Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilia Tiurma Savira
"[Penelitian ini membahas mengenai Breaking Bad News, suatu momen dalam praktik kedokteran di mana hal-hal yang secara negatif dapat mempengaruhi cara pandang pasien akan masa depannya diberitahukan. Breaking Bad News dan hubungan dokter?pasien yang banyak dikaji dari kacamata rumpun ilmu kesehatan, sekarang diteliti dari kacamata ilmu komunikasi dengan menggunakan teori ilmu sosial. Penelitian ini pada akhirnya menemukan bahwa proses komunikasi dokter?pasien tidak sebatas berbicara tentang puas atau tidak puas dan sembuh atau belum sembuh, tetapi ada dinamika lebih dalam tentang cost dan reward hubungan dokter?pasien. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan paradigm eksploratif, penelitian ini membuka bagaimana posisi Breaking Bad News dalam komunikasi dokter pasien, dan penelitian ini menemukan aspek komunikasi apa yang berperan dalam menjalin komunikasi interpersonal yang baik dalam konteks hubungan dokter?pasien.;This research mainly talks about Breaking Bad News, an activity in medical practice which may affect patients? view about their future in a negative way. Studies and research about Breaking Bad News and doctor?patient relationship have been done a lot in medical views. Yet in this research, Breaking Bad News and doctor?patient relationship will be seen in communication studies perspective with the usage of social science theory. This research finds that the process of doctor?patient communication is not merely about the patients? satisfaction or the chance of the patients to be completely healed. Doctor?patient communication contains a cost and reward relationship which happens during the process. By using qualitative method and exploratory paradigm, this research goes for a deep analysis about the position of Breaking Bad News and the components that will create a good interpersonal relationship., This research mainly talks about Breaking Bad News, an activity in medical practice which may affect patients’ view about their future in a negative way. Studies and research about Breaking Bad News and doctor–patient relationship have been done a lot in medical views. Yet in this research, Breaking Bad News and doctor–patient relationship will be seen in communication studies perspective with the usage of social science theory. This research finds that the process of doctor–patient communication is not merely about the patients’ satisfaction or the chance of the patients to be completely healed. Doctor–patient communication contains a cost and reward relationship which happens during the process. By using qualitative method and exploratory paradigm, this research goes for a deep analysis about the position of Breaking Bad News and the components that will create a good interpersonal relationship.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Primalisanti Devi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pembentukan pemahaman bersama dalam proses komunikasi
interpersonal bemedia Smartphone dengan keterlibatan emoticon di dalam
pertukaran pesannya. Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan stiker
yang terdapat pada Instant Messenger Application, Line. Penelitian ini adalah
studi Kualitatif dengan paradigma Konstruktivionisme dan menggunakan in-depth
interview sebagai metode pengambilan datanya. Penggunaan Teori Coordinated
Management of Meaning dalam penelitian ini menunjukan hasil bahwa memaknai
suatu simbol emosi tidak dapat dimaknai secara berdiri sendiri, konteks
pemakaian simbol emosi yang melingkupinya memiliki kontribusi dalam proses
pemaknaan pesan secara keseluruhan.

ABSTRAK
This thesis discuss about building common understanding in interpersonal
communication using Smartphone media with emoticon involvement on its
message exchange. This study is focusing on sticker usage in Line, a Smartphonebased
Instant Messenger Application. This is a qualitative study with based on
constructivism paradigm and using in-depth interview as a method of data
collection. Using The Coordinated Management of Meaning Theory, the results in
this research shows that interpreting emoticon symbol can not be interpreted as a
stand-alone context, the context of emoticon symbol usage that surrounds it also
has a contribution in interpreting the whole message."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2012
158.2 BRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Martha Ria Kristiani
"ABSTRAK
Kehidupan di kalangan eksekutif menuntut untuk selalu berpenampilan
prima. Berbagai peranan penting dan tanggung jawab yang besar sebagai
pimpinan perusahaan, khususnya di perusahaan multinasional, membuat para
eksekutif sering kali merasa membutuhkan orang lain yang bisa mereka percaya
untuk mengungkapkan diri untuk berbagi informasi privat yang mereka miliki.
Tentu saja mereka harus sangat selektif dalam memilah informasi yang ingin
disampaikan kepada orang lain, dan informasi yang cukup disimpan untuk diri
mereka sendiri. Penelitian ini memfokuskan pada proses terjadinya Self
Disclosure berdasarkan aturan dan batasan yang terdapat dalam keseluruhan
asumsi dasar Communication Privacy Management, dan juga kepercayaan. Istilah
Self Disclosure, dalam bahasa sehari-hari, dikenal dengan istilah komunikasi
curhat (curahan hati). Melalui manajemen komunikasi privasi, para eksekutif
dapat memahami dan menyadari adanya batasan dalam mengontrol akses
privatnya sehingga mereka tetap merasa aman dan nyaman dalam
mengkomunikasikan curhatan mereka kepada orang sehingga reputasi profesional
mereka tetap terjaga. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
dengan model studi kasus, serta menggunakan wawancara mendalam dan
observasi sebagai teknik pengumpulan data penelitian. Informan dalam penelitian
ini adalah para eksekutif di beberapa perusahaan multinasional di Jakarta, dengan
masa jabatan lebih dari lima tahun. Secara umum, penelitian ini menunjukkan
bahwa melalui komunikasi curhat yang mengacu pada teori CPM, setiap informan
melakukan manajemen informasi privat mereka. Namun sebelum menuju kepada
komunikasi curhat dan manajemen komunikasi privasi, para informan
menegaskan bahwa hal yang diutamakan ketika mereka ingin berbagi informasi
privat kepada orang lain adalah adanya sebuah kepercayaan. Dalam hal ini, tiap
informan pun memiliki kriteria yang berbeda mengenai apa saja hal-hal yang
membuat orang lain dapat dipercaya untuk mendengar keluh-kesah dan
menyimpan dengan baik informasi yang ingin disampaikan oleh para informan.

ABSTRACT
Life within and around executives demands them to always have excellent
appearance. Various important roles and huge responsibilities as chiefs of
corporations make them often feel in need for other persons whom they can trust
to open up and share private information that they have. Of course they need to be
very selective in separating information that they want to share to other persons,
and the ones that they have to keep for themselves. This research focuses on the
process of Self Disclosure based on rules and boundary within the whole basic
assumption of Communication Privacy Management, and also trust. The term Self
Disclosure, in daily language is known as komunikasi curhat (curahan hati).
Through communication privacy management, executives can understand and
realise that there is limitation in controlling their private access for them to remain
feeling secured and comfortable in communicating their private information to
other persons so that their professional reputation is protected. Methodology of
this research is qualitative with case study model, in-depth interviews and
observation as data collection and analysis. Respondents in this research are
executives from several multinational companies in Jakarta, with each tenure of
more than five years. In general this research shows that through confiding their
private information, as CPM theory, each respondent applied private information
management. However, prior to confiding and applying their private information
management, respondents confirmed that the most important factor that made
them confide to other persons was trust. With this regard, each respondent had
different criteria about what made them trust the other persons they confided to
and that the other persons will keep securely the information that had been
shared."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nurhayani
"Pernikahan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan. Keputusan memilih baik disengaja maupun tidak untuk menikah atau menundanya sementara waktu, tergantung pada bagaimana seseorang merespon alternatif yang ada dalam masyarakat. Yang jelas, apa pun keputusannya - menikah atau tidak - sebagian besar tergantung pada individu yang bersangkutan. Jika dulu masyarakat (khususnya orangtua) begitu anaknya dewasa sibuk mencarikan jodoh yang tepat, saat ini meskipun masih ada, kebiasaan itu memudar. Individu lebih bebas memilih pendampingnya. Salah satu alternatif untuk mencari teman dan kalau mungkin melanjutkannya ke jenjang pernikahan adalah melalui Rubrik Kontak SK Kompas. Dalam memahami konsep diri peminat & peserta Kontak, juga bagaimana mereka mempersepsi dirinya, penelitian yang bersifat kualitatif ini menggunakan definisi konsep diri dari Adler & Towne, terutama bagaimana seseorang melihat dirinya dalam tiga dimensi dari diri, yaitu: perceived self, desired self, dan presenting self. Adler & Towne mendefinisikan konsep diri sebagai sekumpulan persepsi seseorang yang relatif stabil mengenai dirinya sendiri baik dari segi fisik, sosial maupun psikologisnya. Perubahan konsep diri dimungkinkan dengan adanya reflected appraisal & social comparison. Penilaian yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya disebabkan antara lain adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perception, dan social expectation. Penulis mengamati & mewawancarai tujuh informan berusia 32-45 tahun yang belum menikah, kemudian penulis uraikan gambaran diri dan pergaulan informan. Selanjutnya penulis analisa berdasarkan persepsi fisik, psikologis, & persepsi sosial informan. Kemudian penulis membandingkan antara gambaran diri informan yang bersifat pribadi (perceived self), dengan gambaran diri yang bersifat publik (presenting self) dan gambaran diri yang ideal (desired self). Hasil penelitian sebagai berikut: terdapat kesesuaian antara beberapa elemen dari dimensi konsep diri beberapa informan, juga ketidaksesuaian antara beberapa dimensi konsep diri informan lainnya yang berkorelasi dengan keterlambatan para informan untuk menikah. Pada elemen fisik, untuk informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri. Namun pada informan pertama, dan keenam hanya terdapat kesesuaian antara perceived self dengan presenting self. Pada elemen sosial, dikategorikan dalam kelompok : Pertama, berkaitan dengan persahabatan dan kekeluargaan, terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri pada informan pertama, ketiga, keempat, kelima, & ketujuh. Sedangkan pada informan kedua, & keenam terdapat ketidak sesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Kedua, berkaitan dengan penjajagan atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengarah pada pernikahan. Pada keseluruhan informan, terdapat kesesuaian antara dimensi perceived self dengan desired self, namun bila dikaitkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiganya. Semua elemen konsep diri baik fisik, psikologis maupun sosial berkaitan dengan belum menikahnya para informan sampai berusia 32-45 tahun, namun yang tampak dominan adalah elemen psikologis. Pada umumnya dalam elemen ini, terdapat kesesuaian antara perceived self dengan desired self, tetapi jika dihubungkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Ketidaksesuaian antara tiga dimensi tersebut disebabkan adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perfection, dan social expectations. Para informan menganggap pernikahan adalah hal yang sakral, karena itu sebaiknya menikah sekali seumur hidup. Semua informan berharap suatu saat akan bertemu dengan seseorang yang dapat dijadikan pendamping hidup. Lima informan belum menikah karena faktor ketidaksengajaan (choosing by default), dan dua informan memilih dengan sengaja (choosing by knowledgeably)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Studi ini memberikan pemahaman mengenai tujuan relasi antarpribadi
mahasiswa/i pengguna Tinder dalam menggunakan Tinder. Penelitian ini juga
memberikan pemahaman mengenai bagaimana mahasiswa/i pengguna Tinder
menggunakan aplikasi ini dan sejauh mana mereka mengembangkan hubungan
dengan match yang ditemukan. Penelitian dikembangkan dengan pendekatan
kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengguna Tinder yang diteliti memiliki tujuan relasi,
penggunaan dan pengembangan hubungan dengan match yang bervariasi. Temuan
penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor internal maupun
eksternal, yang mampu membentuk penggunaan Tinder dan pengembangan
hubungan pengguna Tinder dengan match yang ditemukan., This study provides an understanding of the college students’ various
interpersonal relational goals of using Tinder. This study provides insights on how
college students use Tinder and how far they develop their relationship with a
match. The study was developed with a qualitative approach with in-depth
interviews as data collection technique. The results showed that college students
that use Tinder have varied relational goals, usage and relationship development
level. The study also indicates that there are several internal and external factors,
that are able to establish the use of Tinder and the relationship development with
match amongst college students’ users.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Widya Nur Iqbal
"[ABSTRAKbr
Youth shoppers merupakan kelompok umur yang terus berkembang sehingga menjadikan kelompok umur ini sebuah segmen yang sangat berarti di pasar. Ditambah lagi jumlah mall sebagai tempat berbelanja yang semakin hari kian bertambah di kota Jakarta, sering dijadikan tempat untuk bersosialisasi dan aktualisasi diri dari youth shoppers. Studi ini membagi youth shoppers menjadi segmen-segmen yang dibedakan atas karakteristik berdasarkan tinggi rendahnya tingkat self-esteem, extraversion, dan interpersonal communication. Sehingga terbentuk grup segmen unik yaitu, Social Butterfly, Confident Techies, dan Self-Contained Shoppers. Selanjutnya penelitian ini menguji perbedaan antara ketiga grup segmen tersebut atas shopping motives, preferensi store attribute yang mereka anggap penting, dan shopping enjoyment, sehingga pihak manajemen dapat memberikan treatment yang berbeda dalam hal kegiatan pemasarannya pada masing-masing grup segmen. Selanjutnya penelitian ini menemukan hasil bahwa terdapat beberapa dimensi yang paling mempengaruhi shopping enjoyment, dimensi tersebut ialah anticipated utilty (β=0,396), enhancement (β=0,170), dan price orientation (β=0,158) secara berturut-turut menjelaskan shopping enjoyment pada youth shoppers. Penelitian ini menggunakan analisis K-Means Cluster, One Way ANOVA, Pearson Correlations, dan regresi berganda dengan Stepwise Method.
;The number of malls which is increasingly growing in the city of Jakarta is often used as a place for socializing and self-actualization by youth shoppers. As an emerging age group, youth shoppers are also identified as a vital market segment. Firstly, this study divides youth shoppers into segments that are distinguished on the characteristics of high and low levels on self-esteem, extraversion, and interpersonal communication. Consequently, these characteristics form a distinct and unique segment group, which are Social Butterfly, Confident techies, and Self-Contained Shoppers. Secondly, this research examines the differences between the three groups segments on shopping motives, preferences of store attributes which youth shoppers consider important, and shopping enjoyment. As a result, the management can provide different treatment in terms of marketing activities in each segment group. Finally, this research conducts to find the most influencing dimension of shopping enjoyment. These dimensions are anticipated utilty (β = 0.396), enhancement (β = 0.170), and price orientation (β = 0.158) which respectively explain youth shoppers’ shopping enjoyment. The research uses K-Means Cluster Analysis, One Way ANOVA, Pearson Correlations, and Multiple Regression with Stepwise Method.
, The number of malls which is increasingly growing in the city of Jakarta is often used as a place for socializing and self-actualization by youth shoppers. As an emerging age group, youth shoppers are also identified as a vital market segment. Firstly, this study divides youth shoppers into segments that are distinguished on the characteristics of high and low levels on self-esteem, extraversion, and interpersonal communication. Consequently, these characteristics form a distinct and unique segment group, which are Social Butterfly, Confident techies, and Self-Contained Shoppers. Secondly, this research examines the differences between the three groups segments on shopping motives, preferences of store attributes which youth shoppers consider important, and shopping enjoyment. As a result, the management can provide different treatment in terms of marketing activities in each segment group. Finally, this research conducts to find the most influencing dimension of shopping enjoyment. These dimensions are anticipated utilty (β = 0.396), enhancement (β = 0.170), and price orientation (β = 0.158) which respectively explain youth shoppers’ shopping enjoyment. The research uses K-Means Cluster Analysis, One Way ANOVA, Pearson Correlations, and Multiple Regression with Stepwise Method.
]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Riski Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai dalam sebuah instansi pemerintah. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh secara tidak langsung budaya komunikasi terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja jika dikaitkan dengan faktor usia.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan bahwa secara langsung budaya komunikasi dalam sebuah instansi pemerintah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai. Sementara itu, secara tidak langsung, budaya komunikasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning. Sama halnya dengan pengaruh budaya komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai dengan usia sebagai variabel interverning.

This study aims to examine how much influence the communication culture on work motivation and productivity of employees working in a government agency. In addition, this study also aims to examine the effect of indirect culture communication on work motivation and productivity in relation to the age factor.
The results obtained from this study showed that direct communication culture within a government agency have a significant influence on work motivation and employee productivity. Meanwhile, indirectly, the communication culture significantly influence employee motivation with age as a variable interverning. Similarly, the influence of communication culture on employee productivity with age as a variable interverning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wiradharma
"Proses belajar mengajar di kelas internasional dilaksanakan melalui komunikasi dan dituntut pula memiliki keterampilan berbahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara komunikasi interpersonal dan kompetensi berbahasa Inggris terhadap kinerja siswa kelas internasional di SMA negeri eks-RSBI Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berangkat dari paradigma positivistik berciri hypotetico deductive dengan pendekatan kuantitatif yang ini termasuk dalam penelitian eksplanatif.
Berdasarkan manfaat, penelitian ini merupakan penelitian terapan secara cross sectional dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa survei dengan tipe mail and self-administered questionnaries. Populasi penelitian adalah siswa kelas internasional SMA negeri eks-RSBI di Provinsi DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain sampel probabilita dengan metode multistage sampling. Sementara itu, metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor dengan pengukuran validitas melalui nilai MSA dan pengukuran reliabilitas melalui nilai Alpha Cronbach, sedangkan metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kompetensi berbahasa inggris, terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja siswa, terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi berbahasa Inggris dengan kinerja siswa, dan terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan kompetensi berbahasa Inggris terhadap kinerja siswa kelas internasional. Dengan demikian, beberapa faktor yang memengaruhi kinerja siswa kelas internasional adalah komunikasi interpersonal (antarteman) dan penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas internasional.

Learning and teaching activity in international program is conducted through communication and therefore it is required to have foreign language competence, mainly English. The research aims at discovering how is the relation between interpersonal communication and English Language Proficiency toward the student's performance in international program in ex-RSBI-Senior High School. This research is conducted based on the positivistic paradigm with hypotetico deductive, employs quantitative approach which belongs to the explanative research.
Regarding the purpose of the research, this research can be categorized as cross sectional applied research by employing survey with mail and self administered questionnaries as the collecting data method. The research population is the student of international program in ex-RSBI-Senior High School in Jakarta Province. To generate the sample, the research employs probalility sample design with multistage sampling method. In addition, the research employs the factor analysis as the measurement method with MSA value to ensure the validity and Alpha Cronbach value to ensure the reliability. Lastly, the regresion analysis is used as the analysis method.
In accordance with the purpose of the research, this research discovers the significant relation between interpersonal communication and english language proficiency, significant relation between interpersonal communication and student's performance, significant relation between english language proficiency and the student's performance, and significant relation between interpersonal commuication and english language proficiency toward the student's performance. In conclusion, several factors which influence the student's performance in international program are interpersonal communication and english as the introduction language in international program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Zukifli Indra Atmaja
"Tesis ini meneliti pengaruh kualitas layanan yang diberikan oleh lembaga birokrasi/organisasi pemerintah terhadap kepuasan yang didapat pengguna jasa layanannya. Di dalam tesis ini dibahas mengenai bagaimana komunikasi organisasi dan komunikasi interpersonal yang tercakup dalam kelima variabel kualitas layanan, yaitu Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Tangibles (bukti langsung) dan Empathy (perhatian), mempengaruhi kepuasan pengguna jasa layanan.
Objek penelitian ini adalah Direktorat Belmawa yang merupakan salah satu unit Direktorat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang salah satu tugasnya adalah untuk menyetarakan ijazah lulusan perguruan tinggi luar negeri. Responden penelitian adalah 340 orang yang diambil sebagai sampel dari 15.000 lebih lulusan perguruan tinggi luar negeri yang telah menyelesaikan masa studinya dan menyetarakan ijazahnya di Direktorat Belmawa saat ini.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian eksplanatori korelasional yang dilakukan dengan dukungan penelitian survai. Proses perhitungan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPPS versi 20.0.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, dari kelima variabel kualitas layanan, responden memberikan kepercayaan paling besar kepada dimensi Reliability/Kehandalan. Sementara itu, responden memberikan tingkat kepuasan paling tinggi akan layanan yang diberikan oleh Direktorat Belmawa dari sisi variabel waktu. Hubungan antara masing-masing variabel dimensi kualitas layanan dengan kepuasan berada pada tingkat cukup kuat, dan berlangsung secara searah/positif.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel kualitas layanan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan pengguna jasa layanan organisasi pemerintah berada pada tingkat cukup kuat. Sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kualitas layanan yang diberikan.

This thesis examines the effect of the quality of services provided by the bureaucratic institution/governmental organizations to the satisfaction of the user acquired its services. In this thesis discussed how organizational communication and interpersonal communication are included in the five variables of service quality, namely Reliability, Responsiveness, Assurance, Tangibles, and Empathy, affect satisfaction service users.
Object of this study is Belmawa Directorate, which is one unit of the Directorate of the Directorate General of Higher Education where one of its jobs is to equalize higher education certificate graduates from abroad. The respondents were 340 people which is taken from more than 15.000 graduates of foreign universities who have completed their study and equalizes the number of certificate in Directorate Belmawa.
Research method used explanatory correlational research conducted with the support of survey research. Calculation process using multiple regression analysis with the help of software SPPS version 20.0.
The result showed that, from the five variables of service quality, most of the respondents gave credence to the variable of Reliability. Meanwhile, respondents gave the highest satisfaction level of service offered by the Directorate Belmawa to the variable of time. The correlation between each variables of service quality with satisfaction show at the level strong enough, and takes place in the same direction/positive.
Conclusion of the study indicates that service quality variables jointly influence the satisfaction of governmental organization service users are at the level strong enough. While the remaining are influenced by other factors outsides the quality of services provided.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>