Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Gingga Garaeka Djohan
"ABSTRAK
Pekerjaan uji kuat tekan beton silinder adalah pekerjaan yang berisiko terkena Musculoskeletal symptoms. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan disain penelitian cross-sectional yang menggambarkan tingkat risiko ergonomi yang dapat menyebabkan Musculoskeletal symptoms pada pekerja di Laboratorium Struktur dan Material UI tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode REBA untuk mengetahui tingkat risiko pada postur kerja yang dialami oleh para pekerja uji kuat tekan beton silinder dan kuesioner Nordic Questionnaires untuk mengetahui keluhan Musculoskeletal symptoms pada seluruh pekerja yang berjumlah 5 pekerja. Faktor-faktor yang dikaitkan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan (pencahayaan dan Layout kerja) serta faktor individu seperti usia, masa kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko musculoskeletal symptoms sangat tinggi terjadi pada aktivitas pekerjaan mengangkat beton silinder ke troli, mendorong troli dan memindahkan beton silinder ke meja. yang dilakukan oleh pekerja uji kuat tekan beton di Laboratorium Struktur dan Material, dengan skor akhir penilaian REBA mencapai nilai 12. Keluhan musculoskeletal symptoms terbanyak terjadi pada bagian punggung dan pinggang (100%).

ABSTRACT
Concrette Cylinder Compressive strength test is high-risk job of developing musculoskeletal symptoms. This is a descriptive observational study with cross-sectional study design, that describe the risk level of ergonomic that can lead to musculoskeletal symptoms in the Laboratory Structure and Material UI 2015 . This study uses REBA method to determine the risk level of ergonomic experienced by the workers and uses Nordic questionnaires to know the complaints of musculoskeletal symptoms on the whole workers which amount to 5 workers. Factor-factor which are linked to this research is Environment Factor (Lighting and Work Layout) and individual factors such as age, work period. These results showing that a very high risk of musculoskeletal symptoms occurs in lifting concrete, pushing trolley, moving concrete to table that conducted by workers of concrete cylinder compressive strength test at Laboratory Structure and Material, with the final score of REBA is 12. Mostly complaints of musculoskeletal disorders occurs in part of body which is back and waist (100%)."
2015
S62193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Andriani
"Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga dengan pekerja yang juga berisiko lebih tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. UMKM berbahan dasar logam merupakan salah satu UMKM yang sering melibatkan aktivtias kerja fisik yang berat dan postur janggal dimana hal tersebut merupakan faktor risiko gangguan otot rangka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko gangguan otot rangka terkait postur kerja dan stasiun kerja yang digunakan selama proses produksi. Postur dinilai menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Selain itu dilakukan pengukuran antropometri dan stasiun kerja menggunakan meteran, termasuk gejala muskuloskeletal menggunakan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). Hasil menunjukkan skor risiko REBA antara rendah hingga sangat tinggi dari berbagai postur, risiko rendah (2,7%), risiko sedang (34,8%), risiko tinggi (53,6%), dan sangat tinggi (8,9%). Dan hasil NMQ menunjukkan sebagian besar gejala dirasakan pada bagian punggung bawah (62,8%), bahu (48,8%), dan pergelangan kaki (44,2%). Perbedaan risiko tersebut disebabkan interaksi antara tubuh pekerja, alat atau mesin yang digunakan, dan aktivitas yang dilakukan. Stasiun kerja, peralatan, dan mesin yang digunakan menunjukkan sebagian besar dimensi ukuran tidak cocok dengan ukuran antropometri pekerja. Pekerja memiliki kapasitas dan keterbatasan yang harus dipertimbangkan untuk membuat desain yang baik. Namun, hal tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa posisi pekerja terhadap alat atau mesin dapat mempengaruhi risiko.

Small and Medium Enterprises (SMEs) play a major role in economic growth and employment, with workers at greater risk of occupational safety and health. Metal-based SMEs recognized as one of SMEs with most frequent heavy physical work activities and awkward postures which are considered as MSDs risk factors. This study aimed to analyze risk factors of MSDs associated with different work posture and workstation during production. Posture was examined using Rapid Entire Body Assessment (REBA). Also workers anthropometry and workstation measured by meter, including musculoskeletal symptoms were collected by Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). The result indicated risk between low to very high risk REBA score in various postures, low risk (2,7%), medium risk (34,8%), high risk (53,6%), and very high risk (8,9%). And NMQ result indicated most symptoms and discomfort on lower back (62,8%), shoulder (48,8%), and ankle (44,2%). These different among posture due to the interaction between workers body, tools or machine used, and task. Workstation, tools, and machine that used were investigated and implies most of them are not suitable for workers anthropometry. Workers have capacity and limitation which have to be considered for establish a good design. But it does not rule out the possibility that workers position towards tools or machine can affect the risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Buana
"ABSTRAK

Pekerja bengkel bubut merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko terkena keluhan musculoskeletal symptoms. Penelitian ini menggambarkan faktor risiko yang dapat menyebabkan musculoskeletal symptoms di bengkel bubut CV. Jaya Abadi Bekasi tahun 2015. Faktor pekerjaan dilihat dengan penilaian postur pada pekerja di bengkel dengan menggunakan metode REBA. Faktor lingkungan, yaitu workstation layout, dikaji dengan observasi langsung, dan pencahayaan dikaji dengan menggunakan lux meter. Faktor fisik yaitu getaran yang dihasilkan mesin yang diterima oleh bagian tangan pekerja. Penelitian ini juga menggambarkan karakteristik individu seperti usia, masa kerja, IMT, kebiasaan berolahraga dan perilaku merokok. Penelitian ini menilai keluhan musculoskeletal symptoms menggunakan kuisioner Nordic Body Map, dengan jumlah responden 11 orang. Penelitian ini bersifat deksriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan risiko musculoskeletal symptoms sangat tinggi untuk pekerjaan pembubutan dan tinggi untuk pekerjaan pembuatan ulir (pemboran manual). Keluhan terbanyak adalah pada bagian betis kiri dan kanan (54%) dan bahu kanan (36%). Tingkat risiko dapat diturunkan dengan upaya perbaikan secara teknis yaitu penggunaan meja untuk meletakan benda kerja. Selain itu penting dilakukan oleh pekerja untuk melakukan peregangan otot sebelum dan sesudah bekerja.


ABSTRACT

Lathe mechanics is a types of jobs which at risk of musculoskeletal symptoms complaints. This study illustrates the ergonomic risk that may lead to musculoskeletal symptoms at CV. Jaya Abadi Bekasi in 2015. The work posture was assessed using REBA method. The environmental factor, which consists of workstation layout and illumination, are evaluated by direct observation and lux meter respectively. The physical factor vibration produced by the engine which is received by the hands of the workers. This study also gathered information on individual characteristics such as age, job tenure, BMI, exercise behaviour and smoking behavior. The study evaluates the complaints of musculoskeletal symptoms using NBM questionnaires with 11 respondents. It is a descriptive observational study with cross-sectional approach. The result of this study indicates a very high risk and high risk musculoskeletal symptoms on lathing job and manufacturing of screw (drilling manual). Most complaints are on the left and right calf (54%) and right shoulder (36%). The level of risk can be reduced by technical improvement, the use of a table to put the workpiece. Additionally it is important for the workers to do muscle stretching before and after work.

"
Universitas Indonesia, 2015
S59078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Dinda Rahmaningtyas
"ABSTRAK
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan otot rangka. Pekerja manufaktur dikaitkan dengan beban kerja fisik tinggi dan menghabiskan sebagian besar waktu kerja berdiri atau duduk. Sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik individu, faktor fisik, dan faktor psikososial terhadap gejala gangguan otot rangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2020 dengan melibatkan 94 pekerja dengan rincian 68 pekerja lapangan dan 26 pekerja kantor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan NMQ, QEC, serta kombinasi kuisioner psikososial dari JCQ, COPSOOQ, dan ERI. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain karakteristik individu, faktor fisik, dan faktor psikososial. Sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah gejala gangguan otot rangka. Hasil penelitian pada karakteristik individu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis pekerjaan dengan gejala gangguan otot rangka pada tangan atau pergelangan tangan. Hasil penelitian pada faktor risiko fisik ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor risiko sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan gejala gangguan otot rangka pada tangan atau pergelangan tangan dan punggung atas. Sedangkan untuk faktor psikososial ditemukan hubungan yang signifikan antara tuntutan kerja tinggi serta stress kerja sedang dan tinggi dengan gejala gangguan otot rangka pada bahu, leher, dan punggung atas. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan intervensi untuk mengurangi risiko terhadap gangguan otot rangka.

ABSTRACT
Manufacturing is one of the sectors that has a high risk of musculoskeletal disorder. Manufacturing workers are associated with high physical workloads and spend most of their work time with standing or sitting. The aim of this research is to analyze individual characteristics, physical factors, and psychosocial factors of musculoskeletal disorder. This research was conducted in March-July 2020 involving 94 workers with 68 field workers and 26 office workers. The design used in this study was cross sectional with NMQ, QEC, and a combination of psychosocial questionnaires from JCQ, COPSOOQ, and ERI. The independent variables in this research are individual characteristics, physical factors, and psychosocial factors. The dependent variable of this research is musculoskeletal disorder symptoms. The results of individual characteristics found a significant relationship between the type of work with musculoskeletal disorder symptoms on the hands or wrists. The results of physical risk factors found a significant relationship between moderate, high, and very high risk with musculoskeletal disorder symptoms on the hands or wrists and upper back. Whereas for psychosocial factors found a significant relationship between high work demands and moderate high work stress with musculoskeletal disorder symptoms on shoulders, neck, and upper back. Therefore, we need control and intervention to reduce the risk of musculoskeletal disorder symptoms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja garmen PT Parahita Prima Sentosa menggunakan tools REBA dan kuesioner NBM. Responden pada studi ini adalah 33 pekerja yang tersebar pada setiap aktivitas mencakup cutting, sewing, setrika dan quality control. Hasilnya menunjukan bahwa dengan metode REBA didapatkan mayoritas pekerja pada bagian produksi mempunyai tingkat risiko sedang untuk terjadi MSDs, yaitu operator jahit, operator setrika, dan pekerja quality control dan satu aktivitas yang memiliki risiko sangat tinggi yaitu operator cutting. Untuk hasil kuesioner NBM menunjukan bahwa pekerja pada industri ini mengeluhkan pada bagian pinggang (87.9%), leher atas (63.6%) dan betis kiri (60.3%).

This Research purposes to find out risk level of ergonomic and Musculoskeletal Disorders complaint in garment workers at PT Parahita Prima Sentosa using REBA tools and NBM questionaires. The respondents of this study are 33 workers that dispersed at each activity included cutting, sewing, ironing and quality control. The result of this study (REBA) showed that the majority of workers in the production division were have a medium risk for MSDs, there are sewing operators, ironing operators, and quality control workers and just one activity that has a very high risk which is cutting operators. Results for NBM questionary obtained that workers in this industry has complaints in their waist (87.9%), upper neck (63.6%) and left calf (60.6%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Itsnati Rahmah
"Hampir seluruh pekerjaan konstruksi memerlukan manual handling. Manual handling dianggap sebagai kontributor utama penyebab masalah pada punggung dan juga gangguan muskuloskeletal terkait kerja lainnya (Straker, 1999). Penelitian ini dilakukan pada pekerja aktivitas manual handling di proyek pembangunan gedung bertingkat PT X yang berlokasi di Cikini, Jakarta Pusat, dengan tujuan untuk melihat hubungan antara tingkat risiko ergonomi dan faktor individu terhadap keluhan gejala gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dan melibatkan 85 pekerja aktivitas manual handling. Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah Quick Exposure Check (QEC) dan Nordic Body Map (NBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi keluhan terbanyak yang dialami oleh pekerja yaitu pada punggung (51,8%), bahu kiri (40%), dan bahu kanan (36,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara tingkat risiko dan usia terhadap keluhan gejala gangguan muskuloskeletal.

Almost every construction task needs manual handling. Manual handling considered as major contributor to back problems, as well as other work-related musculoskeletal disorders (Straker, 1999). This research was conducted on manual handling activity workers at the PT X multi-storey building project located in Cikini, Central Jakarta, with the aim of looking at the correlation between the level of ergonomics risk and individual factors on complaints of musculoskeletal disorders. This research used a cross-sectional study design and involved 85 manual handling activity workers. The methods used in this research are Quick Exposure Check (QEC) and Nordic Body Mp (NBM). The results showed that the location of the most common complaints experienced by workers was on the back (51,8%), left shoulder (40%), and right shoulder (36,5%). The results of bivariate analysis showed that there is a correlation between the level of risk and age on complaints of musculoskeletal disorders symptioms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnestifa Dinar
"Perkembangan teknologi membuat perubahan aktifitas pekerja kantor beralih menggunakan Visual Display Unit (VDU) dan berpotensi Muscoloskeletal Disorders (MSDs). MSDs dapat menimbulkan penurunan produktifitas dan kerugian ekonomi. Aktifitas pekerja di PT. X menggunakan VDU selama 8 jam setiap hari. Tidak banyak penelitian yang dilakukan PT X terkait dengan MSDs di perkantoran selama ini. Oleh karena itu tujuan dari tesis ini adalah mengkaji faktor-faktor risiko yang menyebabkan keluhan gejala MSDs antara lain faktor individu, lingkungan, peralatan, organisasi kerja dan psikososial pada pekerja perkantoran. Metode penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode proportionale stratifiled random sampling pada 95 orang.
Hasil penelitian ini adalah sebagian besar responden mempunyai keluhan MSDs sebanyak 83,16% dengan rincian keluhan kronis sebanyak 70,52%, keluhan akut sebanyak 1,37%, keluhan keduanya sebanyak 6,71%. Sedangkan 16.84% responden yang tidak mempunyai keluhan MSDs. Faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs adalah BMI (p<0.05), masa kerja (p<0.05), persepsi job stress (p<0.01) dan postur kerja (p<0.05). Postur kerja berhubungan dengan panjang alas duduk (p<0.01) dan tinggi kursi (p<0.05) persepsi job stress berhubungan dengan rincian tugas (p<0.05), durasi kerja (p<0.05), durasi istirahat (p<0.01), tuntutan kerja (p<0.05), dan job control (p<0.01). Faktor dominan dari risiko ergonomi terhadap keluhan keluhan gejala MSDs adalah durasi istirahat (p=0.002), postur tubuh (p=0.017), dan persepsi job stress (p=0.005). Hasil penelitian mengkonfirmasi bahwa durasi istirahat, postur tubuh dan job stress berhubungan dengan keluhan MSDs pekerja perkantoran.

The developments of technology, the office worker change their activity by using Visual Display Unit (VDU) and it potentially causes Muscoloskeletal Disorders (MSDs). MSDs can decrease the productivity and cause economic losses. Employee activities at PT. X use VDU for 8 hours every day. So far, not much research which is related with MSDs in the office conducted by PT X. This thesis aimed to review the risk factors that asosiate with MSDs symptoms include individual, environment, equipment, work organization and psychosocial factor on office workers. The method of this research is cross-sectional with proportionale stratifiled random sampling method in 95 office workers.
The result of this research is most of respondents have MSDs complaint as much as 83,16% with details chronic complaint is 70,52%, acute complaint is 1,37%, both complaint is 6,71%. While 16,84% of respondents did not have MSDs complaints. Related factors to MSDs complaints were BMI (p <0.05), length of service (p <0.05), job stress perception (p <0.01) and work posture (p <0.05). Work posture relates to seat length (p <0.05) and height of chair (p <0.01) job stress perception related to job description (p <0.05), duration of work (p <0.05), duration of rest (p <0.01), work demands (p <0.05), and job control (p <0.01). The dominant factors of ergonomic risk to complaints of symptoms of MSDs were duration of rest (p = 0.002), work posture (p = 0.017), and job stress perception (p = 0.005). The results are confirmed that the duration of rest, posture and job stress associated with MSDs complaints office workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danita Apriyani
"Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada pekerja manufaktur di PT Antam UBPP Logam Mulia Pulo Gadung ndash; Jakarta Timur, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi serta gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs pada pekerja manufaktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quick Exposure Check QEC dan Nordic Map Questionnaire NMQ. Keluhan MSDs selama 12 bulan terakhir yang paling sering dialami pekerja manufaktur terakhir berupa keluhan pada leher 40,32, bahu kanan 25,81, punggung bawah 33,87, punggung atas 22,58 dan pergelangan tangan kanan 19,35 dengan variasi kategori risiko mulai dari sedang hingga tinggi.

This research was conducted on manufacture workers of PT Antam UBPP Logam Mulia in Pulo Gadung, East Jakarta. The purpose of this research was to determine the risk level of ergonomic and the overview of Musculoskeletal Disorders MSDs among manufacture workers. Quick Exposure Check QEC dan Nordic Map Questionnaire NMQ were used as the methodology in this research. For the last 12 months, the result shows that the most frequent Musculoskeletal Disorders MSDs complained by the workers are on the neck 40,32, right shoulder 25,81, lower back 33,87, upper back 22,58 and right wrist 19,35, with variative risk categories starts from medium to high."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Bagus Riyanto
"Aktivitas di dalam ruang kantor seperti menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang paling sering dilakukan. Penggunaa komputer yang terus-menerus setiap harinya akan menimbulkan risiko pekerja mengalami musculoskeletal disorders MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pengguna komputer di kantor PT XYZ. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat risiko ergonomi, usia, jenis kelamin, masa kerja, durasi kerja, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan keluhan subjektif MSDs. Penelitian ini dilakukan kepada 26 pekerja dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan antara indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, serta kebiasaan olahraga terhadap keluhan subjektif MSDs.

Office activities such as computer use are the most common tasks. Continuous computer usage every day poses a risk to workers experiencing musculoskeletal disorders MSDs. This study aims to know the level of ergonomic risk and subjective complaints MSDs on computer user workers in the office of PT XYZ. The variables studied in this study were an ergonomic risk, age, gender, length of service, duration of work, body mass index, smoking habit, exercise habit, and subjective complaints MSDs. This research was conducted to 26 workers with cross sectional study design. The results showed that there was a tendency between body mass index, smoking habits, and exercise habits of subjective MSDs complaints. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desvia Dwiaryani
"

Penelitian ini membahas tentang gambaran secara umum tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja pada pekerja Dinas Aircraft Support and Power Services PT GMF AeroAsia Unit Gas Turbine Repair and Overhaul. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan metode Quick Exposure Checklist (QEC) dan Nordic Musculoskeletal Questtionaire (NMQ). Keluhan selama 12 bulan terakhir yang paling sering dialami pekerja Unit Gas Turbine Repair and Overhaul adalah leher (87%), bahu kanan (87%), punggung atas (67%), punggung bawah (60%), dan pergelangan tangan kanan (67%) dengan variasi kategori risiko dari sedang hingga tinggi.



This analysis aims to explain a description of the risk level of ergonomic and the overview of Musculoskeletal disorders on Aircraft Support and Power Services workers at PT GMF AeroAsia Gas Turbine Repair and Overhaul Unit. This research is a quantiative descriptive study with cross sectional aprroach. Quick Exposure Checklist and Nordic Musculoskeletal Quiestionnaire were used as the methodology in this research. For the last 12 months, the result shows that the most frequent Musculoskeletal disorders (MSDs) complained by the workers are on the neck (87%), right shoulder (87%), upper back (67%), lower back (60%), and right wrist (67%) with variate risk categories starts from medium to high.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>