Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akisa Gestantya
"Latar Belakang: Ekspresi emosi marah yang tidak dapat diregulasi dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif khususnya pada remaja, termasuk juga terlibat dalam tindak kriminal kekerasan. Intervensi manajemen marah kelompok akan bermanfaat bagi remaja untuk menurunkan emosi marah.
Metode: Penelitian dilakukan secara quasi experimental. Tujuh remaja laki-laki berusia 17-19 tahun yang memiliki tingkat emosi marah dan perilaku kekerasan tinggi berdasarkan alat ukur Sikap Terhadap Kekerasan dan Buss-Perry Aggression Questionnaire subskala anger dan telah melakukan tindak kriminal kekerasan menjadi partisipan dalam penelitian ini. Mereka diberikan intervensi manajemen marah yang terdiri dari 5 sesi utama, dimana setiap pertemuan berkisar antara 60 hingga 90 menit yang dilakukan dengan jeda 3 sampai 7 hari setiap sesinya. Pada sesi terakhir dilakukan pengukuran post-test dan satu bulan kemudian dilakukan follow-up dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Hasil: Berdasarkan pengukuran kuantitatif didapatkan hasil yang inkonklusif. Melalui hasil pengukuran kualitatif diketahui bahwa seluruh partisipan mengalami penurunan emosi marah.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengukuran kualitatif, penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen marah kelompok berhasil mengatasi emosi marah pada remaja pelaku kekerasan di Lapas Anak Pria Tangerang.

Background: Anger that are failed to be expressed and regulated in a healthy way can often bring various negative consequences, including involvement in violent crime in adolescents. Group anger management is argued able to bring favorable outcomes, especially in reducing anger.
Methods: This study is a quasi experiment. Seven adolescents aged 17 to 19 years old who have committed serious violent crimes and now serving prison-time at Lapas Anak Pria Tangerang participated in this study. All of them scored high in Attitude Towards Violence and high in anger from the measures of Buss-Perry Aggression Questionnaire anger subscale. They were all given a 5-session group anger management program, with each session lasting for 60 to 90 minutes. Each session also has a 3 to 7 days interval. Post-test were given in the last session and also a follow-up test 1 month after the last session, using measurements that were used in the pre-test.
Result: The results from the quantitative measures are deemed to be inconclusive. However, qualitative measures showed that group anger management was effective in reducing anger for all participants.
Conclusion: According to the qualitative results, this study showed that group anger management is effective in reducing anger in juvenile delinquents serving prison-time at Lapas Anak Pria Tangerang.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fara
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pekerja sosial dalam program rehabilitasi anak nakal di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pemilihan informannya adalah purposive sampling dengan informannya adalah koordinator pekerja sosial, pekerja sosial, dan juga penerima manfaat sebagai klien lembaga. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam setiap tahapan program rehabilitasi PSMP handayani, terdapat banyak peranan pekerja sosial yang membantu rehabilitasi anak nakal. Namun pekerja sosial di dalamnya masih kurang memadai.

This study aimed to describe the role of social workers in rehabilitation programs in juvenile delinquents at Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. The research approach used was qualitative descriptive research. Informant selection techniques is purposive sampling with the informant is the coordinator of social workers, social workers, and beneficiaries as well as the agency's clients. The results showed that in each phase of the rehabilitation program PSMP handayani, there are many roles of social workers who help rehabilitate juvenile delinquents. But social workers in it is still inadequate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sulistijaningsih
"The delinquent who are in the prison have right to get education and training according to their talents and competence.
In connection with the case above and to gat how far the guidence has an impact on change of delinquent behavior as long as they are doingtime in prison. ln this research, the researcher use qualitative method with social control paradigm especially social bounding theory by Travis Hirschi.
From the research we can conclude the connection between implementation guidance and wich is given tothe delinquent at bandung prison can change the children behavior as long as they are doing time in prison."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T 22297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Maharani
"Coping stress merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi remaja untuk melakukan kekerasan seksual. Beberapa penelitian menemukan bahwa pelaku kekerasan seksual memiliki coping stress yang tidak efektif dalam menghadapi stres yang dialaminya, sehingga
cenderung memilih untuk melakukan kekerasan seksual sebagai salah satu bentuk coping stress. Kemampuan coping stress yang tidak efektif ini dapat memperbesar kemungkinan seseorang melakukan residivisme di masa depan, sehingga dibutuhkan suatu pendekatan yang mampu
memperbaiki kemampuan coping stress yang dimiliki remaja pelaku kekerasan seksual.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan intervensi berbasis Good Lives Model (GLM) yang menekankan pada kekuatan atau faktor protektif yang dimiliki oleh individu. Intervensi ini akan dilakukan dalam bentuk kelompok yang bertujuan untuk mengubah coping stress remaja pelaku kekerasan seksual yang tidak efektif (emotion-focused dan avoidance-focused) menjadi lebih efektif (task-focused). Hal ini kemudian diharapkan dapat mengurangi kemungkinan remaja pelaku kekerasan seksual akan melakukan re-offending di masa depan.
Desain penelitian ini adalah quasi experimental yang dilakukan pada 6 partisipan remaja laki-laki pelaku kekerasan seksual berusia 17-19 tahun. Intervensi dilakukan sebanyak 5 sesi dalam jangka waktu 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh partisipan mengalami perubahan coping stress yang dimilikinya, terutama secara kognitif dalam evaluasi kualitatif. Penelitian ini juga menemukan bahwa intervensi dalam bentuk kelompok memberikan efek keterbukaan dan kebersamaan yang dirasakan oleh seluruh partisipan.

Coping stress is considered as one of the factor that contributes in juvenile sex offending. Several studies have found that juvenile sex offender have ineffective coping stress in dealing with stress they experienced. They tend to commit sexual violence as a form of coping with stress. One of the approach intervention that quite successful to change coping stress is Good Lives Model (GLM). This approach emphasizes the strengths or protective factors that are owned by individuals. Studies found that sex offender in strength-based intervention have lower rate of re-offending compared to sex offender in general risk-based intervention.
In this study, the GLM approach (Good Lives Model) will be conducted in the form of group intervention aimed to change ineffective juvenile sex offender’s coping stress (emotion focused and avoidance-focused) to be more effective (task-focused). It is then expected to reduce the likelihood of juvenile sex offenders will re-offending in the future.
This study design is quasi-experimental. Participants involves were six male prisoners aged 17-19. Interventions conducted in 5 sessions in a period of 1 month. Results in qualitative evaluation showed that all participants experienced a change in the coping stress, especially cognitively. This study also found that group intervention have therapeutic effect such as openness and togetherness that felt by all participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Ismoyo Y.
Jakarta : Nisata Mitra Sejati, 2019
344.032 76 GAL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tiky Nindita
"Tesis ini membahas mengenai efektivitas dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) ketika diterapkan untuk menangani masalah pengelolaan rasa marah (anger management) pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian dengan subjek tunggal. Subjek merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki kesulitan dalam mengelola rasa marah. Sebelum intervensi, subjek mengekspresikan rasa marah dengan sering menampilkan perilaku seperti berteriak, menangis dan berdiam diri di dalam kamar. Tingkat marah subjek juga tergolong sangat tinggi jika diukur menggunakan anger meter, sementara berdasarkan CBCL tampak bahwa ranah aggressive behavior yang berada pada area klinis. Subjek memiliki false belief bahwa lingkungan tidak menyayanginya ketika keinginannya tidak terpenuhi atau ketika ia tidak dilayani kebutuhannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengelola rasa marah dan perubahan kesalahan berpikir pada anak. Hal tersebut terlihat dari menurunnya tingkat marah saat diukur menggunakan anger meter dan nilai CBCL yang menurun, terutama ranah aggressive behavior yang berada pada area normal.

This study focuses on the effectivity of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in anger management for the child. This study is single-case study. Subject of this study is a nine years old boy who has difficulty in managing anger, often yelling, crying and withdraw to stay in his room. He has 10 level of anger based on anger meter and clinical range for aggressive behavior based on Child Behavior Checklist (CBCL). His false belief is whenever his needs and wishes are not fulfilled or granted then no one cares for him or he is not loved.
The result of this study showed that CBT is effective in managing anger and changing client's cognitive distortion. This showed by the reduction of anger meter level and also the range of aggressive behavior that become normal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Kusuma
"Penelitian ini bertujuan melihat gambaran prasangka diantara siswa yang terlibat tawuran, pada dua sekolah yang dikelola oleh organisasi keagamaan yang berbeda. Menurut Baron & Byrne (1994), prasangka merupakan sikap negatif yang ditujukan pada anggota-anggota suatu kelompok tertentu, dikarenakan keanggotaannya pada kelompok tersebut. Hogg dan Abrams (1988) menyatakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk membagi dunia sosialnya menjadi dua kategori Us ^n Them, dan memandang orang-orang di sekitamya sebagai bagian dari kelompoknya {in-group) atau kelompok lain {out-group) dan inilah yang menjadi awal timbulnya sikap prasangka terhadap kelompok out-group. Selanjutnya menurut Myers (1988) prasangka memiliki tiga komponen yaitu kognitif, terdiri dari keyakinan stereotip tentang kelompok outgroup-^ afektif, dimana perasaan emosional negatif mengikuti reaksi kognitif; dan behaviour tendency, yaitu adanya kecenderungan untuk bertingkah laku negatif terhadap target prasangkanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif untuk memahami prasangka-prasangka yang ada secara lebih mendalam serta lebih terperinci sebagaimana subyek mengalaminya di dalam konteks mereka. Subyek penelitian ini adalah 17 orang siswa dari dua sekolah yang dikelola organisasi keagamaan yang berbeda, berlokasi berdekatan dan yang saling bermusuhan serta sering terlibat tawuran. Metode pengambilan data yang utama menggunakan wawancara mendalam, serta observasi sebagai metode penunjang.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam permusuhan ini para siswa dari masing-masing sekolah memiliki prasangka terhadap kelompok siswa dari sekolah musuhnya yang berkembang melalui proses kategoii sosial berdasarkan agama yaitu kelompok siswa dan sekolah-sekolah beragama Islam dan beragama Kristen/Katolik, serta accentuation effect dan in-groupfavouritism seperti misainya pembedaan antara kelompoknya yang berkeinginan imtuk damai sedan^an kelompok musuh tidak ingin berdamai dan kelompoknya tidak pemah membawa senjata tajam sedangkan pihak musuh selalu membawa senjata tajam.
Prasangka-prasangka siswa SMU X adalah bahwa: siswa musuh membenci dan melakukan penghinaan terhadap agama Islam, siswa musuh mayoritas bersuku Ambon, sekolah musuh memaksakan agamanya terhadap siswa non-Kristen, siswa musuh menggunakan julukan Israel karena menyamakan keberadaannya dengan negara Israel, membawa senjata tajam dalam tawuran, menggunakan susuk agar kebal jika dilukai, berperilaku sadis terhadap lawan tawurannya, dibantu pihak lain dalam tawuran (alumni, siswa beberapa sekolah musuh, anak asrama di depan SMK Y.'orang kampung' beberapa daerah, siswa SMP Y), didukung pihak polisi dan media koran, serta siswa musuh tidak berkeinginan berdamai.
Prasangka-prasangka siswa SMK Y adalah bahwa: siswa musuh membenci agama Kristen/Katolik dan suku Ambon, melakukan penghinaan terhadap agama Kristen/Katolik, menggunakan julukan Doski berkaitan dengan agamanya, mempunyai reputasi buruk di perusahaan tempatnya praktek kerja lapangan atau bekeija, melakukan tekanan terhadap siswa baru yang berasal dari SMP Y, menuduh SMK Y membakar A1 Quran, sengaja mencari musuh untuk lawan tawurannya, hanya berani memulai tawuran jika bequmlah banyak, membawa senjata tajam dalam tawuran, berperilaku sadis (sampai membunuh) terhapda lawan tawurannya, guru di sekolah musuh menjadi provokator dalam tawuran, siswa musuh dibantu pihak lain dalam tawuran ('orang kampung' beberapa daerah, siswa SMP musuh, siswa beberapa sekolah musuh), didukung pihak polisi, serta siswa musuh tidak berkeinginan untuk berdamai."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S2840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BKN-KKA, 1972
364.36 BAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Ilona
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan marah dengan pendekatan kognitif perilaku pada penderita nyeri kepala tegang Tension Type Headache . Ditemukan bahwa penderita nyeri kepala tegang memliki kecenderungan menahan emosi marah secara berlebihan. Selain itu, ditemukan bahwa para penderita nyeri kepala tegang berpotensi mengalami penurunan produktivitas dan waktu untuk bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi- eksperimental dalam bentuk within-subject design, dengan satu kelompok partisipan yang terdiri dari 6 subyek. Masing-masing partisipan mengikuti sesi sebanyak lima kali, disertai satu kali pra-sesi dan satu kali sesi post test. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dan kualitatif dari hasil pre-test dan post-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan emosi marah dengan pendekatan kognitif dapat mengurangi gejala nyeri kepala pada penderita Tension Type Headache. Seluruh partisipan menunjukkan pengurangan perilaku menahan marah Anger Expression-In dalam STAXI-2 dan penurunan gejala nyeri kepala secara frekuensi, durasi dan intensitas.

ABSTRACT
The purpose of this research is to the effect of anger management by using cognitive behavioral approach in Tension Type Headache TTH sufferers. Tension Type Headache sufferers tend to suppress their anger exceedingly. Tension Type Headache also can decreased productivity and amount of time to work the individual who has Tension Type Headache. This research is a form of quasi experiment, one group consists of six participants. Each participants attended five sessions, followed by one pre session and one post test session. After that, the analysis will be done by comparing quantitative and qualitative data from the result of the pre test and post test session. Results suggest that anger management by using cognitive behavioral approach reduced symptoms in Tension Type Headache sufferers. All participant reduced their Anger Expression In STAXI 2 and reported a decreasing in the frequency, intensity and duration of their headaches. "
2017
T47514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Athiah Wardana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemidanaan terhadap anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual harus mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Lembaga yang melakukan pembinaan bagi anak yang terpidana melakukan tindak pidana kekerasan seksual ialah Lembaga Pembinaan Khusus Anak dan dibantu oleh Pembimbing Kemasyarakatan.
Pembinaan anak di LPKA Kelas I Tangerang tidak sepenuhnya dibantu oleh Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Serang dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan internal LPKA Kelas I Tangerang. Pembinaan bagi anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual juga tidak dibedakan dari anak yang melakukan tindak pidana lain, dan pembinaan khusus hanya akan diadakan ketika muncul hal yang sifatnya darurat.

This study aims to determine the rehabilitation development of juvenile sex offenders in the Youth Correctional Center (LPKA) Tangerang. The results showed that the criminal prosecution of juvenile sex offenders should be referred to the Law No. 11 Year 2012 on Children Criminal Justice System. Institutions which are providing supervision for children who are convicted of a criminal act of sexual violence is the Agency is assisted by the Special Child and Community Advisors.
Rehabilitation development of children in LPKA Tangerang is not fully accompanied along by Social Counsellor (Pembimbing Kemasyarakatan) from The Central Penitentiary (Bapas) Serang due to limitation of human resources and internal policies of LPKA Tangerang. Guidance for juvenile sex offenders inside LPKA Tangerang is no different from children who commit other crimes, and special guidance will only be held when it appeared the nature of the issue a child has is an emergency.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>