Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Azmi
"ABSTRACT
Kecenderungan perilaku makan menyimpang merupakan gangguan mental yang ditandai dengan membatasi makanan dan mengontrol berat badan akibat ketakutan seseorang untuk menjadi gemuk. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang juga memiliki resiko terjadinya kecenderungan perilaku makan menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 176 mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,2% responden memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan signifikan antara citra tubuh (P value= 0,040), pengaruh teman (P value = 0,021), dan keterpaparan media massa (P value = 0,023) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa keterpaparan media massa merupakan faktor paling dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014 (P value= 0,04). Mahasiswi yang terpapar media massa memiliki peluang mengalami perilaku makan menyimpang 3,15 kali lebih besar dibandingkan responden yang tidak terpapar media massa setelah dikontrol dengan variabel citra tubuh dan pengaruh teman.

ABSTRACT
Eating disorders tendency are mental disorders that is signed with restraint eating and weight control because of fear of becoming fat. College student is one of group who also has a risk of eating disorders tendency. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of eating disorders tendency in college students in the Health Science University of Indonesia batch 2013 at 2014. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionnaire of 176 college students. Result showed that 85.2% of respondents had eating disorders tendency. There is a significant difference in the proportion of body image (P value= 0.040), peer influence (P value = 0.021), and mass media exposure (P value = 0.023). The result of multivariate test show that mass media exposure is a dominant factor against eating disorders tendency in college students in the Health Science University of Indonesia batch 2013 at 2014 (P value= 0.04). College student who is exposed to the mass media have eating disorders tendency 3.15 greater than respondent who aren’t exposed with mass media after controlled with variable body image and peer influence."
2014
S55084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Irawan
"Kalsium merupakan salah satu mineral penyusun tulang pada masa-masa pertumbuhan manusia. Susu merupakan salah satu sumber asupan kalsium yang baik bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan konsumsi susu terhadap kecukupan asupan kalsium dengan dikontrol oleh kebiasaan sarapan, jenis kelamin, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, konsumsi soft drink, pendidikan orang tua dan uang saku. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan jumlah responden 290 mahasiswa reguler Rumpun Ilmu Kesahatan angkatan 2013 pada bulan april hingga mei 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner umum, kuesioner pengetahuan, food frequency questionare dan 2x24 jam food recall. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan uji Chi square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan 86,6% Memiliki asupan kalsium yang kurang. Hasil analisis bivariat menunjukan terdapat hubungan bermakna antara konsumsi susu dan jenis kelamin. Hasil analisis multivariat menunjukan kebiasaan sarapan merupakan faktor yang mengontrol konsumsi susu terhadap kecukupan kalsium. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan mahasiswa calon tenaga kesehatan dapat menjaga kesehatan serta asupan makanan mereka agar terhindar dari resiko penyakit tulang.

Calcium is a mineral constituent of bone in the human growth period. Milk is a good source of calcium for the body. This study purpose to determine the effect of milk consumption habits of the adequate intake of calcium is controlled by the breakfast habits, gender, knowledge of nutrition, physical activity, consumption of soft drinks, and parental education. The study design is cross-sectional, the number of respondents 290 regular students Health Science Faculty in April 2013 until May 2014. Data was collected through questionnaires general, knowledge questionnaire, food frequency questionare and 2x24 hour food recall. Statistical analysis in this study using Chi square test and multiple logistic regression. The results showed 86.6% Have less calcium intake.
The results of the bivariate analysis revealed that there is a significant relationship between Calcium intake with milk consumption and sex. Multivariate analysis showed the breakfast habit is a factor that controls the influence dairy consumption with calcium intake. Based on these results, prospective students are expected to maintain the health of health workers as well as their food intake in order to avoid the risk of bone disease."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thrisya Marcelina Gulla
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk memahami pengaruh normative belief
(peer influence) terhadap behavioral belief (usefulness, ease of use, enjoyment),
normative belief lain (self-congruence), attitude, serta intention untuk memiliki
smartphone mewah pada remaja. Model konseptual merujuk kepada teori
Technology Acceptance Model. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain
penelitian deskriptif single cross-sectional untuk menguji hubungan antar
variabel. Data dikumpulkan menggunakan metode survey self-administered
questionnaire dengan memanfaatkan siswa Sekolah Menengah Atas sebagai
responden. Obyek yang diteliti adalah iPhone. Hipotesis diuji menggunakan
Structural Equation Modeling.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa suatu belief ternyata mampu
mempengaruhi belief lainnya, selain pengaruhnya terhadap attitude dan intention
to own. Peer influence terbukti signifikan mempengaruhi usefulness, ease of use,
enjoyment, self-congruence, dan attitude, namun tidak berpengaruh signifikan
terhadap intention to own. Perceived enjoyment muncul sebagai determinan
terkuat dalam pembentukan attitude dan intention to own pada remaja
menandakan menonjolnya nilai hedonis iPhone. Attitude terbukti masih
memegang peranan penting dalam pembentukan intention. Usefulness tidak
berpengaruh terhadap attitude dan intention, demikian pula ease of use tidak
berpengaruh terhadap attitude yang menunjukkan remaja belum mampu
melakukan penalaran kognisi yang kuat, masih dalam proses perkembangan
emosional dan masih belum dapat berpikir secara rasional.

ABSTRACT
The purpose of this study is to understand the normative belief (peer
influence's effect towards teenager's behavioral beliefs (usefulness, ease of use,
enjoyment), other normative belief (self-congruence), attitude, and intention to
own luxury smartphone. Conceptual model refers to Technology Acceptance
Model. The research is conducted using single cross-sectional descriptive research
design to test relationships between variables. The data is collected using survey
method (self-administerred questionnaire) with senior high school?s students as
respondents. Research object is iPhone. Hypotheses are tested using Structural
Equation Modeling.
The result shows that a belief can influence other beliefs, attitude, and
intention to own. Peer influence significantly influences usefulness, ease of use,
enjoyment, self-congruence, and attitude, but does not affect intention to own.
Perceived enjoyment emerges as the strongest attitude?s determinant and also
intention to own?s determinant which reflects the salience of iPhone?s hedonic
value. Attitude still plays important role in forming intention. Usefulness does not
affect attitude and intention to own as well as ease of use does not affect attitude,
these reflects teenager?s inability to perform complex cognitive appraisal, process
of emotional development, and inability to think rational., The purpose of this study is to understand the normative belief (peer
influence)’s effect towards teenager’s behavioral beliefs (usefulness, ease of use,
enjoyment), other normative belief (self-congruence), attitude, and intention to
own luxury smartphone. Conceptual model refers to Technology Acceptance
Model. The research is conducted using single cross-sectional descriptive research
design to test relationships between variables. The data is collected using survey
method (self-administerred questionnaire) with senior high school’s students as
respondents. Research object is iPhone. Hypotheses are tested using Structural
Equation Modeling.
The result shows that a belief can influence other beliefs, attitude, and
intention to own. Peer influence significantly influences usefulness, ease of use,
enjoyment, self-congruence, and attitude, but does not affect intention to own.
Perceived enjoyment emerges as the strongest attitude’s determinant and also
intention to own’s determinant which reflects the salience of iPhone’s hedonic
value. Attitude still plays important role in forming intention. Usefulness does not
affect attitude and intention to own as well as ease of use does not affect attitude,
these reflects teenager’s inability to perform complex cognitive appraisal, process
of emotional development, and inability to think rational.]"
2015
T43557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Chungafarmodjo
"Skripsi ini membahas kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja putri di Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta tahun 2013 dan faktor-faktor yang berhubungan. Desain dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Seratus lima murid balet menjadi sampel dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner untuk melihat kecenderungan perilaku makan menyimpang, usia, citra tubuh, rasa percaya diri, perilaku diet, pengaruh orang tua, teman, dan guru balet, serta kelas balet yang diikuti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 29,5% murid balet memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Citra tubuh, perilaku diet, pengaruh orang tua, pengaruh teman, dan tingkat kelas balet memiliki hubungan yang signifikan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang. Tetapi, tidak ada hubungan antara usia, rasa percaya diri, dan pengaruh orang tua dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang. Peneliti menyarankan untuk diberikan edukasi dan informasi mengenai perilaku makan menyimpang kepada murid dan guru balet untuk meningkatkan kesadaran mereka akan hal ini.

The focus of this study is to examine the relations between individual and enviromental factors with the tendency of eating disorders among ballet students from a ballet school in Jakarta. The design of this study is cross-sectional. One hundred five ballet students completed the questionnaire assessing the tendency of eating disorders, age, body image, self-esteem, dieting behavior, parents, peer, and ballet teacher influence, and also the level of ballet class they join.
The result shows that 29,5% ballet students have tendency of eating disorders. Body image, dieting behavior, peer and ballet teacher influence, and the level of ballet class are related significantly with eating disorders. However, there is no relation between age, self-esteem, and parents influence with eating disorders. Researcher suggests that education and information are important to ballet students and the teachers for raising awaraness of eating disorders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Indah Lestari
"ABSTRACT
Perilaku makan menyimpang merupakan gangguan psikologis yang melibatkan obsesi terhadap makanan dan secara ekstrim memiliki perilaku makan yang kurang sehat dan cenderung tidak puas terhadap citra tubuh. Perilaku makan menyimpang berdampak pada fisiologis tubuh antara lain menurunnya kepadatan tulang, abnormalitas elektrolit tubuh, gangguan hormon, dan komplikasi kesehatan. Skripsi ini membahas pengaruh media sebagai faktor dominan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja di SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan responden sebanyak 205 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018 dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square dan faktor dominan menggunakan uji regresi logistik ganda. Pada penelitian ini diketahui 57,6 responden mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan antara perilaku diet p=0,001, jenis kelamin p=0,003, pengaruh teman

ABSTRACT
Eating disorder is psychological illness that involves an obsession with food and extremely unhealthy eating behaviors, followed by body image dissatisfaction. Eating disorder impact physiological body such as decreased bone mineral density, fluid and electrolyte abnormalities, hormone abnormalities, and health complication. This thesis discusses about media influence as dominant factor as subthreshold eating disorder on adolescence at Senior High School 39 Jakarta in 2018. The research was conducted using quantitive method with cross sectional design in 205 respondent. Data were collected in April 2018 with self administrated questionnaire and anthropometric measurement. Statistical analytic for significant association between variables is analyzed using chi square test, while dominant factor is analyzed using binary logistic regression. The result showed that 57,6 respondent have subthreshold eating disorder. There are significant associations between subthreshold eating disorder and dieting behavior."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahla Savira Novelina
"Perilaku caring teman sebaya disinyalir mampu mengatasi kesulitan yang dialami mahasiswa keperawatan dan merupakan faktor pendukung dalam pembentukan perilaku caring setelah orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku caring teman sebaya dan perilaku caring mahasiswa perawat terhadap pasien. Sebanyak 94 mahasiswa profesi dari dua program studi perawat di Jakarta dan Depok dipilih dengan teknik simple random sampling sebagai sampel penelitian ini. Perilaku caring peer diukur dengan Peer-Group Caring Interaction Scale (PGCIS) dan perilaku caring pelajar terhadap pasien diukur dengan Caring Behaviors Inventory (CBI-24). Hasil uji pearson menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku caring teman sebaya dengan perilaku caring siswa (p <0,001) dengan nilai korelasi positif (r = 0,415). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik perilaku caring teman sebaya maka semakin baik pula perilaku caring mahasiswa perawat terhadap pasien. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa perilaku caring teman sebaya yang perlu ditingkatkan adalah modeling, sedangkan perilaku caring mahasiswa terhadap pasien yang perlu ditingkatkan adalah keterhubungan positif Lembaga pendidikan keperawatan perlu memberdayakan teman sebaya dalam mengembangkan budaya caring pada mahasiswa, baik terintegrasi dengan kurikulum dan kegiatan kemahasiswaan.

Peer caring behavior is allegedly able to overcome the difficulties experienced by nursing students and is a supporting factor in the formation of caring behavior after parents. This study aims to determine the relationship between peer caring behavior and student caring behavior towards patients. A total of 94 professional students from two nursing study programs in Jakarta and Depok were selected using simple random sampling technique as the sample of this study. Peer caring behavior was measured by the Peer-Group Caring Interaction Scale (PGCIS) and students' caring behavior towards patients was measured by the Caring Behaviors Inventory (CBI-24). The Pearson test results showed that there was a relationship between peer caring behavior and student caring behavior (p <0.001) with a positive correlation value (r = 0.415). This shows that the better the caring behavior of peers, the better the caring behavior of nurse students towards patients. In this study, it was also found that peer caring behavior that needs to be improved is modeling, while student caring behavior towards patients that needs to be improved is a positive relationship. Nursing education institutions need to empower peers in developing a caring culture in students, both integrated with curriculum and student activities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Farisa
"Konsumsi buah dan sayur pada remaja masih banyak yang belum memenuhi rekomendasi WHO sebesar 400 gram per hari. Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif di masa dewasa dan lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja awal di Depok. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2012 di SMP Negeri 8 Depok dengan 160 siswa kelas 7 dan 8. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan mengunakan teknik systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan wawancara FFQ semi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57.5% responden yang konsumsi buah dan sayur memenuhi 400 gram per hari. Dari hasil bivariat menggunakan uji chi-square terdapat hubungan yang bermakna antara antara sikap (OR=4,5; CI=1,2-17,4), pengetahuan (OR=2,6; CI=1,3-4,9), ketersediaan buah dan sayur di rumah (OR=4,5; CI= 1,2-17,4) dan keterpaparan media massa (OR=4,5; CI=1,2-17,4) dengan konsumsi buah dan sayur.

Fruit and vegetables consumption among adolescent was still less than WHO recommendation of 400 gram per day. Low fruit and vegetable consumption in adolescents can lead to various degenerative diseases in adulthood and elder. The purpose of this study was to identify factors which asosiated with fruits and vegetables consumption. The method used in this study is cross sectional design which was conducted by 160 student respondents at 8 Junior High School Depok in February until June 2012. This study use systematic random sampling technique for taking the samples. Data were collected through the questionnaire and semi quantitative Food Frequency Questionnaire. The result of this study showed that 57,5% respondent who consumed fruit and vegetables which meet 400 gram per day. From analyses data by chi square test, there were significant association between attitude (OR=4,5; CI=1,2-17,4), knowledge OR=2,6; CI=1,3- 4,9, availability in home (OR=4,5; CI=1,2-17,4), and mass media (OR=4,5; CI=1,2-17,4) with fruit and vegetable consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rosiyati
"Obesitas telah ditetapkan sebagai epidemi global dan menyebabkan risiko kematian menjadi tiga kali lipat. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya secara medis, tetapi juga psikologis serta menghilangnya produktivitas dan biaya ekonomi tambahan. Prevalensi obesitas di seluruh dunia terus bertambah hampir tiga kali lipat. Hal serupa terjadi di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas prevalensi obesitas telah mencapai 21,8% pada tahun 2018. Prevalensi ini cenderung mulai meningkat setelah usia 36 tahun ke atas dan kemudian menurun setelah usia 60 tahun ke atas. Tingginya obesitas mengindikasikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan obesitas tersebut.
Tujuan utama dari penellitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan kejadian obesitas pada penduduk Indonesia usia 36-65 tahun. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan desain bersifat cross sectional menggunakan data sekunder IFLS 2014. Faktor-faktor yang dianalisis hubungannya terhadap kejadian obesitas adalah usia, jenis kelamin, suku, status kawin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kebiasaan makan sumber karbohidrat, kebiasaan makan sumber protein, kebiasaan makan sumber lemak, kebiasaan makan sayuran, kebiasaan makan buah, aktifitas fisik berat, aktifitas fisik sedang, aktifitas fisik jalan kaki, kebiasaan merokok, wilayah tempat tinggal, tinggi badan (stunting).
Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukkan determinan kejadian obesitas adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kebiasaan makan sumber protein, kebiasaan makan buah, kebiasaan merokok dan wilayah tempat tinggal. Faktor dominan kejadian obesitas adalah jenis kelamin, yaitu perempuan memiliki risiko menjadi obese 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Obesity has been defined as a global epidemic and triples the risk of death. The impact is not only medically, but also psychologically as well as the disappearance of productivity and economic costs. The prevalence of obesity throughout the world continues to increase almost threefold. Something similar happened in Indonesia, based on Riskesdas data, the prevalence of obesity had reached 21.8% (2018). This prevalence tends to increase after the age of 36 years and above and then decreases after the age of 60 years and over. The high obesity indicates there are factors that affect the increase of obesity.
The main objective of this research is to find out the dominant factors in the incidence of obesity in the Indonesian population aged 36-65 years. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using secondary data of 2014 IFLS. Factors analyzed in relation to the incidence of obesity are age, gender, ethnicity, marital status, education, employment, income, eating habits of carbohydrates, eating habits protein, eating habits, sources of fat, eating habits, eating habits, heavy physical activity, moderate physical activity, walking physical activity, smoking habits, area of ​​residence, height (stunting).
Based on the results of multivariate analysis with multiple logistic regression showed determinant factors of obesity are age, sex, education, occupation, income, eating habits of protein, eating habits of fruit, smoking habits and area of ​​residence. The dominant factor in the incidence of obesity is gender, women have a risk of becoming obese 2,1 times higher than men.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Qurratul Aini
"Klopidogrel, agen antiplatelet pasca Intervensi Koroner Perkutan (IKP), merupakan obat yang profil farmakokinetik dan farmakodinamiknya dipengaruhi oleh Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap respon klopidogrel pada pasien Sidrom Koroner Akut (SKA) setelah IKP. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang terhadap 143 rekam medis pasien SKA dengan IKP di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2018. Subyek dikelompokkan berdasarkan IMT, yakni kategori berat badan berlebih dan kategori berat badan tidak berlebih. Respon klopidogrel dinilai menggunakan luaran Major Adverse Cardiac Event (MACE) dalam tiga puluh hari pertama. Hasil dari penelitian adalah (a). Secara signifikan subyek dengan berat badan berlebih memiliki risiko terjadi MACE lebih tinggi dibanding subyek dengan berat badan tidak berlebih (PR = 6,792, CI 1(1,498 – 30,805). (b). Tidak ada variabel perancu yang berhubungan dengan MACE kecuali jenis klopidogrel. Subyek dengan klopidogrel generik bersifat proteksi terhadap MACE dibanding subyek dengan klopidogrel paten (Plavix) (PR 0,098, CI 0,013 -0,753). Kesimpulan dari penelitian ini adalah IMT berpengaruh secara signifikan terhadap MACE.

Clopidogrel, antiplatelet agent after Percutaneous Coronary Interventions (CPI), is  drug with high individual pharmacokinetic and pharmacodynamic variability interfered by Body Mass Index (BMI). The aim of this study is to assess  impact of BMI on clopidogrel responses after PCI. This comparative cross-sectional study was conducted in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta using 143 Acute Coronary Syndrome (ACS) patient health record years of 2018. Patients were randomly assigned into two groups based on BMI, overweight and normal weight groups. Results of this study are: (a). Overweight patient have higher MACE risk than normalweight patient (PR = 6,792, CI 1(1,498 – 30,805). (b) . No confounding variables are associated with MACE, except type of clopidogrel. Generic clopidogrel have protective effect of MACE ((PR 0,098, CI 0,013 -0,753)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T53367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>