Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12373 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Reog merupkan kesenian khas daerah Ponorogo yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat Ponorogo hingga saat ini. Selain menyajikan tontonan yang menarik, kesenian reog ini ternyata juga sarat akan tradisi/kebiasaan yang telah dibawa sejak zaman nenek moyang, mulai dari gerakan tari yang erotis, mabuk-mabukan hingga hubungan sesama jenis/homoseksual. Tradisi tersebut identik dengan reog sebagai hiburan masyarakat jelata yang bebas dan spontan, tak terikat aturan, sehingga sering kali menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat modern karena bertentangan dengan norma-norma masyarakatterutama norma kesusilaan dan kesopanan. Di sisi lain, setiap tradisi tersebut kaya dengan nilai-nilai luhur budaya yang harus dilestarikan untuk kelangsungan sejarah. Jika tidak, maka pernyataan bahwa reog adalah jati diri dan ciri khas Ponorogo akan luntur dan dapat dengan mudah diambil/diklaim menjadi milik masyarakat lain. Film dokumenter sebagai media audiovisual mampu memaparkan kepada masyarakatmengenai kehidupan pelaku reog Ponorogo sesungguhnya. Dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi kehidupan sehari-hari, tradisi-tradisi yang kontroversial tersebut dapat digali secara transparan. Pendapat yang beragam tentang gerakan tari yang seronok, mabuk-mabukan hingga hubungan homoseksual justru menjadi kekuatan untuk mengetahui jejak sejarah reog di bumi Ponorogo. Dengan begitu masyarakat Indonesia takkan ragu lagi bahwa reog memang adalah aset kebudayaan asli milik bangsa Indonesia sejak nenek moyang. Bagaimanapun kesenian reog tetap merupakan hiburan rakyat, kesenangan adalah tujuan utama yang dicari. Ekspresi kesenian yang terlalu dibatasi akan mematikan antusiasme masyarakat terhadap kesenian tersebut."
Surabaya: Pusat Penelitian-Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra,
700 JDKVN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI,
740 DESAIN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Smarapradhipa
"Kaus Dagadu yang dibuat oleh PT Aseli Dagadu Djokdia merupakan bentuk komunikasi sekunder karena memanfaatkan alat atau sarana (yaitu kaus) sebagai media kedua penyampai pesan. Alasan digunakannya kaus sebagai media komunikasi, menurut PT Aseli DagaduDjokdja, adalah karena kaus digunakan oleh siapa saja, tidak memandang ,lcnis kelamin, usia, maupun tingkatan sosial. Kaus tidak hanya herfungsi sebagai sekadar pakaian tapi sudah berfungsi sebagai pemberi identitas diri. Oleh karena itu, para produsen kaus seperti menjadikannya sebagai media ekspresi atau bahkan ideologi. Komunikasi yang ingin disampaikan melalui kaus Dagadu adalah keinginan untuk merepresentasikan kepedulian terhadap masalah perkotaan kota Yogyakarta, mulai dari tingkah laku masyarakat (termasuk di dalamnya bahasa), artefak, hingga peristiwa yang terjadi. Keinginan tersebut di dalam kaus digambarkan melalui tanda-tanda verbal dan nonverbal dalam desainnya. Tanda verbal yang digunakan merupakan pelesetan dari kalimat-kalimat yang telah dikenal, baik sebagai ungkapan, peribahasa, maupun berasal dari teks lagu. Pelesetan kalimat-kalimat tersebut dapat berupa permainan bunyi (fonologi), permainan makna puitik (menimbulkan ketaksaan leksikal dan ketaksaan gramatikal), permainan ejaan (ortografi), permainan persamaan atau lawan kata, atau permainan dalam tataran wacana (yaitu permainan analogi). Tanda nonverbal atau nonkebahasaan yang digunakan berupa gambar-gambar dan merupakan perwujudan atau penggambaran dari tanda verbal. Gambar-gambar tersebut disajikan dalam komposisi warna dan bidang yang harmonis dan menggunakan warna-warna yang pop. proses pencetakan yang menggunakan teknik pencetakan color in box membuat gambar dengan tata warna yang disajikan menjadi enak untuk dilihat. Penelitian tanda-tanda tersebut dalam skripsi ini menggunakan pendekalan analisis semiotik. Semiotik adalah iimu yang mempelajari tanda. Ilmu ini mulai dikenal pada permulaan abad XX namun pelopor semiotik modern adalah Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Skripsi ini menggunakan teori semiotik Peirce. Peirce menegaskan pengertian tanda sebagai sesuatu yang berdiri pada sesuatu yang lain (objek) atau menambahkan dimensi yang berbeda pada sesuatu dengan memakai segala apa pun yang dapat dipakai (ground atau representamen) untuk mengartikan sesuatu hal lainnya (interpretan). Dengan demikian, terdapat tiga unsur yang menentukan kehadiran tanda, yaitu 1) tanda yang dapat ditangkap (representamen), 2) apa yang ditunjukkannya (objek), dan 3) tanda yang ada di dalam benak si penerima tanda yang merupakan hasil interpretasi (interpretan). Skripsi ini dalam menganalisis desain Dagadu lebih menekankan pada hubungan tanda dengan referen atau objeknya. Analisis pertama kali dilakukan dengan membagi ke-24 desain yang diteliti berdasarkan tujuh ground; sejarah, musik, ciri khas Jogya, sindiran tentang Jogya, Jogya dalam kata-kata, peringatan, dan promosi Dagadu secara tersirat. Kemudian ke-24 desain tersebut dianalisis secara semiotik dengan mengkategorikannya ke dalam golongan ikon, indeks, dan simbol. Khusus untuk tanda verbalnya masih dianalisis berdasarkan aspek_-aspek kebahasaan yang terjadi, yaitu fonologis, ortografis, ketaksaan leksikal, ketaksaan gramatikal, sinonirn atau akronim, dan tataran wacana (analogi). Setelah melakukan analisis didapalkan kesimpulan utama, yaitu perwujudan keinginan untuk merepresentasikan kepedulian terhadap masalah kota Jogya tampak pada desain-desain kaus Dagadu. PT. Aseli Dagadu Djokdja melalui desain-desain tersebut bercerita mengenai peristiwa apa saja yang terjadi di kota ini, mempromosikan objek-objek wisatanya, dan memperkenalkan sifat dan tingkah laku masyarakatnya. Tak lupa pula, PT. Aseli Dagadu Djokdja mempromosikan produk Dagadunya sebagai salah satu produk asIi buatan kota Yogyakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Dwi Ratna Dewi W.
"Dalam berkomunikasi, komunikator selalu berusaha agar
tujuan pesan dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk itu
komunikator biasanya melakukan komunikasi persuasi
melalui simbol-simbol yang di ciptakan manusia sendiri.
Komunikasi antar manusia ini kemudian berkembang
untuk berbagai tujan. Salah satunya adalah komunikasi
yang dilakukan perusahaan kepada masyarakat melalui logo
untuk meningkatkan citra perusahaan di masyarakat dan
mengingatkan masyarakat akan adanya perusahaan atau
produk tertentu. Logo bila digunakan secara konsisten akan
Sikap seseorang terhadap logo sebetulnya juga
cerminan sikap seseorang terhadap "sesuatu" yang diwakili
itu sendiri. Sikap seseorang terhadap obyek-obyek yang ada
di sekitarnya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi yang
dimilikinya. Dalam penelitian yang berjudul "Logo Sebagai
Lambang Komunikasi Visual'' dengan studi kasus sikap masyarakat. Yogyakarta terbadap logo Pegadaian ini
diperoleh beberapa kesimpulan.
Dari segi kognitif, masyarakat masih rancu antara
logo Pegadaian dan logo
segi afektif Pegadaian
Kejaksaan / Pengadilan. Dari
dapat d ikatakan berhas i 1
mengkomunikasikan falsafab yang dianut dalam logo barunya.
Dalam segi konati f terbukt i bahwa mas ya r akat t i dak
memberikan pendapat berdasar pada logo t etapi pada
"sesuatu'" yang diwakili l ogo, dalam ha l ini lembaga atau
jasa Pegadaian .
Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa Pegadaian
merupakan lernoga yang sangat dikenal masyarakat, namun
belum menjadi pilihan masyarakat bila , memerlukan uang.
Belum dijadikannya Pegadaian sebagai pilihan: ini karena
citra Pegadaian di masyarakat kurang baik. Pegadaian
memiliki citra sebagai pendapat orang "bawah".
Untuk meningkatkan citra dan rnemperluas pasar
Pegadaian pada masyarakat strata menengah harus di lakukan
terobosan baru. Salah satanya dengan diversifikasi produk,
yang dalam strategi pemasarannya lebih menonjolkan nama
produk daripada nama lembaga Bila produk telah diterima
masyakat kelas menengah, maka citra lembaga dapat juga
terangkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia,
384 JKOM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Crowe, Norman
New Jersey : John Wiley & Sons, 2012
720.28 CRO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"What keeps the Indonesian Mass - Media for developing its function that it can become?
the answer to this question is quite evident of the problems of the problems that perennially beset the Indonesian Mass - Media primary by the political constrains and contoversies. Whiter old and new, big or small high quality and low certainly un even.
In Indonesia the development of Mass communicarion is showing meaningful progress. The main goal of formal education in communication principles changed, and the scope of the study goes beyond the Mass - Media, other aspects such as interpersonal communications. Group and social etc. have to be considered. Last but not least is the transcendental Communication to meet ever increasing need for socializing the National Indonesian ideology"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama),
384 WJIIK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
370 JISKI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"This change in the communication paradigma has brought some consequences, e.g. the change of the communication pattern. The decision making process is in the bottom up pattern which pays attention to the people's voice as the basic of every policy. The establishment of a broadcasting agtency, especially community radio as an alternative, can increase the flow of information, as a means for social interactions and fulfilling the political aspiration. Radio Komunitas Angkringan in the villages of Timbulharjo, Sewon and Bantul which has been established for 6 years is interesting to study. The existence of the broadcasting agency is hoped to be able to enhance the development of democracy, strengthen the civil society and as a means for aspiration."
Jakarta Pusat: Badan Litbang SDM Kominfo, Departemen Komunikasi dan Informatika, 2018
354.75 JPPK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Skandha M Rajasingam
"Pada 31 December 2019, virus Corona diidentifikasi di kota Wuhan, Cina. Pada 2 Maret 2020, virus Corona telah ditemukan keberadaanya di Indonesia. Gejala umum yang disebabkan oleh corona diantara lain ialah demam, batuk kering, serta kelelahan. Dengan gejala serius dalam bentuk kesulitan bernafas, hilangnya kemampuan untuk berbicara dan bergerak, serta kematian. Corona dapat menyebar dari pengidap ke orang lain yang berdekatan melalui kontak fisik maupun melalui cairan pengidap virus Corona. Tenaga medis merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk mengidap penyakit yang disebabkan oleh virus Corona. Di mana untuk tiap 100 orang yang menjangkit corona, 6 sampai 7 diantaranya merupakan tenaga medis. Dengan risiko tinggi yang dihadapi oleh tenaga medis, timbul kebutuhan akan interaksi serta pembacaan tanda vital pasien dari jarak jauh. Salah satu metode untuk berinteraksi dengan pasien dari jarak jauh ialah dengan menggunakan teleoperated robot arm. Teleoperated robot arm dapat membaca berbagai tanda vital pasien yaitu tekanan darah, temperatur tubuh, saturasi oksigen darah, serta detak jantung. Teleoperated robot arm dapat dikendalikan oleh pengguna di ruangan yang terpisah dari pasien menggunakan protokol komunikasi MQTT. Penelitian ini bertujuan untuk merancang teleoperated robot arm yang dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk meminimalisir kontak langsung antara pasien dan tenaga medis untuk mengurangi risiko tenaga medis mengidap virus Corona.

At the 31st of December 2021, the Corona virus has been identified in Wuhan, China. At 2nd of March 2021, the Corona virus’s existence has been identified in Indonesia. The light symptoms that are caused by the Corona virus are fever, dry cough, and fatigue. The serious symptoms are difficulty breathing, loss of ability to speak and or move, and death. The Corona virus can spread from person to person through physical contact or liquid from the virus’s carrier. Medical Personnels are amongst the highest group to be in risk of contracting the Corona virus. For every 100 people that contracted the Corona virus, 6-7 of them are medical personnel. The high risk that medical personnel face in regards to contracting Corona virus caused the urgency for indirect interaction between patients and medical personnel to rise. One of the methods that could achieve indirect interaction between patients and medical personell is through a teleoperated robot arm. The teleoperated robot arm could read various vital signs from the patient such as the heart beat, the oxygen saturation level, the blood pressure, and the body temperature. The Teleoperated robot arm can be controlled wirelessly by the user that is located in a different room from the patient using the MQTT communication protocol. The goal of this research is to design a teleoperated robot arm that is able to be controlled remotely by a user to minimize the direct contact between a patient and a medical personell to reduce the risk of contracting the Corona virus"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>