Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deri Wilasa
"Pengobatan tuberkulosis paru dalam jangka waktu yang lama memungkinkan penderita mengalami stress sehingga diperlukan pemberian dukungan sosial. Stigma sering melekat pada tuberkulosis paru. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran stigma masyarakat terhadap klien tuberkulosis paru tuberkulosis paru tuberkulosis paru di Pancoran Mas.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan 110 sampel berusia 20-59 tahun, diawali cluster sampling untuk menetapkan wilayah dan purposive sampling untuk responden.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki stigma dengan bentuk diskriminasi. Memaksimalkan peran perkesmas serta pembentukan kelompok pemerhati tuberkulosis paru menjadi cara agar stigma tidak muncul. Penelitian selanjutnya dapat melihat gambaran stigma diri pada klien tuberkulosis paru.

Pulmonary tuberculosis clients who get treatments in the long term experience stress that caused by stigma. This study aimed to determine description of society's stigma towards pulmonary tuberculosis clients in Pancoran Mas.
This study applied descriptive design to 110 patients with age range of 20-59 years old. Sampling recruitment consisted of cluster sampling technique and purposive technique.
The results showed that majority of respondents had stigma discrimination. Maximizing role of public health nurses and pulmonary tuberculosis support groups may become way to raise public awareness in stigma prevention. A future study may explore self stigma of pulmonary tuberculosis clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusnimar
"Perawat di unit perawatan intensif memiliki beban kerja yang tinggi, yang dapat menjadi sumber stres kerja bagi perawat ICU. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stres kerja yang dialami perawat di ICU RS. Kanker Dharmais. Sampel pada penelitian ini adalah total populasi yaitu sebanyak 33 responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa 22 orang (66.7%) perawat di ruang ICU mengalami tingkat stres kerja sedang. Peneliti merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor stres kerja atau hubungan karakteristik responden dengan tingkat stres kerja. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber masukan untuk strategi menurunkan stres kerja atau manajemen stres pada perawat di ICU.

Nurses in the intensive care unit have a high workload, which can lead a work stress for them. This descriptive study aims to identify the level of work stress of nurses in ICU Dharmais Cancer Hospital. Data were collected from total sampling of 33 nurses. Study showed that 22 (66.7%) nurses in the ICU had moderate work stress levels. Some recommendation of this study were proposed that future research could be identify factors related to work stress level. The result of this study would be beneficial to develop the stress management among ICU nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siswati Setiasih
"Perawat yang mempunyai kepuasan kerja cukup baik diharapkan dapat meningkatkan mute pelayanan keperawatan yang mereka berikan terhadap klien. Kepuasan Mien dan kualitas pelayanan keperawatan telah dikenal sebagai salah satu faktor yang menjadi alasan klien ingin kembali ke rumah sakit yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan klien. Penelitian dilakukan di ruangan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Husada Jakarta, menggunakan desain deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional terhadap 92 perawat dan 138 Mien. Instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner karakteristik Mien dan perawat, kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien.
Hasil penelitian ditemukan kepuasan kerja perawat 07- 0,93) dan klien (x =0,89). Uji t test dan Anova dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dan klien dengan kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien. Status perkawinaan dan ruangan tempat perawat bekerja mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Latar belakang pendidikan Mien mempengaruhi kepuasan Mien. Uji hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien digunakan Pearson's Product Moment Correlation Coefrcient.
Hasil menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien dengan nilai p<0,05. Sedangkan untuk masing-masing subvariabel dari kepuasan kerja perawat hanya otonomi dan interaksi sosial yang berhubungan dengan kepuasan Mien, variabel lain yaitu penghasilan dan kebijakan organisasi ditemukan tidak ada hubungan dengan kepuasan Mien (p>0,05).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa otonomi merupakan subvariabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan klien, tetapi hanya 25,5% dari variasi kepuasan Mien yang dapat dijelaskan secara simultan oleh otoraomi yang dimiliki perawat. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya otonomi yang dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan. Oleh karena itu manajemen keperawatan perlu membuat suatu kebijakan atau upaya yang dapat meningkatkan otonomi perawat melalui penyusunan dan penerapan jenjang karir klinik perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Merry Juliana
"Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular dan berbahaya. Jumlah penderita HIV/AIDS setiap tahun bertambah. Kurangnya kesadaran pelaksanaan standar pencegahan umum menyebabkan resiko penularan HIV/AIDS pada perawat. Perawat masih ada yang menunjukkan sikap diskriminasi terhadap pasien HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap perawat terhadap pasien HIV/AIDS.
Metodologi penelitian ini adalah deskriptif sederhana, menggunakan teknik proporsional sampling terhadap 106 responden. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang telah melewati tahap uji validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66% responden memiliki pengetahuan sedang; 30,2% tinggi dan 3,8% rendah. Sementara hasil sikap perawat terhadap HIV/AIDS 52,8 % responden menunjukkan sikap kurang baik dan 47,2% bersikap baik.

HIV/AIDS is one of contagious and dangerous diseases nowdays. The number of people with HIV/AIDS has increased every year. Lack of awareness of the implamentation of standard precaution lead to the risk of transmission of HIV/AIDS on nurses. Patient with HIV/AIDS were still receiving discrimination from health worker. The purpose of this study was to describe the knowledge and attitude of nurses towards patients with HIV/AIDS.
The methodology of this study is descriptive, by using proportional sampling on 106 respondents. The instument of this study used questionnaires that has passed validity and reliability test.
The results showed that 66% of respondents had moderete knowledge; 30, 2% had high and 3.8 % had low. Where the result of nurses attitude toward patient with HIV/AIDS showed 52,8% respondent had unfavorable attitude and 47,2% respondent showed favorable attitude.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43437
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yoen Aulina
"Program pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan dua karakteristik kompetensi yaitu pengetahuan dan ketrampilan. Untuk dapat mengetahui jenis pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan perawat klinik di ruang rawat map dan poll RSIA Tambak maka terlebih dahulu harus diketahui gambaran kompetensi perawat.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kompetensi pada populasi perawat klinik di ruang rawat imp dan poli RSIA Tambak dan menganalisis hubungannya dengan faktor karakteristik perawat yaitu Pendidikan, Pengalaman dan pelatihan. Data mengenai gambaran kompetensi didapat melalui pengukuran dengan menggunakan instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Sampel yang digunakan adalah total populasi.
Uji statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi perawat berdasarkan karakteristik, gambaran kompetensi berdasarkan pendidikan,pengalaman dan pelatihan. Sedangkan hubungan antara tingkat kompetensi dengan faktor karakteristik perawat diuji dengan menggunakan uji statistic koefisien korelasi Phi. Pada penelitian ini juga dilakukan uji t sample bebas (Independent sample t test) yang dilakukan untuk melihat adakah perbedaan nilai rata-rata kompetensi intelektual, kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal pada kelompok SPK dengan kelompok D3, Kelompok Tidak berpegalaman dengan Kelompok Berpengalaman serta Kelompok yang tidak mendapat pelatihan dengan kelompok yang mendapat pelatihan. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dulu dilakukan uji normalistas data dan hasil menunjukkan data kompetensi berdistribusi normal.
Dari hasil penelitian gambaran karakteristik perawat adalah sebagai berikut : 40% perawat berpendidikan SPK dan 60% lainnya D3: 60% perawat termasuk kelompok berpengalaman dan 40% belum berpengalaman serta 30 % perawat belum mendapat pelatihan sedangkan 70% lainnya sudah mendapatkan pelatihan. Pelatihan yang diterima adalah Pemeriksaan EKG, Universal Precaution, service excellent, dengan gambaran kompetensi sebagai berikut; 65% perawat termasuk kategori kompeten untuk kompetensi intelektual, 55 % kompeten untuk kompetensi tekhnikal dan 55% kompeten untuk komunikasi interpersonal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal pada kelompok yang berpengalaman dan kelompok yang mendapat pelatihan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang belum berpengalaman dan kelompok yang tidak mendapat pelatihan, sementara untuk kompetensi intelektual kelompok yang belum berpengalaman dan kelompok yang belum mendapat pelatihan nilai rata-rata kompetensi nya lebih tinggi, tetapi secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna. Untuk kelompok berdasarkan pendidikan nilai rata-rata kompetensi intelektual kelompok D3 lebih tinggi dari kelompok SPK, tetapi nilai rata-rata kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal lebih tinggi pada kelompok SPK lebih tinggi dari kelompok D3, hal tersebut lebih mungkin disebabkan karena faktor pengalaman dimana dari 8 orang yang berpendidikan SPK, 7 diantaranya termasuk kelompok berpengalaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan kompetensi . Hubungan yang signifikan hanya diperlihatkan pada faktor pengalaman terhadap kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal, serta hubungan antara pelatihan dengan kompetensi tekhnikal.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan dapat dilakukan dengan pelatihan, sekalipun terdapat perbedaan latar belakang pendidikan dan pengalaman.

The Education and training program is one of effort which may be performed in order to improve two characteristic of competencies, namely knowledge and skill, In order to identify the type of training which is appropriate to the need on clinical nurses at the ordinary ward and policlinic of RSIA Tambak, first, we should identify the description on the competence of nursing.
This study is aimed at identifying the description of competency at the population of nurses at ordinary ward and policlinic of RSIA Tambak and to analyze its correlation with the characteristic factors of nurses, namely education, experience and Training. Data of the description on the competencies are obtained through measurement by using the instrument that has been tested for its validity and reliability. Sample used in this study is total population.
Statistical test is performed in order to obtain the description on the distribution of nurses on their characteristic, description of competencies based on their education, experience and training. While, the correlation between the levels of competence with the characteristic factors of nurses, tested by applying the Phi Coefficient Correlation test. In this study, the independent sample t test is also performed in order to identify the difference of average score for the intellectual competence, technical competence and interpersonal communication between SPK group and the D3 group, between inexperience group and the Experience group, as well as the untrained group and trained group. Prior to implementation of t-test, normality test is performed for the data of competence and the results indicate the distribution is normal.
The result of study reveal the description of the characteristic of nurses as follows: 40% of nurses have the educational background of SPK, and another 60% has the educational background of Diploma of nursing; 60% of nurses belong the experienced group and another 40% is inexperienced, while 30% of nurses are untrained and another 70% are trained. The training provided to the nurses are ECG examination, Universal precaution, service excellent, with the description of competence as follows : 65% of nurses belong to competent for intellectual competence and 55% s competent for Technical competence and another 55% is competent for interpersonal communication.
Results of study also indicate that the average score for technical competence and interpersonal communication of the experienced group and trained group are higher than the inexperienced group and untrained group. While, for the intellectual competence the inexperienced group and untrained group obtain the higher average for their competencies. Statistically, however, this difference is not significant. For the groups categorized on their level of education the average score for intellectual competence of D3 group is higher than SPK group; however, the average score for technical competence and interpersonal competence is higher at the SPK group than D3 group. It is more possible due to the factor of experience, in which seven among eight nurses having educational background of SPK belong to the experienced group.
The results of study also indicate that the factor of education has no correlation with the competence. The significant correlation is only shown between the factor of experience with the technical competence and interpersonal communication as well as between training and technical competence.
Based on the results of this study, it can be concluded that the competence of knowledge and skill be improved through training, despite the different educational background and experience.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rotasi merupakan kegiatan ketenaga kerjaan yang berhubungan dengan proses
pemindahan fungsi tanggung jawab, dan status ketenaga kerjaan ke situasi tetentu
dengan tujuan agar yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam
dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rotasi dengan motivasi. Desain
penelitian yang digunakan adalah Cross sectional dengan populasi adalah perawat
yang telah mengalami rotasi di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Sampel yang diambil
sebanyak 55 responden dengan cara random sampling sederhana. Analisis dilakukan
dengan dua tahap; tahap pertama adalah analisis univariat dengan menggunakan
distribusi frekuensi tentang karakteristik reponden dan variabel rotasi, sedangkan
tahap kedua adalah analisis bivariat dengan melihat hubungan antara rotasi dengan
mototasi kerja dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini secara total
menunjukkan hubungan yang bermakna antara motivasi dengan motivasi dengan p
value sebesar 0,045. penjabaran tiap variabel ada hubungan antara penghargaan,
tantangan, pengembangan dengan motivasi dengan p value masing masing 0,042,
0,038, dan 0,042. sedangkan variabel tanggung jawab tidak ada hubungan dengan
motivasi dengan P value Iebih dari 0,05. sehubungan dengan hal tersebut diharapkan
rotasi di RSPP tetap dilaksanakan secara konsisten clan hendaknya pihak rumah
sakit memberikan penghargaan yang sesuai, dukungan penuh terhadap
pengembangan diri perawat serta melakukan uji kopetensi agar dapat meningkatkan
motivasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5524
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Lisna Yuliawati
"Perilaku caring merupakan bentuk dukungan emosional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan komitmen moral untuk melindungi, meningkatkan martabat manusia, dan merupakan inti dari keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey deskriptif, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap Umum RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor berdasarkan penilaian dari pasien. Sampel sebanyak 108 pasien yang sedang menjalani perawatan yang diambil dengan cara stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah CBA (Caring Behaviour Assessment) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Hasil Penelitian menunjukan 98,1% responden menilai perilaku caring perawat sudah baik. Peningkatan pengetahuan dan menciptakan iklim motivasi untuk menerapkan perilaku caring menjadi rekomendasi dari penelitian ini.

Caring is an emotional support in providing nursing care to protect patiens, enhance human dignity, and it was the core which made a difference from other professions. This is quantitative study that used descriptive survey methods. The purpose of this study was to know behavior of nursing care in non psychiatric ward Marzoeki Mahdi Hospital, based on patient valuation. Samples used in this study were 108 patients being treated, taken by stratified random sampling. The instrument of this study used CBA (Caring Behavior Assessment Tool) which has been modified by researchers. The results showed 98.1% of respondents high nurse caring behavior. Increase of knowledge and creating the motivation that support nurses to apply the nurse caring behavior, that had recommendations of this study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Manajemen adalah upaya untuk memperkenalkan, merencanakan, mengorganisasikan
dan mengendalikan. Kemampuan tersebut merupakan seni praktis yang dapat meningkat dengan praktik serta membutuhkan pemikiran dan pemahaman yang mendalam. Dalam keperawatan manajemen juga berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan staf untuk mengendalikan aktifitas upaya keperawatan dalam menangani unit-unit kerja keperawatan. Pengaturan staf (Staffing) bertujuan untuk : 1. Mengetahui gambaran jumlah tenaga perawat ideal disuatu ruang tertentu 2. Mengetahui tingkat kejenuhan dalam bekerja 3. Mengetahui hubungan komposisi tenaga perawat dan pasien dengan kualitas pelayanan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif sederhana dengan cara pengumpulan data melalui observasi dan dilanjutkan dengan melakukan perhitungan menggunakan metode tendesi sentral untuk menganalisis perhitungan jumlah rata - rata tenaga perawat yang dibutuhkan. Tempat penelitian yang digunakan adalah Ruang CVCU Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta selama 7 hari dengan sampel yang digunakan adalah semua pasien yang sedang dirawat dan juga jumlah perawat jaga yang bertugas pada waktu tersebut di Ruang CVCU RS Jantung Harapan Kita. Peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan 3 pendekatan rumus diantaranya minus Douglas, Gillies dan Depkes. Hasil penelitian menunjukan kebutuhan tenaga perawat menurut rumus Douglas diperoleh 3.27 - 4.6 orang perawat pelaksana sedangkan pada kenyataan diruang CVCU dibutuhkan 8 - 11 orang perawat pelaksana atau 36.8 % - 46.7 % dari total nyata kebutuhan tenaga, menurut rumus Gillies kebutuhan tenaga perawat diperoleh 17 orang perawat pelaksana pada kenyataannya di Ruang CVCU dibutuhkan 39 orang perawat pelaksana atau 30.4 % dari total kebutuhan dan menurut rumus Depkes diperoleh 42 orang perawat pelaksana atau 51.9 % lebih mendekati dengan kondisi nyata pada Ruang CVCU Rumah Sakit Jantung Harapan Kita yang jumlah tersebut ticlak termasuk kepala tim perawat, instruktur klinik dan kepala ruangan. Dengan demikian rumus Depkes merupakan rumus yang paling tepat digunakan di Ruang CVCU RS Jantung Harapan Kita Jakarta karena pebedaannya tidak terlalu jauh dengan keadaan dilapangan. Untuk itu diperlukan evaluasi secara berkala untuk menentukan jumlah ideal perawat sehingga asuhan keperawatan sesuai standar dapat diberikan secara maksimal dan evaluasi tersebut dapat dilakukan setiap 3, 6, 9 atau 12 bulan sekali."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5547
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Herni Wigiarti
"Kepuasan kerja memberikan dampak positif bagi perawat dalam melakukan pekerjaannya. Minat merupakan proses mental yang menciptakan perasaan positif ataupun negatif pada individu yang diduga berkaitan dengan kepuasan dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan minat menjadi perawat dengan kepuasan kerja di Rumah Sakit "X".Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan 167 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas hingga didapatkan hasil yang valid dan reliabel.
Hasil: Rata-rata umur perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit "X" adalah 33 tahun, masa kerja 9,6 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berpendidikan D3 Keperawatan, berstatus kepegawaian PNS, sudah menikah, dan bekerja di unit rawat inap.
Kesimpulan: Faktor yang memiliki hubungan dengan kepuasan kerja adalah umur, unit kerja, masa kerja, status kepegawaian, dan untuk faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja yaitu minat menjadi perawat. Rekomendasi: Manajemen keperawatan membuat program pengembangan minat menjadi perawat dengan mengupayakan jadwal rotasi secara berkala, memfasilitasi keamanan serta kenyamanan kerja dengan pemberian sistem reward baik berupa peningkatan insentif maupun dengan pujian, dan perlu melakukan evaluasi kepuasan kerja secara berkala untuk menilai kepuasan kerja.

Job satisfaction has a positive impact for nurses in doing their work.The interest is a mental process that creates whether positive or negative feelings to each individual that are associated with satisfaction in work. The purpose of this research is to identify the relations interest of being a nurse and job satisfaction at "X" Hospital. The method of this research is using probability sampling with 167 samples according to inclusion criteria. The instrument that is being used is modification from various literature reviews which will test to validate and the reliability results to get the valid and reliable results. Results: The average age of the nurses in the Inpatient Room of the "X" Hospital are 33 years old, 9.6 years of working, most of them are female with a Diploma Nursing education, had PNS staff status, are married, and worked in the inpatient unit.
Conclusion: The Factors that have a relations with job satisfaction are age, work units, years of service, employment status, and the most influential factor towards the job satisfaction that is the interest of being a nurse. Recommendation: Nursing management creates a program to develop interest of being a nurse by striving for a regular rotation schedule, facilitating work safety and comfort by providing a reward system in the form of increased incentives or with praise, also needs to conduct regular job satisfaction evaluations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
"Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.

This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>