Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lim, Me Ty
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2012 dalam menilai faktor yang terkait dengan utilisasi atau pemanfaatan pelayanan Balai Kesehatan Masyarakat Melania di Pademangan Jakarta Utara tahun 2014. Penelitian ini menggunakan teori KQCAH, Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menyarankan bahwa faktor yang paling utama menjadi penentu dari utilisasi pelayanan Balkesmas Melania Pademangan tahun 2014 adalah faktor hormat dan keperdulian.

This thesis discusses the ability of students of the Faculty of Public Health, 2012 in assessing the forces associated with the utilization factor or the utilization of the Community Health Center Pademangan Melania in North Jakarta in 2014. This study uses KQCAH theory, this research is quantitative research with cross sectional design. The results of the study suggest that the most important factor to be decisive of service utilization Balkesmas Melania Pademangan 2014 is a factor of respect and concern.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Utilization of health service facility constitutes the important indicator in assessing successful of health service. Level of utilization indicates whether health service is affordable and distributed equally...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sallimar Salim M.
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tersisanya anggaran JPSBK bantuan Pemda DKI tahun 2001 di RSUD Tarakan sebanyak Rp.383.647.977 yang belum sempat dimanfaatkan oleh Keluarga Miskin (Gakin) dan dikembalikan kepada Pemda DKI Jakarta, sementara adanya Rumah Sakit yang mengeluh tentang kurangnya data dalam pelayanan Gakin. Seperti diketahui anggaran JPSBK diturunkan pemerintah ke Rumah Sakit untuk pelayanan keluarga miskin secara cuma-cuma melalui program Kartu Sehat. Ada dua macam anggaran yang diturunkan ke RSUD yakni anggaran JPSBK dari Pemda DKI Jakarta dan anggaran dari APBN berupa anggaran Subsidi BBM dengan prosedur dan waktu pertanggung jawaban yang berbeda. Dibandingkan dengan dua (2) RSUD lainnya yakni RSUD Koja dan RSUD Budhi Asih anggaran tersebut dapat diserap secara penuh. Melihat kenyataan tersebut diatas perlu dilakukan suatu analisis sejauh mana pemanfaatan RSUD Tarakan oleh Gakin bila dikaitkan dengan anggaran JPSBK yang tersedia dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor dari Rumah Sakit baik dari organisasinya maupun dari providernya serta dari Gakin sendiri.
Penelitian merupakan penelitian kualitatif dari faktor-faktor Rumah Sakit dan penelitian kuantitatif dari 107 orang Gakin yang mempunyai Kartu Sehat dari 3 kelurahan yang berjarak dekat dengan RSUD Tarakan. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa RSUD Tarakan telah menjalankan fungsi manajerialnya cukup baik dengan pembentukan Tim, Adanya Prosedur Tetap Pelayanan, Kebijakan Direktur tentang pelayanan Gakin. Tersisanya anggaran bantuan JPSBK kemungkinan disebabkan adanya kecenderungan menggunakan anggaran APBN terlebih dahulu yang mempunyai prosedur yang lebih jelas dan fleksibel. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian RSUD Tarakan yang bisa mempengaruhi juga penyerapan anggaran yakni belum meratanya sosialisasi tentang anggaran JPSBK, masih kurangnya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Tingkat II dalam rangka sosialisasi anggaran dan sikap dalam pelayanan serta kurangnya fleksibiiitas dalam penerimaan pasien Gakin baru Rawat jalan di Loket penerimaan karena dalam petunjuk pelaksanaan diharuskan ada rujukan dari puskesmas.
Hasil penelitian kuantitatif di tiga Kelurahan Kecamatan Tambora kemungkinan juga akan mempengaruhi peayerapan anggaran di RSUD Tarakan karena hanya 49.5 % Gakin yang memanfaatkan kartu sehatnya di RSUD Tarakan sementara yang tidak memanfaatkan sebagian besar disebabkan oleh tidak mengerti dalam penggunaan Kartu Sehat dan memilih menggunakan fasilitas kesebatan lain. Secara statistik ada hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan kartu sehat dengan pemanfaatan pelayanan RSUD Tarakan. Sebanyak 44,4 % (4 orang) yang dirawat inap mengeluh pelayanan kurang baik dengan harapan pelayanan dengan senyum dan ramah.
Saran diberikan kepada RSUD Tarakan untuk menindak lanjuti hal-hal yang ditemukan dalam penelitian ini. Perlu intervensi dari Pemda DKI dalam perbaikan kebijakan pertanggungjawaban anggaran JPSBK petunjuk pelaksanaan serta prosedur pengganaannya serta penajaman sasaran Gakin dan perubahan nama Kartu Sehat. Untuk Depkes diperlukan kebijakan sosialisasi anggaran yang berasal dari Subsidi BBM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili Isnaini
"Kecenderungan peningkatan penggunaan antibiotika di Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan penggunaaan obat yang tidak rasional dan akan menghambat penurunan angka morbiditas dan mortalitas penyakit. Pemberian antibiotika yang berlebihan akan meningkatkan resistensi terhadap bakteri, sehingga pembiayaan obat akan menjadi lebih tinggi di masa mendatang. Ada dua indikator utilisasi obat yang diteliti yaitu rata-rata biaya obat perlembar resep dan rata-rata R/ per-lembar resep. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran utilisasi obat antibiotika pada dua indikator diatas dan faktor faktor yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian menemukan bahwa persentase resep obat pasien RJTP yang berisi antibiotika 37,74 %. Proporsi terbesar pemanfaatan obat antibiotika pada pasien RJTP di Puskesmas Tebet tahun 2005 ditemukan pada kelompok usia dewasa (12-65 tahun) yaitu sebesar 56,5 %, pasien yang bayar sendiri yaitu sebesar 89,8 %, penyakit infeksi lain selain ISPA yaitu sebesar 61,6% dan rata-ratal hari pemberian obat antibiotika adalah 4 hari dimana nilai ini tidak sesuai dengan pedoman pengobatan antibiotika yang belaku. Rata-rata harga obat per-lembar resep adalah Rp. 6.226,01,- sedangkan rata-rata jumlah R/ nya adalah 3 R/.
Hasil analisis bivariat dari ke dua indikator utilisasi obat terhadap variabel independen didapatkan adanya perbedaan yang signifikan menurut usia, status pembayaran pasien dan jenis penyakit.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa usia, status pembayaran, jenis penyakit (ISPA) dan lama hari pemberian obat secara signifikan mempengaruhi rata-rata harga obat dan rata-rata jumlah R/ per-lembar resepnya.
Disarankan perlu dilakukan upaya peresepan pengobatan sesuai dengan standar pengobatan yang berlaku terutama lama hari pemberian obat. Analisa lebih lanjut mengenai rata-rata harga obat per-lembar resep yang lebih spesifik yaitu dengan hanya menganalisa rata-rata harga obat antibiotika.

The tendency of overused of antibiotics in primary health care indicate the irrational used and inhibit lowering morbidity and mortality of diseases and hence increase bacterial resistance and so that elevate drug expenditure at future. There were two drug utility indicators examined named average drug cost per encounter and average drug per encounter. The objective of this research was to know the description of antibiotics drug utilization on two indicators mentioned above and the factors influence it.
Results of this research were the percentages of encounter containing antibiotics was 37,74 %. The biggest proportion of antibiotics utilization based on adult patients (12 -65 year old) was 56,5 %. Based on payment status of self payer patients was 89,8 %. And based on type of diseses at other infection beyond UTI was 61,6 %. The average number of days antibiotics dispensed was 4 days, that the values incompatible with Antibiotics drug guidelines. The average of single encounter was Rp. 6.226,01 where the average R/ per encounter was 3 items.
Bivariate analysis of two drug utilization indicators, with independent variable showed significant differences among age, payment status and type of diseases.
The result of multivariate analysis indicated age (except elderly), payment status, diagnosis of UTI and number of days antibiotics dispensed significantly able to predict variable of drug price per encounter and the average R/ per-encounter.
It was Suggested the treatment prescription that compatible with standard treatment guidelines that usually used, the length of therapy. More specific continuing of the analysis about average drug price per-encounter with analyzing average antibiotic drugs price.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Nisahairini
"Skripsi ini membahas variasi tindakan dan biaya kesehatan yang diterima peserta PT Jamsostek (Persero) untuk mengatasi penyakit mioma uteri yang diderita pada tahun pengobatan 2008-2010. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain case series. Hasil penelitian menunjukan adanya variasi tindakan dan biaya yang sangat tinggi dibandingkan dengan Clinical Pathway RSUP Fatmawati yang terutama didasarkan kepada jenis mioma dan penyulit/penyerta yang diderita, Clinical Pathway RSUP Fatmawati yang tidak dibuat berdasarkan data rekam medis, adanya overutilisasi, perbedaan pemahaman doktor mengenai kebutuhan pelayanan pasien, dan metode pembayaran fee for service. Variasi biaya yang paling menonjol terjadi pada jenis operasi, obat, dan lama hari rawat. Hal ini meningkatkan pembayaran out of pocket. Sehingga diperlukan perbaikan terhadap Clinical pathway RSUP fatmawati dan perubahan pola pembayaran klaim untuk pemantauan utilisasi yang lebih baik.

The focus of this study is the description of variations health care utilization and cost of PT Jamsostek (Persero) participants to treat uterine myoma by surgery in 2008-2010. This research is qualitative research with case series design. The result is there were wide variations in utilization and health care cost compared by Clinical Pathway RSUP Fatmawati which mainly based on patients fibroid type, complication/comorbidities, the clinical pathway itself, overutilization, the differences of doctor?s perceptions, and fee for service payment. Cost variations mainly based on the kind of surgery, medicine, and LOS. These variations caused increasing in participant?s out of pocket. So, it is necessary to improve the clinical pathway and changing the payment system to control utilization."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erdayani
"Skripsi ini membahas analisis umur, jenis kelamin, wilyah tempat tinggal dan diagnosis terhadap utilisasi klaim Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bapel JPKM PT X di RS P. Penelitian ini adalah penelitian deskriptik analitik dengan desain cross sectional atau potong lintang. Hasil penelitian menyarankan perlu memperhatikan factor lain selain factor usia, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal dan diagnosis. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah lama hari rawat dan penyedia layanan kesehatan.

This study analyzes age, gender, country of resident and diagnosis of disease of participants on the level of utilization and claim cost in Health Maintenance Program in Bapel JPKM PT X di RS P. This is describe about descriptic analytical study use cross sectional design. The results of this study suggest that is a need to consider other factors beside at gender, age, contry of residence and diagnosis. Some factors need to be concerned are length of stay and type of health care providers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailla Krishenurfitri
"Penerapan Formularium Nasional sebagai acuan baru penggunaan obat pada program Jaminan Kesehatan Nasional berlaku pada awal tahun 2014 akan menimbulkan perubahan pola penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pola kesesuaian penggunaan obat terhadap Formularium Nasional pada tiga bulan awal penerapan Jaminan Kesehatan Nasional pada rawat inap dan rawat jalan. Penelitian dilakukan secara potong lintang terhadap data rekapitulasi penjualan obat dari Januari-Maret 2014 di RSUD X Jawa Tengah. Obat diklasifikasikan menurut kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan satuan kuantitas obat dinyatakan dengan Defined Daily Dose (DDD). Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan obat pada bulan Januari-Maret 2014 di RSUD X Jawa Tengah terjadi peningkatan penggunaan obat secara berturut-turut sebesar 24,93% pada bulan Februari dan 13,76% pada bulan Maret. Tiga obat dengan kuantitas tertinggi pada rawat inap adalah ranitidin, omeprazole, dan deksametason, sementara pada rawat jalan adalah glimepiride, amlodipine, dan pioglitazone. Kesesuaian penulisan resep terhadap Formularium Nasional dalam DU 90% pada bulan Januari-Maret 2014 meningkat, dengan persentase secara berturut-turut adalah 89,04%; 88,73%; dan 91,18%. Biaya obat Formularium Nasional pada bulan Januari-Maret 2014 baik pada rawat jalan maupun rawat inap lebih besar dari biaya obat non Formularium Nasional. Persentase biaya penggunaan obat Formularium Nasional terhadap biaya obat keseluruhan pada bulan Januari-Maret 2014 berturut-turut adalah 88,63%; 83,51%; dan 84.60%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuantitas dan kesesuaian penggunaan obat terhadap Formularium Nasional pada bulan Januari-Maret 2014 meningkat.

Implementation of the National Formulary as new reference drug use on the National Health Insurance (JKN) program which applies at the beginning of 2014 will lead to changing patterns of drug use. The purpose of this study was to compare the pattern of drug use on the suitability of the National Formulary in the three months of the beginning of the implementation of the National Health Insurance in inpatient and outpatient. A cross sectional study was conducted on the data recapitulation of drug sales from January to March 2014 Hospital X Central Java. Drugs are classified according to Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) code and the unit quantity of drugs represented by Defined Daily Dose (DDD). The results showed the quantity of drug use in January-March 2014 Hospital Central Java X increased respectively for 24.93% in February and 13.76% in March. Three drugs with the highest quantity in hospitalization is ranitidine, omeprazole, and dexamethasone, while at the outpatient is glimepiride, amlodipine and pioglitazone. Suitability of prescribing to the National Formulary in DU 90% from January to March 2014 increased, with a percentage respectively is 89.04%; 88.73%; and 91.18%. National Formulary drug costs in January-March 2014 either in outpatient or inpatient greater than the cost of non-formulary drugs. The percentage of the cost of the National Formulary drug use overall drug costs in January and March 2014 respectively is 88.63%; 83.51%; and 84.60%. The conclusion from this study is the quantity and suitability of drug use against the National Formulary from January to March 2014 is increased."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merisa
"Latar Belakang : Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk nyata untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta diharapkan dapat menurunkan angka keluhan kesehatan sehingga akan tercipta masyarakat yang sehat serta menghailkan Sumber Daya Manusia yang cerdas dan produktif.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2011 (Susenas 2011) dengan spesifikasi Provinsi DKI Jakarta yang memggunakan form VSEN11.K yang berasal dari BPS. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional. Menggunakan uji chi-square dan uji –t. Besar sampel adalah 17.794 responden.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang diperoleh yaitu persentase pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Provinsi DKI Jakarta sebesar 29,3%, dari kelompok umur yang paling banyak menggunakan adalah balita, dari pendidikan responden yang tidak tamat SD, tidak bekerja, berpendapatan < = mean (Rp 1.101.044,58), wilayah Kepulauan Seribu dan yang memiliki keluhan.
Kesimpulan : Pemanfaatan pelayanan Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta adalah 29,3%. Ada hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, wilayah, pendapatan, jenis kepemilikan asuransi kesehatan dan keluhan kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Background: Utilization of health services is a real form to achieve optimal health status. By utilizing health facilities held by both government and private sector are expected to reduce the number of health complaints that will create a healthy society and produced Human Resources intelligent and productive.
Methods : This is a descriptive analytic study using secondary data from the National Social Economic Survey in 2011 (Susenas 2011) with specifications that used Jakarta VSEN11.K form derived from the BPS. This study was a cross sectional study design. Using the chi-square test and t-test. The sample size was 17,794 respondents.
Results : The results obtained by the percentage of outpatient health care utilization in Jakarta 29.3%, from the age group of the most widely used is the toddler, from the education of respondents who did not complete primary school, no work, income <= mean (USD 1,101,044.58), the Thousand Islands region and who have complaints.
Conclusions: Utilization of health services in Jakarta was 29.3%. There is a significant relationship between age, gender, educational level, occupation, region, income, type of ownership of health insurance and health complaints with the utilization of health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>