Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Utami Seminar
"Penelitian ini berfokus pada kebijakan domestik yang diterapkan Jepang untuk persiapan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 1964, yaitu Sport Promotion Act, Tokyo Olympic Education, dan Nation Beautifying Movement. Kebijakan domestik ini bertujuan untuk membentuk perilaku masyarakat Jepang yang sesuai dengan standar internasional. Bagi penulis, hal ini berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan diplomasi kebudayaan Jepang pasca Perang Dunia II. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana Jepang menggunakan Olimpiade sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan diplomasi kebudayaannya.
Tesis ini menggunakan metode kualitatif, dengan penggunaan data primer dari laporan-laporan resmi dari kementerian-kementerian Jepang. Penelitian ini menemukan bahwa Jepang memanfaatkan Olimpiade untuk mendidik rakyatnya agar berperilaku sesuai dengan standar-standar internasional dan memberikan citra positif bagi Jepang setelah kekalahannya di Perang Dunia II.

This study focuses on Japan's domestic policies regarding the preparation of Tokyo Olympics 1964 such as: Sport Promotion Act, Tokyo Olympic Education, and Nation Beautifying Movement. These policies aimed to mold the Japanese behavior accordant to international standards. These efforts are considered as attempts to achieve Japan?s cultural diplomacy post World War II. The purpose of this study is to analyze how Japan use Olympics as a tool to achieve its cultural diplomacy.
This study used qualitative method with primary data such as reports and guidebooks issued by Japan ministries. This study shows that Japan utilized Olympics to educate the citizens to behave accordant to international standards and also creating positive image after the lost in World War II."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Salsabila
"Sebelum penyelenggaraan Olimpiade tokyo 2020 dibatalkan, tidak semua masyarakat Jepang setuju untuk menolak acara ini, beberapa diantaranya menunjukan penerimaan untuk tetap diaadakan. Tujuan penelitian ini akan membahas mengenai tindak tutur penerimaan Olimpiade Tokyo 2020 masyarakat Jepang terhadap Olimpiade Tokyo 2020 melalui ujaran dalam media sosial twitter. Penelitian ini menggunakan teori Searle (1979) dengan metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis penelitian, peneliti menemukan 39 jumlah tuturan penerimaan yang diklasifikasikan menjadi 3 jenis tuturan penerimaan yang diujarkan melalui media sosial twitter diantaranya; penerimaan dengan argumen, penerimaan argumen dan retoris, serta penerimaan retoris dan argumen.

Before the 2020 Tokyo Olympics was cancelled, not all Japanese people agreed to reject this event, some of them showed acceptance to keep it going. The purpose of this study will examine the acceptance speech of the 2020 Tokyo Olympics of the Japanese people towards the 2020 Tokyo Olympics through utterances on twitter social media. This research uses Searle's theory (1979) with the method used descriptive qualitative. Based on the results of the research analysis, the researcher found 39 acceptance utterances which were classified into 3 types of acceptance utterances uttered through Twitter social media including; acceptance with arguments, acceptance of arguments and rhetoric, and acceptance of rhetoric and arguments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Salsabila Ramadhani
"Pada umumnya, masyarakat Jepang menolak secara taklangsung. Namun, pengamatan menunjukkan bahwa terdapat penolakan secara langsung oleh masyarakat Jepang terhadap Olimpiade Tokyo 2020. Tujuan penelitian ini adalah memberikan eksplanasi tuturan penolakan langsung oleh masyarakat Jepang terhadap Olimpiade Tokyo 2020. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu situs petisi change.org. Penelitian menemukan 312 jumlah tuturan penolakan yang terbagi menjadi 38 tuturan penolakan langsung, 27 tuturan kombinasi penolakan tuturan taklangsung dan langsung, 6 tuturan kombinasi penolakan tuturan langsung dan taklangsung, serta 241 tuturan penolakan taklangsung. Tuturan penolakan langsung memiliki pemarkah, antara lain, verba kougi ‘memprotes’, hantai ‘menentang’, dan chuushi ‘batal’ serta adjektiva dame ‘tidak boleh’. Tuturan taklangsung juga ditemukan pada penolakan olimpiade Tokyo 2020. Tuturan taklangsung dalam penelitian ini berupa pernyataan pendapat tentang Olimpiade dan Pandemi Covid-19, permohonan, pernyataan perasaan, sindiran, dan ejekan. Penolakan taklangsung menunjukkan penutur Jepang mempertimbangkan kesantunan dalam menyampaikan penolakan.

In general, Japanese speakers use indirect refusal speech acts. However, this study shows that the Japanese also use direct refusal speech acts toward the 2020 Tokyo Olympics. The purpose of this study is to give explanation about Japanese direct refusal speech acts against 2020 Tokyo Olympics. The petition site change.org was used as a data source for this study. This study found 312 refusal speech acts, including 38 direct refusal speech acts, 27 indirect-direct refusal speech acts, 6 direct-indirect refusal speech acts, and 241 indirect refusal speech acts. The verbs kougi 'to protest,' hantai 'against,' and chuushi 'cancel,' as well as the adjective dame 'not allowed,' are used as markers in direct refusal speech acts. Indirect refusal speech acts’ are also found in 2020 Tokyo Olympics refusal. In this study, indirect refusal speech acts takes the shape of declarations of opinion about the Olympics and Covid-19 pandemic, demand, emotional comment, satire, and mockery. Indirect refusal speech acts demonstrates that Japanese speakers consider politeness in conveying rejection."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alysha Miranda
"Penelitian ini membahas mengenai kesempatan baru bagi Jepang untuk memperkuat negaranya melalui branding negara dalam acara Olimpiade Tokyo 2020. Acara internasional yang mendunia seperti Olimpiade memberikan peluang yang ideal bagi Jepang untuk mendongkrak citra bangsanya dengan menampilkan aset terkuatnya ke dunia pada Olimpiade Tokyo 2020, yang menjadi aspek penting dalam meningkatkan kekuatan soft power. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai dampak menguntungkan dengan adanya Olimpiade 1964 yang lampau. Dilanjutkan dengan persiapan dan rencana yang akan dilakukan pada Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilaksanakan di tahun depan. Kemudian di dalam diskusi akan dijelaskan mengenai kemajuan yang sudah dilakukan Jepang sampai saat ini, yang dapat memperkuat warisan yang dapat diingat oleh seluruh dunia. Dan mengambil kesimpulan apakah acara olahraga internasional dapat mendongkrak soft power Jepang dengan menekankan pada branding negaranya.

This study discusses new opportunities for Japan to approve its country through nation branding at the Tokyo 2020 Olympic Games. Mega events such as the Olympics provide an ideal opportunity for Japan to boost its countrys image by using its strongest assets for the world to see at the 2020 Tokyo Olympics, one that is important to further increase Japans soft power. In this study, the positive effect of the previous 1964 Olympics will be discussed. Followed up with the preparations and plans that will be carried out at the Tokyo 2020 Olympics, which will be held next year. In the discussion, the progress that has been made by Japan up to the present moment to further strengthen Japans legacy will also be discussed. And whether international sporting events can boost Japanese soft power by emphasizing on their nation branding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Desti
"Penelitian ini membahas tentang praktik diplomasi publik Jepang dalam melaksanakan sebuah program pertukaran pemuda antara Jepang dengan negara-negara anggota ASEAN bernama JENESYS. JENESYS sebagai alat diplomasi publik Jepang bertujuan untuk memengaruhi opini publik tentang Jepang, sehingga Jepang memiliki reputasi yang baik di kalangan khalayak internasional. Penelitian ini menggunakan teori diplomasi publik abad 21 yang dikemukakan oleh Gyorgy Szondi untuk menganalisis program JENESYS pada tahun 2007 hingga 2014 dengan kegiatan-kegiatan di dalamnya, dan menjelaskan hubungan antara JENESYS dengan nation branding. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ditemukan bahwa JENESYS berkepentingan untuk mempromosikan budaya Jepang sekaligus memengaruhi publik asing dalam meningkatkan reputasi Jepang.

This study discusses about the practice of Japan 39s public diplomacy in the implementation of JENESYS mdash a youth exchange program between Japan and the member states of ASEAN. JENESYS as a tool of Japanese public diplomacy aims to influence public opinion about Japan, so Japan has a good reputation amongst international audiences. This study uses the 21st century public diplomacy theory pointed out by Gyorgy Szondi in analyzing the JENESYS program from 2007 until 2014 and its activities, and explains the relationship between JENESYS and nation branding. Qualitative descriptive study is the method of this study. The result of this study indicates that JENESYS has a national interest to promote Japanese culture as well as to influence foreign public in enhancing Japan 39s reputation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrianti Wulandari
"Tesis ini menganalisis kreativitas, kebersamaan dan pendidikan dalam Jak-Japan Matsuri 2009-2013 sebagai diplomasi budaya Jepang. Dengan menggunakan teori soft power didukung oleh konsep diplomasi budaya, konsep kebudayaan dan konsep sosialisasi. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah Jepang secara aktif menggelar perayaan pekan budaya Jepang di Jakarta yang dinamai Jak-Japan Matsuri. Penyelenggaraan perayaan ini berisikan kegiatan pertunjukan budaya Jepang dan Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan dengan adanya bekerjasama antara warga negara Jepang di Jakarta didukung oleh pemerintah Jepang bekerjasama dengan Indonesia melalui pemerintah daerah khusus ibu kota Jakarta. Jak-Japan Matsuri dapat dikatakan telah menciptakan ketertarikan dan kekaguman masyarakat Indonesia yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, dilihat dari jumlah pengunjung yang selalu padat tiap tahunnya.

This thesis analyzes of creativity, unity and education in the Jak-Japan Matsuri Japan 2009-2013 as cultural diplomacy. By using the soft power theory is supported by the concept of cultural diplomacy, cultural concepts and the concept of socialization. In the last five years, the Japanese government is actively held a celebration of Japanese culture week in Jakarta, called Jak-Japan Matsuri. This festival consists of performances of Japanese culture activities and Indonesia. This event was organized with the collaboration between Japanese citizens in Jakarta, supported by the Japanese government in cooperation with the Indonesian government through capital city of Jakarta government. Jak-Japan Matsuri Can be said to have created the interest and admiration of the people of Indonesia who live in Jakarta and surrounding areas, judging from the number of visitors each year who are always crowded.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dore, R.P.
Berkeley: University of California Press , 1958
301.36 DOR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Morohira, Kaori
"Tesis ini membahas faktor-faktor yang berpengaruh bagi pemerintah Jepang, khususnya Kementerian Luar Negeri Jepang untuk menggelar diplomasi kebudayaan dengan menggunakan soft-power di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemerintah Jepang dalam menggunakan kombinasi diplomasi antara kebudayaan tradisional dengan pop, yang sebelum 1990-an tidak diperhatikan, sebagai alat diplomasi untuk mendapatkan kepentingan nasional di Indonesia. Penelitian ini menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kombinasi diplomasi kebudayaan tradisional dan pop Jepang di Indonesia.

The focus of this study is to explore cultural diplomacy and soft-power of Japanese government, especially the one of the Ministry of Foreign Affairs of Japan in Indonesia. The purpose of this study is to understand what factors influenced Japanese government to use not only traditional culture but also pop culture which was not focused before 1990's as diplomacy to reach national interests in Indonesia. In this study, two kinds of factors will be explained, which are external factors and internal factors as factor which influences Japanese government to begin combination of traditional and pop cultural diplomacy in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Ilana
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
823.912 TAN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Prayoga
"ABSTRAK
Universitas Tōkyō yang didirikan pada 1877 telah menghasilkan banyak lulusan
unggul yang menduduki posisi-posisi penting di birokrasi pemerintahan. Lulusan
universitas ini dikenal dengan sebutan ?gakubatsu? (kelompok lulusan) Universitas
Tōkyō. Penelitian ini membahas cikal bakal gakubatsu Universitas Tōkyō dan
lingkaran gakubatsu yang berperan dalam keberhasilan para lulusan di birokrasi
pemerintahan. Penelitian ini disusun dengan metode studi pustaka dan pendekatan
sejarah. Dari analisis penelitian ini, diperoleh temuan bahwa keberhasilan para lulusan
yang menduduki posisi-posisi penting sangat terkait dengan peran gakubatsu
universitasnya. Gakubatsu, akhirnya menjadi bentuk sumbangsih tersendiri Universitas
Tōkyō terhadap Jepang.

ABSTRACT
University of Tōkyō, established in 1877, has many bright graduates who ruled in
government offices for years. All graduates from this university are known as
?gakubatsu? (school clique of) University of Tōkyō. This research described the
formation of ?gakubatsu? University of Tōkyō and also ?gakubatsu? network which
supported other University of Tōkyō graduates in the government offices. The research
is conducted through literature review and historical approaches. Based on the research,
the success of University of Tōkyō graduates in government offices were actually
caused by supports of senior graduates who already had important title in government
offices, and all related to the university ?gakubatsu?. In the end, ?gakubatsu? becomes
one of University of Tōkyō contribution form towards Japan.;"
2016
S65615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>