Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Rahmah Ayu Anggrenani
"ABSTRAK
Sebagai negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di areal pertanian serta perkebunan. Pekerjaan tersebut mengharuskan para pekerjanya untuk kontak langsung dengan tanah, sehingga resiko mendapat infeksi cacing tanah (STH) dan prevalensi infeksi tersebut meningkat. Oleh karena itu, tujuan riset ini adalah untuk menentukan efektivitas penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan terkait siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH pada pekerja kebun di perkebunan X di Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Variabel terkait pengetahuan tersebut juga diuji dalam riset ini. Desain riset ini adalah pre-post study. Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa 52,4% dari subyek adalah pria, 69% adalah lulusan SD, 64.3% tidak memiliki pengetahuan apa pun mengenai infeksi STH and 59,5% tidak pernah terinfeksi STH. Selisih antara nilai tes sebelum dan sesudah penyuluhan juga dianalisis bersama dengan keempat variabel di atas, tetapi tidak ditemukan keterkaitan yang signifikan diantaranya. Pengetahuan mengenai siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH sebelum penyuluhan berkaitan erat dengan variabel umur (p<0.05) dan pengetahuan mengenai infeksi STH sebelum riset ini dijalankan (p<0.05). Sedangkan variable pengalaman terinfeksi STH dan tingkat pendidikan tidak terkait secara signifikan dengan pengetahuan mengenai siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH sebelum penyuluhan. Secara umum, setelah penyuluhan kesehatan nilai tes para subyek meningkat secara signifikan. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan nilai pre- test dan post-test yang dianalisis dengan tes Wilcoxon (p<0.05). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH diantara pekerja kebun di Pacet, Cianjur secara umum tanpa memperhitungkan variabel yang ada.

ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country, where a large number of people work in plantation areas. This requires constant exposure to soil, thereby increasing the risk of acquiring STH infection and its prevalence. Hence the goal of this research is to figure out the adequacy of health education in heightening the knowledge of life cycle and modes of infection and transmission of STH among agricultural workers in Pacet, Cianjur, West Java. Other variables affecting the prior knowledge and its improvement were also assessed. This research used pre-post study design. It is obtained from the data that 52,4% of the subjects were male, 69% graduated from Elemetary School, 64.3% had no prior knowledge regarding STH infection and 59,5% had never been infected with STH. The difference score was also analyzed with all four variables, but showed no association between each of them. The knowledge about the morphology, life cycle and modes of transmission prior to health education were significantly associated with two out of four variables; gender (p<0.05) and knowledge of infection (p<0.05). On the other hand, education and history of infection does not significantly relate to the knowledge about life cycle and modes of transmission of STH prior to health education. Subsequent to health education, agricultural workers? knowledge showed significant improvement, seen by comparing pre-test and post-test and analyzing them with Wilcoxon test (p<0.05). In conclusion, health education has proven to be adequate in heightening knowledge regarding life cycle and modes of infection and transmission of STH among agricultural workers in Pacet, Cianjur when variables are not taken into account.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Putrianita Yafistham
"Infeksi soil-transmitted helminths (STH) memiliki prevalensi tinggi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia sebagai negara agrikultur, memiliki banyak area perkebunan, dan para pekerja kebun di sana memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi STH karena pekerjaan mereka yang terpapar dengan tanah. Tujuan dari riset ini adalah untuk melihat apakah pemberian penyuluhan kesehatan efektif pada pengetahuan tentang tanda dan gejala infeksi STH di pekerja kebun, Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Riset ini menggunakan desain pre-post study. Data dikumpulkan menggunaka kuesioner yang diberikan melalui wawancara. Analisis data dilakukan dengan program SPSS 20.0. Hasil yang didapat adalah pada para pekerja kebun tersebut 52,4% berjenis kelami pria, 11,9% tidak lulus SD, 64,3% tidak memiliki pengetahuan sebelumnya mengenai infeksi STH, 59,9% tidak memiliki riwayat infeksi STH, dan 52.4% tidak memiliki riwayat infeksi di sekitar mereka. Pengetahuan tanda dan gejala dari infeksi STH tidak memiliki perbedaan bermakna dengan jenis kelamin (Independent t-test, p> 0,05), pendidikan terakhir (Kruskal-Wallis, p>0,05), pengetahuan sebelumnya mengenai infeksi STH (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat terinfeksi STH (Mann-Whitney, p>0,05), dan riwayat infeksi di sekitar (Mann-Whitney, p>0,05). Tingkat pengetahuan para pekerja kebun setelah pemberian penyuluhan tidak memiliki perbedaan bermakna dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05), pendidikan terakhir (Kruskal-Wallis, p>0,05), pengetahuan sebelumnya mengenai STH (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat terinfeksi STH (Mann-Whitney, p>0,05), dan riwayat infeksi di sekitar mereka (Mann-Whitney, p>0,05). Setelah pemberian penyuluhan, tingkat pengetahuan para pekerja kebun memiliki perbedaan bermakna dari sebelum penyuluhan (Wilcoxon test, p<0,05), dengan nilai median yang meningkat dari 60 (0-100) menjadi 100 (40-100). Dapat disimpulkan bahwa pemberian penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda dan gejala infeksi STH pada pekerja kebun.

Soil-Transmitted Helminths (STH) infection has a high prevalence in developing countries such as Indonesia. Indonesia, as an agricultural country, have many plantation areas, and the plantation workers have higher risk of infection due to their soil-related work. The purpose of this study is to see the effectiveness of health education on the knowledge of signs and symptoms of STH infection in plantation workers, Pacet, Cianjur, West Java. The research design used was a pre-post study. Data collection was using questionnaires given in a form of interview. Analysis of the data was done using SPSS 20.0 program. Result showed 52,4% were male, 11,9% were elementary dropouts, 64,3% has no prior knowledge of STH infection, 59,9% have no history of STH infection, and 52.4% have no surrounding STH-infected history. Knowledge of signs and symptoms has no significant difference with gender (Independent t-test, p> 0,05), last education (Kruskal-Wallis, p>0,05), knowledge of infection (Mann-Whitney, p>0,05), history of STH infection (Mann-Whitney, p>0,05), and history of surrounding infection (Mann-Whitney, p>0,05). The increase of knowledge after being given health education has no significant difference with gender (Mann-Whitney, p>0,05), last education (Kruskal-Wallis, p>0,05), history of STH infection (Mann-Whitney, p>0,05), and history of surrounding infection (Mann-Whitney, p>0,05). After health education had been given, the plantation workers’ knowledge had significant difference before education (Wilcoxon test, p<0,05), with the median increased from 60 (0-100) to 100 (40-100). In summary, it is effective to give health education to improve the knowledge of signs and symptoms of STH infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnes Tasya Citra Anggini
"Soil transmitted helminths (STH) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di pedesaan. Untuk mencegah infeksi, masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai STH. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan mengenai siklus hidup STH pada murid tsanawiyah di Kecamatan Pacet, Cianjur. Penelitian menggunakan desain pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil 10 September 2011 di Madrasah (MTs) Tsanawiyah X (total populasi), Pacet, Cianjur menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai siklus hidup STH. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon.
Hasil riset menunjukkan dari 133 responden sebagian besar adalah lakilaki (54,1%), kelas 2 (41,4%), riwayat belum pernah terinfeksi (56,4%), dan riwayat orang sekitar yang pernah terinfeksi (78.9%). Sebelum penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan adalah 40 (0-80). Uji statistik menunjukkan delta score tidak berbeda bermakna (p>0.05) terhadap karakteristik responden. Sesudah penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan adalah 60 (0-100). Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan murid mengenai morfologi dan daur hidup STH sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,001). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid mengenai morfologi dan daur hidup STH tidak berhubungan dengan karakteristik responden tetapi dipengaruhi oleh penyuluhan.

Soil Transmitted Helmithes (STH) is a serious health problem in Indonesia especially in rural area. To prevent the infection, people should be given the knowledge about STH. This research was conducted to know the effectiveness of health education in increasing the knowledge level of STH life cycle among Madrasah Tsanawiyah (MTs) students in Pacet, Cianjur. The research design used pre-post study with the intervention of health education. The data was taken on 10 September 2011 in Madrasah Tsanawiyah X (total population), Pacet, Cianjur using questionnaire which consist of questions about STH life cycle. The data was analyzed by Wilcoxon test.
The result shows from 133 students most of them were male (51.4%), second grader (41.4%), has never been infected before (56.4%), and most of them have surrounding people who have been infected (78.9%). Before health education, the median score was 40(0-80). From the statistic test, the delta score had no association with the respondent's demographic characteristic (p>0.05). After health education, the median score was 60(0-100). Wilcoxon test shows there was a significant difference in the knowledge level of STH morphology and life cycle before and after health education (p<0.001). In summary, the knowledge level of STH morphology and life cycle did not have association with the respondent?s demographic characteristic but was influenced by health education."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Chusnul Chotimah
"Infeksi Soil-Transmitted Helmiths (STH) umum terjadi di negara tropis seperti Indonesia. Orang yang pekerjaannya menuntut kontak dengan tanah seperti pekerja kebun menjadikan mereka beresiko terinfeksi STH. Tujuan riset ini adalah mengetahui efek penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan perilaku melindungi diri dari infeksi STH pada pekerja kebun pada perkebunan X di Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Selain efek dari penyuluhan, riset ini juga mempelajari pengaruh faktor lain terhadap pengetahuan. Desain riset yang digunakan adalah pre-post study. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai 42 plantation workers menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan program SPSS 11.5. Pada hasil analisis terdapat 52,4% PW laki-laki, 69% lulusan Sekolah Dasar, 59,5% tidak pernah terinfeksi cacing STH, dan 52,4% tidak mengetahui orang sekitar yang pernah cacingan. Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara perilaku melindungi diri terkait infeksi STH dengan gender (Mann-Whitney, p>0,05), tingkat pendidikan (one way ANOVA, p>0,05), riwayat infeksi (T-independent, p>0,05), dan riwayat infeksi sekitar (T-independent, p>0,05). Peningkatan pengetahuan perilaku setelah penyuluhan tidak berbeda bermakna dengan pendidikan (Mann-Whitney, p>0,05) dan riwayat infeksi sekitar (Mann-Whitney, p>0,05), namun berbeda bermakna dengan gender (Mann-Whitney, p<0,05) dan riwayat infeksi (Mann- Whitney, p<0,05). Setelah penyuluhan, pengetahuan mengenai perilaku melindungi diri berbeda bermakna dengan sebelum penyuluhan (Wilcoxon, p<0,05). Dapat disimpulkan, penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan PW mengenai perilaku melindungi diri dari infeksi STH. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan gender dan riwayat infeksi, namun tidak berhubungan dengan latarbelakang pendidikan dan riwayat infeksi sekitar.

Soil-Transmitted Helminths (STH) infection commonly happens in tropical county such as Indonesia. People whose work require them to have contact with soil have risk to acquire STH infection. The aim of this research is to know the effect of health education on improving the knowledge of protective behavior against STH infection among plantation worker of plantation X in Pacet, Cianjur, West Java. Other factors influencing the knowledge and its improvement also were investigated. The design used was pre-post study. Data was gathered through interviewing 42 plantation workers based on questionnaires. Analysis was done using SPSS 11.5 program. Result exhibited 52,4% were male, 69% elemetary school graduates, 59,5% had never been infected with STH, and 52,4% did not have surrounding people infected with STH. Protective behavior had no significant difference with gender (Mann-Whitney, p>0,05), education level (one way ANOVA, p>0,05), infected history (T- independent, p>0,05), and surrounding infected history (T-independent, p>0,05). Knowledge improvement after health education had no significant difference with education level (Mann-Whitney, p>0,05) and surrounding infected history (Mann- Whitney, p>0,05), but had significant difference with gender (Mann-Whitney, p<0,05) and infected history (Mann-Whitney, p<0,05). After health education, students’ knowledge showed significant difference than before education (Wilcoxon test, p<0,05). In conclusion, health education is effective in improving students’ knowledge of protective behavior against STH infection. Knowledge increase is associated with gender and infected history but not associated with educational background and surrounding infected history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Astrella
"ABSTRAK
Infeksi Soil transmitted helminths (STH) adalah salah satu jenis infeksi yang sering terjadi di negara berkembang di daerah tropis seperti Indonesia. Anak-anak dan warga yang tinggal di area perkebunan yang lebih rentan untuk terinfeksi STH. Salah satu cara efektif untuk mencegah infeksi ini ada adalah melalui edukasi kesehatan sesuai dengan tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH. Penelitian ini diadakan di Desa Pacet, Jawa Barat dimana mayoritas penduduk dan anak-anak mudah terekspos dengan tanah. Tujuan dari penelitian cross sectional ini adalah untuk mengetahui asosiasi antara tingkat pengetahuan dalam siklus hidup STH dengan tingkat edukasi diantara murid-murid tsanawiyah dan aliyah di Desa Pacet, Jawa Barat. Data yang dikumpulkan dari kuisioner terhadap murid-murid madrasah. Analisis data diselesaikan dengan menggunakan program SPSS 11.5 dan etode chi-square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 2,1% dari murid-murid tsanawiyah mendapatkan nilai baik, 9,1% cukup, dan 88% buruk. Sedangkan untuk murid-murid aliyah, 3,1% dari murid-murid tersebut mendapatkan nilai baik, 19,6% cukup, dan 77,3% buruk. Terdapat perbedaan yang signifikan dari data yang dikumpulkan (p=0,03). Kesimpulannya, terdapat asosiasi antara tingkat pengetahuan tentang siklus hidup STH terhadap tingkat edukasi. Edukasi mengenai kesehatan diperlukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH.

ABSTRACT
Soil transmitted helminths (STH) infection is one of the most common infection which affect most developing countries in tropical area such as Indonesia. Children and people who lived in the plantation area are more prone to have STH infection. One of the most effective way to prevent the infection is by giving health education based on the current level of knowledge about STH infection. This cross sectional research was done in Pacet village where most of the citizens and children are exposed to soil. The aim of this study is to know the association between level of knowledge on life cycle of STH and level of education among tsanawiyah and aliyah students in Pacet village, West Java. The data was collected through questionaires at madarasah students. The data analysis was done by using SPSS 11.5 program and chi-square method. The result in this study showed that 2.1% of tsanawiyah students got good score, 9.1 % and 88% poor. For the aliyah students, 3.1% of the students got good score, 196% fair score and 77.3% poor. There are significant differences in the data (p=0,03). In conclusion, there is association between level of knowledge on STH life cycle regarding STH infections and level of education. Furthermore, health education is needed to improve the knowledge level."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Edhiningtyas
"Soil transmitted helminths (STH) merupakan infeksi yang sering dijumpai di daerah perkebunan sehingga masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar dapat mewaspadai infeksi STH dengan cara penyuluhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan murid madrasah di daerah perkebunan sayur di Kecamatan Pacet, Cianjur mengenai tanda dan gejala infeksi STH. Riset dilaksanakan di Madrasah tsanawiyah (MTs) X Pacet, Cianjur menggunakan desain pre-post study dengan intervensi penyuluhan dan mengikutsertakan semua murid (total populasi). Data diambil tanggal 10 September 2011 menggunakan kuesioner berisi pertanyaan gejala infeksi STH lalu diberikan penyuluhan dilanjutkan post-test. Data diolah dengan program SPSS versi 17.0. Hasilnya menunjukkan murid terbanyak adalah laki-laki (54,1%), kelas 2 (41,4%), tidak memiliki riwayat infeksi STH (56,4%), dan terdapat riwayat infeksi STH orang sekitar (78,9%). Sebelum penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan 40 dan setelah penyuluhan 100. Tingkat pengetahuan dan delta score tidak berbeda bermakna terhadap jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05) dan kelas (Kruskal-Wallis, p> 0,05), tetapi berbeda dengan pengalaman terinfeksi STH dan riwayat infeksi STH orang sekitar (Mann-Whitney, p<0,05). Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan ditemukan berbeda bermakna (Wilcoxon, p<0,05). Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai gejala STH tidak dipengaruhi jenis kelamin dan kelas, tetapi dipengaruhi riwayat infeksi murid dan orang sekitar serta penyuluhan kesehatan.

Soil transmitted helminths (STH) infection is commonly found in plantation area, therefore the community should be given health education to increase their awareness. This research’s objective is to find out the effectiveness of health education on tsanawiyah students’ knowledge level of STH infection signs and symptoms in vegetable plantation area Pacet, Cianjur. It was conducted in Madrasah Tsanawiyah (MTs) X Pacet, Cianjur using pre-post study design and participated by whole students. Data were collected on 10 Desember 2011 using questionnaire about STH infection signs and symptoms, followed by health education and post-test. Data were analyzed using SPSS 17.0. The results showed that the most students were male (54.1%), grade 2 (41.4%), have no history of STH infection (56.4%), and have surrounding with positive STH infection (78.9%). Before health education, the median score was 40 and 100 after health education. Pre-test and delta score were not significantly different with gender (Mann-Whitney, p>0.05) and grade (Kruskal-Wallis, p>0.05), but with studens’ and surrounding infected history (Mann-Whitney, p>0.05). Wilcoxon test showed significant differences between knowledge level before and after heath education (p<0.005). In conclusion, students’ knowledge level is not associated with gender and grade, but with infected history, surrounding infected history, and health education."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Yuspa Liosha
"Infeksi soil transmitted helminths (STH) menjadi masalah, terutama di negara tropis dan subtropis, termasuk di Indonesia. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi infeksi. Sanitasi penduduk di sekitar perkebunan rendah sehingga bisa mencemari tanaman hasil perkebunan. Studi dilakukan untuk mengukur efektifitas penyuluhan tentang STH terhadap murid Madrasah Aliyah di Cianjur. Metode pre-post study dengan intervensi penyuluhan. Koleksi data dilakukan pada tanggal 10 September 2011 pada 49 murid Madrasah Aliyah dengan menggunakan kuisioner berisikan lima pertanyaan seputar morfologi STH. Hasil memperlihatkan bahwa mayoritas murid adalah perempuan sebesar 51%, kelas satu 49%, mempunyai riwayat infeksi STH 57.1%, dan orang di sekitar pernah mengalami infeksi STH 77.6%. Nilai median pre tes 52 (0-80). Berdasarkan tes Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis, skor delta dari tingkat pengetahuan tidak mempunyai hubungan dengan karakteristik demografi kecuali riwayat infeksi orang sekitar (p=0.008). Nilai median meningkat setelah pemberian penyuluhan 72 (28-92). Ditemukan perbedaan bermakna (p<0.001) dalam tingkat pengetahuan terhadap morfologi STH dan siklus hidup pada pre dan post-tes dengan menggunakan tes Wilcoxon. Kesimpulan: penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan murid Aliyah terhadap morfologi dan siklus hidup STH.

Soil transmitted helminths (STH) infection becomes problem, especially in tropical and subtropical country, including Indonesia. Health education appears as one of the solutions to mitigate the infections. The local?s sanitation surround the plantation area is low that it will contaminate the vegetables. The study was conducted to measure the effectiveness of health education about STH among Madrasah Aliyah students located in Cianjur. The pre-post study with the intervention of health education was applied. Data collection held on 10 September 2011 which participated by 49 Madrasah Aliyah students using questionnaire which consist five questions regarding STH morphology. The result depicts that most of them were female with 51% of the total number, first grade 49%, have history toward STH infection 57.1%, and their surrounding people had been infected to STH 77.6%. The median score of the pre test was 52 (0-80). Based on the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis test, the delta score of the knowledge level has no association with the demographic characteristics excluding surrounding infected history (p=0.008). The median score increase after health education 72 (28-92). There was significant difference (p<0.001) in the knowledge level of STH morphology and life cycle in pre and post-test using Wilcoxon Test. Conclusion: health education was effective in increasing the knowledge level of Aliyah students regarding STH morphology and life cycle."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Anggraini
"Infeksi soil-transmitted helminths (STH) adalah penyakit yang sering dijumpai di daerah pedesaan dan perkebunan Indonesia. Anak-anak sangat rentan terkena infeksi ini dan komplikasinya adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah infeksi STH. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan tentang perilaku proteksi diri terhadap infeksi STH pada murid tsanawiyah di Madrasah X, Pacet, Cianjur. Desain penelitian adalah pre-post study. Data diambil tanggal 10 September 2011 dengan membagikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai perilaku proteksi diri terhadap infeksi STH kepada 133 murid (total populasi). Data diolah dengan program SPSS 17.0. Hasilnya menunjukkan responden terbanyak adalah laki-laki (54,1%), kelas dua (41,4%), riwayat terinfeksi STH negatif (56,%) dan riwayat orang sekitar positif terinfeksi (78,9%). Pada uji Mann-Whitney/Kruskal-Wallis, tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan dan delta score dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05), kelas (Kruskal-Wallis, p>0,05), riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat infeksi orang sekitar (Mann-Whitney, p>0,05). Sebelum penyuluhan, nilai median adalah 50 (10-82) dan setelah mendapat penyuluhan median menjadi 70 (20-100). Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Disimpulkan penyuluhan kesehatan memiliki effek dalam meningkatkan pengetahuan perilaku proteksi diri terhadap STH.

Soil-transmitted helminths infection is easily found in rural areas in Indonesia. Moreover, children are really prone to be infected. It can cause the worst complication for them, which is the delay of growth and development. The purpose of this research is to know the effect of health education about protective behavior related to STH among tsanawiyah students in Pacet, Cianjur. Research design was pre-post study. Data were taken at 10 September 2011 by giving questioners about protective behavior of STH to 133 students (total population). The data was analyzed by SPSS 17.0 program. Then, the result showed most students are male (54,1%), second grade (41,4%), negative infected history (56%) and positive surrounding infected history (78,9%). By analyzing the data with Mann-Whitney/Kruskal-Wallis test, there were no association between knowledge level before health education & delta score and gender (Mann-Whitney,p>0,05), grade (Kruskal-Wallis, p>0,05) ,negative infected history (Mann-Whitney,p>0,05) , surrounding infected history (Mann-Whitney,p>0,05). Before health education, median score was 50 (10-82). Then, it increased to 70 (20-100) after health education. In other words, Wilcoxon test described that there was a significant difference between health education and knowledge level. In conclusion, health education has an effect to increase knowledge of protective behavior related to STH. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisya Natasha Putri
"ABSTRAK
Infeksi soil-transmitted helminthes merupakan penyakit yang sering ditemui di Indonesia, terutama pada daerah dengan tingkat kebersihan rendah seperti pedesaan. Walaupun penyakit ini seringkali dijumpai pada anak-anak, tidak banyak orang dewasa yang terinfeksi penyakit ini terutama dewasa yang pekerjaan sehari-harinya berhubungan dengan tanah, dalam hal ini pekerja kebun.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas penyuluhan mengenai pencegahan infeksi STH pada pekerja kebun di Pacet, Cianjur, Desain penelitian ini adalah pre-post study dengan penyuluhan kesehatan sebagai intervensi. Penelitian ini diselenggarakan pada tanggal 10 September 2011 dengan membagikan kuisioner pretest kepada 42 pekerja kebun (total populasi). Setelah itu dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan infeksi STH, lalu semua peserta penyuluhan menerima kuisioner posttest. Data dianalisis dengan program SPSS 17.0 dengan uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah laki-laki (52,4%), pekerja kebun dengan tingkat lulusan sekolah dasar (69%), riwayat belum pernah terinfeksi (59,5%), dan riwayat orang sekitar belum pernah terinfeksi (52,4%). Pada uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis, tidak ditemukan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dan delta score sebelum penyuluhan dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05), tingkat pendidikan (Kruskal-Wallis, p>0,05), riwayat terinfeksi (Mann-Whitney, p>0,05), dan riwayat orang sekitar yang pernah terinfeksi (Mann-Whitney, p>0,05). Namun pada uji wilcoxon, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan pekerja kebun sebelum dan sesudah penyuluhan (Wilcoxon, p<0,05). Disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan infeksi STH.

ABSTRACT
Soil-transmitted helminthes infection is commonly found in Indonesia especially in the environment with poor sanitary condition in rural areas. Although the majority of cases usually found in children, adult can also be infected especially for those who have direct contact with soil everyday, such as plantation workers.
The objective of this research is to observe the effectiveness of health education about prevention of STH infection among plantation workers in Pacet, Cianjur. The research design is pre-post study with health education as the intervention. This research was conducted at September 10th 2011 by giving the pretest questionnaires to 42 plantation workers (total population). Then, health education about prevention regarding STH infection was given to all the respondents and after that they received posttest questionnaires. The data was analyzed using SPSS 17.0 program, using Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, and Wilcoxon test.
The result shows that the highest numbers of plantation workers were male (52,4%), plantation workers with elementary school graduated (69%), negative infected history (59,5%), and negative surrounding infected history (52,4%). In Mann-Whitney and Kruskal-Wallis test, there were no significant differences between knowledge level and delta score before health education with gender (Mann-Whitney, p>0,05), education level (Kruskal-Wallis, p>0,05), infected history (Mann-Whitney, p>0,05), and surrounding infected history (Mann-Whitney, p>0,05). However in wilcoxon test, it has been found that there was a significance difference in knowledge level of plantation workers before and after health education (Wilcoxon, p<0,05). To conclude, health education is proven to be effective in improving the knowledge level of prevention of STH infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Andyan Wicaksana
"Rendahnya kesadaran para remaja khususnya murid Madrasah Aliyah terhadap perilaku membuang feses pada tempatnya di perkebunan meningkatkan kemungkinan terinfeksi soil-transmitted helmints (STH). Feses yang terinfeksi telur cacing ini akan mencemari tanah dan sayuran di perkebunan tersebut dan dapat berakibat buruk dikarenakan sayur tersebut didistribusi ke berbagai daerah di Indonesia. Tujuan riset ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas dari penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan STH terhadap murid Aliyah di Pacet, Cianjur. Metode yang digunakan adalah studi pre-post yang dilaksanakan pada 10 September 2011 dengan desain total sampling pada 49 murid Madrasah Aliyah X Pacet, Cianjur kelas X, XI, dan XII. Variabel yang digunakan adalah jenis kelamin, tingkat kelas, sejarah terinfeksi, sejarah terinfeksi orang sekitar dan tingkat pengetahuan murid mengenai pencegahan infeksi STH. Data diolah dengan program SPSS 11.5 dan dianalisis secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis dan Wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar murid adalah perempuan (51%). Jumlah murid terbanyak adalah tingkat pertama sebesar 49%. Lebih dari setengah murid pernah terkena infeksi sebesar 57.1%. Orang di sekeliling murid yang pernah terkena infeksi sebesar 77.6%. Tidak ada perbedaan signifikan antara semua variabel dengan tingkat pengetahuan. Akan tetapi, terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan murid antara sebelum dan sesudah penyuluhan (p=0.001). Dapat disimpulan bahwa penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan murid-murid Madrasah Aliyah mengenai pencegahan infeksi STH.

Low level of awareness regarding defecating in proper place among Aliyah students in plantation areas has increased the chance of being infected by soil-transmitted helminths (STH). Stools containing worms’ eggs will contaminate the soil and vegetables grown in the plantation areas. The vegetables are distributed to places across Indonesia thus will increase the chance of the infection. This research focused on evaluating the effectiveness of health education related to prevention of STH infection towards Aliyah students in Pacet, Cianjur, Indonesia. A Pre-post study was carried out on 10 September 2011 using health education as the intervention. The research design was total sampling using 49 students of Madrasah Aliyah X Pacet, Cianjur ranging from grade X until XII. The process of the data was done by using SPSS 11.5 and statistically analyzed by using Mann-Whitney, Kruskal-Wallis and Wilcoxon. The result showed that most of the were females (51%). Most of them were first graders as much as 49%. More than half of the students have been infected (57.1%). The people in the students’ surrounding have been infected (77.6%). There was no significant difference of knowledge level in both demography characteristic and delta score of the test. However, there was a significant difference in knowledge before and after the test (p=0.001). In summary, the promotion of health education was effective in improving the knowledge of the Aliyah students related to prevention of STH infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>