Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gobel, Rahmat Ihsan
"[ABSTRAK
Penelitian ini mengaplikasikan metode Quality Function Deployment dan Analytical Hierarchy Process pada produk air conditioner tipe YC-CS9NKJ yang diproduksi oleh Panasonic Indonesia. Tujuan utama dari penelitian dalam skripsi ini adalah mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas konsumen terhadap produk air conditioner secara umum untuk dijadikan sebagai dasar dalam menentukan prioritas pengembangan dari setiap atribut teknis produk tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan prioritas konsumen air conditioner secara tepat.
Penelitian secara garis besar menjelaskan penerapan metode Quality Function Deployment dalam mengidentifikasi atribut kebutuhan yang ada untuk kemudian prioritasnya akan ditentukan melalui metode Analytical Hierarchy Process. Hasil yang diperoleh, lebih lanjut akan diolah dengan matriks House of Quality untuk dihubungkan dengan setiap atribut teknis yang ingin dikembangkan dari produk.
Dari berbagai data yang diperoleh sebagai input dalam pengolahan data penelitian, didapatkan hasil penelitian bahwa pengembangan pada atribut kinerja dan fitur penekan konsumsi daya listrik dari penggunaan produk menjadi pengembangan yang memiliki prioritas paling tinggi untuk dilakukan agar dapat memenuhi prioritas kebutuhan konsumen. Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi berbagai atribut kebutuhan konsumen lainnya beserta prioritasnya terhadap produk air conditioner secara umum yang juga dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan produk. Lebih jauh, penelitian ini juga memberikan implikasi manajerial serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
;This study is implementing the methods of Quality Function Deployment and Analytical Hierarchy Process on air conditioner product type CS-YC9NK which is produced by Panasonic Indonesia. The main objective of the research in this study is to identify the customer requirements and priorities on air conditioner product in general which is going to become the foundation of determining the development priority on every technical attribute of the product, therefore it will able to deliver a product which satisfies customer requirement and priorities on air conditioning precisely.
Generaly the research is describing the implementation of Quality Function Deployment method in identifying the available requirement attribute, which the priorities is going to b determined by the Analytical Hierachy Process method. After ward, the result will be calculated inside the House of Quality matrix to be connected to each technical attributes which is subjected to product development.
From various data which are obtained as input during research and data calculation, can be concluded that development on performance and features to reduce electrical power consumption during product utilization become the highest priority to be performed in order to satisfy the customer requirement priorities. This research also successfully intended various of other customer requirement attributes, together with priorities on air conditioner product in general which may also be utilized for product development considerations. Furthermore, this research has provided managerial implications and recommendations for company and for further research.
, This study is implementing the methods of Quality Function Deployment and Analytical Hierarchy Process on air conditioner product type CS-YC9NK which is produced by Panasonic Indonesia. The main objective of the research in this study is to identify the customer requirements and priorities on air conditioner product in general which is going to become the foundation of determining the development priority on every technical attribute of the product, therefore it will able to deliver a product which satisfies customer requirement and priorities on air conditioning precisely.
Generaly the research is describing the implementation of Quality Function Deployment method in identifying the available requirement attribute, which the priorities is going to b determined by the Analytical Hierachy Process method. After ward, the result will be calculated inside the House of Quality matrix to be connected to each technical attributes which is subjected to product development.
From various data which are obtained as input during research and data calculation, can be concluded that development on performance and features to reduce electrical power consumption during product utilization become the highest priority to be performed in order to satisfy the customer requirement priorities. This research also successfully intended various of other customer requirement attributes, together with priorities on air conditioner product in general which may also be utilized for product development considerations. Furthermore, this research has provided managerial implications and recommendations for company and for further research.
]
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"selecting dan measuring performance of supplier is one of the fundamental aspect to the seccess of implementing supply management. By having qualified suppliers, companies can offer excellent products and services to their customers. Thus, the success of a supply chain can be accomplished. PT "AR", which is located in Denpasar had evaluated the performance of its suppliers by a conventional method. The aims of this research is to implement analytical hierarchy process method for evaluating performance of the suppliers by integrating some criterias used by the company. By implementing this method, PT "AR" will know the rank of its supplier. Supplier with execellent performance, hand in hand with PT "AR" will tr to realize their success."
657 JATI 7:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniasih
"Kebutuhan telekomunikasi termasuk kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan jasa telekomunikasi adalah inovasi teknologi yang dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia sampai ke pelosok area, bukan hanya telekomunikasi di darat bahkan saat berada ditengah laut sekalipun. Adanya kerjasama Perusahaan Telekomunikasi Selular untuk mendukung ketersediaan telemetri, yang kemudian memiliki manfaat besar yaitu tersedianya jaringan telepon selular bagi para penumpang diatas kapal, dan untuk terus berinovasi serta memberikan yang terbaik kepada konsumen, pihak penyedia layanan harus terus memperbaiki kualitas.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SERVQUAL agar dapat diukur kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan dengan menganalisa kesenjangan (gap) yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterima. Pada penelitian ini keinginan dan harapan konsumen diterjemahkan kedalam House of Quality pada Quality Function Deployment. Hasil penelitian diusulkan menggunakan nilai strategi perusahaan untuk mendapatkan prioritas perbaikan atribut pelayanan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

The need for telecommunications, including the category of primary need for the people of Indonesia, one of the important aspects that need to be considered by the telecommunications company is a technological innovation that can cover all of Indonesia to outlying places, not only telecommunications on land even when in the middle of the ocean though. With Cellular Telecommunications Company cooperation to support the availAbility of telemetry, then develop into the greatest benefit is the availAbility of the Mobile phone network for the passengers on board, to continue to innovate and deliver the best to customers, the service providers must continue to improve quality.
Research conducted using the SERVQUAL method to used to measure the quality of service based on the five dimensions of service quality by analyzing gaps that occurs due to a mismatch between customer expectations and perceptions of the quality of service received. In this study wants and expectations of consumers translated into House of Quality in Quality Function Deployment. Results of research propose using strategy value to get priority repairs according to the company’s ability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ryoko Sugama
"Intalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai wajah terdepan pelayanan di RSUP Sanglah Denpasar membutuhkan sebuah metode untuk meningkatkan kualitas pelayanannya tetapi berdasarkan harapan pelanggan internal dan eksternal (SERVQUAL) kemudian dengan metode QFD yang hasilnya dituangkan ke dalam matriks House Of Quality untuk mengidentifikasi aspek-aspek teknis apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi keinginan pelanggan tersebut serta dibuatkan prioritas terhadap aspek-aspek teknis tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain kualitas pelayanan di IGD RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan suara pelanggan menggunakan metode SERVQUAL-QFD. Desain penelitian yaitu action research/penelitian tindakan.
Pelanggan eksternal berjumlah 100 orang, pelanggan internal berjumlah 66 orang. Hasil penelitian ini adalah House Of Quality sebagai matrik awal metode QFD yang memperlihatkan nilai kepentingan relatif pelanggan eksternal, nilai kepentingan absolut dan relatif aspek teknis pelanggan internal serta prioritas dari aspek teknis manajemen untuk menghadapi suara pelanggan. 5 besar prioritasnya adalah sebagai berikut : (a) Survei kepuasan pelanggan internal dan eksternal, (b) Sistem Pemasaran berdasarkan analisis situasi rumah sakit (c) Sistem informasi manajemen yang kuat (d) Peningkatan teamwork dan berpikir sistem. (e) Pengadaan penunjang pelayanan yang lengkap dan proses cepat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah desain kualitas pelayanan yang dapat diterapkan oleh IGD RSUP Sanglah untuk menjawab suara pelanggan adalah dengan melakukan atau membuat program dalam rangka mendukung 5 prioritas aspek teknis tersebut di atas.

Emergency Departement as the front gate of service in Sanglah Hospital need a method to elevate service quality that based on internal and external customer expectation (SERVQUAL) or Voice of Customer combine with QFD Methode, the result will be put in the matriks known as House Of Quality. QFD has been used to translate Voice of Customer into technical aspect of service.
The aim of this study is to design service quality in emergency department of Sanglah Hospital based on customer expectation using SERVQUAL-QFD method. This research use action research. Involve 100 respondents (external customer) and 66 internal customer (managements and staff of emergency department).
The result of House of Quality suggest 5 top ranking as priorities. There are: a) Identification of customer internal and external expectation through routine survei. b) Sistem Pemasaran based on situation analysis of Sanglah Hospital. c) Integrity of Management Information Sistem. d) Development of teamwork dan sistem thinking. e) Quick and complete procurement service.
Conclusion of this research is implementation of quality design based on customer voice at Emergency Departement Sanglah Hospital, congruent with 5 priority of technical aspect which has mention above.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radithya Rayhanadhya Rafee
"Kehamilan, persalinan, dan masa nifas seharusnya menjadi pengalaman positif dengan fokus utama pada kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi. Namun, tahapan ini masih menghadapi risiko tinggi, terutama di negara-negara dengan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Dua metode persalinan yang umum adalah persalinan pervaginam dan seksio sesarea (sesar), di mana persalinan sesar meningkat prevalensinya meskipun memiliki risiko lebih tinggi. Tren peningkatan persalinan sesar, yang dipicu oleh preferensi untuk menghindari rasa sakit, bertentangan dengan anjuran medis yang merekomendasikan persalinan pervaginam kecuali ada komplikasi. Studi ini bertujuan meningkatkan desain meja bersalin untuk mendorong ketertarikan ibu untuk memilih persalinan pervaginam, menggunakan metodologi Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian mengidentifikasi 20 spesifikasi teknis meja bersalin yang terbagi menjadi 4 kelompok prioritas. Backrest (16,127%), kekuatan rangka (11,610%), dan mekanisme hi-lo (8,020%) merupakan spesifikasi dengan bobot tertinggi sehingga diyakini dapat meningkatkan nilai jual. Korelasi antar spesifikasi teknis dan arah perbaikan juga telah dipetakan untuk penetapan target yang lebih baik. Penggunaan kombinasi QFD dan AHP memungkinkan pengembangan spesifikasi yang konsisten dan prioritas atribut berdasarkan kebutuhan pengguna.

Pregnancy, childbirth, and the postpartum period should be positive experiences with a primary focus on the health and well-being of both mother and baby. However, these stages still face high risks, particularly in countries with inadequate healthcare facilities. Two common childbirth methods are vaginal delivery and caesarean section (C-section), with the prevalence of C-sections increasing despite their higher risks. The rising trend of C-sections, driven by the preference to avoid pain, contradicts medical recommendations that suggest vaginal delivery unless complications arise. This study aims to improve the design of delivery tables to encourage mothers to choose vaginal delivery, using the Quality Function Deployment (QFD) and Analytic Hierarchy Process (AHP) methodologies. The research identified 20 technical specifications for delivery tables, divided into four priority groups. Backrest (16.127%), frame strength (11.610%), and Hi-Lo mechanism (8.020%) are the specifications with the highest weights, believed to enhance sales value. Correlations among technical specifications and directions for improvement have also been mapped for better target setting. The use of QFD and AHP in combination allows for the development of the delivery bed specifications and prioritization of attributes based on users’ consistent judgment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duwi Retno Wulansari
"Pengelolaan persediaan suku cadang untuk kegiatan pemeliharaan peralatan menjadi hal
penting bagi perusahaan terutama industri manufaktur. Ketidaktersediaan suku cadang
mengakibatkan potensi terjadinya breakdown peralatan yang berdampak pada biaya atas
waktu henti peralatan. Sebaliknya, kelebihan persediaan mengakibatkan biaya
penyimpanan yang cukup tinggi dan terjadinya dead stock material yang belum
dimanfaatkan. Selain itu perusahaan harus mampu mengelola material persediaan agar
tetap terjaga kualitasnya sehingga siap digunakan kapanpun material dibutuhkan.
Pengelolaan suku cadang melibatkan baik aspek pemeliharaan maupun aspek persediaan
karena keduanya saling berhubungan. Dalam penelitian ini akan dibahas klasifikasi
berdasarkan kedua aspek tersebut. Klasifikasi dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama
adalah klasifikasi suku cadang berdasarkan fungsinya dalam suatu peralatan, dilanjutkan
dengan klasifikasi berdasarkan dampaknya terhadap produksi, health, safety, dan
environment menggunakan risk assessment matrix. Tahap kedua, klasifikasi multi kriteria
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan kriteria lead time, unit
price, probability of failure, dan availability of equipment. Kedua tahapan ini akan
dikombinasikan dalam decision diagram untuk mengetahui criticality level suku cadang.
Metodologi ini dikembangkan di salah satu industri pengolahan minyak di Indonesia dan
dapat diimplementasikan sebagai langkah dalam menetapkan kebijakan persediaan. Hasil
penelitian menunjukkan, dengan pengembangan metodologi tersebut dapat diketahui
tingkat kekritisan suku cadang sehingga dapat ditentukan prioritas penyediaannya di
gudang.

Management of spare parts in maintenance activities is indispensable for companies. The
insufficiency of spare part, resulting in equipment failures which has an impact on costs.
Otherwise, inventory excess may result in high storage costs and dead stock of materials.
The company should be able to manage the inventory level so that their quality is
maintained. Spare part management involves both maintenance and inventory aspect
because they are interrelated. In this research, we determine how to classify spare parts
considering these two aspects. This classification is divided into two parts; classification
based on the function of spare parts and impact in terms of production, health, safety, &
environment using risk assessment matrix; and multi-criteria classification using
Analytical Hierarchy Process with the criteria of lead time, unit price, probability of
failure, and availability of equipment. Then combined in decision diagram to determine
the criticality level of the spare part. The methodology was developed in the oil processing
industries in Indonesia and can be implemented as a step in establishing inventory
management policies. From the research, it is known that the development of the
methodology can obtain the criticality level of spare parts so that the priority of supply
can be determined"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wibisono
"ABSTRAK
Persaingan pasar yang makin keras, membuat pelanggan memiliki banyak
altematif dalam membeli produk-produk yang di tawarkan produsen. Agar dapat
memenangkan pangsa pasar atau setidaknya mempertahankan diri terhadap situasi
tadi, maka produk yang di buat harus disesuaikan dengan keinginan pelanggarn
Dengan kata lain mutu dari suatu produk, harus dilihat dari sudut pandang
pelanggan sehingga orientasi berproduksi saat ini di arahkan kepada upaya,
bagaimana cara agar dapat memenuhi atau memuaskan keinginan pelanggan.
Sebagai pengguna akhir produk, pelanggan memiliki kebutuhan yang amat
beragarn. Memahami secara baik keinginan pelanggan terhadap suatu pmduk, alcan
memudahkan produsen untuk merancang produk yang sesuai dengan persyaratan
mereka Dilain pihak produsen memilild keterbatasan-keterbatasan guna memenuhi
seluruh keinginan pelanggarmya. Karena keterbatasan tersebut, maka seluruh
departemen terkait yang ada harus dilibatkan, agar dapat memenuhi keinglnan
pelanggan. Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management, yang menitik
beratkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, melalui perbaikan proses
yang bersinambung serta menyeluruh (melibatkan seluruh sumber daya yang ada di
perusahaan).
Salah satu alat bantu dalam Total Quality Management, untuk mendapatkan
keselarasan rerbaik, antara keinginan pelanggan dengan kemampuan proses
produksi yang ada pada produsen, di kenal dengan nama Quality Function
Deployment (QFD). Penerapan konsep ini, terutama sekali di peruntukkan pada
proses perancangan produk baru. Dimana di harapkan produk akhir yang nantinya
terbentuk, lebih terjamin kesesuaiannya dengan kehendak pelanggan.
Penerapan lain dari konsep ini dapat pula di terapkan pada produk yang
telah di produksi. Yakni untuk upaya perbaikan mutu produk, melalui penjabaran
kembali keinginamkeinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian
bagian dari produk yang belum sesuai dengan kehendak pelanggan, dapat di
sempumakan oleh produsen, sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan.

"
1996
S36672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Fikri Supriyatna
"Tingginya tingkat kejadian bencana yang terjadi di Indonesia, menjadi latar belakang dari penelitian ini. Dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki oleh siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) khususnya siswa jurusan Teknik Konstruksi Kayu yang dapat membuat rumah semi permanen yang dapat dipasang dan di bongkar kembali (knockdown), diharapkan dapat membantu proses penanganan pengungsian yang membutuhkan tempat tinggal yang layak dan sesuai dengan harapan para pengungsi.
Penelitian ini menganalisis beberapa atribut desain penyusun rumah knockdown sehingga didapatkan kombinasi yang benar-benar sesuai dengan keinginan responden yang merupakan korban pengungsian erupsi Gunung Merapi, Desa Krinjing, Jawa Tengah. Selain itu, dengan penelitian ini akan ditemukan tingkat kepentingan dari spesifikasi teknik yang akan diterapkan untuk membuat rumah knockdown tersebut.
Penelitian ini dikemas dengan pendekatan statistik menggunakan metode Conjoint Analysis untuk mendapatkan kombinasi atribut, dan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan tingkat kepentingan spesifikasi teknik rumah knockdown dimana kedua metode tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk menunjang penelitian ini.

High frequency of disaster occured in Indonesia is the background of this study. By utilizing the expertise of vocational high school students (SMK) especially students majoring in Wood Construction Engineering to create semi-permanent houses that can be installed and dismantled (knockdown), is expected to help the process of refugees management in need of decent shelter and appropriate with the expectations of the refugees.
This study analyzed several constituent design attributes of the knockdown house to get a combination that suits the respondents who were victims of the eruption of Merapi Mountain evacuation, Krinjing village, Central Java. In addition, the study will find the importance of the technical specifications that will be applied to make the knockdown house.
This study is packed with statistical approach using Conjoint Analysis to get a combination of attributes, and Quality Function Deployment (QFD) to get the importance level of the technical specifications of the knockdown house in which the two methods is complementary to one another to support this research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Juniar
"Tujuan dalam suatu organisasi dalam mengembangkan sistem informasi adalah ketersediaan dan aksesibilitas informasi yang dapat tercapai melalui sistem informasi yang terintegrasi. Teknologi yang dikenal dapat melakukan integrasi, menawarkan konektivitas, dan memiliki interoparabilitas tinggi adalah middleware. Teknologi middleware yang memanfaatkan konsep Service Oriented Architectures (SOA) adalah web service, yang kemudian berevolusi menjadi suatu teknologi baru bernama Enterprise Service Bus (ESB). Saat ini, terdapat berbagai produk middleware ESB yang menawarkan keunggulannya masing-masing, sehingga diperlukan suatu metode dalam memilih produk middleware ESB yang berkualitas.
Metode yang menyediakan solusi, berorientasi terhadap tujuan, fleksibel, dan fokus terhadap kebutuhan pengguna adalah Quality Function Deployment (QFD), dan metode yang dapat digunakan dalam membantu pengambilan keputusan guna menetapkan pilihan, menentukan peringkat, dan pemilahan terhadap alternatif-alternatif pilihan yang ada berdasarkan kriteria-kriteria penentu keputusan adalah Multi Criteria Decision Analysis (MCDA). Salah satu metode yang menggunakan pendekatan MCDA adalah Analytic Hierarchy Process (AHP).
Penelitian ini menghasilkan suatu model pemeringkatan kualitas produk middleware ESB dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Proces (AHP) yang diintegrasikan dengan metode Quality Function Deployment (QFD) berdasarkan kriteria model kualitas SOAQM. Implementasi dari model tersebut menghasilkan peringkat produk middleware ESB. WebMethods adalah produk middleware ESB yang mendapatkan peringkat pertama diikuti oleh IIB, Oracle SOA Suite, dan BizTalk. Penerapan metode pemeringkatan yang telah dilakukan menjadi masukan dalam proses pembelajaran dan panduan bagi BPJS Kesehatan dalam kaitannya dengan pemilihan perangkat lunak yang paling tepat dengan kebutuhan organisasi pada masa mendatang.

The goal of developing an information systems in an organization are for the availability and accessibility of information that can be achieved through integrated information systems. The technology that has function to integrating, offering connectivity, and has a high interoperability known as middleware. The middleware technology which utilizes the concept of Service Oriented Architectures (SOA) known as web service, which evolved into a new technology called Enterprise Service Bus (ESB). Currently, there are various ESB middleware products that offering the advantages of each, so we must adopt a method for choosing the right ESB middleware product.
The method that provides a solution, oriented to the organization goals, flexible, and focused to the needs of users, known as Quality Function Deployment (QFD), then, a method that can be used to help decision makers in order to making a selection, to ranking, and to sorting for the available alternatives based on criteria known as Multi Criteria Decision Analysis (MCDA). A method that uses MCDA approach is the Analytic Hierarchy Process (AHP).
This research resulted an ESB middleware product quality model using Analytic Hierarchy Proces (AHP) integrated with the Quality Function Deployment (QFD) based on the criteria of quality models SOAQM. The application of the model provide a priority quality of ESB middleware products. WebMethods ESB is the middleware product that get the first ranked, followed by IIB, Oracle SOA Suite and BizTalk. The implementation of the method can become input for the learning process and give guidance to BPJS Kesehatan in relation to the selection of the most appropriate software that best suits to the needs of the organization in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Santoso
"ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001.Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan.
ABSTRACT
Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>