Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regia Vandra
"Tesis ini membahas pemaknaan kasus pedofilia oleh khalayak ibu. Penelitian inivadalah penelitian kualitatif dengan pendekatan konstruktivis. Metode pemilihan narasumber menggunakan teknik criterion sampling dimana kriteria narasumber sudah ditentukan lebih dahulu. Narasumber penelitian ini adalah tiga orang ibu dengan latar belakang penegak hukum, pendidik dan ibu rumah tangga. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara semi-terstruktur. Metode analisa data dilakukan dengan dua cara.
Encoding media diperoleh dengan bantuan analisis framing sederhana menggunakan metode framing Entman, sementara decoding khalayak dianalisis menggunakan teori encoding-decoding Stuart Hall dengan menggolongkan pemaknaan ibu menjadi dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan kaum ibu mengenai pedofilia dipengaruhi oleh pengalaman, informasi yang dimiliki tentang kasus pedofilia di lingkungan terdekat dan frekuensi waktu kebersamaan dengan anak.

This thesis discusses the purport of pedophilia cases by the mothers. This research is a qualitative research with the constructivist approach. The method of source selection applied criterion sampling techniques where the source criteria had been determined before. The sources were three mothers with background of a law enforcement agency, an educator and a housewife. The method of data collection in this research was gained by the in-depth interviews with the semi-structured interview guidelines. The method of data analysis was done in two ways.
Encoding media was achieved by the assistance of simple framing analysis through the Entman’s framing methods, while the decoding of the audience was analyzed by the Stuart Hall’ theory of encoding and decoding to classify the purport of the mothers, such as dominant, negotiations, and opposition. The results of this research concluded that the purport of the mothers about pedophilia was influenced by the experience, information about pedophilia cases in the nearby environment and frequency of quality time with the children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Ronald Parris
"Artikel ini mengartikulasikan isu aktivitas menyimpang, yakni pedofilia, di ruang daring. Dengan teknologi komunikasi yang berkembang pesat dan semakin banyak orang yang memiliki akses ke internet dan jaringan daring, para pelaku penyimpangan, dalam hal ini pedofil, menggunakan anonimitas di ruang daring untuk melakukan aksinya. Sementara itu, aktivitas daring justru meningkat selama beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi COVID-19 di mana orang terpaksa tinggal di rumah dan menjalankan kegiatan secara daring (De, et al., 2020). Artikel berfokus untuk memahami bagaimana platform daring melanggengkan perilaku menyimpang ini melalui anonimitas, (Lindgren, 2017, dalam hal ini melalui Discord. Studi ini menemukan anonimitas dalam platform Discord menjadi salah satu faktor utama keberadaan komunitas daring menyimpang, seperti pedofilia.

This article articulates the issue of deviant activity, particularly pedophilia, in online spaces. With communication technology quickly developing and more people having access to the internet and online networks, deviants like pedophiles now use the anonymity found on online spaces like discord to quell their urges and perform deviant activity. Online activity has only increased over the past years, especially during the COVID-19 pandemic where people were forced to stay at home and remain online (De, et al., 2020). This article will look to understand how online platforms harbor these deviants through anonymity, (Lindgren, 2017) and exemplifies deviants use of anonymity through the popular calling and interaction platform, Discord. This paper argues that anonymity on online platforms like Discord are what foster deviant activity such as pedophilia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Pringganti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas standar ganda moralitas masyarakat terhadap pedofilia
perempuan yang dikritik dalam novel Tampa. Tokoh utama yang sekaligus narator
dalam Tampa mendekonstruksi wacana gender melalui penokohannya sebagai
seorang pedofil perempuan. Penjelasan Butler mengenai gender sebagai tindak
performativitas digunakan sebagai kerangka teori analisis strategi manipulasi
femininitas tokoh utama sebagai bentuk dari mengimitasi ?yang imitasi? yang
dijadikan strategi tak hanya untuk memenuhi hasrat seksual tokoh utama tapi juga
untuk memanipulasi masyarakat. Analisis terhadap konsistensi narasi narator
menggunakan konsep unreliable narrator yang dikemukakan oleh Booth dan
dikembangkan oleh Nünning. Kesimpulan yang didapat adalah narator tidak berjarak
dengan norma implied author atau wacana naratif teks sehingga dapat disimpulkan
bahwa narator yang juga berperan sebagai tokoh utama hadir sebagai subyek
lingustik yang dapat dipercaya untuk menarasikan kenyataan teks. Berdasarkan hasil
penemuan dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa tokoh utama berhasil bermain
di simbol dan tanda-tanda femininitas untuk kemudian mengimitasinya.

ABSTRACT
This thesis discusses society?s double standard in response to female pedophilia issue
criticized in Tampa. Its main character, who also takes role as the narrator, deconstructs
gender discourse through her characterizations as a female pedophile. Butler?s explanation
about gender as a performative act is used as a theoretical framework to analyze main
character?s strategies in fulfilling her sexual desire towards 14-year-old boys.
Manipulation of femininity as a form of imitating? the imitation? is taken as a strategy,
not only to fulfill main character?s sexual desire, but also to manipulate society. Moreover,
analysis against the consistency of narration uses unreliable narrator concept, proposed by
Booth and developed by Nünning. The results show that the narrator has no distance
with implied author?s norm or text?s narrative discourse. Thus, it can be concluded
that the narrator is present as a linguistic subject who is capable of narrating the
text?s reality. According to the findings, the main character manages to play with
symbol and femininity signs to later imitate them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maidina Rahmawati
"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir Indonesia dikejutkan oleh maraknya kasus kejahatan seksual terhadap anak, beberapa kasus menimbulkan puluhan korban dari satu pelaku. Menyikapi hal ini, pihak perumus kebijakan memfokuskan perhatiannya kepada upaya pemberatan hukuman semata, pemerintah menganggap bahwa sanksi yang ringan merupakan penyebab kasus terus bertambah. Padahal jika kita mencermati secara lebih luas, terdapat beberapa tipe pelaku kejahatan seksual, salah satunya pengidap pedofilia. Pedofilia dalam ilmu psikologi dikenal sebagai suatu gangguan seksual yang membutuhkan treatment bukan penghukuman. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah kebijakan pidana tertentu perlu diterapkan bagi pelaku kejahatan seksual yang mengidap pedofilia.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, perbandingan dan pendekatan kasus. Penelitian ini bersifat eksploratoris dengan menelusuri landasan teori pidana dan pemidanaan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemidanaan pada sistem peradilan pidana modern tidak hanya memandang perbuatan namun juga pelaku. Perkembangan pemidanaan ini melahirkan ide rehabilitasi dan individualisasi pidana. Konsep rehabiltasi dan individualisasi pidana ini pun sejalan dengan Pasal 10(4) Konvensi Hak Sipil dan Politik dan UU No 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang menjelaskan bahwa pemidanaa bertujuan merehabilitasi dan mengembalikan pelaku kepada masyarakat, sehingga kebijakan khusus bagi pelaku yang mengidap pedofilia diperlukan untuk merehabilitasi dan mengembalikan pelaku kepada masyarakat.

Over the past five years, people around Indonesia watched in fear and heartbreak as the number of sexual offences against children has risen. The several cases cause more than one victims from each perpetrator. Legislators and executives zealously react this problem by tightening laws to regulate the heavier sentence. They contend that the insufficient punishment has significant role in the increasing number of sexual offense. In fact, if we see in a wider perspective, sexual offence against children is not merely about criminal act. Sex offenders are classificated into four types, one of them is pedophilic offender. In psychology, Pedophile is known as an abnormal attraction which requires treatment, not punishment. This research aims to investigate whether the distinctive criminal law policy should be regulated for pedophilic offender.
This research is a normative juridical, with an approach in legislation, comparison and approaches in cases (case approach), also explores several number of theories of sentencing. Based on this research, it can be concluded that under the modern criminal justice system, both offense conduct and offender characteristic have significant role in sentencing decisionmaking. This concept formulated individualized tailoring of sentences and rehabilitative model which confirming to the concept of correctional board under Law No 12/1995 and rehabilitative model Article 10(4) ICCPR. Therefore, the distinctive criminal law policy for pedophilic offender should be regulated in order to rehabilitate and to resocialize the offenders.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tunggal S
"Kekerasan seksual terhadap anak merupakan peristiwa yang kerap terjadi di Indonesia. Data statistik menunjukkan bahwa angka kekerasan seksual terhadap anak tiap tahun tidak mengalami penurunan yang berarti. Sanksi pidana tidak dapat menjadi satu-satunya alat untuk mengendalikan angka kekerasan seksual terhadap anak. Tindakan kebiri kimia dikeluarkan dengan harapan mampu mengurangi angka kekerasan seksual terhadap anak. Namun, keberadaan sanksi kebiri kimia menimbulkan keberatan dan perbedaan pendapat diberbagai kalangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tujuan pemidanaan dari keberadaan kebiri kimia dan bentuk sanksi yang tepat bagi penjatuhan kebiri kimia di Indoesia. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan menggunakan studi dokumen berupa data sekunder dengan wawancara sebagai pelengkap. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan pemidanaan dari kebiri kimia adalah rehabilitasi, dengan catatan bahwa tindakan kebiri kimia tersebut dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang menderita gangguan pedofilia. Karena dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang menderita gangguan pedofilia untuk tujuan rehabilitasi, maka bentuk sanksi yang tepat adalah tindakan. Bentuk sanksi yang tepat atas penjatuhan kebiri kimia adalah tindakan bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang menderita gangguan pedofilia.
Sexual assault against children is an phenomenon that often occurs in Indonesia. The statistic shows that the number of sexual assault against children doesn't decrease significantly. Punishment can't be the only way to control the number of sexual assault against children. The treatment of chemical castration perfomed in the hope of reducing the number of sexual assault against children. However, the chemical castration itself raises the objections and difference of opinion in various circle. This research aims to determine the sentencing purpose of chemical castration and the proper sanction for imposing chemical castration in Indonesia. This research is a normative study using documentary studies in the form of secondary data with interviews as a complement. The research was found that the purpose of punishment from chemical castration was for rehabilitation, with notes that the chemical castration treatment is dropped for the sexual offender against children with pedophilia. Regarding the research result, the proper sanction is treatment and the right sanction of the treatment for sexual offender against children is for sexual offender against children with pedophilia disorder."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rayhan Yunus Rangkuti
"Pedofilia menjadi salah satu permasalahan yang beberapa kali melibatkan institusi gereja, baik di Prancis maupun di beberapa belahan dunia yang lain. Salah satu film yang mengangkat permasalahan tersebut adalah film La ville dont le prince est un enfant yang memperlihatkan seorang pastor yang memiliki konflik batin di dalam dirinya berkaitan dengan masalah seksualitas. Artikel ini akan mengungkap permasalahan seksualitas dalam institusi gereja melalui pergulatan Pradts sebagai tokoh utama. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif kajian film dengan menganalisis unsur naratif dan sinematografis film dan konsep psikoanalisis Freud tentang struktur kepribadian manusia dan mekanisme pertahanan diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa institusi gereja sebagai superego berperan sangat penting terhadap tindakan dan seksualitas para tokoh. Superego yang sangat dominan berhasil membuat Pradts menjalankan mekanisme pertahanan dirinya dengan baik, sehingga kecemasan dan seluruh ancaman tetap berada di luar kesadarannya.

Pedophilia is one of the problems that has involved church institutions several times, both in France and in several other parts of the world. One of the films that raises this issue is La ville dont le prince est un enfant which shows a priest who has an inner conflict within himself related to sexuality issues. This article will reveal the problem of sexuality in church institutions through the struggles of Pradts as the main character. This research will use a qualitative method of film study by analyzing the narrative and cinematographic elements of the film and Freudian psychoanalysis concepts which consists of the structure of the human personality and self-defense mechanisms. The results show that the church institution as the superego plays a very important role in the actions and sexuality of the characters. The very dominant superego managed to make Pradts run his defense mechanism well, so that anxiety and all threats remained outside of his consciousness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Max
New York: Brunner-Routledge, 2003
363.47 TAY c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Jacob Wilbert
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sadariskar
"Susu, merupakan makanan panting yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan terhadap zat-zat yang diperlukan tubuh, terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Besarnya penduduk Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi kalangan industri susu. Berbagai strategi komunikasi pemasaran dilakukan oleh para produsen susu untuk memenangkan pasar. Salah satu pilihannya adalah melakukan promosi dengan beriklan di media televisi.
Susu bubuk Dancow termasuk salah satu susu bubuk yang paling sering beriklan di media televisi. Ibu dengan anak berusia 1-5 tahun merupakan sasaran pada media promosi ini. Hasil komunikasi tersebut menghasilkan dampak kognitif, afektif atau sudah sampai kepada konatif pada sasarannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut
? Bagaimana pengaruh ikian melalui media televisi terhadap tingkat afeksi.
? Bagaimana pengaruh iklan melalui media pendukung Iainnya, koran, majalah, media outdoor terhadap tingkat afeksi.
? Bagaimana pengaruh kegiatan Promosi Penjualan (Sales Promotion) terhadap tingkat afeksi.
? Bagaimana pengaruh kegiatan promosi Word of Mouth terhadap tingkat afeksi.
Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang memilih 77 ibu-ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun, yang tinggal di RW 08, Kelurahan Kampung Melayu sebagai populasinya. Dengan menggunakan Simple Random Sampling, terpilih sejumlah responden yang mewakili populasi.
Data yang diperoleh diolah menggunakan sofware data analisis SPSS windows versi 11.5. Dad hasil analisis Regresi Linear Berganda diperoleh temuan bahwa variabel terpaan ikian melalui televisi merupakan variabel pokok yang paling menentukan tingkat afeksi ibu
ibu terhadap susu bubuk merek Dancow. Diikuti oleh variabel iainnya yang juga cukup signifikan mempengaruhi tingkat afeksi yaitu frekuensi Word of Mouth, Promosi berhadiah dari Dancow dan Frekuensi terpaan ikian Dancow di majalah.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan strategi komunikasi pads produk susu baik bagi produsen susu maupun praictisi komunikasi lainnya. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan berbagai variasi tingkat status sosial ekonomi untuk memberi gambaran yang lebih komprehensif mengenai karakter target market claim menyusun strategi komunikasi yang lebih tepat lagi.

Milk is an important dairy food product to fulfill the nutrient required for the normal fisiological function of human body, especially for the growth and development of children.
As the country with large population, Indonesia becomes a very potential market for dairy industries. Many marketing communication strategy have been developed and implemented by these industries in order to lead the market for the milk product. One of the main strategies is a promotion through TV advertisement media.
Dancow is one of the milk brands that is frequently advertised in the television. Mothers having children 1-5 years is often become the target of this type of promotion. This type of promotion activity influence cognitive, affective or conative effect.
This research is aimed to find the answer of these following questions:
? How the influence of TV Commercial Advertisement Exposure to the Affection
? How the influence of News Paper Advertisement, Magazine Advertisement an Outdoor Advertising to the Affection
? How the influence of Sales Promotion to the Affection
? How the influence of Word of Mouth to the Affection
This research was a cross sectional study that chose the mothers with children aged 1-5 years old living in RW 8, kelurahan Kampung Melayu, East Jakarta, as the population. The representative subjects were choosen from the list using the simple random sampling method.
Data obtained from the study were analyzed using software of SPSS for windows version 11.5. The results of multiple regression analysis found that TV Commercial Ad Exposure is the dominant variable that significantly influences the agffection of mothers. The second and third variables are frequency of word of mouth and sales promotion, respectively. And the last variable is magazine ad exposure.
Present study can be useful for both milk manufacturer as well as other communication practitionnaire in determining the communication strategy for milk and other dairy product. Further study will be needed with more varied sock) economic status of the population to give more comprehensive character of target market in developing more appropriate communication strategy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Maulana Ismawan
"Latar Belakang : Masalah penyakit gigi dan mulut masih belum mendapatkan perhatian
walaupun kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi kesehatan tubuh
secara umum. Masalah penyakit gigi dan mulut yang utama secara
global adalah karies dan periodontitis. Namun masalah kesehatan gigi
dan mulut yang sering terjadi pada anak adalah Early Childhood Caries
(ECC). Prevalensi ECC masih sangat tinggi terutama di negara
berkembang. Terutama pada Indonesia dimana prevalensi ECC
mencapai 81,5%. Untuk menurunkan dan mencegah ECC bisa dilakukan
dengan memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada anak dengan
harapan anak tersebut akan merubah perilaku nya menjadi yang lebih
sehat. Kandidat terbaik untuk memberi edukasi tersebut adalah ibu
karena ibu merupakan pengasuh utama pada anak dan anak memandang
ibu sebagai panutan. Namun untuk memberi edukasi kesehatan gigi dan
mulut yang efektif ibu perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik
yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor sosiodemografi.
Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan
praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut anak di Jakarta Selatan.
Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan kepada ibu yang memiliki anak TK
di area Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah convenience sampling, dengan cara menyebarkan kuesioner dari
grup Whatssapp tiap TK. Pengambilan data dilakukan pada November 2020. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mencatat faktor
sosiodemografi dan pengetahuan, sikap, dan praktik responden. Hasil
utama dari kuesioner ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut anak.
Kemudian skor pengetahuan, sikap, dan praktik diklasifikasikan menjadi
respons baik atau buruk berdasarkan median skor responden. Kemudian
Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor
sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik. Dilanjuti
dengan Uji Spearman untuk menguji korelasi antara pengetahuan, sikap,
dan praktik.
Hasil : Dari 554 ibu, hanya 6% yang mengetahui dosis fluoride untuk anak
berusia 3 tahun. Terdapat 39,7% ibu yang tidak mengetahui pentingnya
fluoride untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Hanya 20,2% ibu
yang datang ke dokter gigi untuk kunjungan rutin. Dari hasil Uji Chi
Square didapatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara
antara usia dengan praktik, tingkat pendidikan dengan sikap dan praktik,
usia ibu saat kelahiran anak pertama dengan sikap, status kerja dengan
sikap, dan asuransi kesehatan dengan pengetahuan dan praktik. Hasil Uji
Spearman menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara
pengetahuan, sikap, dan praktik.
Kesimpulan : Sebagian besar ibu masih memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang
buruk mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Dari hasil ini didapatkan
bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik saling mempengaruhi secara
signifikan. Beberapa faktor sosiodemografi yang memiliki perbedaan
terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik ibu adalah tingkat pendidikan,
usia ibu saat kelahiran anak pertama, dan asuransi kesehatan

Background : Oral health problems are still not getting enough attention even though
oral health is related to general health. The main oral disease worldwide
are caries and periodontitis. But the most frequent oral disease that can
occur in children is Early Childhood Caries (ECC). The prevalence of
ECC in most developing countries is still high. Particularly in Indonesia
where the prevalence of ECC is 81,5%. The way to decrease and prevent
ECC is to give dental health education to children with hope that they
will change their behavior into a healthier one. The best candidate to give
education to children are mothers because they are the main care givers
to their Childs and most children see’s their mother as a role model. To
give an effective dental health education, the mothers have to have a
good knowledge, attitude, and practice toward oral health. Meanwhile,
knowledge, attitude, and practice are influenced by sociodemographic
factors. So, this study is to assess the relationship between mother’s
sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward
preschool children’s oral health in Jakarta Selatan.
Methods : This cross-sectional study was conducted toward mothers that have
children in preschool around Jakarta Selatan. The sampling technique
that was used in this study was convenience sampling, with spreading
questionnaire in every preschool’s WhatsApp group. Data collection
were conducted in November 2020. Then, data were collected using
questionnaire to report mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. Each
knowledge, attitude, and practice’s score were classified into a poor or
good response based on the respondent’s median score. Chi-square
analysis was used to assess the relationship between sociodemographic
factors and knowledge, attitude, and practice. Also, Spearman analysis
was used to assess the relationship between knowledge, attitude, and
practice.
Results : Among 554 mothers, only 6% knows the dose of fluoride for children
aged 3 years old. There are 39,7% mothers who didn’t know the
important role of fluoride to prevent oral disease. Only 20,2% mothers
went to see a dentist for routine checkup. From the Chi-Square analysis
it was reported that there is a significant difference between age and
practice, level of education and attitude and practice, age of mother at
birth of the first children and attitude, mother’s employment status and
attitude, and health insurance and knowledge and practice. From
Spearman analysis was reported there is a significance difference
between knowledge, attitude, and practice.
Conclusion : Most mothers still have poor knowledge, attitude, and practice toward
child’s oral health. This study shows that knowledge, attitude, and
practice are significantly correlated. Sociodemographic factors that has
a relation with knowledge, attitude, and practice are level of education,
age of mother at birth of the first children, and health insurance
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>