Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dyah Amanda Sari
"Setiap anak berhak mendapatkan kehidupan layak untuk pengembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial serta dilindungi dari eksploltasi ekonomi. Pada kenyataannya, tidak semua anak beruntung mendapatkan hal tersebut dalam proses tumbuh kembangnya. Anak jalanan timbul akibat kesenjangan ekonomi yang semakin meluas dan perkembangan kota-kota yang pesat karena tuntutan untuk meraih pendapatan.
Berdasarkan data diketahui bahwa persentase tertinggi anak jalanan berada pada usia sekolah. Hal ini cukup meresahkan mengingat usia sekolah merupakan dasar dari mereka untuk mengembangkan berbagai kemampuan dasar yang dibutuhkan seperti keterampilan dasar sekolah, berpikir kreatif dan logis, penilaian moral, hubungan ternan sebaya serta aktlf berpartisipasi dalam kegiatan yang dinamis.
Anak jalanan meluangkan sekitar 68 % waktunya di jalan untuk bekerja, bermain bahkan ada yang tidur di jalan. Dalam membina hubungan dengan ternan anak jalanan dlketahui memiliki hubungan yang kuat dan kompak di dalam kelompok. Dengan lingkungan sosial tersebut maka anak jalanan ingin dilihat gambarannya dalam konteks kompetenSi sosial, yaknl aspek yang penting dalam perkembangan sosial-emosi anak uSia sekolah dalam membina dan mempertahankan hubungan sosial.
Subyek penelitian adalah (X)N, yakni anak jalanan yang memiliki pekerjaan di jalanan dan kembali pada kelumga setlap hari atau akhir minggu; dan CDF, yakni anak jalanan yang memlliki ikatan keluarga yang kurang dekat bahkan terpisah-pjsah, mereka bahkan tidur dan tinggal di jalanan. Dengan berbagai risiko yang dialami anak jalanan, dan pemalakan, dltangkap aparat, hingga risiko obat IErlarang dan penyimpangan seksual, maka kompetenSi soSial dikaitkan dengan mekanisme coping terhadap sumber stres yang dialaminya. Berdasarkan aspek-aspek kompetenSi sosial, subyek dlgolongkan sebaQal anak yang memiliki kompetensi soSial balk dan buruk dan dikaitkan dengan mekanisme coping atau cara-cara yang dilakukan dalam menghadapj sumber stress.
Metode kualltatif dipilih pada penelillan lni untuk menghasllkan data deskriptif yang menggambarkan tema-tema dan dimensi kehidupan soSial. Teknik yang dlgunakan adalah wawancara dengan pedoman umum dan observasi. Subyek penelitlan adalah anak jalanan usia sekolah 9 -12 tahun dan memiliki kategorl CON dan COF. Jumlah subyek4 orang dengan 2 kasus pada maslng·masing kategori.
Berdasarkan analisis antar kasus maka gambaran yang diperoleh; pada kedua kategon anak jalanan menonjol pada aspek perkembangan sosial seperti berhubungan dengan orang lain, mampu bekerja sama dan empai. Hal lain yang menojol adalah penggunaan uang sehan-hari. Perbedaan pada CON dan COF, seat ini CON masih bersekolah sehingga mereka leblh menguasai keterampilan dasar sekolah dan konsep waktu. Selain itu CON menjaga kebersihan dan bertanggung jawab pada sekolah dan orangtua. Pada COF, kemampuan membaca hanya dipergunakan untuk hal praktis sehan-hari seperti membaca petunjuk lalu lintas, nomor kendaraan dan arah lalu lintas.
Konsep seharl-harl di jalanan pada COF seperti mengenal minuman keras, obat-obat terlarang, hubungan seksual serta penyakltnya dan penyimpangan seksual. Dalam hubungannya dengan keluarga, anak jalanan mengalami kekerasan di dalam keluarga. Pada penggunaan uang, CON digunakan untuk menghidupi ekonomi keluarga sementara COF berlsiko untuk digunak an pada hal-hal yang tidak balk, seperti minuman keras atau ganja. Dari sisi orangtua, mereka umumnya memiliki kehidupan ekonomi yang suiit sehingga kurang dapat mengawaSi anak satu persatll, rentan terhadap kekerasan domestik serta mengharapkan anak bekerja. Interaksi anak jaian dengan orang dewasa berperan dalam menjaga anak terhadap perlakuan buruk orang lain. Hubungan COF mendukung solidaritas di dalam kelompoknya.
Kemampuan ber-empati pada COF leblh ditujukan pada ternan-ternan, sedangkan pada CON juga dengan orangtua. Ternan bagi anak jalanan merupakan sosok yang pentlng untuk bekerja, bermain, namun mereka umumnya tidak memiliki sa habet tetap. Risiko di jalanan lebih iuas pada anak laki-aki dan khususnya pula pada COF yang tinggal di jalanan. InformaSi yang dimiliki menyangkut masalah penyalahgunaan obat terlarang dan penyimpangan seksual.
Dalam menghadapi hambatan ftsik di jaian, anak biasanya menggunakan mekanisme coping untuk tindakan yang nyata. Jika terbentur masalah, mereka cenderung melakukan supresi. Begitu pula dalam menghadapi hambatan sosial, mereka menghadapl secara nyata kea.rali jika dalam kondiSi tidak berdaya maka mereka berkonsentrasi untuk mencan jalan keluar. Hambatan personal nampaknya dipengaruhi oleh faktor pribedi seperti anak yang takut menghadapi risiko, dan jenis kelamin yakni anak perempuan leblh sensitif pada kornentar orang lain atas dirinya.
Dari keempat anak jalanan maka kedua CON dapat digotongkan memiliki kompetensl sosial yang baik, sementara itu kedua COF memiliki kompetensi sosial yang buruk. Dalam kaitannya dengan mekanisme coping temyata tldak ada mekanisme khusus yang digunakan untuk masing-maSing kornpetensi sosial. Nampaknya hal ini tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Saran yang dapat diberlkan pada penelitlan adalah studi lebih mendalam mengenai setiap aspek kompetensi SI)Sial seperti empatl, prososial dan kerjasama. Ada baiknya jika digabungksn antara penelitlan kualitatif dan kuantitatif. Cross-check dapat dilakukan dengan orang-orang yang terlibet dalam penanganan anak jalanan termasuk guru dan orangtua. Selaln itu hubungan kedekatan yang erat sebelum wawancara dlmulal dan observasi partisipatif dapat memperkaya hasil yang didapat. Untuk saran praktis, maka COF dapat diajak berdiskusi mengenai manfaat sekolah dan untuk merealisaslkan program pendidikan ini dapat bekerja sama dengan berbagal plhak. Dengan bantuan paramedis, psikolog dan ahli agama, anak diajak untuk membahas masalah penyalahgunaan obat terlarang dan masalah seksual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Bram Rastadi
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S2318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Anindita
"Anak jalanan di Jakarta merupakan golongan yang rentan terlibat perilaku seksual berisiko yang menimbulkan masalah kesehatan reproduksi. Perilaku ini dipengaruhi oleh pengetahuan, persepsi, dan sikap anak jalanan mengenai kesehatan reproduksi dan hal-hal terkait seksualitas. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, persepsi, dan sikap anak jalanan terhadap berbagai isu terkait seksualitas. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian subyek dapat menggambarkan pubertas dengan adanya perubahan fisik dan psikososial dari pubertas, pengetahuan subyek yang berusia lebih tua atau berpendidikan lebih tinggi cenderung dapat menyebutkan informasi yang lebih banyak, sebagian besar subyek tidak mengetahui proses fisiologis dari menstruasi, mimpi basah, dan kehamilan. Sumber informasi utama mereka adalah peer group. Subyek memiliki berbagai persepsi terhadap seksualitas seperti hubungan seksual yang dinilai tidak aman karena dimaknai secara konkrit sehingga dikaitkan dengan risiko adanya kekerasan. Sebagian subyek menilai usia remaja adalah usia yang wajar untuk melakukan hubungan seksual, sebagian subyek lain mengaitkannya dengan pernikahan dan dosa. Halhal ini dipengaruhi oleh pengetahuan, norma deskriptif, norma agama/sosial, proses kognitif. Sepertiga sampel terlibat dalam hubungan seksual dan dua pertiga lainnya belum. Pilihan perilaku ini dipengaruhi pengetahuan, persepsi kognitif, afeksi, norma, dan lingkungan.

Jakarta street children are prone to be exposed to risky sexual behaviors lead to reproductive health problem. These behaviors are influenced by street children's knowledge, perception, and attitude toward reproductive health and issues related to sexuality. This is a qualitative research aimed to attain the description of street children's knowledge, perception, and attitude toward issues related to sexuality. From this research we conclude that some subjects are able to describe puberty in both physical and psychosocial aspects, older or higher educated children tend to be able to mention more information than the other, most subjects do not know the physiologic process of menstruation, wet dream, and pregnancy. Their main information sources are their friends. Subjects have various perceptions on sexuality, as sexual intercourse is perceived unsafe for its relation to violence concretely processed by younger subjects, some subjects perceive sexual intercourse is a common practice among teenager, and some relate it to marriage and sin. These are affected by knowledge, descriptive norm, religion/social norm, and cognitive process. One third of the subjects are involved in sexual intercourse and two third other are not. These behaviors are affected by knowledge, cognitive process, affection, norm, and environment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maydian Werdiastuti
"Pendidikan yang diberikan kepada anak jalanan merupakan pendidikan non formal yang diselenggarakan secara terorganisasi. Pendidikan tersebut membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan ini penting diberikan, karena untuk menambah wawasan berpikir anak-anak jalanan yang masih bersekolah dan membantu pengembangan intelektual anak-anak jalanan yang terpaksa putus sekolah. Namun demikian, timbul suatu permasalahan "apakah kebutuhan pendidikan yang dirasakan oleh anak-anak jalanan tersebut dapat terpenuhi melalui program pendidikan jalanan?" Untuk dapat menjawab permasalahan tersebut diperlukan suatu penelitian yang mendalam. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kebutuhan pendidikan yang dirasakan oleh anak jalanan terutama yang berkaitan dengan materi pelajaran dan metode belajar. Penelitian ini bersifat kualitatif yang berupaya mendiskripsikan kebutuhan pendidikan anak jalanan putus sekolah, khususnya anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen. Penelitian dilakukan di Yayasan Mitra Masyarakat Kota yang berlokasi di daerah Cipinang Kebembem, Jakarta Timur.
Hasil penelitian tersebut adalah:
1. Sasaran penelitian membutuhkan materi pelajaran pengalaman materi berhitung, pendidikan agama, informasi cara menabung di Bank (Aspek Kognitif); materi pendidikan olahraga bela diri (Aspek Afektif); dan pengembangan keterampilan bermain musik, menyanyi, menggambar (Aspek Psikomotor).
2. Sasaran penelitian menginginkan materi pelajaran diberikan dengan menggunakan metode belajar simulasi dan karyawisata.
3. Sasaran penelitian membutuhkan pembimbing yang memiliki kualifikasi di bidangnya, terutama pendidikan agama dan keterampilan menggambar. Mereka juga membutuhkan sarana belajar berupa meja, alat dan bahan keterampilan yang relatif murah dan mudah diperoleh, serta pengadaan perpustakaan. Suasana belajar yang tenang sangat membutuhkan agar konsentrasi belajar mereka tidak pecah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah program pendidikan jalanan belum dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak jalanan, karena penyelenggaraannya belum sepenuhnya dapat ditunjang oleh komponen-komponen pendidikan yang dapat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan demikian, rekomendasi yang dapat diusulkan adalah (1) materi pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan daya tangkap anak; (2) metode belajar harus lebih banyak unsur bermain; (3) peningkatan kerjasama dengan organisasi dan pergauluan tinggi; (4) melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan anak jalanan oleh orang-orang atau lembaga-lembaga yang berminat melakukannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Jaya Ali
"Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimanakah perlindungan HAM dalam Penanganan terhadap anak jalanan di Kota Tangerang ; Apakah hambatanhambatan yang dijumpai dalam penanganan anak jalanan ; dan bagaimanakah upaya menanggulangi hambatan-hambatannya.
Penelitian ini memakai metode pendekatan kualitatif yang diuraikan secara deskriptif. Dengan demikian penelitian ini menekankan pada data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan, disamping menggunakan data sekunder melalui studi kepustakaan.Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Daerah Kota Tangerang, Yayasan Rumah Singgah Anak Langit, Yayasan Rumah singah Baitul Ummi, Departemen Sosial RI, pcrpustakaan UI, CS IS, Balitbang HAM Departemen Hukum dan HAM RI, Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Khusus Anak Jalanan (SDC) Bambu Apus. Berdasarkan studi pustaka, akan digambarkan perkembangan Konsep HAM dalam perlindungan terhadap anak. peraturan perundang-undangan mengenai perlindungan anak dalam hukum positif nasional dan hukum positif internasional.
Berdasarkan penelitian lapangan diperoleh penemuan mengenai pelaksanaan Penanganan terhadap anak jalanan di Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Yayasan Rumah Singgah Anak Langit, Yayasan Rumah Singgah Baitul Ummi dan Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial khusus Anak Jalanan (SDC) Bambu Apus. Lebih lanjut, dari penelitian lapangan, diketahui bahwa dalam prakteknya penanganan terhadap anak jalanan pada Yayasan Rumah Singgah Anak Langit dan Yayasan Rumah Singgah Baitul Ummi sudah ada penanganannya walaupun belum seperti yang diharapkan sedangkan penanganan terhadap anak jalanan oleh Pemerintah Kota Tangerang yakni Kantor Pemberdayaan Masyarakat hampir dikatakan belum ada model penanganannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan sumber daya manusia, kesadaran aparatur Pemerintah Daerah serta dana. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kota Tangerang harus melakukan pengaturan perlindungan dalam penanganan anak jalanan dalam satu kesatuan secara komprehensif dan lengkap ; meningkatkan kesadaran aparatur Pemerintah Daerah dan Yayasan Rumah Singgah akan pentingnya penanganan anak jalanan sehagai generasi penerus bangsa ; serta membentuk sebuah lembaga untuk penanganan anak jalanan disamping meningkatkan parlisipasi masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka penanganan terhadap anak-anak jalanan.

The research aimed to study human right protection for street children in Tangerang city. This includes some obstacles found when handling street children and how to solve them.
This is a sociological research that used descriptive-qualitative approach_ Thus this research has emphasis on primary data obtained from thorough interview and observation; while the secondary data was mainly taken from literature study. The research took place at the state government office for society empowerment in Tangerang city, shelter house of Yayasan Anak Langit (foundation for street children), shelter house of Baitul Ummi, Social department Republic of Indonesia, Universitas Indonesia Iibrary, CSIS (Centre Strategic for International Studies), Research and Development for Human Rights of Department of law and Human Rights Republic of Indonesia, Centre of Development for Street Children (SDC) of Bambu Apus.
Results from the literature study described the implementation of concept of Human Right in regard to protection of children, as well as conventional regulations of children protection in the context of national and international positive law.
Based on field research, it was found that implementation of handling of street children was carried by the state government office for society empowerment in Tangerang city, shelter house of Yayasan Anak Langit (foundation -for street children), shelter house of Baitul Ummi, and center of development for street children.(SDC) Bambu Apus. This finding has further suggested that, in practice, handling of street children has already managed by Yayasan Anak Langit and Baitul Ummi, even though it was less satisfactory than it was expected. Meanwhile, handling of street children by Government of Tangerang City has not yet have standard procedure. It was because of some obstacles in human recourses, awareness of local government agencies and limited fund.
For reasons stated above, Government of Tangerang city should have regulation of protection in handling street children comprehensively and completely; to increase awareness of government agencies and foundation house shelter about the importance of handling street children as the next generation of this nation. It also important to develop an institution that handle street children and increase community participation by community endeavor in handling street children."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Mirza Apriani
"Skripsi ini membahas mengenai tahapan pelayanan anak jalanan di Yabim Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tahapan pelayanan dan sumber pendukung pelayanan anak jalanan di Yabim Depok. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pendekatan personal sering digunakan pada proses pelayanan mulai dari tahap penjangkauan, masuk rumah singgah, persiapan penerimaan kegiatan, penerimaan kegiatan, dan pengakhiran pelayanan. Pada penelitian ini terlihat relawan dan peer group sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam proses pelayanan.

The focus of the study is about service for street children at Yabim Depok. Qualitative method used in this research with descriptive design. The aim of this study is to know the description of the service?s step and supporting system for the street children at Yabim Depok. The result of this study shows the personal approaches usually used in the service?s step which are started from outreach?s step, joins halfway-house, preparation program acceptance, acceptance program until ends of service. In those social services, volunteer and peer groups play majoring roles.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Dimas H.S.
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai ruang gerak dan aktivitas anak jalanan untuk memahami seperti apa ruang aktivitas anak jalanan dalam kaitannya sebagai working children. Penyusunan skripsi dengan melakukan studi kasus lewat pengamatan dan wawancara tidak terstruktur dengan anak jalanan untuk mendapatkan pandangan subjektif dari mereka dan saya pribadi. Hasil penulisan memperlihatkan bahwa anak jalanan tidak ada niat mengambil alih kontrol ruang ¬ruang bekerja mereka, mereka hanya memasuki teritori tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor-faktor yang menyebabkan ruang-ruang tersebut berpengaruh terhadap pergerakan dan aktivitas anak jalanan saat bekerja adalah affordances ruang tersebut, karakter teritori, serta jaminan akan pemenuhan kebutuhan dasar di ruang tersebut.

ABSTRACT
The focus of this study is street children's movement space and activities to understand street children's activity spaces as working children. The data were collected by means of observation and unstructured interview with street children, to get subjective point of view from street children and me. The study give understanding that street children have no purpose to control the spaces they work. Working spaces of street children give important affect to their self-development. Important things that affects street children's movements and activities when they work are affordances of the spaces, characteristic of territories, and insurances of basic needs."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
JHHP 2 (2) 2004
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syarif
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran resiliensi pada anak jalanan, serta ingin menggali faktor-faktor apa saja yang membentuk resiliensi pada anak jalanan. Pengertian resiliensi yang digunakan merujuk pada lima karakteristik resiliensi dari Wagnild (2010) yaitu meaningfulness, perseverance, equanimity, self reliance dan existential aloness. Skala sikap RS-14 (Wagnild & Young, 2009) digunakan untuk memperoleh gambaran resiliensi dan wawancara mendalam dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat membentuk resiliensi pada. Penelitian ini dilakukan di jalanan ibukota Jakarta. Partisipan penelitian terdiri dari 31 orang dengan rentang usia 12-17 tahun dan untuk wawancara mendalam jumlah partisipan adalah tiga orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata partisipan mendapatkan skor resiliensi tinggi. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor internal yaitu terutama keinginan mereka untuk memperoleh masa depan yang lebih baik, dan faktor eksternal yang juga mempunyai pengaruh besar bagi anak jalanan untuk bertahan adalah teman-teman. Sejumlah saran untuk penelitian selanjutnya juga turut disertakan.

This study was conducted in order to get an overview of resilience in street children, and wanted to explore what are the factors that build up the resilience of street children. Definition of resiliense used refer to the five characteristics of resilience Wagnild (2010), namely meaningfulness, persevarance, equanimity, self reliance, and existential aloness. Resilience scale RS-14 (Wagnild & Young, 2009) is used to obtain a picture of resilience and in depth interviews conducted to obtain information about factors that may build resilience. The research was conducted on the sreets of the capital city of Jakarta. Study participants consisted of 31 persons, and the age range is 12-17 years and for in depth interviews participants consisted three people. The result showed that on average participants get high scores of resiliency. Factors that affect the internal factor is their own desire to get a better future, and external factors which have a major influence for street children to survive are peers. A suggestions for future research were also included.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>