Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161094 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifatul Kholidah
"Penggunaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan setelah penerapan BPJS pada awal tahun 2014 harus sesuai dengan acuan yang berlaku secara nasional yaitu formularium nasional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi pola penggunaan obat dan kesesuaianya terhadap formularium nasional di rumah sakit Y setelah penerapan BPJS pada bulan Januari hingga Maret 2014. Metode yang digunakan ialah metode potong lintang (cross-sectional). Obat diklasifikasikan dengan sistem Anatomical Therapeutical Chemical (ATC) dan dinyatakan kuantitasnya dalam satuan Defined Daily Dose (DDD). Kualitas penggunaan obat dinilai dengan analisis Drug Utilization 90% (DU 90%) dan kesesuaian dengan formularium nasional. Kuantitas penggunaan obat di rumah sakit Y pada bulan Januari hingga Maret cenderung meningkat. Penggunaan obat tiga terbanyak pada bulan Januari hingga Maret di rawat inap yaitu ketorolak, furosemid, dan deksametason. Penggunaan obat tiga terbanyak di rawat jalan pada bulan Januari hingga Maret yaitu amlodipin, lansoprazol, dan asam asetilsalisilat. Total penggunaan obat tiga terbanyak selama bulan Januari hingga Maret yaitu amlodipin, lansoprazol, dan asam asetilsalisilat. Jumlah jenis obat yang termasuk dalam segmen DU 90% bulan Januari yaitu 75 dari 266 jenis obat, Februari berjumlah 77 dari 255 jenis obat, dan Maret 75 dari 275 jenis obat. Persentase kesesuaian penggunaan obat terhadap formularium nasional sebesar 71,43%; 65,10%; dan 68,7% yang cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kuantitas penggunaan obat di rumah sakit Y pada awal tahun 2014 cenderung meningkat tetapi kualitas penggunaan obat belum baik.

Drug use in health care facilities after the BPJS is applied in early 2014 must be appropiate to the national formulary. The purpose of this study is to evaluate the drug usage pattern and the adherence of drug use to the national formulary in Y hospitals after BPJS is applied in early 2014. The method that used is cross sectional method. Drugs classified by the Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) system and the quantity expressed in units of Defined Daily Dose (DDD). The quality was analysed by Drug Utilization 90% (DU 90%) and the adherence of drug use to national formulary. The quantity of drug use at Y hospital is increase. Top three of inpatient drug use in January to March are ketorolac, furosemide, and dexamethasone. While, top three of outpatient drug use in January to March are amlodipine, lansoprazole, and acetylsalicylic acid. The top three of total drug use are amlodipine, lansoprazole, and acetylsalicylic acid. The number of drug?s items that are included in DU 90% on January are 75 of the 266 drug?s items, in February amounted to 77 out of 255 drug?s items and in March 75 of the 275 drug?s items. Percentage of the adherence of drug use to the national formulary in January, February, and March are 71,43%; 65,10%; dan 68,7%. So, it can be concluded that the quantity of drug use in Y hospital in early 2014 increase but the quality of drug use has not been good."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailla Krishenurfitri
"Penerapan Formularium Nasional sebagai acuan baru penggunaan obat pada program Jaminan Kesehatan Nasional berlaku pada awal tahun 2014 akan menimbulkan perubahan pola penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pola kesesuaian penggunaan obat terhadap Formularium Nasional pada tiga bulan awal penerapan Jaminan Kesehatan Nasional pada rawat inap dan rawat jalan. Penelitian dilakukan secara potong lintang terhadap data rekapitulasi penjualan obat dari Januari-Maret 2014 di RSUD X Jawa Tengah. Obat diklasifikasikan menurut kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan satuan kuantitas obat dinyatakan dengan Defined Daily Dose (DDD). Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan obat pada bulan Januari-Maret 2014 di RSUD X Jawa Tengah terjadi peningkatan penggunaan obat secara berturut-turut sebesar 24,93% pada bulan Februari dan 13,76% pada bulan Maret. Tiga obat dengan kuantitas tertinggi pada rawat inap adalah ranitidin, omeprazole, dan deksametason, sementara pada rawat jalan adalah glimepiride, amlodipine, dan pioglitazone. Kesesuaian penulisan resep terhadap Formularium Nasional dalam DU 90% pada bulan Januari-Maret 2014 meningkat, dengan persentase secara berturut-turut adalah 89,04%; 88,73%; dan 91,18%. Biaya obat Formularium Nasional pada bulan Januari-Maret 2014 baik pada rawat jalan maupun rawat inap lebih besar dari biaya obat non Formularium Nasional. Persentase biaya penggunaan obat Formularium Nasional terhadap biaya obat keseluruhan pada bulan Januari-Maret 2014 berturut-turut adalah 88,63%; 83,51%; dan 84.60%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuantitas dan kesesuaian penggunaan obat terhadap Formularium Nasional pada bulan Januari-Maret 2014 meningkat.

Implementation of the National Formulary as new reference drug use on the National Health Insurance (JKN) program which applies at the beginning of 2014 will lead to changing patterns of drug use. The purpose of this study was to compare the pattern of drug use on the suitability of the National Formulary in the three months of the beginning of the implementation of the National Health Insurance in inpatient and outpatient. A cross sectional study was conducted on the data recapitulation of drug sales from January to March 2014 Hospital X Central Java. Drugs are classified according to Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) code and the unit quantity of drugs represented by Defined Daily Dose (DDD). The results showed the quantity of drug use in January-March 2014 Hospital Central Java X increased respectively for 24.93% in February and 13.76% in March. Three drugs with the highest quantity in hospitalization is ranitidine, omeprazole, and dexamethasone, while at the outpatient is glimepiride, amlodipine and pioglitazone. Suitability of prescribing to the National Formulary in DU 90% from January to March 2014 increased, with a percentage respectively is 89.04%; 88.73%; and 91.18%. National Formulary drug costs in January-March 2014 either in outpatient or inpatient greater than the cost of non-formulary drugs. The percentage of the cost of the National Formulary drug use overall drug costs in January and March 2014 respectively is 88.63%; 83.51%; and 84.60%. The conclusion from this study is the quantity and suitability of drug use against the National Formulary from January to March 2014 is increased."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Jasmine Fauziah
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara resmi diselenggarakan sejak tanggal 1 Januari 2014, dan pada saat itu pula, Formularium Nasional (Fornas) mulai diterapkan sebagai acuan penggunaan obat di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat di RSU X Kalimantan Tengah dan RSU Y Nusa Tenggara Timur pada awal penerapan JKN. Penelitian dilakukan secara cross-sectional dengan menggunakan rekapitulasi penggunaan obat RSU X dan RSU Y periode Januari sampai Maret 2014. Obat diklasifikasikan dalam kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan kuantitas obat dinyatakan dalam satuan Defined Daily Dose (DDD). Kualitas penggunaan obat ditentukan dengan mengevaluasi Drug Utilization 90% (DU90%) dan kesesuaian penggunaan obat terhadap Fornas. Kuantitas penggunaan obat di RSU X pada tiga bulan awal penerapan JKN cenderung meningkat.
Obat yang memiliki kuantitas terbesar di RSU X yaitu Amlodipin, Setirizin, Asam Mefenamat, Asam Folat, dan Kaptopril. Kuantitas penggunaan obat di RSU Y pada tiga bulan awal penerapan JKN cenderung menurun. Obat yang memiliki kuantitas terbesar di RSU Y yaitu Asam Folat, Kaptopril, Fero Sulfat, Amlodipin, dan Asam Mefenamat. Kualitas penggunaan obat di RSU X dan RSU Y pada tiga bulan awal penerapan JKN dalam kategori kurang baik, karena masih ada beberapa obat non-Fornas yang masuk dalam segmen DU90%. Penggunaan obat di RSU X dan RSU Y pada awal penerapan JKN masih belum sesuai terhadap Fornas, dengan persentase kesesuaian masing-masing sebesar 84,5% dan 89,8%.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) has been officially implemented since the first of January 2014 and started to apply the Formularium Nasional (Fornas) as a drug use reference. This research aims to do the drug use evaluation in RSU X Kalimantan Tengah and RSU Y Nusa Tenggara Timur in the early of JKN implementation. This research was conducted by cross-sectional study by using the drug use recapitulation from RSU X and RSU Y in the period of January to March 2014. Drugs are classified in Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) code and the quantity of drug is expressed in Defined Daily Dose (DDD) unit. The quality of drug use was evaluated by analyzing the Drug Utilization 90% (DU90%) and the conformity of drug use to Fornas.
The quantity of drug use in early JKN implementation in RSU X increases. Drugs that have the largest quantity in RSU X are Amlodipine, Cetirizine, Mefenamic Acid, Folic Acid, and Captopril. The quantity of drug use in early JKN implementation in RSU Y decreases. Drugs that have the largest quantity in RSU Y are Folic Acid, Captopril, Ferro Sulfate, Amlodipine, and Mefenamic Acid. Quality of drug use in both RSU X and RSU Y in the early of JKN implementation is less good, inferred from the non- Fornas drugs in DU90% segment. The drug use in both RSU X and RSU Y in early of JKN implementation is not conform with Fornas, with percentage of the conformity of each is 84,5% and 89,8%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S65716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadzia Nazhiva Fikra
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) merupakan salah satu program dari standar pelayanan kefarmasian dan perlu dilakukan secara rutin. Lebih lagi, dengan pandemi COVID-19, terdapat rujukan tatalaksana baru yang perlu diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pola penggunaan obat di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19, yaitu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Metode evaluasi yang digunakan adalah ATC/DDD sebagai analisis kuantitatif dan perbandingan kesesuaian terhadap Formularium Nasional. Penelitian yang dilakukan memiliki desain cross-sectional dengan analisis deskriptif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah resep pasien rawat inap RSUI tahun 2020-2022, dengan inklusi pasien merupakan orang dewasa (18 tahun atau lebih tua) dan obat yang digunakan terdapat pada indeks ATC/DDD. Hasil analisa data menunjukkan obat dengan nilai DDD/100 hari rawat terbesar pada tahun 2020 dan 2021 adalah asam askorbat dengan nilai berturut-turut 826,83 dan 1437,21 DDD/100 hari rawat. Sementara itu, pada tahun 2022 obat dengan nilai DDD/100 hari rawat terbesar adalah asam folat, yaitu sebesar 279,67 DDD/100 hari rawat. Kesesuaian penggunaan obat yang terhadap Fornas selama tahun 2020-2022 secara berturut-turut adalah sebesar 66,17%; 63,25%; dan 69,09%.

Drug Utilization Evaluation (DUE) is one of the programs of pharmaceutical service standards and needs to be carried out routinely. Furthermore, with the COVID-19 pandemic, there are new management references that need to be considered. This study was conducted to evaluate the drug utilization patterns in one of the COVID-19 referral hospitals, namely the University of Indonesia Hospital. The evaluation method used was ATC/DDD for quantitative analysis and a comparison of appropriateness against the National Formulary. The research was conducted with a cross-sectional design and descriptive analysis. The sample used in this study consisted of inpatient prescriptions at RSUI from 2020 to 2022, including adult patients (18 years or older), and the prescribed drugs were included in the ATC/DDD index.The data analysis results showed that the drug with the highest DDD/100 bed-days value in 2020 and 2021 was ascorbic acid, with values of 826.83 and 1437.21 DDD/100 bed-days, respectively. Meanwhile, in 2022, the drug with the highest DDD/100 bed-days value was folic acid, with a value of 279.67 DDD/100 bed-days. The appropriateness of drug use with Fornas during the years 2020-2022 was 66.17%, 63.25%, and 69.09%, respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadila
"Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paruparu. Lamanya pengobatan tuberkulosis yang berlangsung minimal 6 bulan serta efek samping yang ditimbulkan menyebabkan tidak patuhnya pasien menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi penggunaan obat antituberkulosis dan melihat hasil pengobatan dengan menggunakan obat antituberkulosis di Instalasi Rawat Jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Januari 2014 ? Oktober 2015. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik retrospektif dan mengevaluasi catatan rekam medis dari 223 pasien tuberkulosis paru dengan kasus baru.
Analisis dilakukan pada 223 pasien dimana jumlah penderita perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki yaitu sebesar 53% dan paling banyak diderita oleh pasien dengan umur produktif yaitu pasien dengan rentang umur 46-55 tahun dan pasien dengan rentang umur 26-35 tahun. Sesuai dengan Pedoman Nasional Pengobatan Tuberkulosis, jenis OAT (Obat Antituberkulosis) yang paling banyak digunakan adalah OAT-KDT sebanyak 99,1% dan hanya 0,9% yang menggunakan OAT-Lepasan karena pasien memiliki riwayat hepatotoksis. 49,8% pasien yang menjalani pengobatan selama ≥ 6 bulan dan 43% pasien mendapatkan pengobatan secara rasional. 95% pasien menjalani pengobatan ≥ 6 bulan mendapatkan pengobatan lengkap, dan 95% pasien menjalani pengobatan < 6 bulan merupakan pasien putus berobat.

Tuberculosis (TB) is a contagious infectious disease caused by M. tuberculosis that can affect various organs, especially the lungs. The duration of treatment for tuberculosis at least 6 months. Side effects caused disobedience by patients undergoing treatment. The purpose of this study is to evaluate the use of antituberculosis medicines and see the results of treatment using anti-tuberculosis medicines in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo the period January 2014 - October 2015. This research method is a descriptive analytic retrospective and evaluate the medical record of 223 patients with new cases of pulmonary tuberculosis.
Analysis was conducted on 223 patients in which the number of female patients is higher than in men that is equal to 53% and most suffered by patients with productive age in which patients with a lifespan of 46-55 years and patients with a lifespan of 26-35 years. In accordance with the National Guidelines for Treatment of Tuberculosis, the most widely used the OAT-KDT as much as 99.1% and only 0.9% using OAT-Removable because the patient had a history of hepatotoxic. 49.8% of patients undergoing treatmen't 6 months and 43% of patients receiving treatment in a rational way. 95% of patients undergoing treatment ≥ 6 months get a complete treatment, and 95% patients undergoing treatment < 6 months patients defaulting treatment.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Wahyuni
"Skripsi ini membahas gambaran serta hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status kepesertaan dengan kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor. Rancangan penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat uji Chi-Square. Hasil penelitian menggambarkan kepuasan pasien sebesar 93,9% dan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara umur, pekerjaan, dan status kepesertaan,dengan kepuasan pasien.

The focus of this study is descibe and discusses an overview as well as the relationship of age, sex, education, employment, and membership status with BPJS Kesehatan patient satisfaction to outpatient healthcare of Palang Merah Indonesia Hospital Bogor. The study design is descriptive quantitative with cross sectional approach. Data was collected by questionaires, they were analyzed by univariate and bivariate Chi-Squaretest. The result of this research shows that 93,9% of the patient are satisfied with hospital service. Beside, there is a significant realtionship between age, employment, and membership status,withpatient satisfaction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvita Ulfa Saraswati
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. Hipertensi harus diobati secara efektif untuk menghindari komplikasi yang dapat terjadi. Pengadaan obat untuk pasien BPJS pada fasilitas kesehatan harus mengacu pada Formularium Nasional. Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan BPJS Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor Tahun 2016 dilakukan untuk mencapai penggunaan obat yang rasional. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif. Data yang diambil berasal dari resep pasien dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS. Sampel merupakan resep pasien BPJS hipertensi periode Januari hingga Desember 2016.
Studi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose ATC/DDD. Berdasarkan pengolahan data dengan Microsoft Excel, secara kuantitatif penggunaan obat antihipertensi sebanyak 40.080,77 DDD dengan obat terbanyak yang digunakan adalah amlodipin 17,24 DDD/1000 pasien/hari. Secara kualitatif, obat yang menyusun segmen DU90 ada lima obat yaitu amlodipin, kandesartan, kaptopril, furosemid, dan spironolakton. Kesesuaian penggunaan obat antihipertensi dengan Formularium Nasional sebesar 91,64.

Hypertension is one of the highest prevalence disease in Indonesia. It has to be treated effectively to prevent the complications. Drug procurement in BPJS patients at health facility was based on drugs in national formulatory. Evaluation of antihypertensive drugs utilization in BPJS outpatients at Karya Bhakti Pratiwi hospital Bogor 2016 was performed to achieve rational drug use. Design of the study was cross sectional with sampling data by retrospective. Data was obtained from prescription and management information system of hospital. Sample of this study was hypertensive BPJS patient prescriptions from January to December 2016.
Study was performed with both qualitative and quantitative approach with Anatomical Theurapetic Chemical Defined Daily Dose ATC DDD method. Based on the analysis of data with Microsoft Excel, the utilization of antihypertensive drug was 40,080.77 DDD with amlodipine being the most used in antihypertensive drugs 17.24 DDD 1000 patients day. Drugs that belong to DU90 segments were amlodipine, candesartan, captoprile, furosemid, and spironolacton. The use of antihypertensive drugs was 91.64 compliance with national formulatory.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S66787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nufus Dwi Talitha
"Program Jaminan Kesehatan Nasional menerapkan sistem pembayaran prospektif yaitu dengan tarif INA CBG?s untuk pelayanan di rumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis selisih biaya layanan dengan tarif INA CBG?s dan tarif rumah sakit khusus kasus sectio caesaria dengan kode ICD X (O.342) pada pasien BPJS berdasarkan komponen biaya serta mengetahui gambaran perbedaan biaya layanan tersebut berdasarkan karakteristik pasien. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional dengan sampel sebanyak 89 pasien. Dari hasil penelitian didapat rata-rata selisih biaya layanan untuk kasus sectio caesaria dengan diagnosa utama O.342 terhadap tarif rumah sakit adalah selisih negatif (efisien) sebesar Rp 1,236,793,- dengan CRR (cost recovery rate) 120% dan terhadap tarif INA CBG?s adalah selisih positif (tidak efisien) sebesar Rp 1,974,050,- dengan CRR (cost recovery rate) 68% Gambaran perbedaan biaya layanan berdasarkan karakteristik pasien yang memiliki hubungan dengan besarnya biaya layanan adalah kelas rawat (p=0,000), diagnosis sekunder (p=0,050) dan lama hari rawat (p=0,046), sedangkan yang tidak memiliki hubungan dengan besarnya biaya layanan adalah umur pasien (p=0,956).

The National Health Insurance Scheme implementing prospective payment system INA CBG's rates for hospital services. The purpose of this study is to analyze the difference in cost services with INA CBG's rates and hospitals rates specialty in patients BPJS with sectio caesaria cases with ICD X (O.342) based component costs and reveal the differences in cost of these services is based on the characteristics of the patient. This type of research is quantitative descriptive cross sectional method with a sample of 89 patients. The result is the average difference between the cost of services for Caesaria sectio cases with primary diagnosis O.342 against hospital rates are negative difference (efficient) to Rp 1,236,793, - with the CRR (cost recovery rate) of 120% and against the CBG's INA rates are positive difference (inefficient) to Rp 1,974,050, - with the CRR (cost recovery rate) of 68% service charge difference picture based on the characteristics of patients who have a relationship with the cost of the service is ambulatory class (p = 0.000), a secondary diagnosis (p = 0.050) and the length of stay (p = 0.046), whereas no relation to the cost of the service is the age of the patients (p = 0.956).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanifa Dianmurdedi
"BPJS Kesehatan merupakan salah satu lembaga sosial yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan yang disebut dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada setiap orang. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan salah satu rumah sakit yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai penyedia Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FPKTL). Pengadaan obat pada fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dilakukan dengan menggunakan fasilitas terbaru yang disebut dengan Apotek Online BPJS Kesehatan. Apotek Online BPJS Kesehatan menjual obat dengan harga yang telah disesuaikan dengan e-catalogue sehingga harga obat lebih terjangkau. Tugas khusus praktik kerja di Rumah Sakit Universitas Indonesia ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan harga obat yang tersedia di Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan harga obat di Apotek Online BPJS Kesehatan sehingga rumah sakit dapat menghindari kerugian ketika akan melakukan pengadaan obat pada periode berikutnya. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data pembelian obat terakhir di RSUI. Data yang dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harga obat yang terdaftar di Apotek Online BPJS Kesehatan dan diketahui terdapat 112 jenis obat yang memiliki selisih harga. Dari 112 jenis obat, 31 jenis obat yang dibeli melalui distributor farmasi memiliki harga lebih mahal sehingga diperlukan peran rumah sakit dalam memilih distributor yang menjual obat dengan harga yang sesuai dengan harga obat di Apotek Online BPJS Kesehatan dan dibutuhkannya kontrak payung antara industri farmasi dengan rumah sakit dalam proses pengadaan obat sehingga industri dapat menjamin ketersediaan obat dan kestabilan harga obat.

BPJS Kesehatan is a social institution that was formed to organize a health insurance program called Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), which is a government program that aims to provide protection in the form of health care benefits given to everyone. University of Indonesia Hospital (RSUI) is one of the hospitals that has collaborated with BPJS Kesehatan as a provider of Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FPKTL). Procurement of medicines at health facilities that have collaborated with BPJS Health is carried out by using the newest facility called the Apotek Online BPJS Kesehatan. Apotek Online BPJS Kesehatan sells medicines at prices that have been adjusted to the e-catalogue so that medicine prices are more affordable. This internship assignment at the University of Indonesia Hospital aims to analyze the comparison of drug prices available at the University of Indonesia Hospital with drug prices at the Apotek Online BPJS Kesehatan so that the hospital can avoid losses when procuring drugs in the following period. Data analysis was carried out by collecting data on recent drug purchases at RSUI. The data collected then compared to the prices of drugs registered at the Apotek Online BPJS Kesehatan and it was discovered that there were 112 types of drugs that had price differences. Of the 112 types of medicines, 31 types of medicines that was purchased through pharmaceutical distributors have higher prices so the role of hospitals is needed in choosing distributors who sell medicines at prices that match the price of medicines at the Apotek Online BPJS Kesehatan and the need for a contract between the pharmaceutical industry and hospital in the drug procurement process so that the industry can guarantee drug availability and drug price stability.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Kynanthi Nufira
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui manajemen penyimpanan obat di Instalasi Logistik Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif melalui pengamatan langsung, telaah dokumen, dan wawancara mendalam kepada informan terkait.
Hasil penelitian menunjukkan ada faktor-faktor input dan proses yang belum terlaksana dengan baik, sehingga berakibat kepada hasil penyimpanan seperti kualitas (mutu) obat yang belum optimal. Disarankan faktor-faktor yang menunjang manajemen penyimpanan dapat ditingkatkan seperti SDM, anggaran, prosedur, formulir/dokumen, sarana dan prasarana, penyusunan obat, serta stock opname.

This study aims to determine the drug storage management in the Logistics Installation of Children and Maternity Harapan Kita Hospital in 2014. This research was conducted by using qualitative approach with descriptive design through direct observations, documents learning, and in-depth interviews with related informants.
The results showed flawed input factors and processes which resulted in storage outcomes such as the quality of medicinal drugs not optimal or change in medicinal drugs? quality like damaged syrup?s packaging. It is suggested that the supporting factors such as human resources, budget, procedure, forms/documents, facilities and infrastructure, drugs? organization, and stock opname be improved."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>