Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imas Cempaka Mulia
"Skripsi ini membahas mengenai pengembangan kawasan agropolitan di Kota Banjar Jawa Barat melalui program agribisnis dalam rangka pencapaian visi sebagai daerah dengan basis pertanian yang maju. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program agribisnis dibagi menjadi dua sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu dan sub sistem agribisnis hilir dan berjalan dengan cukup baik. Disisi lain, masih terjadi banyak masalah dalam setiap pelaksanaannya karena minimnya dukungan swasta dan masih adanya pengelolaan kelembangaan yang bersifat tradisional.

This thesis discusses the development of agropolitan in Banjar, West Java through agribusiness program in order to achieve the vision of a region with advanced agricultural base. This research was conducted using a qualitative approach through fieldwork and literature studies. The results showed that the agribusiness program divided into two sub-systems, namely upstream agribusiness and downstream agribusiness subsystems. Both subsystem work well. On the other
hand, many problems still occur. It is caused by the lack of the support from private sector and the institutional management that forced using the traditional system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Wanadriani Santosa
"Keterkaitan perdesaan dan perkotaan memunculkan satu konsep pembangunan perdesaan yang dikenal dengan nama pengembangan kawasan agropolitan. Masuknya kawasan agropolitan di perdesaan menawarkan ide dalam pertanian petani. Pada kawasan agropolitan Kampung Cengal, ide ini diwujudkan dalam aturan teknik bertanam secara modern pada manggis dan tata niaga penjualan manggis yang disebut dengan SOP penanaman manggis. Pada kenyataannya, kedua ide tersebut diperkenalkan pada petani yang telah memiliki mekanisme sendiri dalam bertanam manggis dan bertata niaga. Melalui pendekatan kualitiatif yang bersifat deskriptif, penelitian ini bermaksud untuk memahami bagaimana petani melalui budaya bertaninya menghadapi ide dari pengembangan kawasan agropolitan.
Hasil penelitian menemukan bahwa petani di Kampung Cengal mempertahankan mekanisme bertanam melalui perwujudan kebun rancagenya sekalipun telah menerima ide teknik bertanam manggis sesuai SOP dan memahami tujuan diperkenalkannya teknik tersebut. Pun demikian halnya dengan tata niaga penjualan manggis, mekanisme melalui tengkulak masih dipertahankan. Prinsip moral merupakan dasar pertimbangan petani untuk mempertahankan kedua hal ini. Sekalipun demikian, bukan berarti ide dalam bertanam manggis secara modern tidak diadopsi oleh petani, karena kenyataan di lapangan menujukkan bahwa teknik bertanam manggis secara modern diadopsi, namun tidak sepenuhnya.

Rural-Urban linkages brought out one concept of rural development which known as agropolitan area. This concept gave some ideas for peasants' agriculture. From Agropolitan Area of Cengal Village, this ideas shaped into modern planting technique of mangosteens and marketing system of mangosteens which known as SOP Penanaman manggis. The fact is, that ideas has introduced for peasants who have self mechanism of planting and system of marketing, include mangosteens. With qualitative descriptive approach, this research is stand to understanding how peasants with his agriculture face up the ideas from agropolitan.
This research found that the peasants in Cengal Village defends with their mechanism which shaped into rancage's garden although accepted modern technique of planting and understood the purpose of this technique. The same things happened to marketing system of mangosteens. The mechanism of market with middleman is defended. Moral is the reason of this behavior which internalized in peasant's rancage. But, it's not means that peasant not really adopting this modern technique. This research found that some of them adopted this modern technique although not overall.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudya Alif Ridhoni Prakusya
"Kabupaten Banyumas adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi yang baik dalam sektor pertanian. Kabupaten Banyumas sendiri sejak 2011 melakukan pengembangan Kawasan Agropolitan yang tercantum dalam RTRW Kabupaten Banyumas. Namun, pada kenyataannya kebijakan ini belum dapat berjalan, baik secara sistem maupun keruangan. Oleh karena itu, pada penelitian ini mencoba menilai bagaimana pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas kedepannya. Dengan menggunakan dua basis komoditas yakni padi dan kelapa untuk dikembangkan, penelitian ini menilai dimana lokasi yang sesuai untuk wilayah usaha tani, sentra produksi, dan juga pasar serta pusat perkotaan pada Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Dengan analisis kesesuaian lokasi desa, yakni kesesuaian lahan untuk wilayah usaha tani dan indeks komposit dengan z score dapat ditentukan wilayah mana saja yang sesuai dalam pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Dengan juga melihat karakteristik dan aksesibilitas, dinilai juga bagaimana keterhubungan antar wilayah fungsional dalam Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Hasilnya, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa untuk wilayah usaha tani, secara keseluruhan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas sesuai untuk dikembangkan padi dan kelapa. Selanjutnya pun terdapat 11 desa yang sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai lokasi sentra produksi, sementara terdapat empat desa yang sangat sesuai untuk lokasi pasar dan perkotaan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas. Karakteristik yang ada juga menunjukan adanya potensi untuk dikembangkan Kawasan Agropolitan Kabupaten Banyumas yang juga telah memiliki keterhubungan baik ini.

Banyumas Regency is one of the districts that has good potential in the agricultural sector. Banyumas Regency itself since 2011 has been developing the Agropolitan Area listed in the RTRW of Banyumas Regency. However, in reality this policy has not been able to work, both systemically and spatially. Therefore, this study tries to assess how the development of the Banyumas Regency Agropolitan Area will be in the future. By using two commodity bases namely rice and coconut to be developed, this study assesses which locations are suitable for farming areas, production centers, as well as markets and urban centers in the Agropolitan Area of ​​Banyumas Regency. By analyzing the suitability of the village location, namely the suitability of land for farming areas and a composite index with a z score, it can be determined which areas are suitable for the development of the Banyumas Regency Agropolitan Area. By also looking at the characteristics and accessibility, it is also assessed how the connectivity between functional areas in the Agropolitan Area of ​​Banyumas Regency is assessed. As a result, in this study it can be seen that for the farming area, the overall Agropolitan area of ​​Banyumas Regency is suitable for rice and coconut development. Furthermore, there are 11 villages that are very suitable to be developed as production center locations, while there are four villages that are very suitable for market and urban locations in the Agropolitan Area of ​​Banyumas Regency. The existing characteristics also show the potential for developing the Banyumas Regency Agropolitan Area which also has this good connection."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Egi Wahyuni
"Berdasarkan penelitian Dinas Kesehatan Republik Indonesia kebiasaan merokok telah menjadi salah satu dari tiga perilaku yang beresiko tinggi terhadap kematian. Meskipun semua orang tahu bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, tetapi perilaku merokok para remaja tidak pemah surut. Hal yang lebib memprihatinkan, usia orang mulai merokok setiap tahun semakin muda. Melihat hal ini, Dinas Kesehatan Kota Bogor yang merupakan unsur pelaksana teknis di bidang kesehatan, akan menjadikan .Kota Bogor sebagai kota percontohan bagi program Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Dengan adanya landasan hukum dan dukungan kuat yang ditunjukkan oleh Pemerintah Daerah Kota Bogor; Humas (hubungan masyarakat) Dinas Kesebatan Kota Bogor sebagai penunus kebijakan teknis di bidang kesehatan, harus memulai langkah pertamanya dalam memulai program KTR. Sasaran utamanya adalah pelajar dari 11 SMA di Bogor untuk dijadikan sekolah percontohan bagi program KTR. Program ini baru mulai akan digalakkan pada tahun 2005. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dalam memulai sebuah proses strategi perencanaan, melakukan riset dan analisis data yang akurat sangat panting. Oleh sebab itu sebelumnya Humas Dinas Kesebatan Kota Bogor harus dapat menelaah dulu seperti apakah kondisi lingkungan sosial dan bagaimana sikap dari sasaran program KTR sebelum meluneurkan program. Hal ini harus segera dilakukan karena memonitor dan menganalisis lingkungan sosial bukanlah hanya sekedar langkah pertama dari proses ini, tetapi juga merupakan tahap yang paling sulit. Humas pernerintah yang bersifat non-profit seperti Dinas Kesehatan Kota Bogor perlu mensosialisasikan program KTR dengan menggunakan suategi pemasaran sosial, untuk mengubah perilaku masyarakat Kota Bogor. Oleh karena itu kegiatan penelitiannya pun perlu disesuaikan dengan strateei riset pemasaran sosial„ kbususnya analisis terhadap lingkungan dan khalayak sasaran program. Melihat hal di atas makatujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan khalayak sasaran program Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor.
2. Untuk mengetahui sikap dari khalayak sasaran program Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif dengan unit pengamatan SMA Negeri 1 Bogor dan unit analisis pelajar SMA Negeri 1 Bogor. Penelitian terhadap kondisi lingkungan pemasaran sosial dilakukan berdasarkan teori Kotler yaitu dengan 6 dimensi lingkungan yaitu demograk, ekonomi, rsik, teknologi, politik dan sosiokultural. Sedangkan dalam menganalisa sikap, khalayak sasaran dianalisa dari aspek kognitif, afektif dan konatif Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis lingkungan adalah, tingkat kebiasaan merokok pada pelajar SMA Negeri 1 Bogor bermula sejak usia belia (SD), akses mendapatkan rokok yang sangat mudah, pengaruh lingkungan pergatulan, orang tua dan iklan yang sangat gencar. Sedangkan analisis pada sikap khalayak sasaran program Kawasan Tanpa Rokok menunjukkan kurangnya pengetahuan dan informasi yang benar tehadap bahaya rokok terhadap kesehatan pada perokok aktif maupun pasif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun strategi pemasaran sosial program KTR yang akan dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Crestpent Press, 2006
307.141 2 KAW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Fajriyanti
"Penghayat kepercayaan adalah salah satu bagian dari keberagaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Penghayat kepercayaan lahir dari perkembangan budaya dan filsafat nenek moyang yang diajarkan secara turun temurun  sebagai pedoman yang dipegang teguh. Namun, ada pihak-pihak seperti kelompok agama islam yang secara nyata menyebabkan kelompok penghayat kepercayaan mulai kehilangan identitas dan mencari upaya lain dalam mempertahankan identitas mereka. Penelitian ini dihimpun melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam. Temuan dari penelitian ini adalah adanya faktor-faktor yang menyebabkan semakin berkurangnya keikutsertaan anggota kelompok dan adanya konversi yang terjadi dari penghayat kepercayaan menjadi penganut salah satu agama. Terjadinya penurunan anggota menyebabkan kelompok kepercayaan mencoba berkesenian sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan identitas dan berlindung dari stigma negatif masyarakat. Dengan demikian, berkesenian menjadi sebuah alat selain melestarikan kebudayaan juga rasa aman bagi penghayat dalam melaksanakan tradisi dan ajaran mereka.

Believers of 'unofficial religion' are one part of the diversity of cultures. The believers were born from the cultural and philosophical development of the ancesrors traditionally taught as a solidly held guide. However, there is an Islmaic religious group thai in reality causes believers of 'unofficial religion' groups to lose their identity and seek other attempts at maintaining their identity. This research was collected through participant observation and in-depth interviews. The findings of this study are the factors that cause a reduction in the participation of group members and the conversion that occurs from believers of 'unofficial religion' to become believers of one religion. The work of declining members has led the groups to try and do their arts as part of the effort to preserve their identity and protect themselves from the negative stigma of society. Thus, artistry becomes a tool in addition to preserving culture as well as a sense of security for followers in carrying out their traditions and teachings."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen May Laurensia
"Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang harus diperhatikan dan diselesaikan oleh Pemerintah. Program Keluarga Harapan PKH merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka pengentasan dan penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini membahas mengenai implementasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat masih belum berjalan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya beberapa dimensi dari implementasi kebijakan publik yang belum dipenuhi dengan baik, meliputi standar dan sasaran kebijakan publik, sumber daya kebijakan publik, serta komunikasi antar-organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana.
Dimensi standar dan sasaran kebijakan publik dikarenakan masih adanya permasalahan terkait penetapan sasaran yang dinilai belum tepat, serta KPM PKH yang sudah terintegrasi secara sistem di dalam administrasi database, namun belum mendapatkan ATM dan buku tabungan. Dimensi sumber daya kebijakan publik dikarenakan kurangnya pelatihan untuk SDM Pelaksana PKH, serta sarana dan prasarana yang dimiliki belum memadai.
Dimensi komunikasi antar-organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana disebabkan belum maksimalnya penyediaan informasi dan sosialisasi, pertemuan kelompok, serta komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh Pelaksana PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Poverty is one of the issues that must be addressed and resoved by the Government. Program Keluarga Harapan PKH is one the efforts made in the framework of poverty alleviation and eradication. This study discusses the implementation of Program Keluarga Harapan PKH in Tapos District, Depok Municipality, West Java Province. This research uses post positivist approach with qualitative data collection technique.
The results of this study indicate that the implementation of Program Keluarga Harapan PKH in Tapos Tapos District, Depok Municipality, West Java Province is still not running optimally. This is because there are still some dimensions of the implementation of public policy that have not been met well, including public policy standards and objectives, public policy resources, as well as inter organizational communication and implementing activities.
Public policy standards and objectives are still due to problems that are not accurately targeted, as well as KPM PKH that has been interated in the system in database administration, but has not received ATM and savings book. The dimension of public policy resources is due to the lack of training for human resources for implementing PKH, as well as the facilities.
The dimensions of inter organizational communication and implementing activities are not yet maximized in the provision of information and socialization, group meetings, and communication and coordination conducted by PKH executors in Tapos District, Depok Municipality, West Java Province.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulani Novia Rostini
"Program-program remaja dibuat dan dikembangkan berdasarkan desifiensi dari remaja dan untuk pencegahan permasalahan remaja, tidak terkecuali dengan program pendidikan sebaya dalam isu kesehatan reproduksi di sekolah. Pengelola program remaja merupakan salah satu significant others yang berperan untuk meningkatkan intensi para pendidik sebaya untuk mengembangkan program pendidikan sebaya di sekolah. Menurut theory of planned behavior, salah satu cara untuk meningkatkan intensi adalah dengan berubuah sikap significant others agar lebih positif atau favorable (ajzen, 2005). Oleh karena itu, fokus intervensi pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap positif terhadap remaja melalui appreciative inquiry sebagai upaya pengembangan program remaja dengan menggunakan pendekatan psikologi positif di youth center PKBI Jawa Barat khususnya program pendidikan sebaya di sekolah dampingan. Hasil dari uji Wilcoxon signed rank teiirhadap evaluasi workhop menunjukan adanya perubahan sikap yang lebih positif terhadap remaja setelah para pengelola program remaja di youth center PKBI Jawa Barat mengikuti workshop appreciative inquiry.

Youth programs created and developed by deficits of adolescents and for prevention of adolescent problems, not least with peer education programs in reproductive health issues in schools. Youth program management is one of significant others whose role is to improve the intentions of the peer educators to develop peer education programs in schools. According to the theory of planned behavior, one way to increase the intention is to change the attitude of significant others to be more positive or favorable (Ajzen, 2005). Therefore, the focus of the intervention in this study is to increase positive attitudes toward youth through Appreciative Inquiry workshop as an efforts of youth program development by using positive psychology approach to youth centers in West Java IPPA. Results of the Wilcoxon signed rank test to evaluate the workshop showed a change in a more positive attitude toward youth after the youth program management attending Appreciative Inquiry workshop.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triane Widya Anggriani
"Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan salah satu program terobosan Kementerian Pertanian untuk menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta kesenjangan antar subsektor. Program PUAP berupa pemberian fasilitas bantuan modal usaha untuk petani, buruh tani maupun rumah tangga tani yang disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) selaku kelembagaan tani yang berfungsi sebagai pelaksana PUAP.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pelaksanaan program tersebut terhadap penerima dana PUAP dengan evaluasi yang dianalisis adalah : (1) mengetahui gambaran pelaksanaan program PUAP di Gapoktan Rukun Tani, (2) menganalisis kinerja Gapoktan Rukun Tani, dan (3) menganalisis dampak pelaksanaan program PUAP terhadap peningkatan pendapatan petani pengguna dana PUAP.
Hasil penelitian menyarankan bahwa Program PUAP layak dipertahankan karena dalam pelaksanaanya benar-benar memberikan manfaat kepada masyarakat. Selain itu perlu diaktifkannya peran penyuluh pendamping gapoktan, karena pengurus gapoktan dan masyarakat masih memerlukan arahan dalam mengembangkan usahanya, termasuk dalam hal administrasi maupun dalam hal budidaya usaha tani tanaman pangan dan hortikultura kepada anggota PUAP secara intensif dan berkelanjutan.

The Rural Agribusiness Development Program (PUAP) is one of important program of Ministry of Agriculture to reduce poverty and job creation. It is also intended to reduce assymetric development between urban and rural along with subsectoral gap by providing capital assistance to farmers, farm laborers, and farm households channeled through the Joint Farmers Group (Gapoktan) as farmers institution who implement PUAP program.
This study aimed to analysis the impact of the program on PUAP participants. The evaluation consists of (1) understanding the implementation PUAP Program in Gapoktan Rukun Tani, (2) analysing the performance of Gapoktan Rukun Tani, and (3) analysing the impact of PUAP Program implementation on the income of farmer’s PUAP recipient.
The results suggest that the The Rural Agribusiness Development Program should be maintained because it provides significant benefit to the community. Beside that, the role of facilitator of Gapoktan should be actived, because the management of gapoktan and the society still need direction to develop the business, including the administration proses and also farm crops and horticulture technological aspects to member PUAP intensively and sustainably.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istianah
"Pemberlakuan wisata berbasis syari’ah di Indonesia belum dapat dikatakan sempurna, meskipun terdapat potensi yang besar dalam pemberlakuannya dalam menarik wisatawan Muslim dunia. Desa Wisata Cibuntu yang sejak tahun 2012 telah menjadi destinasi wisata di Kabupaten Kuningan dijadikan objek pengembangan pariwisata sebagai desa percontohan terciptanya Desa Wisata Halal berbasis komunitas di Jawa Barat. Terdapat tantangan dan hambatan dalam penyelenggaraan program, diantaranya adalah belum adanya regulasi yang berlaku di Indonesia, stigma negatif tentang Islam yang intoleran, serta dari segi internal, yaitu terbatasnya waktu dan anggaran pelaksanaan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti bagaimana program desa wisata halal dalam Rancangan Peraturan Desa Wisata Halal dapat menjadi salah satu inovasi pengembangan desa melalui penerapan teori keislaman dalam mencapai maqashid asy-syari’ah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosio legal yang berfokus pada pengembangan Desa Wisata Cibuntu menjadi Desa Wisata Halal Cibuntu menurut Raperdes dan tindakan sosial dengan tinjauan maqashid asy-syari’ah. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa program desa wisata halal telah diberlakukan siklus pertama pemberdayaan oleh inisiator desa halal dengan metode PAR yang berlangsung dari tahun 2018 hingga tahun 2019. Desa Wisata Cibuntu sebagaimana regulasinya telah memenuhi cakupan kebutuhan primer (dharury) dalam pembahasan maqashid asy-syari’ah, meskipun belum sempurna dalam langkah pencapaian kemaslahatan dari tingkatan kebutuhan sekunder (hajiyat) dan kebutuhan tersier (tahtsiniyat).

The implementation of sharia-based tourism in Indonesia cannot be said to be perfect, although there is great potential in its implementation in attracting world Muslim tourists. Cibuntu Tourism Village, which since 2012 has become a tourist destination in Kuningan Regency, has been used as an object of tourism development as a pilot village for the creation of a community-based Halal Tourism Village in West Java. There are challenges and obstacles in implementing the program, including the absence of applicable regulations in Indonesia, negative stigma about intolerant Islam, as well as from an internal perspective, namely the limited time and budget for implementation, and so on. In this study, the author will examine how the halal tourism village program in the Draft Halal Tourism Village Regulation can be one of the village development innovations through the application of Islamic theory in achieving maqashid asy-syari’ah. This study uses socio-legal research method that focuses on developing the Cibuntu Tourism Village into a Cibuntu Halal Tourism Village according to the Raperdes and social actions with maqashid asy-syari’ah review. The results of this study show that the halal tourism village program has been implemented in the first cycle of empowerment by the halal village initiator with the PAR method which took place from 2018 to 2019. The Cibuntu Tourism Village as per its regulations has fulfilled the coverage of primary needs (dharury) in the discussion of maqashid ash-syari’ah , although not yet perfect in the steps of achieving benefit from the level of secondary needs (hajiyat) and tertiary needs (tahtsiniyat)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>