Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danti Haryuni
"Kebutuhan masyarakat akan air minum yang layak dan aman untuk dikonsumsi terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan penduduk terutama air minum isi ulang. Tahun 2013 ditemukan 22 dari 45 DAMIU tercemar bakteri coliform dan hanya 14 depot yang memiliki izin usaha dan sertifikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas bakteriologi air minum isi ulang. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel 157 dari depot yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kualitas bakteriologi air minum isi ulang adalah izin usaha (p value = 0.048), sumber air baku (p value = 0.017), mesin dan peralatan (p value = 0.034), kondisi alat sterilisasi (p value = 0.006), ruang pengisian galon (p value = 0.004), sanitasi depot (p value = 0.003), tempat sampah (p value = 0.035), tabung filter dan mikro filter (p value = 0.004) dan periksa sampel air (p value = 0.038).
Analisis multivariate diperoleh faktor yang paling dominan adalah kondisi alat sterilisasi (p value = 0.001). Hasil penelitian bahwa ada interaksi antara kondisi alat sterilisasi dengan sanitasi depot. Pemilik depot wajib memeriksakan sampel air setiap 3 bulan dan memperhatikan penggantian lampu UV setiap tahun.

People needs to consume safe drinking water increased from year to year at population growth, specially from vended water. In 2013, 22 sample water contaminated with bacteria Coliform and only 14 depots have trade license and hygiene license. The purpose of this study was to analyze the bacteriological quality of vended. This research was cross-sectional. There was 157 samples from different depots.
The results showed that the variables associated with the bacteriological contamination was business license (p value = 0.048), a raw water source (p value = 0.017), machinery and equipment (p value = 0.034), the sterilizer conditions (p value = 0.006), space filling gallons (p value = 0.004), sanitation depot (p value = 0.003), bins (p value = 0.035), canister filter and micro filter (p value = 0.004) and voluntary water check (p value = 0.038).
Multivariate analysis showed the most dominant factor was UV lamp used for sterilizing water didn't meet standard requirement value = 0.001). That result was interactions between sterilizer condition and depots sanitazion. Depots owner are obligated to checking water sample every 3 month and change the UV lamp every year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Regina Christella
"Penjualan produk AMDK di e-commerce melibatkan visibilitas dengan adanya promosi. Keberhasilan ini dapat terukur dengan gross merchandise value (GMV). Diperlukan analisis prediksi GMV terhadap variabel-variabel eksternal sebagai parameter kuantitatif dari promosi, yaitu lalu lintas pengunjung (traffic) dan tingkat konversi (conversion rate). Hal ini dilakukan untuk melihat apakah strategi visibilitas yang dilakukan telah berhasil untuk meningkatkan penjualan. Prediksi dilakukan dengan membandingkan ketiga model, yaitu ARIMA, ARIMAX, dan XGBoost. Hasil prediksi menunjukkan bahwa model ARIMAX memberikan performa yang lebih baik dalam melakukan prediksi. Model juga menyebutkan bahwa kedua variabel memiliki pengaruh signifikan dalam prediksi model GMV, dibuktikan.

Selling AMDK products in e-commerce involves visibility through promotions. This success can be measured by gross merchandise value (GMV). GMV prediction analysis is needed on external variables as quantitative parameters of the promotion, namely traffic and conversion rate. This is done to see whether the visibility strategy implemented has been successful in increasing sales. Predictions are made by comparing the three models, namely ARIMA, ARIMAX, and XGBoost. The prediction results show that the ARIMAX model provides better performance in making predictions. The model also states that the two variables have a significant influence in the GMV prediction model, as evidenced by the p-value of each variable being below 0.05 and feature importance being positive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rizky Ramadhani
"Pangsa pasar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Asia Tenggara pada tahun 2018 menunjukan bahwa Indonesia merupakan pemegang bagian terbesar dengan nilai mencapai 46,36%. Volume penjualan AMDK di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2009-2016 dengan rata-rata 12,5% setiap tahunnya. Dalam memenuhi permintaan AMDK di masyarakat Indonesia yang besar dan semakin meningkat, perusahaan FMCG perlu menerapkan sistem last mile delivery yang mana dapat mengambil 13% hingga 37% dari total biaya rantai pasokan serta menyumbang hingga 28% dari total biaya transportasi. Sistem last mile delivery yang saat ini digunakan oleh Distributor PT. X dalam penentuan rute delivery sehari-hari masih dilakukan secara manual atau belum menggunakan model optimasi. Selain itu, perusahaan juga ingin meminimalkan biaya operasional transportasi dengan memperhatikan kendala kapasitas dan jendela waktu. Pada studi kasus ini, peneliti menggunakan pendekatan Masalah Rute Kendaraan dengan Kapasitas dan Jendela Waktu (CVRPTW) dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya transportasi yang dikombinasikan dengan algoritma heuristik sebagai model optimasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh perusahaan. Hasil model optimasi dapat menurunkan biaya sebesar 28% yang dipengaruhi oleh indikator hasil jarak tempuh kendaraan yang lebih pendek, waktu tempuh kendaraan yang lebih singkat, dan jumlah kendaraan yang digunakan lebih sedikit jika dibandingkan dengan kondisi saat ini yang diterapkan oleh perusahaan serta menyediakan penugasan kendaraan dan penentuan rute secara otomatis.

The Southeast Asian Bottled Drinking Water (AMDK) market share in 2018 shows that Indonesia is the holder of the largest share with a value reaching 46.36%. The sales volume of bottled drinking water in Indonesia has increased from 2009-2016 with an average of 12.5% annually. In meeting the large and increasing demand for bottled water in Indonesian society, FMCG companies need to implement a last mile delivery system which can take 13% to 37% of the total supply chain costs and contribute up to 28% of the total transportation costs. The last mile delivery system currently used by Distributor PT. X in determining the daily delivery route is still done manually or has not used an optimization model. In addition, the company also wants to minimize transportation operational costs by taking into account capacity constraints and time windows. In this case study, the researcher uses the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) approach with the objective function of minimizing transportation costs combined with a heuristic algorithm as an optimization model used to solve problems experienced by the company. The results of the optimization model can reduce costs by 28% which is influenced by indicators of shorter vehicle mileage, shorter vehicle travel time, and fewer vehicles used when compared to the current conditions applied by the company as well as providing vehicle assignments and routing automatically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Najah Siar Aqida
"Saat ini, masih ditemukan air PAM yang tidak memenuhi persyaratan khususnya syarat mikrobiologi. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran faktor risiko kesehatan masyarakat pengguna air PAM di Kecamatan Cengkareng dan Kembangan. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder dari BBTKL PP Jakarta dan juga data primer berupa sebaran risiko. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna air PAM yang tinggal di lima wilayah Kecamatan Cengkareng dan Kembangan sebanyak 31.584 KK. Sampel merupakan pengguna air PAM dan sampel lingkungan berupa air PAM yang digunakan sebanyak 40 sampel. Berdasarkan hasil sebaran diketahui bahwa wilayah yang berisiko karena air mengandung Escherichia coli terdapat di wilayah Kelurahan Kembangan Utara dan wilayah Kelurahan Cengkareng Barat. Tingkat pendidikan rendah serta perilaku mencuci peralatan yang tidak sesuai dapat menjadi faktor risiko penyakit bawaan air. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya promosi kesehatan pada masyarakat terkait air minum serta dilakukan pengawasan secara rutin terhadap kualitas air yang diperoleh.

Up until now, it is still found that the quality of PAM water does not meet the requirements especially microbiological requirements. This condition could compromised public health. The objective of this study is to understand the public health risk factor of the PAM customers in Kecamatan Cengkareng and Kembangan. The study was conducted in Kecamatan Cengkareng dan Kembangan. The data sources are the secondary data obtained by BBTKL PP Jakarta and the premier data which is the distribution of risk. The populations are all PAM customers lived in the above regions as much as 31.584 KK. The samples are the users of PAM water and the environmental samples are the PAM water used as many as 40 samples. According to the risk distribution obtained, the regions which are at risk because of the water containing Escherichia coli are Kelurahan Kembangan Utara and Kelurahan Cengkareng Barat. The poor level of education and the inappropriate behavior of utensils washing might be the risk factor of water borne disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irghazi Respayondri
"Bromat terbentuk ketika air yang mengandung bromida diozonisasi seperti pada proses pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Bromat merupakan senyawa hasil samping anorganik yang keberadaannya dalam air minum harus diperhatikan karena sifatnya yang berpotensi karsinogen. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang sensitif, selektif, dan valid untuk analisis bromat dalam AMDK menggunakan KCKT secara derivatisasi pra kolom dengan elusi isokratik. Fase gerak yang digunakan metanol-air (65:35) dengan laju alir 1 mL/menit. Bromat yang ditambahkan bromida dengan jumlah berlebih dalam suasana asam dapat membentuk bromin. Bromin yang terbentuk segera bereaksi dengan asetanilida menjadi 4-Bromoasetanilida yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 250 nm. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ). Metode ini tidak membutuhkan penanganan sampel yang khusus sehingga lebih cepat dan efisien dibandingkan metode derivatisasi lainnya. Batas deteksi (LOD) metode ini pada konsentrasi 2,61 ng/mL serta dapat menetapkan kadar bromat di atas konsentrasi 8,70 ng/mL.

Bromate is formed when water containing bromide is ozonated in production of drinking water. Bromate is the most important inorganic disinfection by-product whose concentration in water should be controlled because of its carcinogenic properties. This study aimed to obtain a sensitive, selective, and valid method for analyzing bromate in drinking water that was performed by using HPLC with pre-column derivatization and isocratic elution. Mobile phase was methanol-water (65:35) with flow rate of 1 mL/minute. Bromate was mixed with excess bromide in acid medium to form bromine. Bromine, which is formed, will immediately reacts with acetanilide and was converted to 4-Bromoacetanilide that detectable at wavelength of 250 nm. Optimized analytical conditions were further validated in terms of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection (LOD), and limit of quantitation (LOQ). This method did not need a special sample treatment so that was faster and more efficient than others derivatization methods. The limit of detection (LOD) was at the level 2,61 ng/mL and was successfully applied to assay bromate at the concentration above 8,70 ng/mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rinawati
"Pertumbuhan depot air minum di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat. Pada tahun 1999 jumlah depot air minum sebanyak 55 depot, tahun 2000 sebanyak 106 depot dan data terakhir tahun 2001 sebanyak 365 depot. Di kota Depok, dari hasil pendataan awal terdapat 26 depot air minum yang tersebar di empat kecamatan yaitu Sukmajaya, Pancaran Mas, Cimanggis, dan Beji. Dui 26 depot, 20 depot sudah diketahui kualitas aimya, meliputi 12 depot tidak memenuhi syarat secara bakteriologi dan 8 depot memenuhi syarat secara bakteriologi. Berdasarkan keadaan ini masyarakat yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum mempunyai risiko untuk terpajan bakteriologi melalui air minum.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko keterpajanan bakteriologi melalui air minum yang berasal dari depot air minum.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan populasi dan sampel depot air minum adalah keseluruhan populasi jumlah depot yang telah didata dan diketahui kualitas airnya, populasi dan sampel jumlah penduduk adalah keseluruhan populasi jumlah penduduk yang menggunakan sarana air bersih dari sumur gali, sumur pompa dan ledeng di empat kecamatan kota Depok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2003.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah penduduk yang terpajan bakteriologi melalui air minum yang berasal dari depot air minum sebanyak 9.405 jiwa (0,88%) dart keseluruhan penduduk yang mengkonsumsi air minum dart depot. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara air minum yang berasal dari depot air minum dengan keterpajanan bakteriologi melalui air minum. Risiko keterpajanan bakteriologi di masyarakat dihitung perkecamatan, dimana terdapat depot air minum yang telah diketahui kualitas dan produksi air minum yang dihasilkan. Dari hasil analisis keterpajanan bakteriologi dengan 'menggunakan Relatif Odds diperoleh bahwa ada hubungan negatif antara penduduk di kecamatan Sukmajaya dan Cimanggis yang mengkonsumsi air minum dari depot dengan keterpajanan bakteriologi. Sedangkan di kecamatan Pancoran Mas diperoleh hubungan positif antara penduduk yang mengkonsumsi air minum dari depot dengan keterpajanan bakteriologi.
Penduduk yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum mempunyai risiko untuk terpajan bakteriologi melalui air minum. Untuk itu disarankan perlu dilakukan pengawasan kualitas air minum yang dihasilkan oleh depot air minum.

The growth of depot drinking water in Indonesia increase from years to years. In 1999, there are 55 depots, in 200 there are 106 depots and based on the last data in 2001 there are 365 depots. From pre-survey in Depok it is found that there are 26 depots which spread through 4 subdistricts: Sukmajaya, Pancoran Mas, Cimanggis, and Beji. From the depots, water quality of 20 depots have been known, which is 12 depots unquality the water bacteriology quality standard and 8 depot quality the water bacteriology quality standart. Based on this situation, people who consume drinking water from depot have a risk to exposed bacteriology from their drinking water. This study aimed at finding the bacteriology exposure risk thought drinking water that come from drinking water's depot.
This study use cross sectional design which population and sample of depot drinking water is the total number of depots that have been surveyed and their water quality have been known. The population and sample of citizen number is the total number of population in Depok that using well, pump and pipe distribution as their fresh water facilities. This study conducted on May 2003.
The result show that number of citizens who exposed bacteriology throught drinking water from depot is 4.405 persons (64,78%). The result of bivariat analysis shows there is relationship between drinking water from depot with bacteriology exposure. Bacteriology exposure risk in society is counted every district, where depot that their water quality and water production has been known, is located. From bacteriology exposure analysis using Relatif Odds, it is found that Sukmajaya and Cimanggis citizen who consume drinking water from depot related negatively with bacteriology exposure. While Pancoran Mas citizen who consume drinking water from depot is related positively with bacteriology exposure.
People who consume drinking water from depot have a risk to exposed bacteriology from drinking water. Therefore, it is suggested to control or supervise the drinking water quality from depot.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Desi Ermaleni Br.
"Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terjun dikelola dengan sistem open dumping, sehingga akan menghasilkan lindi yang dapat mencemari air tanah. Salah satu efek dari kualitas air yang buruk adalah diare. Ditujukan untuk menganalisis hubungan kualitas bakteriologis air bersih terhadap kejadian diare pada penduduk sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Studi cross sectional dilakukan selama 1 bulan. 210 responden dipilih secara sampling acak proporsional stratifikasi. Memeriksa kualitas air bersih secara fisika, kimia dan bakteriologis berdasarkan jarak dari TPA kurang dari 300 meter, 300-600 meter, lebih dari 600 meter, dan melakukan wawancara.
Studi ini menunjukan hubungan yang signifikan antara kualitas bakteriologis air dengan kejadian diare, nilai p = 0,004, OR=3,188. Faktor lain yang mempengaruhi kejadian diare adalah jarak tempat tinggal ke TPA kurang dari 300 meter, nilai p=0,0046, OR=2,607, jarak tempat tinggal ke TPA 300-600 meter, nilai p= 0,006, OR=2,324, perilaku cuci tangan, nilai p=0,000, OR = 5,154 dan pendidikan, nilai p=0,019, OR = 2,059.
Kualitas bakteriologis air bersih berhubungan dengan kejadian diare. Disarankan melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang mencegah kontaminasi air bersih dan mengolah air gambut untuk air minum.

Final Disposal Place managed by open dumping system, so will produce leachate that can pollute ground water. Diarrhea is one of the bad water quality impacts. The purpose of this study is to analyze correlation of quality bacteriological clean water with the incidence of diarrhea in the society around Final Disposal Place in Terjun Medan Marelan.
Cross sectional study was done by one month. 210 respondents selected by proportionated stratification. To investigate the clean water quality physically, chemically and bacteriologically, based on the distance from the landfill less than 300 meters, 300-600 meters, more than 600 meters, and interviews.
The study shows the significant correlation of bacteriology water quality and diarrhea, the p-value= 0,004, OR=3,188. Other factors causing diarrhea are living place distance to Final Disposal Place with p= 0,0046, OR=2,607, for less than 300 metres, p-value = 0,006, OR=2,324, for 300-600 metres, handwashing behavior, pvalue=0,000, OR = 5,154, and education with p-value = 0,019, OR = 2,059.
The bacteriology water quality shows the significant correlation with the incidence of diarrhea. Suggested to socialization about preventing contamination of clean water and treat water peat for drinking water."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Novita
"Air minum telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, karena merupakan sarana utama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kesulitan pengadaan air bersih diperkirakan berakibat rendahnya mutu air minum dikonsumsi masyarakat. Hal ini berakibat terjadinya peningkatan pertumbuhan dunia usaha untuk menyediakan air minum kemasan yang harganya relatif mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif mendapatkan air minum terjangkau dengan mengkonsumsi air minum isi ulang. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis kualitas air minum isi ulang di Palembang. Studi Penelitian ini menggunakan Cross Sectional, sebanyak 33 dari 74 depot air minum di Palembang diteliti.
Kualitas air sebelum peugolahan mempunyai hubungan bermakna dengau kualitas air minum setelah diadakan pengolahan menurut parameter fisik, parameter kimia terbatas serta parameter bakteriologi. Proses desinfeksi ultraviolet, higiene sanitasi personal, higiene sanitasi depot, higiene ruang pengisian air minum mempunyai hubungan bermakna dengan kualitas air minum isi ulang, tetapi faktor paling berpengaruh adalah proses desinfeksi. Proses desinfeksi ultraviolet memenuhi syarat mempunyai peluang 8,3 kali mendapatkan kualitas air minum memenuhi syarat dibanding proses desinfeksi tidak memenuhi syarat. Higiene sanitasi personal memenuhi syarat mempunyai peluang 1,7 kali untuk mendapatkan kualitas air minum memenuhi syarat dibanding higine sanitasi personal tidak memenuhi syarat. Higiene sanitasi depot memenuhi syarat mempunyai peluang 9,6 kali mendapat kualitas air minum memenuhi syarat dibanding higiene sanitasi depot tidak memenuhi syarat. Higiene ruang pengisian air minum memenuhi syarat mempunyai peluang 16 kali mendapat kualitas air minum memenuhi syarat dibanding ruang pengisian air minum tidak memenuhi syarat.
Disimpulkan bahwa kualitas air sebelum dilakukan pengolahan berhubungan secara bermakna dengan kualitas air sesudah dilakukan pengolahan, dimana kandungan zat mineral (Fe, Mangan, Flour, CaC03) sangat minimal. Titik kendali kritis pada proses desinfeksi, higiene sanitasi personal, higiene sanitasi depot, higiene mang pengisian air minum dimana proses desinfeksi mempakan faktor paling berpengaruh terhadap kualitas air minum isi ulang. Perlu dibentuk kerjasama terprogram antara lembaga swadaya masyarakat depot air minum isi ulang dengan Dinas Kesehatan Palembang sehingga dapat dibuat komitmen bersama dalam rangka menjamin kualitas air minum yang aman, sehat untuk dikonsumsi masyarakat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sardjito
Jakarta: Penerbitan Universitas, 1962
R 616.92 SAR b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>