Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ines Askhabul Jannah
"[ABSTRAK
Terjemahan beranotasi adalah kajian terjemahan yang disertai anotasi atau catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilih. Anotasi ini juga menjelaskan alasan penerjemah menggunakan teori, metode, dan prosedur tertentu di dalam terjemahannya. Permasalahan yang kerap muncul dalam menerjemahkan novel ini adalah kata-kata umpatan, istilah psikologi, istilah warna, simile, peribahasa, dan idiom. Permasalahan itu dapat diatasi dengan menggunakan prosedur penerjemahan Newmark dengan melibatkan sejumlah teori penerjemahan dari beberapa ahli, seperti Beekman dan Callow serta Nida dan Taber. Penelitian ini menggunakan perpaduan beberapa metode, yaitu metode harfiah, bebas, dan komunikatif. Metode harfiah dan metode bebas diterapkan pada tahap restrukturisasi untuk menafsirkan teks yang sulit dan membantu penerjemah melihat masalah yang perlu diatasi. Sementara itu, metode komunikatif diterapkan pada tahap evaluasi dan revisi untuk menyelesaikan masalah yang muncul sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang lebih natural, wajar, dan berterima di BSa. Penerjemah harus membekali diri dengan pengetahuan mendalam sebelum menerjemahkan teks sumber. Pengetahuan itu tidak terbatas hanya pada pengetahuan tentang penerjemahan, tetapi juga pengetahuan tentang novel. Pengetahuan itu dapat membantu penerjemah ketika menerjemahkan dan menganotasi teks sumber. Ketelitian dan pemahaman yang jelas sangat dibutuhkan dalam proses penerjemahan untuk menghindari kesalahan tafsir. Hal yang terpenting dalam menerjemahkan novel ini adalah mempertahankan gaya bahasa penulis novel di dalam terjemahan untuk membuat TSa seekspresif TSu. Akan tetapi, mempertahankan gaya bahasa penulis bukan berarti penerjemah menjadi setia pada TSu dan mengabaikan sistem bahasa, budaya dan norma BSa.

ABSTRACT
An annotated translation is a translation study with annotations or notes as the translator‟s responsibility of the chosen equivalence. Thesis annotations also explain the translator‟s reasons for using certain theories, methods, and procedures in her translation. The problems that emerge in translating this novel are curse words, psychology terms, color terms, similes, proverbs, and idioms. The problems can be solved by using the translation procedures of Newmark and a set of translation theories of some experts, such as Beekman and Callow as well as Nida and Taber. This research uses a combination of literal, free, and communicative methods. The literal and the free method are applied in the restructure process to interpret difficult texts and to help the translator observe issues that need to be handled. Meanwhile, the communicative method is applied in the evaluation and revision process to solve the problems so that a translation which is more natural and more appropriate is produced. The translator should have a deep knowledge before translating the source text. The knowledge is not only limited to the knowledge of translation, but also knowledge about a novel. The knowledge can help translator translate and annotate the source text better. The accurateness and the deep understanding are really required in the translation process to avoid misinterpretation. The most important thing in translating this novel is to maintain the idiolect of the writer to make the target text as expressive as the source text. However, maintaining the idiolect of the writer does not mean that the translator is so loyal to the source text that she ignores the language system, culture and norm of the target language, An annotated translation is a translation study with annotations or notes as the translator‟s responsibility of the chosen equivalence. Thesis annotations also explain the translator‟s reasons for using certain theories, methods, and procedures in her translation. The problems that emerge in translating this novel are curse words, psychology terms, color terms, similes, proverbs, and idioms. The problems can be solved by using the translation procedures of Newmark and a set of translation theories of some experts, such as Beekman and Callow as well as Nida and Taber. This research uses a combination of literal, free, and communicative methods. The literal and the free method are applied in the restructure process to interpret difficult texts and to help the translator observe issues that need to be handled. Meanwhile, the communicative method is applied in the evaluation and revision process to solve the problems so that a translation which is more natural and more appropriate is produced. The translator should have a deep knowledge before translating the source text. The knowledge is not only limited to the knowledge of translation, but also knowledge about a novel. The knowledge can help translator translate and annotate the source text better. The accurateness and the deep understanding are really required in the translation process to avoid misinterpretation. The most important thing in translating this novel is to maintain the idiolect of the writer to make the target text as expressive as the source text. However, maintaining the idiolect of the writer does not mean that the translator is so loyal to the source text that she ignores the language system, culture and norm of the target language]"
2015
T43651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mai Ria Suzanna
"Terjemahan beranotasi adalah karya ilmiah yang disusun dengan memberikan anotasi (catatan) tentang permasalahan penerjemahan serta solusinya, baik dari segi linguistis maupun sosial-budaya. Tujuan terjemahan beranotasi adalah memberikan pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih oleh penerjemah. Terjemahan beranotasi ini akan membahas penerjemahan pada novel Frankly, Frannie! karya AJ. Stern ke dalam bahasa Indonesia. Novel anak ini dipilih berdasarkan ketertarikan penerjemah pada karakter Frannie yang memiliki imajinasi tinggi dan gaya bahasa yang khas serta latar budaya yang khas Amerika Serikat.
Penerjemahan dilakukan dengan metode semantis dan komunikatif agar terlihat indah dan alami, serta makna kontekstual dapat diterima dan dipahami pembaca sasaran. Dalam anotasi terjemahannya, dibahas beberapa prosedur penerjemahan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan pemadanan. Selanjutnya, saya merujuk pada pelbagai kamus, mengunjungi laman di Internet, dan melakukan wawancara. Banyak hal yang harus dipertimbangkan agar terjemahan menjadi wajar dan berterima dalam budaya BSa anak-anak. Oleh karena itu, pemahaman mengenai metode dan prosedur penerjemahan menjadi acuan bagi saya dalam menerjemahkan.

An annotated translation is a translation done by providing annotations about the discussion of translation problems and solutions, both in terms of linguistic and socio-cultural. The purpose of the annotations is to justify the choices of translation which have been made by the translator. This annotated translation will discuss the translation on Frankly, Frannie! novel by AJ. Stern into Indonesian. Children's novel was selected based on the translator's interest of Frannie's character that has a unique imagination and language style and also contains American background culture.
The method used in translating are semantic and communicative methods to look beautiful and natural, and the contextual meaning can be accepted and understood by the target readers. In doing annotations, translation techniques applied to solve equivalent problems. Furthermore, I refer to various dictionaries, visit the web sites, and conduct interviews. Many things must be considered to be reasonable and acceptable translation in children's TL culture. Therefore, the understanding of methods and procedures of translation becomes a reference for me in translating.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Era Bawarti
"Terjemahan beranotasi adalah memberikan catatan atas padanan yang dipilih dalam menerjemahkan sebuah teks, dalam hal ini adalah sastra anak. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan komunikatif. Keduanya dipilih agar nuansa estetis dan pesan yang terdapat dalam teks sumber dapat disampaikan kembali dalam teks sasaran dengan padanan yang wajar dan berterima. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses penerjemahan sastra anak adalah berkaitan dengan unsur kebahasaan (laras dan ragam bahasa) serta unsur kebudayaan. Penerapan berbagai teknik penerjemahan merupakan cara saya menyelesaikan permasalahan itu. Selanjutnya, saya melakukan anotasi pada tataran kata, frasa, dan kalimat, berbekal penelusuran dokumen, pengacuan pada kamus, survei kecil, serta diskusi dengan narasumber. Dapat disimpulkan bahwa metode semantis dan komunikatif merupakan solusi bagi penerjemahan novel anak ini, yang diterapkan melalui berbagai pilihan teknik penerjemahan.

An annotated translation is adding notes for the equivalence I chose while performing a translation of a text, which is that of children?s literature one.Translation methods applied are those of semantic and communicative. Both methods are chosen in order to render source text?s aesthetic nuance as well as message of in the target text. Problems that often occur in the translation process are related with linguistic factor (register and language variety) and cultural differences. The deployment of several translating techniques attempts to address those problems. Annotations were conducted at the levels of words, phrases, and sentences, by referring to various dictionaries and websites, along with a small-scale survey and several discussions with informants. In conclusion, it is justified that semantic and communicative methods are suitable for translating both novels, which are represented by the using of several translation techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T 28635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elmira Nidya
"ABSTRAK
Tugas akhir ini merupakan terjemahan beranotasi dari buku berjudul Gordon Ramsay's Ultimate Cookery Course Book ke Bahasa Indonesia. Buku ini ditulis sendiri oleh Gordon Ramsay yang merupakan seorang chef asal Inggris. Penggunaan istilah kuliner, metafora, dan juga idiom yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia menimbulkan masalah dalam penerjemahan. Anotasi diberikan sebagai bentuk tanggung jawab atas pilihan padanan yang diberikan dalam teks sasaran. Prosedur penerjemahan digunakan untuk membantu dalam proses anotasi yang terdiri dari enam bagian, yakni nama bahan masakan, nama alat masak, metafora dan idiom, nama diri, nama hidangan khas Inggris, dan cara memasak atau penyajian masakan. Sementara itu, metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode penerjemahan komunikatif

ABSTRACT
The paper is about annotated translation of Gordon Ramsay?s Ultimate Cookery Course Book into Bahasa Indonesia. The book is written by Gordon Ramsay himself, who is a chef from England. Culinery term, metaphor, and idiom which have no equivalent in bahasa Indonesia cause problem in translation. Therefore, annotation is given as the responsibility for the equivalence chosen in target text. Translation procedures are used
in order to help annotation which are consisted in six parts: ingredient name, cookware name, metaphor and idiom, proper name, English cuisine name, and cooking or serving dishes. This also implies communiative method of translation"
2015
T46127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Miracellia Bo
"ABSTRAK
Saat ini, para pemerhati isu-isu sosial dan budaya memilih untuk mengekspresikan kepedulian mereka melalui berbagai produk audiovisual, seperti video, film pendek, dan film dokumenter. Sayangnya, perbedaan bahasa sering kali membatasi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan jumlah penonton yang lebih besar. Di sinilah peran penerjemah dan subtitle yang berkualitas diperlukan. Terjemahan beranotasi ini disusun untuk 1 memperlihatkan berbagai masalah yang muncul dalam proses menerjemahkan dialog video, dan 2 menjelaskan strategi pengalihan pesan yang tepat agar tercapai terjemahan yang berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua masalah utama yang muncul dalam proses penerjemahan yang dilakukan. Masalah pertama terkait aspek kebahasaan, seperti ekspresi idiom, metaforis, istilah slang, kata umpatan, kata budaya, dan kata-kata berkonotasi seksual. Masalah kedua terkait aspek nonlinguistik, seperti keterbatasan waktu dan karakter, keselarasan subtitle dengan visual, serta ketepatan pemahaman pragmatis. Masalah-masalah tersebut diselesaikan dengan menerapkan metode dan prosedur penerjemahan yang relevan, serta dengan merujuk pada teori-teori penerjemahan audiovisual.

ABSTRACT
Nowadays, social cultural activists prefer to express their concerns through a variety of audiovisual products, such as video, short movie, and documentary. Unfortunately, the language barrier often hinders their ability to interact with audience in larger number. This is where a good translator places an important role, and a good subtitle is required. This article aims to 1 show various issues in subtitling, and 2 give plausible solutions to the issues. The finding revealed two main issues that arose in the subtitling process. The first issue is related to linguistic aspects, such as idiomatic and metaphorical expressions, slang terms, swearing terms, cultural terms, and terms that have sexual connotations. The second issue is related to nonlinguistic aspects, such as the limitation of time and space, the congruence between subtitle and visual image, and the accuracy of pragmatic understanding. Those problems were solved by applying relevant theories of English Indonesian language, translation, and subtitling."
2016
T47442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Sugiharto
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah sebuah terjemahan beranotasi. Penerjemahan beranotasi adalah terjemahan yang didukung dengan komentar penerjemah sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pemilihan kesepadanan. Analisa berfokus pada istilah ciptaan pengarang yang banyak terdapat dalam novel Soulless. Haque 2012 mengatakan bahwa penerjemahan teks sastra adalah proses yang rumit karena penerjemah dituntut untuk kreatif. Penelitian ini didukung dengan teori-teori penerjemahan seperti teori skopos, teori kesepadanan Baker, dan teknik penerjemahan Molina Albir. Teori-teori itu dipilih untuk menghasilkan terjemahan yang akurat, wajar, dan berterima. Pengasingan adalah ideologi yang dominan dalam menerjemahkan TSu. Hal itu dikarenakan TSu sarat akan kata budaya. Ideologi pengasingan dilakukan untuk mempertahankan alur dan latar belakang cerita. Ideologi pengasingan juga dapat membantu pembaca sasaran dalam memahami budaya Inggris. Hasil dari penelitian ini adalah teknik yang sering digunakan untuk memadankan istilah ciptaan pengarang adalah pungutan. Penelitian ini dapat menunjukkan pentingnya teknik penerjemahan Molina Albir dalam menerjemahkan teks sastra. Penerjemahan teks sastra membutuhkan penerjemah yang fasih di dalam TSu maupun TSa dan tidak terbatas dalam tata bahasa melainkan juga budaya.

ABSTRACT
This study is an annotated translation which is a translation supported by annotations translator rsquo s commentary as his her accountability on the chosen equivalents. The data is taken by focusing in author rsquo s invented terms. The reason is that Haque 2012 mentioned that a literary translation is a complicated process because it demands the creativity of translator. This study is supported by several translation theories, such as skopos theory, Baker rsquo s equivalence theory, and Molina Albir rsquo s translation technique. These theories are selected to produce a good translation. Foreignization ideology is a dominant factor in translating the ST due to the cultural terms and contexts in the ST to preserve the plot and the background of the ST. Foreignization could also assist target readers in understanding the English cultures. This result found in this study is the most commonly used technique in translating author rsquo s invented terms is borrowing. This research could help enlighten the importance of Molina Albir rsquo s translation technique in literary translation and also cold help to bridge the gap between translation theory and translation practice. Literary translation demands a capable translator who is proficient in the SL and TL and also requires creativity in searching for the appropriate equivalence."
2017
T47866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Depdikbud, 1991
499.221 ETO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Sulistyani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai analisis penerjemahan idiom bahasa Indonesia dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ke bahasa Jerman dalam novel Die Regenbogentruppe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Rumusan permasalahan dalam penelitan ini adalah kesepadanan makna terjemahan idiom bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman serta teknik penerjemahan yang digunakan untuk memeroleh hasil terjemahan yang sepadan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan terjemahan idiom bahasa indonesia kategori nonanggota tubuh yang frekuensi kemunculannya lebih dari satu kali. Hasil dari penelitian ini adalah dari 20 hasil terjemahan, sebelas terjemahan mengandung kesepadanan makna, dua terjemahan tidak sepadan dan tujuh idiom tidak diterjemahkan.

ABSTRACT
The focus of this research is analysis of Indonesian languages idiom translation within Laskar Pelangi by Andrea Hirata into German within Die Regenbogentruppe. This research is qualitative descriptive. The problem of this research are meaning equivalence of Indonesian languages idiom translation into German and translation technique which used to attain equivalent translation. The purpose of this research is to compare Indonesian languages idiom translation non body parts category which appear more than one time. The result of this research are from 20 translations, 11 contain meaning equivalent, two are inequivalence and seven idioms are not translated."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismirani Mardalena
"ABSTRAK
Tesis ini adalah terjemahan beranotasi empat belas fabel karya Jean De La Fontaine ke bahasa Indonesia. Pembaca sasaran adalah anak-anak berumur 9 ndash;15 tahun. Unit yang dianotasi adalah peribahasa Prancis yang diterjemahkan berupa peribahasa Indonesia dan parafrase. Penganotasian dilakukan dalam empat tataran, yaitu tataran tekstual, referensial, kohesi, dan kewajaran. Capaian skopos digunakan sebagai sebagai indikator keberhasilan terjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor penting peribahasa. Untuk menilai ketercapaian skopos, terjemahan dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan dan respon dari pembaca sasaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga faktor penting peribahasa yang harus diperhatikan dalam penerjemahan peribahasa Prancis ke bahasa Indonesia, yaitu kata kunci, ketepatan, dan koherensi. Adapun masalah utama dalam menerjemahkan peribahasa Prancis adalah tidak ditemukan padanan berupa peribahasa Indonesia. Guna mengatasi masalah itu, peneliti ini mengaplikasikan strategi parafrase Baker. Masalah kepaduan dapat diatasi dengan berpegang pada skopos. Penelitian ini pun menunjukkan pentingnya mencapai skopos dalam menerjemahkan.Tesis ini adalah terjemahan beranotasi empat belas fabel karya Jean De La Fontaine ke bahasa Indonesia. Pembaca sasaran adalah anak-anak berumur 9 ndash;15 tahun. Unit yang dianotasi adalah peribahasa Prancis yang diterjemahkan berupa peribahasa Indonesia dan parafrase. Penganotasian dilakukan dalam empat tataran, yaitu tataran tekstual, referensial, kohesi, dan kewajaran. Capaian skopos digunakan sebagai sebagai indikator keberhasilan terjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor penting peribahasa. Untuk menilai ketercapaian skopos, terjemahan dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan dan respon dari pembaca sasaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga faktor penting peribahasa yang harus diperhatikan dalam penerjemahan peribahasa Prancis ke bahasa Indonesia, yaitu kata kunci, ketepatan, dan koherensi. Adapun masalah utama dalam menerjemahkan peribahasa Prancis adalah tidak ditemukan padanan berupa peribahasa Indonesia. Guna mengatasi masalah itu, peneliti ini mengaplikasikan strategi parafrase Baker. Masalah kepaduan dapat diatasi dengan berpegang pada skopos. Penelitian ini pun menunjukkan pentingnya mencapai skopos dalam menerjemahkan.

ABSTRACT
Abstract This thesis is an annotated translation of fourteen fables by Jean de La Fontaine into Bahasa. A target audience is children aged 9 15 years. Units are annotated is a French proverb that translated to proverbs in Bahasa and paraphrasing. The annotation done in four levels. They are the textual, referential, cohesion and fairness level. Fulfillment of skopos is used as an indicator for the successful translation. The first step taken in this research is the analysis of the proverb rsquo s important factors. To assess the fulfillment of skopos, the translation is done by looking at the use of translation strategies and the response from the target audience. The finding of this research shows that there are three important factors of proverbs that must be considered in the French proverbs rsquo s translation. There are keywords, accuracy and cohesion. The main problem in translating proverbs is cannot found the equivalent in the form of proverbs in Bahasa. To overcome this problem, researcher is applying a strategy paraphrase Baker. Cohesion rsquo s problem can be overcome by adhering to the skopos. This research has also proved that the importance of determining skopos in translating.
"
2016
T46929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Nurul Azizah
"Elemen bahasa seperti ekspresi, idiom, peribahasa, dan metafora selalu menjadi hal yang menarik bagi para ahli bahasa karena elemen tersebut diyakini sebagai alat
yang berguna untuk menjelaskan budaya atau karakteristik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan beberapa peribahasa dan idiom dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang menggunakan hewan sebagai alat metafora. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik kognitif. Teori conceptual metaphor, The Great Chain of Being, dan konsep discourse and world
digunakan untuk menganalisis dan membandingkan ekspresi hewan di kedua bahasa, Jenis hewan yang digunakan sebagai alat metafora dalam penelitian ini adalah anjing, kucing, burung, ikan, dan kuda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar alat metafora yang digunakan di kedua bahasa mempunyai makna dan karakteristik yang mirip. Terlihat juga bahwa budaya, kondisi geografi, adat, dan agama mempengaruhi persepsi alat metafora di kedua bahasa.
Elements of language such as fixed expressions, idioms, proverbs, and metaphors have always been an interest among linguists because of the fact that such elements are considered to be a useful tool in describing culture or characteristics. The aim of this research is to compare and analyze some of the proverbs and idioms in English and Indonesian that use animal names as the metaphorical vehicle. This research uses cognitive semantics as the approach. The conceptual metaphor theory, the Great Chain of Being, and the concept of discourse and world are used to compare and analyze the animal expressions from both languages. The animals that are used
as the corpus of the study are dog, cat, bird, fish, and horse. The result of this study shows that most of the shared metaphorical vehicles also share similar meanings or represent similar characteristics. It also appears that the perception of the animals used in both languages differ according to cultural identities, geographical
conditions, customs, and religion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S61243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>