Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138932 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartini
"Kekambuhan skizofrenia merupakan masalah yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang. Jumlah penderita skizofrenia yang kambuh terjadi peningkatan disetiap bulannya. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 dari bulan Januari 48, Februari 55, Maret 60. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai gambaran kekambuhan pada penderita skizofrenia di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014. Desain penelitian yang dipakai yaitu metode kualitatif, penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014 teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian, penderita kambuh dan tidak kambuh terlihat bahwa pada keluarga penderita skizofrenia yang kambuh dukungan keluarga (pengetahuan, sikap, budaya, stigma) dan kepatuhan minum obat. Variabel tersebut yang mempengaruhi terjadinya kekambuhan terlihat bahwa masih ada keluarga yang memperlakukan penderita dengan kasar dan hanya memperhatikan minum obatnya saja namun kenyataannya masih ada penderita yang tidak teratur minum obat. Sedangkan pada kasus pembanding yaitu pada keluarga penderita yang kambuh justru sebaliknya. Sedangkan pada kedua kelompok ini budaya disetiap suku terlihat penanganan yang berbeda-beda. Di butuhkan program terapi keluarga pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang.

Schizophrenia relapses is a problem that occurs in SingkawangMental Hospital, West Kalimantan Province. The number of patients with schizophrenia who relapse increased every month. Based on the data, there was an increase of cases from January (48 cases), February (55 cases), and March (60 cases). The aims of this study isto find out information about the relapse overview in schizophrenia patients at Singkawang West Kalimantan Province in the year of 2014.The study design used is a qualitative method. The study was conducted in May-June 2014.In-depth interviewstechniques was used for data collection. The results showed there are five variables that influence the occurrence of relapse, ie family support (knowledge, attitudes,culture, stigma)and drug compliance. There are families still treat the patients with rude and only pay attention to take his medication alone but in fact there are still people who do not regularly take medication. While in the case of the comparison which is to the patient's family, just the opposite is happening. While in the both groups, the handling look the difrent in every cultures. Family therapy program is needed at the Singkawang Mental Hospital, West Kalimantan Province. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Widyastuti Rahayu
"Skizofrenia merupakan gangguan yang lebih kronis dan melemahkan dibandingkan gangguan mental yang lain, sehingga membutuhkan keluarga sebagai support system. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Psikoedukasi Keluarga terhadap Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat pada Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di wilayah Puskesmas Kalasan Yogyakarta. Desain quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 50 diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data dengan Independent t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat pada anggota keluarga dengan skizofrenia di wilayah Puskesmas Kalasan Yogyakarta. Berdasarkan hasil tersebut terapi Psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan jiwa dalam meningkatkan dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat.

Schizophrenia is a chronic mental disorder that is more severe than others, thus need a family as a support system. The purpose of this study is to determine the effects of family psychoeducation toward Family Support and Medication Adherence of Family Members with Schizophrenia in Target Area of Kalasan Mental Hospital, Yogyakarta. The design of this study was quasi-experimental pre-post test with control group. The samples of this study were 50 responden, taken by purposive sampling technique. Analysis of this study was the Independent t-test and paired t-test. The results showed that family support was significantly increased after receiving FPE and medication adherence were not significantly increased. FPE is recommended as a therapeutic nursing in improving family support and medication adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Herawan
"Dukungan keluarga keluarga merupakan salah satu faktor keberhasilan rehabilitasi dan kekambuhan. Kambuh atau relapse merujuk pada kembalinya perilaku penyalahgunaan narkoba secara rutin setelah sebelumnya mengalami pemulihan. Tulisan ini bertujuan untuk Mengeksplorasi hubungan antara variabel independen (dukungan keluarga) dengan variabel dependen (risiko kekambuhan). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan analitik korelasi. Teknik yang digunakan adalah teknik sampling, dan jumlah sampel yang diambil adalah 90 orang. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel terikat adalah risiko kekambuhan. Pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian uji statistik menggunakan Pearson Likelihood Ratio menghasilkan nilai α = 0,745 (α > 0,05), yang menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara dukungan keluarga dan risiko kekambuhan. Temuan ini menunjukkan bahwa risiko kekambuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, tidak hanya dukungan keluarga. Penelitian selanjutnya harus mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kekambuhan, seperti lingkungan sosial dan kesehatan mental. Rekomendasi untuk pasien, berkomunikasi secara terbuka dengan keluarga tentang kebutuhan selama masa pemulihan.

Family support is one of the success factors of rehabilitation and relapse. Relapse refers to a return to regular drug abuse behavior after a period of recovery. This paper aims to explore the relationship between the independent variable (family support) and the dependent variable (risk of relapse). This study is quantitative in nature with a correlation analytic approach. The technique used was sampling technique, and the number of samples taken was 90 people. In this study, the independent variable is family support, while the dependent variable is the risk of recurrence. Data collection in this study used a questionnaire. The results of statistical test research using Pearson Likelihood Ratio resulted in a value of α = 0.745 (α > 0.05), which indicates the absence of a significant relationship between family support and the risk of recurrence. This finding suggests that the risk of relapse is influenced by various other factors, not only family support. Future research should identify other factors that may influence relapse risk, such as social environment and mental health. Recommendations for patients, communicate openly with the family about needs during the recovery period."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Veronika Rampisela
"Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang serius dan kronis. Penyakit ini ditandai dengan gangguan dalam pemikiran, persepsi, dan tingkah laku. Karena gangguan-gangguan ini dapat memicu penderita Skizofrenia untuk bunuh diri atau mencoba bunuh diri, penderita Skizofrenia mempunyai usia harapan hidup yang lebih rendah dari populasi umum. Skizofrenia juga sulit untuk didiagnosis karena belum ada tes secara fisik untuk mendiagnosisnya dan gejala-gejalanya sangat mirip dengan beberapa gangguan jiwa lainnya. Dengan menggunakan Northwestern University Schizophrenia Data, penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan orang yang menderita Skizofrenia dan orang yang tidak menderita Skizofrenia. Data tersebut terdiri dari 392 observasi dan 65 variabel yang merupakan data demografis dan data kuesioner Scale for the Assessment of Positive Symptoms dan Scale for the Assessment of Negative Symptoms yang diisi oleh klinisi. Metode klasifikasi yang digunakan adalah machine learning dengan metode Support Vector Machines SVM dan Twin Support Vector Machines Twin SVM menggunakan MATLAB R2017a. Simulasi dilakukan dengan data dan persentase data training dan testing yang berbeda-beda. Pada setiap simulai, akurasi serta running time diukur. Validasi dan evaluasi performa dari model yang telah dioptimasi dilakukan dengan mengambil rata-rata dari sepuluh kali Hold-Out Validation yang dilakukan. Pada umumnya, metode Twin SVM berhasil mengklasifikasikan data Skizofrenia dengan lebih akurat dibandingkan dengan metode SVM. Metode Twin SVM dengan kernel Gaussian menghasilkan hasil akhir akurasi klasifikasi data Skizofrenia yang terbaik, yaitu 91,0 . Berdasarkan hasil akhir running time, metode SVM dengan kernel Gaussian untuk klasifikasi data Skizofrenia mempunyai running time yang paling cepat, 0,664 detik. Selain itu, metode SVM dengan kernel linear, metode SVM dengan kernel Gaussian, dan metode Twin SVM untuk klasifikasi data Skizofrenia berhasil mencapai akurasi hingga 95,0 dalam setidaknya satu simulasi.

Schizophrenia is a severe and chronic mental disorder. This disorder is marked with disturbances in thoughts, perceptions, and behaviours. Due to these disturbances that can trigger Schizophrenics to commit suicide or attempt to do so, Schizophrenics have a lower life expectancy than the general population. Schizophrenia is also difficult to diagnose as there is no physical test to diagnose it yet and its symptoms are very similar to several other mental disorders. Using Northwestern University Schizophrenia Data, this research aims to distinguish people who are Schizophrenics and people who are not. The data consists of 392 observations and 65 variables that are demographic data as well as clinician filled Scale for the Assessment of Positive Symptoms and Scale for the Assessment of Negative Symptoms questionnaires. Classification methods that are used are machine learning with Support Vector Machines SVM and Twin Support Vector Machine Twin SVM using MATLAB R2017a. Simulations are done with different data and percentage of training and testing data. In each simulation, accuracy and running time are measured. Performance validation and evaluation of the optimized models are done by taking the average of ten times Hold Out Validations that were done. In general, Twin SVM successfully classified Schizophrenia data more accurately than the SVM method. Twin SVM with Gaussian kernel produced the best final accuracy in classifying Schizophrenia data, 91.0 . Based on the final running time, SVM with Gaussian kernel has the fastest running time in classifying Schizophrenia data, 0.664 seconds. Furthermore, SVM with linear kernel, SVM with Gaussian kernel, and Twin SVM managed to reach an accuracy of 95.0 in at least one simulation in classifying Schizophrenia data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Noviana
"Remaja saat ini mengalami krisis kesehatan mental seperti depresi karena kurang kuatnya dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada remaja. Metode yang digunakan cross sectional dengan teknik purposive sampling. Jumlah responden penelitian sebanyak 101 remaja dengan depresi di rawat jalan rumah sakit jiwa. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner dukungan keluarga yang berjumlah 19 pertanyaan dan kuesioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II) merupakan salah satu alat ukur yang populer dan paling banyak digunakan dalam mendeteksi depresi berjumlah 21 pertanyaan. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikansi (α ≤ 0,050) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada remaja di poliklinik rumah sakit jiwa (p=0,001). Disarankan agar perawat di tatanan komunitas dan institusi pendidikan bekerja sama untuk memberikan edukasi kesehatan terkait kesehatan mental remaja kepada remaja khususnya di rawat jalan rumah sakit jiwa.

Adolescents are currently experiencing a mental health crisis such as depression due to lack of strong family support. This study aims to determine the relationship between family support and the incidence of depression in adolescents. The method used was cross sectional with purposive sampling technique. The number of research respondents was 101 adolescents with depression in outpatient psychiatric hospitals. The questionnaire used was a family support questionnaire totaling 19 questions and the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) questionnaire is one of the popular and most widely used measuring instruments in detecting depression totaling 21 questions. Statistical tests using Chi Square with significance (α ≤ 0.050) showed a significant relationship between family support and the incidence of depression in adolescents in outpatient psychiatric hospitals pvalue <0.001. It is recommended that nurses in health services and educational institutions work together to provide health education related to adolescent mental health to adolescents, especially in outpatient psychiatric hospitals. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslina
"Klien pasca stroke yang tidak melakukan perawatan yang optimal dapat menyebabkan terjadinya stroke berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga, program pemulangan dan karakteristik klien dengan perawatan di rumah pada aggregate dewasa pasca stroke di Bukittinggi. Penelitian ini mengggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian 144 klien dewasa pasca stroke.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan dukungan keluarga, program pemulangan, usia, jenis kelamin dan pendidikan dengan perawatan pasca stroke di rumah. Dukungan keluarga diperlukan dalam perawatan pasca stroke di rumah serta program pemulangan dari rumah sakit perlu terencana dan sistematis.

Post-stroke clients who do not do the optimal treatment can lead to recurrent stroke.. This study aims to determine the relationship of family support, repatriation programs and the characteristics of clients with home care in the aggregate post-stroke adult in Bukittinggi. These studies use traditional cross-sectional design of the study sample with clients poststroke.
The study found a significant associations of family support, repatriation program, age, gender and education with post-stroke care at home. Family support is needed in post-stroke care at home as well as the repatriation program of the hospital need to be planned and systematic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fitri
"Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu merupakan peringkat ke-3 tertinggi jumlah kasus penderita TBC Paru dari 12 kab/kota yang ada di Provinsi Riau. Puskesmas Ujung Batu merupakan salah satu puskesmas yang memiliki kasus penderita TBC terbanyak se-Kabupaten Rokan Hulu. Faktor penyebab dari tingginya angka penderita TBC Paru dapat disebabkan oleh praktik perilaku pencegahan penularan penyakit TBC Paru yang rendah sehingga mempercepat penyebaran TBC Paru. Faktor- faktor yang mempengaruhi pencegahan penularan TBC Paru adalah faktor pengetahuan, sikap dan tindakan dari individu. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi penderita TBC Paru dalam berperilaku untuk mencegah penularan TBC Paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru di wilayah kerja Puskesmas Ujung Batu. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus melalui wawancara mendalam terhadap lima orang informan utama dan lima orang informan kunci. Hasil dari penelitian ini diperoleh mayoritas penderita TBC Paru berjenis kelamin laki-laki yang berusia 30-60 tahun,status sosial ekonomi keluarga berada di level menengah kebawah dengan tingkat pendidikan mayoritas tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), praktik dalam keluarga sebagian besar sudah menerapkan perilaku pencegahan penularan TBC Paru, budaya dalam batuk/bersin sebagian penderita sudah berperilaku menutup mulut dengan tangan/masker namun budaya meludah masih disembarang tempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh kuat terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Bagi puskesmas sebaiknya mengoptimalkan sosialisasi terkait peran dukungan keluarga bagi penderita TBC Paru, sehingga masyarakat khususnya keluarga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru.

Based on health profile data for Riau Province, Rokan Hulu Regency is ranked 3rd with the highest number of cases of pulmonary TB sufferers from 12 districts/cities in Riau Province. Ujung Batu Health Center is one of the health centers that has the most TB cases in Rokan Hulu Regency. The causal factor for the high number of patients with pulmonary tuberculosis can be caused by the low level of practice of prevention of transmission of pulmonary tuberculosis, thereby accelerating the spread of pulmonary tuberculosis. The factors that influence the prevention of transmission of pulmonary tuberculosis are the factors of knowledge, attitudes and actions of individuals. Support from the family is the most important element in increasing the self-confidence and motivation of people with pulmonary tuberculosis in behavior to prevent transmission of pulmonary tuberculosis. The purpose of this study was to determine the description of family support for the behavior of preventing disease transmission in patients with pulmonary tuberculosis in the working area of the Ujung Batu Health Center. Methods This research uses qualitative methods with case studies through in-depth interviews with five key informants and five key informants. The results of this study obtained that the majority of pulmonary TB sufferers were male aged 30-60 years, the socioeconomic status of the family was at the lower middle level with the education level of the majority graduating from junior high school (SMP), most of the practices in the family had implemented behavioral prevention of pulmonary TB transmission, culture in coughing/sneezing, some sufferers have the behavior of covering their mouths with their hands/masks, but the culture of spitting is still everywhere. This study shows that family support has a strong effect on disease prevention behavior in patients with pulmonary tuberculosis. It is better for puskesmas to optimize socialization related to the role of family support for pulmonary tuberculosis sufferers, so that the community, especially families, can play an active role in providing support to improve disease transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis sufferers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Yeni
"Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Keefektifan terapi pasien hipertensi ditentukan oleh kepatuhan, dan dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan seberapa besar hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pada pasien hipertensi. Ini merupakan penelitan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 59 orang. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tanggal 4-30 April 2013 dengan menggunakan kuesioner. Analisa data penelitian terdiri dari analisa univariat yang menggambarkan dukungan keluarga dan kepatuhan responden sedangkan analisa bivariat menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 54% responden mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori sedang dan 59 % responden mempunyai kepatuhan dengan kategori sedang. Hasil uji statistik didapatkan nilai (r) = 0,786. Disimpulkan bahwa dukungan keluarga mempunyai hubungan sangat kuat dengan kepatuhan dan terdapat hubungan searah, sehingga semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi kepatuhan. Dukungan keluarga berkontribusi sebesar 61,8% terhadap kepatuhan. Keluarga harus lebih memperhatikan pemberian dukungan informasional terhadap pasien hipertensi.

Family Support Affect Patient Compliance with Hypertension. Hypertension is a state of increased systolic blood pressure greater than 140 mmHg and or diastolic greater than 90 mmHg. The effectiveness of treatment is determined by the compliance of hypertensive patients, and family support can be a very influential factor. This study aims to determine the relationship of family support with adherence in hypertensive patients. The study was a descriptive correlative with cross sectional approach and sample are 59 people. Data collection was conducted at Puskesmas Padang Pasir from 4 to 30 April 2013, collected using questionnaires. Data analysis consisted of univariate analysis that describes the family support and adherence respondents then bivariate analysis using Rank Spearman (r) correlation test. The results showed 54% of respondents have family support with medium category and 59% respondents have compliance with medium category. Statistical test results obtained values (r) = 0.786. Concluded that family support has a very strong relationship with compliance and there is a direct relationship, so higher family support make impact higher compliance. Family support accounted for 61.8% of compliance. Family should pay more attention to providing informational support to patients with hypertension"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidia Ropiqotul Waridah
"Mahasiswa termasuk ke dalam kelompok usia remaja akhir, yang memiliki tanggung jawab pada masa perkembangannya dalam melewati masa transisi untuk memasuki masa dewasa. Tugas perkembangan mahasiswa pada masa ini adalah mempersiapkan karir melalui pendidikan. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai populasi berisiko dihadapkan dengan berbagai sumber stres yang berkontribusi terhadap terganggunya status kesehatan mental, termasuk stres akademik. Stres akademik merupakan stres yang berasal dari kegiatan akademik. Keluarga sebagai sistem pendukung diasumsikan memengaruhi kejadian stres akademik pada mahasiswa. Keluarga sebagai sistem pendukung memiliki elemen berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga secara umum beserta elemen-elemennya dengan stres akademik mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia tahun angkatan 2021 sebanyak 102 responden dengan rentang usia 17-25 tahun yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Educational Stress Scale for Adolescents untuk mengukur stres akademik mahasiswa dan kuesioner dukungan keluarga Friedman untuk mengukur dukungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara dukungan keluarga dengan stres akademik. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji statistik korelasi Pearson dan didapatkan hasil p value sebesar 0.056 (α = 0.05). Namun, apabila dijabarkan per-elemen, terdapat hubungan signifikan antara dukungan penghargaan (p value = 0.009; α = 0.05) dan dukungan informasional (p value = 0.002; α = 0.05) dengan stres akademik.

College students are included in the age group of late teens, who have responsibilities during their developmental period in going through the transition period to enter adulthood. The task of student development at this time is to prepare for a career through education. In this case, college students as a population at risk are faced with various sources of stress that contribute to the disruption of mental health status, including academic stress. Academic stress is stress that comes from academic activities. Family as a support system is assumed to influence the incidence of academic stress in college students. The family as a support system has elements in the form of emotional support, appraisal support, instrumental support, and informational support. The aims of this study are to identify the correlation between family support in general and its elements with student academic stress. This study is a quantitative study with a cross-sectional design method. The sample in this study were students of the Health Sciences Cluster, Universitas Indonesia, in the year 2021 as many as 102 respondents with an age range of 17-25 years who were selected by the stratified random sampling method. The instruments used in this study were the Educational Stress Scale for Adolescents to measure student academic stress and the Friedman family support questionnaire to measure family support. The results showed that there was an insignificant relationship between family support and academic stress. This is proved by the Pearson correlation statistical test and the p value is 0.056 (α = 0.05). However, if the elements are broken down, there is a significant correlation between appraisal support (p value = 0.009; = 0.05) and informational support (p value = 0.002; = 0.05) with academic stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Komalasari
"Salah satu masalah yang sering terjadi pada keluarga dalam merawat pasien dengan skizofrenia adalah timbulnya beban keluarga, ekspresi emosi dan juga stigma terhadap keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien dengan skizofrenia yaitu dalam pemberian dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari hubungan antara tingkat ekspresi emosi, beban keluarga, stigma keluarga dan dukungan keluarga pada pasien dengan skizofrenia di poliklinik psikiatri Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan.
Penelitian ini menggunakan kuesioner The Zarith Burden Interview, Family Questionnare (FQ), Stigma items dari schedule for clinical assessment in neuro psychiatry (SCAN) dan Kuesioner dukungan keluarga. Desain penelitian adalah cross sectional, teknik sampel menggunakan accidental sampling dengan melibatkan 82 keluarga. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi-square).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 48,8% keluarga dengan ekspresi emosi tinggi, 2,4% keluarga dengan beban berat dan 51,2% keluarga dengan tanpa beban, 92,7% keluarga terdapat stigma dan 54,9% keluarga masuk dalam kategori tidak mendukung. Hasil uji korelasi yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi emosi dengan dukungan keluarga (p value= 0,028, α=0,05) sedangkan beban keluarga dan stigma tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan dukungan keluarga (p value beban keluarga = 0,992 dan p value stigma =0,685). Hasil penelitian ini menunjukan diperlukan intervensi keluarga yang lebih efektif untuk meningkatkan dukungan keluarga dan menurunkan angka stigma pada keluarga yaitu dengan program edukasi keluarga.

One problem that often occurs in families in treating patients with schizophrenia is the emergence of a family burden, emotional expression and also stigma towards the family. This can affect the family in treating patients with schizophrenia in providing family support. This study aims to identify and explore the relationship between the level of emotional expression, family burden, family stigma and family support in patients with schizophrenia in the psychiatric clinic at Dr. Soeharto Heerdjan Mental Hospital.
This study uses the Zarith Burden Interview questionnaire, Family Questionnare (FQ), Stigma items from the schedule for clinical assessment in neuro psychiatry (SCAN) and the family support questionnaire. The study design was cross sectional, the sample technique used accidental sampling involving 82 families. Data analysis used univariate and bivariate analysis (chi-square test).
The results showed that 48,8%  families with high emotional expression, 2,4%  families with heavy burdens and 51,2% families with no burden, 92,7%  families were stigmatized and 54,9%  families included in the category did not support. Correlation test results that there is a significant relationship between emotional expression with family support (p value = 0.028, α = 0.05) while family burden and stigma there is no significant relationship with family support (p value family burden = 0.992 and p value stigma = 0.685). The results of this study indicate that more effective family interventions are needed, to increase family support and reduce stigma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>