Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurmeila Alifah
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komodifikasi anggota JKT48 dan komodifikasi dukungan fans terhadap idola yang dilakukan oleh manajemen JKT48. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, analisis wacana kritis. Hasil penelitian ini adalah komodifikasi anggota JKT48 dan komodifikasi dukungan fans karena manajemen JKT48 mentransformasinya sebagai komoditi. Kerugian yang ditimbulkan bagi perempuan yang menjadi anggota JKT48 adalah eksploitasi sebagai pekerja dan kehilangan makna dirinya sebagai perempuan karena direduksi menjadi obyek dan komditi. Sedangkan kerugian yang dapat dialami oleh fans adalah pengurangan hak sebagai konsumen dan mengalami manipulasi sehingga melakukan konsumsi atas komoditi yang sebenarnya bukan komoditi.

ABSTRACT
;The purposes of this research are to know about the commodification of JKT48?s member and the commodification of the fans? support among their idol that have been done by JKT48?s management. This research use qualitative method with observation, interview and critical discourse analysis. The Result of this research is JKT48?s management did the commodification against women (JKT48?s member) and against fans? support because JKT48?s management transformed women and fans? support as a commodity which is can be sold to public. The bad impacts of commodification for women are an exploitation as a labor and they are losing the meaning of themselves as a women because the reduction as an object or a commodity. On the other hand, the bad impacts of commodification for it fans are the decreasing of their rights as a consumer and manipulated by the management so they are consuming among a ?commodity? that not really a ?commodity?.
;The purposes of this research are to know about the commodification of JKT48?s member and the commodification of the fans? support among their idol that have been done by JKT48?s management. This research use qualitative method with observation, interview and critical discourse analysis. The Result of this research is JKT48?s management did the commodification against women (JKT48?s member) and against fans? support because JKT48?s management transformed women and fans? support as a commodity which is can be sold to public. The bad impacts of commodification for women are an exploitation as a labor and they are losing the meaning of themselves as a women because the reduction as an object or a commodity. On the other hand, the bad impacts of commodification for it fans are the decreasing of their rights as a consumer and manipulated by the management so they are consuming among a ?commodity? that not really a ?commodity?.
, The purposes of this research are to know about the commodification of JKT48’s member and the commodification of the fans’ support among their idol that have been done by JKT48’s management. This research use qualitative method with observation, interview and critical discourse analysis. The Result of this research is JKT48’s management did the commodification against women (JKT48’s member) and against fans’ support because JKT48’s management transformed women and fans’ support as a commodity which is can be sold to public. The bad impacts of commodification for women are an exploitation as a labor and they are losing the meaning of themselves as a women because the reduction as an object or a commodity. On the other hand, the bad impacts of commodification for it fans are the decreasing of their rights as a consumer and manipulated by the management so they are consuming among a ‘commodity’ that not really a ‘commodity’.
]
"
2015
S60273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Yoanda Pragita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi pemaknaan mengenai imperialisme budaya, khususnya pada konsumsi produk musik, oleh penggemar pada pertunjukkan teater idol group JKT48. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus yang menggunakan teori resepsi. Berdasarkan hasil interpretasi ditemukan bahwa dimensibehaviors dan symbolsmemiliki peranan dalam mempengaruhi posisi pemaknaan informan. Sementara hasil penelitian ditemukan beberapa faktor penyebab terjadinya imperialisme budaya atas konsumsi produk musik pada penggemar idol group JKT48, yaitu interaktivitas, aktivitas sosial, loyalitas, ilusi kedekatan, serta kebaruan.

ABSTRACT
This research aims to reveal the audience’s position on interpreting the meaning of cultural imperialism, specifically on the consumption of music, on the theater show of idol group JKT48 using case study as the research method and reception theory. The result suggest that behaviors and symbols of the cultural imperialism’s dimensions hold a meaningful role on the informant’s position on interpreting cultural imperialism. The result also shows five reasons of cultural imperialism on the consumption of music on JKT48’s fans, which are interactivity, social activity, loyalty, illusion of intimacy, and novelty"
2016
T45626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jasmine Noegroho
"The term cancel culture has taken the online realm by storm since it involves revoking cultural clout just with a few types on the keyboard. Cancel culture is understood as collective attempt to boycott a target from having a prominent public platform for violating social norms with economic and social consequences that can reach to destructive degree. While the practice of cancelling via online activisms has been acknowledged in other parts of the world, studies that took cases in Indonesia are still scarce. This paper explores how Indonesian netizens execute cancel culture as a form of computer-mediated communication to Zara JKT48's scandals, whose relationship with social media coincides with the panopticon concept. Panopticon in this study refers to social media as a virtual prison where people are under constant surveillance. Details of Zara’s online scandals are compiled from Instagram and Twitter posts from Zara herself, fans and critics which serves as data to be analyzed using multimodal analysis. The study discovered that although there are shared similarities practices of cancelling in Japan, home of sister group AKB48, such as issues went instantly viral and original intentions got derailed into online prosecution and online bullying, Indonesia's way of synthesizing new norms of cancel culture resulted in a cancel culture with little to no substantial consequences as the object of cancelling continues being supported by endorsers and maintaining her career.

Fenomena Cancel Culture telah menguasai perhatian ranah online karena kemampuannya mempengaruhi pencabutan pengaruh budaya seseorang hanya dengan ketikan jari di sosial media. Cancel culture dipahami sebagai upaya kolektif untuk memboikot target yang memiliki platform public terkemuka karena melanggar norma sosial dengan konsekuensi ekonomi dan sosial yang dapat mencapai tingkat destruktif. Tulisan ini mengeksplorasi bagaimana netizen Indonesia melakukan cancel culture sebagai bentuk Computer-mediated Communication (CMC) terhadap skandal Zara JKT48 yang hubungannya dengan sosial media bertepatan dengan konsep panopticon. Panopticon dalam penelitian ini mengacu pada media sosial sebagai penjara virtual dimana orang-orang berada di bawah pengawasan konstan. Rincian skandal online Zara dikumpulkan dari Instagram dan Twitter posting dari Zara sendiri, para penggemar, dan kritikus yang berfungsi sebagai data untuk dianalisis mengunakan analisis multimodal. Studi ini menemukan bahwa meskipun ada kesamaan praktik canceling di Jepang, negara asal sister group AKB48, seperti masalah langsung menjadi viral dan itikad asli tergelincir menjadi penuntutan online dan intimidasi online, cara Indonesia mensintesis norma-norma baru cancel culture dengan sedikit atau tanpa konsenkuensi substansial sebagai objek cancel culture karena mereka terus didukung oleh endorses dan alhasil berhasil mempertahankan karier.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Prawira Utama
"Tesis ini membahas tentang fenomena idol group JKT48 sebagai bagian dari diplomasi publik Cool Japan Jepang yang muncul di Indonesia. Dengan menggunakan nilai-nilai ala Jepang, yang disadur dari sister group mereka yang berada di Jepang, AKB48, JKT48 menemukan popularitasnya di Indonesia. Fans-fans berat JKT48 pun bermunculan di Indonesia. Ini adalah pertanda dari berhasilnya diplomasi publik Cool Japan Jepang di Indonesia. Idol group JKT48 sebagai bagian dari diplomasi publik Jepang di Indonesia dianalisis menggunakan metode studi pustaka dan wawancara. Studi pustaka yang dilakukan sendiri berkenaan dengan diplomasi publik Jepang, soft power dari Joseph Nye, hingga idology dari Patrick Galbraith.

Idol group JKT48 is a part of Japanese?s Public Diplomacy dubbed as the Cool Japan Program. With the Japanese value extracted from their Japanese sister group, AKB48, JKT48 rise into popularity in Indonesia. This is one of the sign on how succesful Japan's Cool Japan diplomacy in Indonesia. The subject was analyzed using literature review and interviews. The literature review includes Joseph Nye's soft power and Patrick Galbraith's idology. This research conclude that the nature of Indonesian people are suitable for Japanese public diplomacy to spread nicely."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T44925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Firlina
"JKT48, grup penyanyi yang merupakan sister group idola asal Jepang AKB48, saat ini merupakan penyanyi yang cukup dikenal di Indonesia karena fanatisme fansnya. Salah satunya adalah Kaskus JKT48 yang merupakan komunitas fandom penggemar JKT48 dan terbentuk online dari forum online kaskus. Kaskus JKT48 cukup terkenal karena kekompakan dan eksistensinya di kalangan fans JKT48. Penelitian ini kemudian ingin mengetahui bagaimana dinamika hubungan yang terjadi pada Kaskus JKT48 sehingga membuat Kaskus JKT48 sebagai komunitas online menjadi kompak. Dinamika hubungan dapat terjadi dari interaksi online dan offline, ikatan, pemaknaan identitas anggota sebagai bagian dari Kaskus JKT48, dan penggunaan media sosial (forum online dan Twitter) sebagai media komunikasi komunitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif dan menggunakan strategi etnografi.
Hasil dari penelitian ini yaitu terjadi dinamika komunitas Kaskus JKT48 karena interaksi online offline yang terus menerus terjadi. Dinamika berdampak pada ikatan dan kekompakan komunitas yang berkurang. Dinamika juga terjadi karena identitas anggota mulai terkontestasi dan muncul clique (kelompok dalam kelompok). Interaksi online dengan menggunakan berbagai media sosial juga menjadi pemicu munculnya dinamika dalam Kaskus JKT48 akibat adanya overload information dan membuat kejenuhan pada anggota komunitas.

JKT48, a singer group which is Japanese idol sister group of AKB48 , is now a well-known singer in Indonesia because of fanaticism fans. One of them is Kaskus JKT48, the fandom community JKT48 fan that formed online by online forums known as Kaskus. Kaskus JKT48 is quite famous because of its coheisveness and its existence among JKT48 fans. This study want to know how the dynamics of the relationships that occur on Kaskus JKT48 thus making Kaskus JKT48 as a cohessive online community. The dynamics of the relationship can occur from online and offline interaction, bonding, meaning the identity of members as part of JKT48 Kaskus, and the use of social media ( online forums and Twitter ) as a community communication medium. This research use qualitative and interpretive paradigm by using ethnographic strategy.
The results of this study are the dynamics of JKT48 Kaskus community due to online and offline interactions that keep happen in it. The dynamics caused impact on bond and reduced community cohesiveness. Dynamics also occur because of the identity of the members began contested and appear clique ( groups within groups ). Online interaction using a variety of social media is also a trigger of dynamics in Kaskus JKT48 due to information overload and began appearing saturation on community members.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Rulando
"Industri hiburan Indonesia khususnya dibidang musik sekarang ini diwarnai bentuk baru yang dibawa dari Jepang dengan kehadiran JKT48 di Indonesia. JKT48 merupakan grup idola Jepang pertama yang didirikan di luar negeri oleh Yasushi Akimoto. Bentuk hiburan ini menjadi populer dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di usia remaja di perkotaan. Akan tetapi, dibalik popularitas JKT48 mengakibatkan penggemar mereka cenderung terkena pengaruh yang bernama fetisisme komoditas. Jurnal ini mencoba menganalisis fenomena JKT48 dan fetisisme komoditas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang dengan sumber data yang diperoleh melalui kajian pustaka baik buku, jurnal, artikel, maupun diforum penggemar JKT48 di internet. Selain kajian pustaka, disertakan data analisis hasil penyebaran angket yang dilakukan Pitra Satvika melalui media internet melalui aplikasi Survey Monkey selama dua minggu pada bulan februari kepada para penggemar JKT48 di Indonesia sebagai responden. JKT48 yang beranggotakan 51 perempuan muda ini menjadi bentuk komoditas yang di jual ke masyarakat. Masyarakat yang menggemari mereka rela menyisihkan uang dan waktu mereka untuk membeli produk asli JKT48, menonton pertunjukkan mereka baik di teater maupun panggung musik harian, atau sekedar dapat berjumpa dan bersalaman dengan salah satu anggota mereka. Mereka percaya dengan melakukan itu, JKT48 akan tetap ada untuk menghibur mereka.

Indonesia entertainment industry particularly in music tinged new forms brought from Japan with JKT48 presence in Indonesia. JKT48 is a Japanese idol group first established abroad by Yasushi Akimoto. This kind form entertainment popular among the people of Indonesia, especially in urban teens. However, behind the popularity of JKT48 result they tend to be exposed to influence of the fans called commodity fetishism. This journal tried to analyze the phenomenon of JKT48 and commodity fetishism. This study uses descriptive analysis to data sources obtained through literature review by books, journals, articles, and di JKT48 fans forum on the internet. In addition to literature review, the data included analysis the results of questionnaire distribution by Pitra Satvika conducted via the Internet through Survey Monkey application for two weeks in February to the fans in Indonesia JKT48 as respondents. JKT48 consisting of 51 young women is a form of commodities that are sold to the public. People who idolize them willing to set aside their money and time to buy the original product JKT48, watch their performances both in theater and music stage daily, or just to meet and shake hands with one of their members. They believe by doing that, JKT48 will still be there to entertain them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yosara Nathalia Reynaldi
"ABSTRAK
Skripsi ini berbicara mengenai fans dan theater dari JKT48 yang merupakan
elemen penting kelangsungan idol group tersebut. Fans bertemu dengan idol di
theater, dan hal tersebut berlangsung dengan rutin sehingga tercipta hubungan
dekat antara fans dengan idol. Theater memiliki peran dan fungsi tersendiri dalam
pembentukan hubungan antara para fans maupun dengan idol. Melalui metode
penelitian partisipatif, penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan yang
tercipta antara fans dengan idol dilihat dari perspektif fans, dan juga mengetahui
peran dan fungsi dari adanya theater JKT48 sebagai tempat pertemuan (juga
sebagai marketplace). Hubungan yang tercipta pada akhirnya didasarkan oleh
proses konsumsi dan adanya diferensiasi konsumen pada theater yang seolah
menyatukan para fans JKT48.

ABSTRACT
This undergraduate thesis examines the world of fans and the theater of JKT48,
which is an important element of continuity of this idol group. Fans meet the idols
in the theater and this took place with the routinity that creates a close relationship
between the fans and the idols. The theater has its own function and role in the
formation of the relationship between the fans and the idols. Through
participatory research methods, this research aims to understand the relationship
created between the fans and the idols as seen from the fans’ perspective and also
to find out further about the role and function of the JKT48 theater as a meeting
place (as well as marketplace). Relationships are created through processeses
based on consumption and consumer’s differentiation on the theater’s existence
that seems to unite the fans of JKT48."
2014
S53904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyam Rakhmatullah
"ABSTRAK
Idolling yang dibawa oleh JKT48 dari Jepang telah mengalami proses kontekstualisasi terhadap nilai dan norma yang ada di Indonesia dengan tujuan agar dapat diterima sebagai budaya populer seperti di Jepang. Studi-studi sebelumnya menyatakan bahwa manajemen dari grup idola telah melakukan proses komodifikasi dan lokalisasi budaya dalam membawa idolling sebagai budaya populer ke Indonesia. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya, argumentasi dari penelitian ini adalah idolling yang dibawa oleh JKT48 muncul sebagai ruang negosiasi bagi manajemen JKT48 yang berasal dari Jepang dengan manajemen, anggota dan penggemar JKT48 yang kemudian membentuk idolling versi hybrid. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi sebagai metode pengumpulan data. JKT48 di dalam tulisan ini didefinisikan sebagai sebuah entitas yang melibatkan manajemen, anggota dan penggemar JKT48. Idolling versi hybrid muncul sebagai hasil negosiasi budaya yang berbeda antara Jepang dan Indonesia. Proses negosiasi tersebut melibatkan manajemen, anggota dan penggemar JKT48 sebagai bentuk resistensi terhadap budaya populer yang masuk yaitu idolling.

ABSTRACT
Idolling that was brought by JKT48 from Japan has experienced the process of contextualization of values and norms in Indonesia with the purpose to be accepted as popular culture as in Japan. Previous studies have stated that from within the management of the idol group has done the process of commodification and localization of culture in bringing idolling as a popular culture to Indonesia. Different from previous studies, the argument from this research is that the idolling that was brought by JKT48 emerged as a third space for JKT48 management from Japan with management, members and fans of JKT48 which later formed a hybrid version of idolling. This research is a qualitative research with in depth interview and observation as data collecting method. JKT48 in this paper define as an entity that involving management, members and fans of JKT48. Hybrid version idolling emerged as a result of cultural negotiations that took place in the third space . The negotiation process involves the management, members and fans of JKT48 as a form of resistance to idolling as popular culture which was originated from Japan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Renariah
"Berdasarkan hasil sensus penduduk dunia tahun 1995, diperoleh data bahwa harapan hidup terpanjang di dunia dicapai oleh bangsa jepang, dengan rata-rata umur lansia untuk laki-Maki mencapai 76 tahun dan perempuan mencapai 82 tahun. Salah sate contohnya adalah Shigechiyo Izumi berhasil mencapai umur 120 tahun. Sementara harapan hidup bangsa lain seperti Swiss rata-rata hanya mencapai 74 tahun untuk laki-laid daze 80 tahun untuk perempuan, sedangkan Amerika hanya mencapai 72 tahun untuk laki-laki dan 79 tahun untuk perempuan (Kosei hakusho = buku putih mengenai kesehatan dan kesejahteraan, 1995 : 127).
Selanjuthya kalau kita amati data hasil sensus penduduk prefektur Miyagi tahun 1998, data tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun orang jepang berusia lanjut bertambah dalam jumlah yang cukup besar, yaitu jumlah penduduk pada tahun 1996 berjumlah 352.449 orang, sedangkan pada tahun 1997 jumlahnya naik menjadi 367210 orang, berarti dalam kurun waktu satu tahun penambahannya mencapai 14.761 orang (Laporan tahunan sensus penduduk prefektur Miyagi, 1998). Dari selisih jumlah tersebut menunjukkan bahwa usia lanjut dapat diraih dan dipertahankan melalui pembinaan kesehatan yang baik.
Dunn (1976: 135) mengemukakan bahwa upaya pembinaan kesehatan ataupun penyembuhan diri dari suatu penyakit merupakan bagian dari kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Betapapun sederhananya suatu masyarakat, mereka pasti memiliki cara tersendiri yang sesuai dengan tradisi-tradisi budaya yang rnencakup pengetahuan yang mereka miliki sebagai pedoman yang dipakai untuk membina kesehatan.
Iitsutae adalah salah satu bentuk tradisi lisan, yang disampaikan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang merupakan salah satu model pengetahuan orang Jepang yang secara selektif dipergunakan oleh orang Jepang khususnya di prefektur Miyagi sebagai pendukungnya. Model pengetahuan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan mereka, yang mereka pergunakan sebagai pedoman untuk bertindak, dalam hal ini adalah pedoman dan sebagai acuan untuk membina kesehatan bahkan mengobati penyakit?"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
"Penelitian ini membahas tentang dimensi etis (etika makanan/food ethics) terhadap pola perilaku makan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Pola makan seseorang ternyata dibentuk dari latar belakang budaya yang dimilikinya dengan berbagai perubahan sosial- budaya yang terjadi (gaya hidup, rekayasa bio-teknologi, ekpresi simbolik, masuknya ideologi). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perilaku makan seseorang berkaitan dengan dimensi etis dalam melihat tentang ?yang baik? dan ?buruk? pada proses pembuatan dan pemasaran makanan dan berdampak pada munculnya masyarakat konsumtif.

This research described that the ethical dimensions (food ethics) of the food?s pattern of human beings is coming from their lifes. So, the food?s pattern of human beings was also built and constructed from their culture with many social culture changes, for example, life style, bio-technology, symbolic expression, and ideologies. The results shows that the eating habitat has ethical dimensions about ?the good? and ?the bad? in the processing and the marketing of food and making issues of the consumer society by implication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>