in terms of the implementation of the labeling exit mark chop issued by immigration officers to leave Indonesian for the individual concerned and policy changes within the period 2011 to 2013 about the authority of immigration officers examining the departure of TKI abroad.
From the research findings, policy changes must be exist because of it could not be implemented due to the contrary between the policy itself and Main Duties and Functions of Immigration as stated in Immigration Act No. 6 of 2011. KTKLN That examination is necessary for prevention delivery of illegal workers, but the one who has the authority for those things are the Ministry of Labour and Transport and his officials including BNP2TKI. Immigration does not have the authorities because KTKLN card excluded the type of Travel Documents, it is just as formal workers required documents. Despite the changes of policy in the practice will opening the gap of Trafficking in Persons affecting Indonesia's National Resilience. Factors of policy changes taken from Grindle?s policy model which includes the contents of policy and context of implementation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Oktorina
"ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penumpang bandar udara baik domestik maupun internasional dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bandara Soekarno ? Hatta saat ini melayani bisa sampai 30 juta penumpang per tahun, bahkan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 40 juta penumpang. Sementara kapasitasnya hanya 22 juta penumpang saja. Tingginya pergerakan penumpang dari tahun ke tahun menyebabkan bandara ini overload capacity. Dengan pergerakan penumpang yang terus meningkat diperlukan adanya pengaturan pergerakan penumpang agar pelayanan terhadap penumpang tetap optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan penumpang dan mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode teori antrian. Hasil dari penelitian ini adalah faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A.

ABSTRACT
A growing number of passengers the airport both domestic and international from year to year increasing. Soekarno - Hatta currently can serve up to 30 million passengers per year, even this year estimated could reach 40 million passengers. While capacity is only about 22 million passengers. The high mobility of passengers from one year to cause the overload capacity of this airport. With the ever-increasing passenger movement is necessary to setup the movement of passengers to remain optimal service to passengers. This research aims to analyze the movement of passengers and knowing the factors ? factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A. In this study, the method used is a method of queuing theory. The results of this research are the factors - factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aszhari Kurniawan
"[ABSTRAK
Permasalahan yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tentu
tidak terlepas dari permasalahan TKI yang terjadi di dalam negeri, sebagai sumber
TKI itu sendiri. Untuk itu bentuk dan upaya dari stakeholder yang ada di Bandara
Soekarno Hatta sebagai salah satu pintu gerbang pada TKI baik mereka yang
pergi maupun datang kembali dalam memberikan pelayanan, perlindungan
terhadap para TKI tersebut dari praktik-praktik yang merugikan TKI menjadi
sangat penting. Tesis ini menggambarkan praktik-praktik tindak kejahatan yang
terjadi atas Tenaga Kerja Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, dan bagaimana
perlindungan terhadap TKI yang dilakukan Polresta Bandara Soekarno-Hatta
bersama stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam Tesis ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut
Parsudi Suparlan penelitian kualitatif adalah penelitian yang memusatkan
perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan
gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola-pola. Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti dituntut untuk dapat memiliki strategi dan kemampuan
sebagai seorang penyelidik dalam memperoleh data. Seperti yang diutarakan oleh
Denzin dan Lincoln mengutip pernyataan Becker, bahwa peneliti kualitatif
sebagai seorang yang memanfaatkan sarana kepakaran, metodologisnya sendiri,
dengan menggunakan strategi, metode atau data empiris apapun yang ada.
Praktik-praktik tindak kejahatan terhadap CTKI dan TKI khususnya pengiriman
TKI secara non prosedural merupakan sebuah kejahatan yang terorganisir dengan
melibatkan oknum-oknum dari instansi yang seharusnya melaksanakan tugas
dalam memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap CTKI maupun TKI.
Penanganan dan perlindungan terhadap CTKI maupun TKI yang baru tiba di
Tanah air belum berjalan maksimal, dikarenakan belum adanya kerjasama antar
instansi terkait yang dikuatkan dengan suatu kesepakatan atau putusan bersama.
Masih terjadinya praktik-praktik kejahatan terhadap TKI di Bandara Soekarno
Hatta tersebut dikarenakan masih ada beberapa kelemahan dalam perlindungan
dan penegakan hukum terhadap permasalahan yang dialami para TKI yang
seharusnya dilakukan oleh semua instansi dan para pihak terkait secara bersamasama,
yaitu Badan Nasional Perlindungan Penempatan TKI (BNP2TKI), Polresta
Bandara Soekarno Hatta, Imigrasi, pihak Maskapai, maupun PPTKIS (PJTKI) dan
juga pihak pengelola Bandara Soekarno Hatta dalam hal ini PT. (Persero)
Angkasa Pura II.

ABSTRACT
The shape and the efforts of stakeholders in Soekarno Hatta Airport as one of the
gate on Indonesian migrant workers (TKI) both those who go and come back in
providing services, protection of migrant workers from the harmful practices of
migrant workers is very important. This thesis describes the practices of the
crimes committed on Indonesian Workers at Soekarno Hatta Airport, and how the
protection of workers who do Resort Police Soekarno-Hatta together stakeholders
at the Soekarno-Hatta Airport.
In this thesis, the author uses a qualitative research approach. According Parsudi
Suparlan qualitative research is research that focuses on the general principles
underlying the embodiment units existing symptoms in people's lives or patterns.
In conducting this study, researchers are required to be able to have a strategy and
ability as an investigator in obtaining data. As expressed by Denzin and Lincoln
quoted Becker, that qualitative researchers as a means of utilizing the expertise,
methodological itself, using the strategies, methods, or any empirical data exist.
Practices CTKI and crimes against migrant workers in particular in nonprocedural
sending workers is a crime that is organized with the involvement of
elements of the agency should carry out the task in providing services and
protection against CTKI and workers. Handling and protection of migrant workers
CTKI or newly arrived in the Land of the water not running optimally, due to the
lack of cooperation among relevant agencies boosted by an agreement or a
collective decision.
Still the evil practices against migrant workers at Soekarno Hatta is because there
are still some weaknesses in the protection and enforcement of the problems
experienced by the workers that should be done by all agencies and stakeholders
together, namely the National Agency for the Protection of Indonesian Migrant
Workers Placement (BNP2TKI), Police Soekarno Hatta Airport, Immigration, the
Airlines, and PPTKIS (recruitment agency) and also the manager of Soekarno-
Hatta in this case PT. (Persero) Angkasa Pura II., The shape and the efforts of stakeholders in Soekarno Hatta Airport as one of the
gate on Indonesian migrant workers (TKI) both those who go and come back in
providing services, protection of migrant workers from the harmful practices of
migrant workers is very important. This thesis describes the practices of the
crimes committed on Indonesian Workers at Soekarno Hatta Airport, and how the
protection of workers who do Resort Police Soekarno-Hatta together stakeholders
at the Soekarno-Hatta Airport.
In this thesis, the author uses a qualitative research approach. According Parsudi
Suparlan qualitative research is research that focuses on the general principles
underlying the embodiment units existing symptoms in people's lives or patterns.
In conducting this study, researchers are required to be able to have a strategy and
ability as an investigator in obtaining data. As expressed by Denzin and Lincoln
quoted Becker, that qualitative researchers as a means of utilizing the expertise,
methodological itself, using the strategies, methods, or any empirical data exist.
Practices CTKI and crimes against migrant workers in particular in nonprocedural
sending workers is a crime that is organized with the involvement of
elements of the agency should carry out the task in providing services and
protection against CTKI and workers. Handling and protection of migrant workers
CTKI or newly arrived in the Land of the water not running optimally, due to the
lack of cooperation among relevant agencies boosted by an agreement or a
collective decision.
Still the evil practices against migrant workers at Soekarno Hatta is because there
are still some weaknesses in the protection and enforcement of the problems
experienced by the workers that should be done by all agencies and stakeholders
together, namely the National Agency for the Protection of Indonesian Migrant
Workers Placement (BNP2TKI), Police Soekarno Hatta Airport, Immigration, the
Airlines, and PPTKIS (recruitment agency) and also the manager of Soekarno-
Hatta in this case PT. (Persero) Angkasa Pura II.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anakri Askari
"Kita harus mengatakan bahwa ketahanan nasional kita sedang dihadapkan pada masalah amat serius. Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena Narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang bahkan bisa dikatakan bahwa Narkoba adalah masalah bangsa yang melibatkan semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya yang luar biasa untuk menangani masalah Narkoba yang kemudian dibentuklah Badan Narkotika Nasional. Dimana BNN memiliki Pos Interdiksi Terpadu yang salah satunya di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta yang berfungsi sebagai upaya Pemutusan dan Pemberantasan Jaringan Sindikat Narkoba yang masuk melalui Bandar Udara.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas Pos Interdiksi Terpadu di Bandara Soekarno Hatta dalam upaya pemutusan dan pemberantasan jaringan sindikat narkoba dan juga Untuk mengetahui dan menganalisis kendala dan permasalahan di lapangan yang saat ini terjadi, baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh Pos Interdiksi Terpadu di wilayah Bandara Soekarno Hatta dalam upaya pemutusan dan pemberantasan jaringan sindikat narkoba.
Penelitian akan dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pendekatan deskriftif analisis dengan cara membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, lalu data yang diperoleh akan dipelajari kemudian di analisis secara mendalam sehingga hasilnya dapat menjelaskan secara jelas tentang permasalahan yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pos Interdiksi Terpadu di Bandara Soekarno Hatta sangat efektif yang dibuktikan dengan banyaknya Pemutusan dan Pemberantasan Jaringan Sindikat Narkoba melalui Bandar Udara dengan segala keterbatasannya baik internal maupun eksternal.

We must say that our national security is facing a very serious problem. Drugs are a critical and complex issue that can not be solved by just one party only. Because the drug is not only an individual problem but a problem everyone can even be said that the drug is a problem nation involving all parties, both government and society. Therefore, it required a tremendous effort to deal with drug problems who later formed the National Narcotics Board. Where BNN has Integrated Pos interdiction, one of which at Soekarno Hatta Airport in Jakarta that serves as Termination and Eradication Drugs Syndicates entering through the Airport.
The purpose of this study was to determine and analyze the effectiveness of Integrated Pos Interdiction in the Soekarno Hatta Airport in an effort to termination and eradication of drugs syndicates and also to identify and analyze the constraints and problems in the field that when this happens, both internal and external facing Integrated Pos Interdiction in the Soekarno Hatta Airport in an effort to termination and eradication of drugs syndicates.
Research will be conducted using qualitative research methods with descriptive approach method of analysis by making descriptive, picture or painting in a systematic, factual and accurate information on the facts, as well as the nature of the relationship between the phenomenon investigated, and the data obtained will be studied later on in-depth analysis so the results can explain clearly about the problems studied.
The results showed that the Integrated Pos Interdiction in the Soekarno Hatta very effective as evidenced by the number of Drugs Syndicates Termination and Eradication through the airport with problem limitations both internal and external.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Yambeyapdi
"Belanda mulai menaruh perhatian di wilayah Papua Barat selama dan setelah Perang Dunia II, atas desakan Amerika Serikat, karena letaknya yang strategis dan untuk menjamin kepentingan AS dan sekutunya di Pasifik Selatan. Dengan kondisi seperti ini, maka tesis ini bermaksud mengungkapkan "causal factor" Belanda dan Sekutunya setuju Papua Barat di integrasikan ke dalam wilayah RI pada tahun 1962.
Tulisan ini merupakan kajian sejarah diplomasi, dimana peran aktor sangat penting. Selain itu, unsur penawaran dan pengambilan keputusan dalam situasi konflik sangat menentukan. Karena itu, dalam pengungkapan maksud tesis ini digunakan Teori Permainan (Game Theory) dengan model Permainan jumlah Nilai Nol (Zero-sum Games), yaitu ketika dua pihak berusaha ke arah tujuan yang sama dan yang satu berhasil dan yang lain kalah. Teori ini terbukti benar, karena dalam proses negosiasi dengan Belanda, Indonesia berhasil memperoleh Papua Barat.
Masalah Papua Barat telah menjadi sengketa antara Indonesia dan Belanda sejak tahun 1950. Ketika Konferensi Meja Bundar (KMB) ditandatangani-yang mengakhiri konflik antara Republik Indonesia (RI) dan Belanda, status politik Papua tetap di bawah kekuasaan Pemerintah Belanda. Seperti keputusan KMB, bahwa masalah Papua akan dibicarakan lagi setahun kemudian, ternyata dalam perkembangannya, ±13 tahun, Papua merupakan sumber konflik diplomatik antara Indonesia - Belanda. Konflik ini menjadi rumit dan berlarut-larut, karena baik Belanda maupun Indonesia mempunyai agenda penyelesaian yang berbeda. Menurut Belanda, penduduk Papua Barat berbeda secara sosial budaya dengan penduduk Indonesia lainnya. Selain itu, pemerintah Indonesia dinilai belum mampu untuk memerintah Papua. Kebalikannya, bagi Indonesia, Papua merupakan bagian dari wilayah Hindia Belanda yang notabene adalah Indonesia.
Ketika masalah Papua diajukan RI ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara tahun 1954 -- 1957, dan tahun 1961, Belanda tetap bersikeras mempertahankan Papua. Hal ini terjadi karena Amerika Serikat selalu bersikap abstain selama pemungutan suara. AS bersikap demikian, ini berkaitan dengan strategi "Cold War". Di lain sisi, sikap politik AS ini sangat menguntungkan pihak Belanda. Namun dalam perkembangannya, AS mengubah kebijakan politik luar negerinya dari netralitas pasif ke netralitas aktif. Nampaknya AS (Presiden Kennedy) tidak ingin melihat pecahnya perang antara Indonesia dengan Belanda yang akibatnya hanya membuka bagian Asia itu bagi masuknya pengaruh Uni Soviet dan komunis.
Dengan demikian, sebelum konflik tersebut berdampak luas, Amerika Serikat berhasil menekan pemerintah Belanda maupun Indonesia agar mau berunding. Baik Belanda maupun Indonesia akhirnya tanggal 15 Agustus 1962 di Dewan Keamanan PBB menandatangani persetujuan penyelesaian masalah Papua Barat. Persetujuan ini lebih dikenal dengan New York Agreement. Sebagai realisasi dari Perjanjian New York, oleh PBB dibentuk United Nation Trearty Executive Administration/UNTEA, untuk menerima dan menjalankan pemerintahan interim di Papua Barat, dari pemerintah Belanda. Pada 1 Mei 1963, akhirnya kekuasaan administrasi pemerintahan Papua diserahkan kepada RI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T10431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayahtullah
"Soekarno-Hatta Airport is represent one of the airport becoming tip oflance a BUMN airport organizer company. Growth of Passenger and aircraft movement are very high, and it's reached Soekarno-Hatta Airport top capaeities. As an organization, Soekarno-Hatta Airport of dourse very require to pay attention for passenger growing which have abysmal of capacity in Soekarno-Hatta Airport, especially if related to the vision. Capa.cities relate to air transport delay, and influence customer demand service if have exceeded boundary sill. Growth which quickly it is of course very is influencing is quality of carried out service, and quality of service linearly will influence customer satisfaction, and linearly also will influence company position in emulation.
The brief picture of course oblige to conduct exploration strategy to challenge and change to the internal and eksternal company in the form of a strategic management concept as an effort realize statement of vision "To be an international class airport management company with high competitiveness regionally". Model development have 14 (fourteen) variables oserved, in SEM expressed in the form of is square, and 7 variables construck, expressed in the form of is oval. In SEM there are structural model and measurement model. Structural model that is part of SEM presenting relation between variables construck. Measurement model definitionly is the part of SEM which specification of indicator variable observed to each; every variable construck, and also calculate reliabilitas for the construe.
Variable construck in organization learning application model at Soekarno-Hatta Airport consist of, Organization Learning show strong contribution to Vision that equal to 92%, and Learning organization got from personal mastery contribution equal to 96%, influenced by pattern by Recruitment 54 % Personal Potency 27%, and Career Expectation 46%, mental models equal to 91%, influenced by pattern by Leadership 56%, and Environmental Attitude 90%, shared vision With equal to 92 % influenced by Assumption Image Company 47%, Vision Diging With 91%, Vision commitment 41%, team learning equal to 96%, which is Enableness of Human Resources Empowerment 44%, learner team 38% systems thinking equal to 89 % influenced by Systematical Idea 35, and Policy 54%, Vision got from excellence in process and product each of 39% and 68%. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>