Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Panji Mursetyo
"Tesis ini membahas tentang agregator musik dan musisi/band: eksplorasi model bisnis dan kesepakatan bisnis yang dicapai dalam industri komunikasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Proses komunikasi awal, lalu ketahap negosiasi sampai akhirnya tercapai kesepakatan bisnis dalam bentuk kontrak diantara pihak creator/musisi/band dengan agregator musik atau perusahaan penyedia konten masih menjadi cara satu-satunya dalam mencapai kesepakatan dan dalam hal ini kesepakatan bisnis yang berdasar hukum. Cara yang mungkin dianggap masih konvensional meskipun secara model bisnis yang dijalankan oleh perusahaan penyedia konten adalah model bisnis digital yang menghasilkan produk berbentuk digital dan mendistribusikan juga secara digital.

This thesis discusses aggregator music and musicians/band: the exploration of business model and a business deal reached in communication industry. The study was qualitative research design with case studies. The study concluded the communication process which are negotiation and then a business deal with contract signing between musician/band/creator with music agregator/content provider company is the only thing that matter to reached a law based business deal. This way assumed as a conventional way eventhough the agregator/content provider business model is digital model, which means, they produce digital format product and distribute it in a digital way too.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achdwikalani Natasha Achjuman
"Berkembangnya era digital dan teknologi informasi menyebabkan terjadinya inovasi yang dapat merubah tatanan industri yang sudah ada, sehingga terjadilah disruptive innovation. Salah satu industri yang terkena dampak tersebut adalah industri musik. Dengan adanya Spotify, iTunes, Joox, Deezer, dan platform streaming lainnya, kaidah dan model bisnis industri musik bergeser dari distribusi salinan fisik ke produksi konten secara digital. Musisi independen sekarang dapat menghasilkan album sendiri, menerbitkan dan mendistribusikan konten secara daring, dan mempromosikan musik tanpa bantuan perusahaan musik label. Pertanyaan utama yang diarahkan ke industri musik adalah apakah perusahaan musik dapat mempertahankan bisnisnya 5 sampai 10 tahun mendatang.
Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis dampak lingkungan eksternal terhadap perusahaan musik, dan mengusulkan model bisnis baru dan ekosistem dijital yang dibutuhkan untuk bertahan di industri ini. Subyek penelitiannya adalah PT. Musica Studio. Faktor eksternal yang dianalisis untuk industri musik terbatas pada masalah hak cipta dan pengembangan telekomunikasi. Porter's Five Forces Model of Competition digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal. Berdasarkan analisis tersebut, ancaman dari substitusi dan pembeli tergolong besar sehingga memerlukan model bisnis yang baru. Transient Advantage dan Strategi Canvas digunakan untuk menganalisis strategi subyek.
Model bisnis dibuat dengan menggunakan model 9 building blocks business canvas. Data diperoleh melalui wawancara dengan tokoh yang bekerja di industri musik dan juga kuesioner yang disebar secara daring. Berdasarkan hasil studi, subyek disarankan untuk meningkatkan bisnis pengelolaan hak cipta dan pendanaan. Ekosistem dijital yang diperlukan dijabarkan.

The development of digital and information technology gave birth to disruptive innovations that shifted the way the current industries are operating. One of the key industries that have been seriously impacted by this disruption is the entertainment industry and more significantly the music industry. The presence of Spotify, iTunes, Joox, Deezer, and other online store and streaming services, have made the traditional ways of music industry obsolete or no longer valid. The era of physical copies was forced to retire and the business game of the entire music industry shifted from physical copy distribution to digital content production. Independent musicians can now produce their own music, publish and distribute the content online, and promote their music without the help of a music company labels. The major question directed at the music industry was whether a music company can sustain its business for the next 5 to 10 years.
The aim of the case study is to analyze the external and internal environment impact on the music companies, and propose a new business model and digital ecosystem required to be able to sustain in the industry. The subject of study was PT. Musica Studio. The external factors analyzed for music industry were limited to copyright issues and telecommunication development. Porter's Five Forces Model of Competition was used to analyze the external environment. Based on the analysis, threat of substitute and buyer are considered high and therefore a new business model was required. Strategy Canvas and Transient Advantage were used to analyze the subject's strategy.
The business model was generated using business model canvas 9 building blocks. The data were obtained via interviews with key people working within the music industry as well as questionnaire administered online to 409 respondents. Based on the analysis and discussion, subject is advised to focus its business on copyrighting and investor partnership funding. The required digital ecosystem was described.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Mandira Sugandi
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah mendorong perubahan strategi dan model bisnis di industri musik Indonesia. Internet of Things mengubah industri secara lebih dinamis dengan munculnya perkembangan teknologi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi produk musik. Layanan streaming digital dan jejaring media sosial sangat memengaruhi semua aspek dalam bisnis. Meskipun penjualan produk musik fisik telah jatuh dan label rekaman sedang berjuang mengadaptasi bisnis mereka dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak peluang terbuka bagi artis independen untuk tumbuh dengan perubahan teknologi. Artis independen sekarang direkomendasikan untuk mendiversifikasi kegiatan bisnis secara independen dari fokus utama tradisional mereka pada kreativitas dan komposisi musik. Tantangan ini perlu dipahami secara integral, sehingga diperlukan pengembangan model konseptual untuk menjelaskan tantangan tersebut akibat model bisnis musik artis independen di industri musik Indonesia. Pendekatan sistem dinamis dilakukan untuk menentukan kompleksitas sistem dalam model. Kerangka model konseptual dibuat dalam bentuk diagram lingkaran kausal, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam menemukan titik ungkit bagi pelaku industri untuk beradaptasi.

Rapid development of information technology has driven changes in strategy and business model in Indonesian music industry. The Internet of Things transformed the industry more dynamically by the emergence of technological development in production, distribution and consumption of music products. Digital streaming services and social media networking are heavily affecting all of the aspects in the business. Although physical music product sales have been falling and record labels are struggling adapting their business in recent years, more opportunities are opened for independent artists to grow with the technological changes. Independent artists are now enabled and recommended to diversify business activities independently from their traditional main focus on creativity and music composition. This challenge needs to be understood integrally, so the development of a conceptual model is needed to explain the challenge due to the music business model of independent artist in Indonesian music industry. System dynamics approach is conducted to specify the complexity of the system in the model. The framework of the conceptual model is created in the form of a causal loop diagram, in order to give better understanding in finding the leverage point for the industry actors to adapt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curtis, Dan B.
Jakarta: Rosda Jayaputra, 1996
302.2 CUR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Bayu
"Popcorn Factory adalah produk makanan ringan berbentuk popcorn yang diluncurkan pada Maret 2012. Popcorn Factory merupakan produk gourmet popcorn dalam kemasan siap makan pertama di Indonesia. Namun, Popcorn Factory masuk ke pasar Indonesia tanpa momen peluncuran produk. Hal ini menyebabkan Popcorn Factory belum diketahui secara luas dan tidak memiliki positioning produk yang kuat di mata konsumennya.
Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai program perencanaan komunikasi pemasaran terpadu Popcorn Factory untuk menciptakan momen peluncuran Popcorn Factory dengan tujuan meningkatkan brand awareness dan membentuk positioning produk yang kuat di benak khalayak. Program kampanye ini akan menghabiskan dana sebesar Rp 328.551.300,00 selama satu tahun periode kampanye.

Popcorn Factory is a kind of snack in popcorn form launched on March 2012, and also the first gourmet popcorn product with ready to eat-packaging in Indonesia. Nevertheless, Popcorn Factory has come into Indonesian market without launching moment. Because of it, Popcorn Factory has low brand awareness and has not strong brand positioning in the mind of consumers.
This final assignment is about working on Integrated Marketing Communication for Popcorn Factory to create its launching moment with the objective to increase brand awareness and create strong product positioning on consumers’ mind. This campaign program would cost Rp 328.551.300,00 during one year of campaign period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayunda Eka Pratama
"Persaingan industri kopi instan yang semakin kuat membuat membuat produsen- produsen kopi instan harus bisa menarik konsumen untuk memilih produknya. Good Day sebagai salah satu brand kopi instan pun harus melakukan hal tersebut. Apalagi, Good Day belum menjadi market leader di pasar kopi instan. Iklannya sekarang pun terkesan segmented untuk anak remaja, padahal Good Day berencana menaikkan sales dengan cara memperluas target market dari semula berada pada usia 15-19 ke usia 15-24. Untuk itu, perlu adanya eksekusi iklan baru yang lebih dewasa untuk target baru Good Day. Good Day juga perlu meciptakan liking dan preference untuk meningkatkan salesnya. Proposal Program Perencanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu Kopi Good Day 2013 “Everyday is A Good Day” ini menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh kopi Good Day. Berangkat dari insight masyarakat yang sering mengklasifikasikan hari baik dan hari buruk, kampanye ini pun mengangkat tema “Everyday is A Good Day”. Adapun strategi yang dilakukan antara lain melalui iklan televisi, iklan cetak, ambient, Marketing Event, public relation, Direct Marketing, dandigital marketing. Adapun total biaya yang diperlukan dalam kampanye ini adalah sebesar Rp 63.560.523.000,00.

The tightly competition on instant coffee industry make coffee producer should be able to attract consumer on their product. Good Day as one of them should do it. Moreover, Good Day isn’t the market leader in the instant coffee industry. Now, Good Day’s advertising is for teenagers, whereas Good Day want to expand their target from 15-19 to 15-29. So, Good Day should be created liking and preference. This Integrated Marketing Communication Proposal explains whatever activities should be done by Good Day. Start from the insight that people sometimes classified the good day and the bad day, this campaign come up with the idea “Every Day is A Good Day”. The strategies will be done are advertising, marketing event, public relations, direct marketing, and digital marketing. The total budget will spend for this campaign is Rp63,560,523,000.00.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryati Indah Kusumastuti
"Proyek konstruksi melibatkan banyak pihak dalam pengerjaannya, dari pemilik, kontraktor, konsultan pengawas, konsultan perencanan, supplier, subkontraktor dan instansi terkait lainnya dengan banyak kegiatan yang perlu dilakukan dengan cepat. Komunikasi diperlukan untuk sating berinteraksi, kolaborasi dan kooperasi antar anggota tim dan untuk memonitoring aktivitas proyek sudah sesuai dengan rencana yang ada. Proses komunikasi terjadi disetiap lini perusahaan dan bawah sampai tingkat atas, kemampuan komunikasi sangat diperlukan karena komunikasi yang buruk dapat menyebabkan dampak pada pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman tehadap yang dikerjakan dan penurunan kinerja, hal ini menyebabkan keterlambatan pelaksanaan sehingga terjadi penyimpangan waktu dari rencana.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor komunikasi yang berpengaruh dan berhubungan dengan kinerja waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Sedangkan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan sampel acak (strat ed random sampling). Motode analisa data yang digunakan adalah metode resiko dan Analisa Hierrarchy proses (AHP) untuk menentukan factor resiko atau ranking dampak - dampak komunikasi yang buruk terhadap kinerja waktu, analisa statistik dengan uji non parametrik untuk mengetahui hubungan antara kualitas komunikasi dengan kinerja waktu sedangkan untuk mempertegas dan mengukur variabel-variabel yang didapat menggunakan analisa statistik uji parametrik.
Hasil pengujian didapatkan resiko pada kualitas komunikasi ada tiga kemungkinan yaitu resiko dengan rangking tinggi berkorelasi dengan signifikan, resiko dengan rangking tinggi tetapi tidak berkorelasi signifikan dan resiko dengan rangking kecil tetapi berkorelasi dengan signifikan. Dengan analisa Cluster ditemukan kualitas komunikasi yang terjadi ada tiga yaitu kualitas komunikasi rendah, sedang dan tinggi. Bukan sebagai peramalan pada uji parametri didapatkan persamaan - persamaan yang membuktikan bahwa kualitas komunikasi mempengaruhi kinerja waktu ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Rizki Yuliana
"Hadirnya Industri 4.0 akan memberikan peluang bagi Indonesia dalam hal revitalisasi sektor manufaktur dan salah satu cara untuk mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia. Salah satu inisiatif dalam rangka mendorong terciptanya Industri 4.0 di Indonesia adalah dengan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital nasional. yang salah satunya adalah infrastruktur pitalebar (broadband). Pemerintah Indonesia menetapkan suatu kebijakan fasilitasi penyediaan layanan untuk memperluas infrastuktur dan meningkatkan penetrasi fixed broadband hingga dapat mencapai target penetrasi sebesar 12,5% pada akhir tahun 2019. Penetrasi fixed broadband untuk rumah tangga hingga tahun 2018 baru mencapai 10,34% dari target 70% dan harga layanan masih berada pada rentang 5,5-13% dari target Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) yaitu kurang dari 5% dibandingkan dengan PDB per bulan per kapita. Penelitian ini berfokus pada evaluasi implementasi kebijakan penyediaan layanan fixed broadband dalam hal kebijakan, pengembangan industri dan model bisnis serta skema insentif. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Regulatory Impact Analysis (RIA) sebagai upaya untuk menganalisis dampak dari suatu kebijakan yang bertujuan mempercepat peningkatan penetrasi fixed broadband. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang dapat mendorong pertumbuhan penetrasi fixed broadband untuk mendukung pembangunan nasional dan peningkatan daya saing di tingkat global serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Berdasarkan analisis, terdapat 3 opsi yang dapat diimplementasikan sebagai bagian dari evaluasi kebijakan. Hasil dari analisis biaya-manfaat dengan metode PMI dan konsultasi dengan para ahli adalah bahwa opsi skenario 3 sebagai alternatif yang lebih tepat diimplementasikan  karena memberikan dampak yang lebih baik untuk mempercepat penetrasi fixed broadband di Indonesia dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu, pertama, diperlukan regulasi turunan dari peraturan yang ada terkait dengan pengembangan infrastruktur fixed broadband. Kedua, pemetaan terhadap jaringan dan permintaan masyarakat perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi yang relevan dalam menerapkan kebijakan bantuan pemerintah. Ketiga, ketidakefektifan model bisnis yang ada harus dievaluasi secara mendalam untuk menciptakan model yang sesuai dengan kondisi masyarakat, hukum dan tujuan utama untuk menciptakan multiplier effect yang dapat meningkatkan penetrasi fixed broadband di Indonesia.

The presence of Industry 4.0 provide opportunities for Indonesia in revitalizing the manufacture sector and one way to accelerate the achievement of Indonesias vision to be one of the 10 largest economic in the world. One of the initiative to encourage the creation of Industry 4.0 in Indonesia to accelerate the development of national digital infrastructure. Those infrastructure is the provision of high speed internet and digital capabilities in collaboration with government, public and private sector to invest in digital technology including broadband infrastructure. The Indonesian Government established a provision policy in order to expand the infrastructure and increase fixed broadband penetration until it reaches 12,5% in the end of 2019. Fixed broadband penetration for households has only reached 10,34% from the target of 70% of the total household and the service prices are still at 5,5% to 13% from the target of less than 5% compared to GDP per month per capita. This research focuses on the evaluation of the implementation of fixed broadband services provision policy in terms of policy, industry and business models development as well as the incentive schemes. The research was conducted through Regulatory Impact Analysis (RIA) as an effort to analyse the impact of the policy in order to accelerate fixed broadband penetration in Indonesia. The results of the study are expected to provide recommendations that can encourage the growth of fixed broadband penetration in Indonesia for supporting national development growth and competitiveness at the global level, as well as improving quality of life of Indonesian society. Based on the analysis, there are 3 options which can be implemented as part of the evaluation of the Fixed Broadband Provision policy. According to the cost-benefit analysis with PMI method and consultation with experts, it shows that scenario option 3 is more appropriate to be implemented (use the new recommendation or alternatives regulation that appropriate with the provision mechanism in Indonesia). It implies that there are 3 major issues which must be solved immediately by the government. First, there is a need to establish a derivative regulation from existing regulations related to the deployment of fixed broadband infrastructure. Second, mapping of the existing network and community demand needs to be done to obtain relevant information in implementing government assistance policies. Third, ineffectiveness of the existing business model must be deeply evaluate to create the appropriate model which is more in line with the conditions of the community, legal regulations and the main purpose to create a multiplier effect that can increase fixed broadband penetration in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1985
380.34 KOM (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Daniella Harjono
"Industri musik saat ini sedang menghadapi konflik karena inovasi teknologi yang menganggu. Teknologi baru ini identik dengan pembajakan musik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembajakan musik terhadap industri musik dan bagaimana hukum terlibat dalam mengatasi masalah ini. Literatur dan kuesioner digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui tesis ini, dapat disimpulkan bahwa pembajakan musik mempengaruhi industri baik secara positif maupun negatif. Selain itu, hukum juga memiliki peranan penting dalam mengubah industri secara keseluruhan. Dengan kata lain, semua perusahaan musik harus mengadaptasikan model bisnis mereka baik untuk keuntungan secara finansial maupun untuk mematuhi undang-undang.

Music industry today is facing conflicts because of the disruptive technological innovations. This emerging technology is identical with music piracy. Therefore, this research aims to find effect of music piracy to music industry and how the laws engage to overcome this problem. Literature review and questionnaire are used to answer this question. To be concluded, it is found that the music piracy affects the industry both positively and negatively. Also, the laws have an important role in changing industry as a whole. This implies that all music companies should adapt their business model both to make profit and comply with the laws.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>