Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Senewe, Felly Philipus
"Di daerah tertinggal dengan segala keterbatasannya masih dijumpai anak baduta yang tidak menderita diare. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor sistem penunjang yang ada terhadap kejadian tersebut. Penelitian menggunakan data Riskesdas 2007 dengan sampel 6450 baduta.
Penelitian ini menemukan proporsi kejadian tidak diare satu bulan terakhir sebesar 77%. Penelitian ini juga menemukan, faktor sistem penunjang pada tingkat individu adalah tidak adanya gizi buruk kurang (OR: 4,02) dengan kontribusi sebesar 32%, dan tidak adanya penyakit lain (OR: 10,2) dengan kontribusi sebesar 37%. Faktor pada tingkat rumah tangga adalah tidak langsung minum air (IOR: 11,8-310), adanya wadah air (IOR: 15,6-234), dan imunisasi lengkap (IOR: 12,4-293). Faktor pada tingkat Kabupaten adalah tersedianya sarana kesehatan (IOR: 1,4-17,1).
Penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih/sehat, menyediakan air bersih, imunisasi lengkap pada bayi, dan menyediakan sarana kesehatan.

In remote places, where people face a lot constraints and barriers in order to obtain health services, we still found children under two years old without suffering from diarrhea. The objective of this research was to explore the relationships between the supporting factors and the above mentioned event. As many as 6,450 children under 2 years old from the Riskesdas 2007 were taken as samples for this research.
The study found that the proportion of those without diarrhea less than one month was 77%. We found that, the role of supporting factors at individual level were the absence of malnutrition (OR: 4.02) contributed to 32%, and the absence of diseases (OR: 10.2) contributed to 37%. The factor influenced at household level were: not directly drink potable water (IOR: 11.8-310), having water container (IOR: 15.6-234), and completed immunization (IOR: 12.4-293). The factor at district level was the availability of health facilities (IOR: 1.4-17.1).
This research recommended the following: promoting healthy behavior, providing clean water, completely immunize the children, and ensuring adequate availability of health facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
D1443
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik
"Penelitian ini merupakan studi mengenai TVRI masa Orde baru yang diarahkan pada peran TVRI dalam pendidikan politik rakyat dengan menganalisis penayangan pidato kampanye Pemilu masa orde baru melalui TVRI.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari naskah pidato kampanye Organisasi Peserta Pemilu (OPP) yang ditayangkan di TVRI, Undang-Undang tentang Pemilu, Arsip Surat Keputusan - Surat Keputusan baik yang dikeluarkan oleh Presiden, Menteri-Menteri maupun Peraturan Pemerintah yang berhubungan dengan kebijakan kampanye melalui TVRI, wawancara dengan tokoh-tokoh yang terkait, informasi dari surat kabar, buku-buku, dan sumbersumber lain, Baik berupa sumber primer maupun sumber sekunder.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Iangkah-langkah penelitian historis,, yakni melalui pengumpulan sumber (heuristik), kemudian data yang telah terkumpul melaui proses kritik, selanjutnya penulis melakukan interpretasi dan terakhir menyajikan uraian deskriptif (historiografi).
Media massa (termasuk didalamnya TVRI) umumnya berfungsi sebagai medium hiburan, medium penerangan, medium promosi dan medium pendidikan, termasuk pendidikan politik. Idealnya, melalui TVRI masyarakat dapat diberikan pemahaman tentang politik, baik melalui pemberitaan maupun acara-acara yang dapat menjelaskan hak dan kewajiban pemerintah terhadap rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada masa Orde baru TVRI tidak menunjukkan fungsinya dalam pendidikan politik, Hal ini disebabkan karena Pemerintah Orde Baru menerapkan sistem pers otoritarian. Dalam system ini Pemerintah dengan kekuasaannya dapat membuat aturan kultural yang ketat dengan cara melarang opini yang tidak sejalan dengan negara, media massa harus dibawah kontrol negara. Pemerintah Orde Baru telah mengorganisir TVRI untuk mendukung dan memajukan kebijakan pemerintah, serta menjadikan TVRI menjadi abdi negara.
Peran TVRI sebagai pendukung dan abdi negara ditampilkan dengan jelas pada pemilu Orde Baru, yaitu Pemilu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997, diantaranya dengan dibuatnya aturan yang membatasi pidato kampanye Pemilu di TVRI dalam bentuk waktu yang relatif singkat dan adanya sensor dari Pemerintah.
Kemenagan Golkar sebagai Partai pemerintah sebenarnya telah dapat diperkirakan, namun manjadikan TVRI sebagai alat propaganda Pemerintah untuk mempertahankan status quo adalah harga yang harus dibayar mahal. Munculnya sikap tidak percaya dari OPP nonGolkar dan masyarakat terhadap TVRI dari Pemerintah adalah buktinya.

The aim of this research is to study the role of TVRI in the Orde Baru periode aimed to the role of TVRI on the people of political education by analyzing the presentation of the public election speech campaign during Orde Baru period on TVRI.
The data collected was the manuscript of the campaign speech of the organization of public election participants presented on TVRI, the public election regulations, the file of the decrees, the decrees either issued by President and minister or the government regulation related to the campaign policy on TVRI, the involved figures interview, the newspaper information, the related literatures and other primary or secondary sources.
The research employed a descriptive historical design. The data was collected, and it was critized, interpreted and presented in the descriptive design (historiography).
Mass media (including TVRI) generally functions as a medium of entertainment, information, promotion and education, including the education on politics. Ideally, TVRI can present the comprehension of politic through either news report or program. It can explain the government's right and obligation to people in the nation and country life.
The result of the research shows that in the Orde Baru period, TVRI didn't show its function on political education. This caused the Orde Baru government applied the otoritarian press system. In this, the government with its power could apply a strick cultural law to forbid the irrelevant opinion with the government, mass media had to be controlled by the government, the Orde Baru government had organized TVRI to support and apply the goverment policy and made TVRI a servant of the state.
The role of TVRI as a supporter and servant of the state was clearly presented in the Orde Baru public election, such as public election in 1971, 1977, 19S2, 1987, 1992 and 1997. In addition, the government made regulation to limit the public election campaign speech on TVRI with the limited time and sensor from the goverment party could be predicted, but it made TVRI a government propaganda device to hold back the status quo wich must be expensively paid. It arose the unbelievable attitude from the organization of public election participants, not Golkar and people to TVRI and government."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Saraswati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses digitalisasi arsip audio visual videotape siaran daerah di TVRI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran proses digitalisasi arsip siaran daerah di TVRI agar dapat diketahui apa saja kendala yang terjadi dalam proses digitalisasi arsip siaran daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus agar penulis mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai suatu kasus yang akan penulis bahas dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara beberapa informan dengan teknik snowball sampling disertai dengan pencarian literatur yang sesuai dengan gambaran digitalisasi arsip siaran daerah di TVRI. Hasil penelitian ini adalah proses digitalisasi arsip siaran daerah di TVRI belum berjalan dengan baik. Sebab, masih ditemukan beberapa kendala yang menghambat proses digitalisasi arsip siaran daerah tersebut.

ABSTRACT
This study discusses the process of digitalization of the audio visual archive videotape area broadcast in TVRI. The purpose of this study is identify the process digitizing the broadcast area archives in TVRI in order to know what are the constraints that occur in the process of digitizing the area broadcast archives. This study used a qualitative approach with case study strategies for the authors to get an in depth description of a case that will authors discussed in this study. The data was collected by interviewing several informants with sowball sampling technique along with the literature search which was appropriate with the picture of digitalization of regional broadcast archive in TVRI. The results of this research is the process of digitizing the area broadcast archive on TVRI done with immigration strategy. Because, TVRI digitalization provide cassette media into digital media. Digitalization activity is not seen well. Because, still found some obstacles that hinder the process of digitizing the broadcast archive area. The main obstacle is that supervisors pay less attention to digitalization activities conducted by the Documentation and Library Program TVRI."
2017
S69521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Haris Subagio
"Dalam beberapa dekade ,hiburan di rumah yang berupa audio visual di Indonesia yang bisa dinikmati oleh pemirsa televisi hanya satu stasiun televisi yaitu TVRI. Lingkungan bisnis pertelevisian di Indonesia saat ini banyak mengalami perubahan sejak munculnya televisi swasta.
Stasiun televisi baik TVRI maupun televisi swasta melakukan berbagai macam strategi, baik dalam bidang program maupun informasi dikemas dengan baik agar pemirsa menyukai acara dari program tersebut. Perebutan untuk menjaring pemirsa televisi inilah yang menjadi pokok permasalahan utama bagi setiap stasiun televisi.
Pemirsa TVRI banyak yang beralih kestasiun televisi swasta,karena TVRI tidak menjaga Brand TVRI dengan program unggulan maupum kemasan yang baik serta isi acara yang memikat. Hal ini menyebabkan awareness pemirsa televisi terhadap TVRI menjadi menurun. Akibatnya brand TVRI semakin ditinggalkan dan lama kelamaan mungkin menjadi tidak dikenal oleh pemirsa televisi . Hal inilah yang menyebabkan perlunya dilakukan Rejuvenation.
Rejuvenation dilakukan dengan tiga langkah yaitu menginditifikasi faktor-faktor penyebab menurunnya brand TVRI , melindungi brand TVRI , melakukan strategi yang berbeda dengan manajemen yang dulu maupun kompetitor. Skema rejuvinasi dengan membuat satu program unggulan yang bisa menarik pemirsa televisi sebanyak mungkin dan dengan sendirinya mengangkat citra brand TVRI sebagai institusi.

In last decade, audience only enjoyed audiovisual and entertainment program from TVRI, as one government media in Indonesia. Media and broadcast industries in Indonesia have progressed and changed. Starting from born of private broadcast and television companies, choice of program in term of entertainment and news audience have more choice right now.
The competitive media situation made television companies such as TVRI or other companies try to design some kinds of strategy. This strategy not only in entertainment program but also in news program for aiming made audience interesting. The program was very important things for Company Television for getting more audiences and made them satisfied. The competitive among television media companies are the main problem for media player. The research tries to explore how media television companies could capture bigger audience in term loyalty of interesting program for long time period.
The uninteresting programs make TVRI program leave by audience and made brand awareness of TVRI decreased. Based on this fact, It was importing thing for TVRI made brand rejuvenation.
The rejuvenation needs three steps ; inditification factor , brands protecting, driffent strategy . The three steps for reseult to programs the best for interesting to audience television for getting up and repair of weaknesses, especially the awareness through TVRI brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Angelina
"Skripsi ini membahas tentang penerapan regulasi yang berkaitan dengan bencana alam dan media untuk melihat proses pembuatan berita bencana pada satu lembaga penyiaran publik dan dua lembaga penyiaran swasta. Proses dari sisi seorang reporter dan kepala peliputan masing-masing stasiun televisi. Berita bencana alam menjadi tinjauan dari penelitian ini karena berita ini masih mengambil banyak perhatian publik namun pemberitaannya tidak seimbang dari aspek manajemen bencana serta masih mengabaikan beberapa etika yang berlaku.
Penelitian ini menganalisis aturan yang ada mengenai penyiaran bencana dan menguji bagaimana implementasinya pada lembaga penyiaran ketika sedang melakukan proses praproduksi hingga pascaproduksi sebuah berita bencana. Metode yang dilakukan adalah wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga penyiaran publik cenderung tidak tegas dalam menjalankan regulasi dalam proses pembuatan berita bencana, sementara lembaga penyiaran swasta menerapkan regulasi dalam pembuatan liputan dengan penerapan yang berbeda.

This thesis discussesthe implementation of regulations that relate to natural disaster and mediato see the process of making disaster news in a public broadcasting institution, and two private broadcasting institutions.The process of making disaster news is seen from the side of a reporter and news manager of each broadcasting station. Natural disaster news become a main object of this research because disaster news is still taking much public attention but its news coverage is unbalanced from the aspects of disaster management and still ignores some of the prevailing ethics.
This study analyzes the existing regulation on disaster broadcasting and tests how they are implemented in broadcasting stations while preproduction to postproduction of making a natural disaster news. The methods used are in depth interviews and document studies. The results of this theses show that public broadcasting agencies are the least assertive in carrying out regulations in the process of making disaster news, and private broadcasters implement some regulations in the making of coverage, although the level of implementation is much different.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari Nendhya Susanti
"ABSTRACT
Pertumbuhan persaingan perusahaan penunjang telekomunikasi yang
semakin ketat membuat perusahaan harus melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas. Perusahaan penunjang telekomunikasi harus mampu melakukan analisis
faktor yang mendukung operational excellence mereka, sehingga perusahaan
mampu bersaing dengan kompetitor.
Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengetahui
keinginan pelanggan dan tindakan yang harus diambil perusahaan untuk memenuhi
keinginan pelanggan, faktor teknis keluaran QFD kemudian dilakukan analisis
faktor resiko kegagalan, efek dan cara pengendalian dengan metode Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) sehingga perusahaan mampu melakukan maintenance
dan melakukan operasional secara optimum.
Penelitian ini menghasilkan analisi faktor yang mendukung operational
excellence pada perusahaan pengadaan barang/jasa penunjang telekomuniksi
bahwa terdapat empat faktor teknis yang memiliki peluang kegagalan yang besar
dan perlu dilakukan perhatian lebih yaitu: Faktor teknis beradaptasi pada tren baru
dalam strategi operasional dan pemeliharaan, Faktor teknis redesign process bisnis
(business processes redesign), Faktor teknis sinkronkan design dengan strategi, dan
Faktor teknis membangun Leaders yang tepat dan mampu.

ABSTRACT
The growing of fierce competition between telecommunication-supporting
companies has massively affected these companies in a way that these companies
have to keep improving and increasing their qualities. telecommunicationsupporting
companies should be able to do the analysis of the factors that support
their operational excellence, so that the company will be able to compete with its
competitors.
Methods of Quality Function Deployment (QFD) is used to determine the
customers demand and actions to be taken by the company to meet customer
demand. Technical factors, as output of the QFD were then analyzed using the
method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) in terms of failure risk
factors, effects and how to control, therefore the companies will be able to perform
maintenance and perform at its optimum operational.
The study produced analysis of the factors that support operational excellence
in enterprise procurement of goods/services supporting telecommunication. The
main concern are the four technical factors with the greatest probability of failure,
which are technical factors to adapt to new trends in operational and maintenance
strategies, technical factors business processes redesign, technical factors sync with
the strategy design, and technical factors leaders establish appropriate and capable"
2015
T44479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Arinanto
Jakarta: Dasamedia, 1993
340.11 SAT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Gozali
"ABSTRAK
Banyak skripsi tentang televisi, membicarakan pengaruh acaranya pada pemirsa, dalam aneka kasus dan daerah penelitian. Yang paling populer antara lain: Pengaruh acara...., pada minat/perilaku, . . . di desa/kecamatan.... Padahal, TVRI sebagai pengelola siaran hampir tidak pernah disorot tuntas. Urgensinya jelas, seperti kenapa TVRI menghasilkan acara yang diduga membawa berbagai pengaruh di desa/kecamatan.... dalam penelitian yang banyak itu. TVRI tidak bisa melepaskan diri dari per jalanan sejarah dan statusnya. Bagan-bagan birokrasinya pun sudah tertera jelas dalam berbagai keputusan. Demikian pula, di belakang perangkat keras TVRI, terdapat perangkat lunak berupa managemen kebijaksanaan siaran. Kedua hal inilah yang secara simultan diterjemahkan dalam bentuk out put menuju goals tertentu, Dan tayangan tersebut kemudian menimbulkan berbagai pengaruh. Salah satu pengaruh yang sering dirasakan, tapi hampir tidak pernah dibahas, adalah asumsi dalam diri pemirsa feedback yang mereka juga TVRI tidak pernah menanggapi misalnya lewat surat pembaca ke media cetak. Dalam skripsi ini, dilakukan penelitian terhadap surat pembaca Monitor dan Tempo 1 Januari hingga 30 Juni memenuhi kriteria bahwa kirimkan, 1939. surat pembaca yang sampel, content analysis atas kriteria tertentu pula surat pembaca yang perlu ditanggapi Terhadap di lakukan guna menentukan mana TVRI. sampel inilah kemudian dianalisa sejauh mana kebijaksanaan siaran TVRI memperhatikan feedback pemirsa. Sebagai kerangka teori dalam analisa ini dipakai Model Pada managemen Komunikasi Massa Wilbur Schramm yang menekankan organisasi media massa serta integralitasnya dengan masyarakat, dan Teori Managemen Fayol dan Taylor. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan terdapatnya kendala dari perjalanan sejarah dan status TVRI sebagai Humas Pemerintah (sekaligus dengan sikap mental aparatnya) serta kendala pada beberapa perangkat peraturan birokrasi Departemen Penerangan, sehingga TVRI tidak menjalankan fungsi menanggapi feedback secara baik. Di sisi lain, penelitian ini memperlihatkan pula langkah-langkah terobosan yang sudah dilakukan TVRI terhadap kendala tersebut, serta saran-saran peneliti yang perlu dipertimbangkan untuk selanjutnya."
1990
S3968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>