Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Anastasia
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama stroke yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa pada penderita hipertensi terdapat peningkatan viskositas darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara hipertensi sebagai faktor risiko stroke dengan viskositas darah yang diukur dengan alat Mikrokapiler Digital. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan mengambil data sekunder hasil pemeriksaan tekanan darah dan viskositas darah (n = 194) di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) binaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) oleh Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas pada bulan Januari dan Maret 2015. Pengukuran viskositas darah menggunakan alat Mikrokapiler Digital. Terdapat proporsi hipertensi sebesar 34,5% (n = 67) dan proporsi terbesar pada subjek penelitian adalah penderita prehipertensi (37,6%). Sebaran nilai viskositas darah tidak normal pada seluruh subjek berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu 6,04 (3,04-8,67). Pada uji korelasi Spearman tidak ditemukan adanya hubungan korelasi yang signifikan (r = 0,072; p = 0,319) antara tekanan darah sistolik dengan viskositas darah, namun terdapat korelasi positif berkekuatan sangat lemah dan bersifat signifikan (r = 0,176; p = 0,014) antara tekanan darah diastolik dengan viskositas darah. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah diastolik dengan viskositas darah.

ABSTRACT
Hypertension is one of the main risk factor for stroke, which can be fatal. In several study, it has been observed that blood viscosity is higher in hypertensive patients. The aim of this study is to find the correlation between hypertension as a stroke risk factor and blood viscosity measured with Mirkokapiler Digital. This study used secondary data from Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas. Blood viscosity and blood pressure were taken cross-sectionally (n = 194) in Pos Binaan Terpadu (Posbindu) from January until March 2015. Blood viscosity was measured with Mikrokapiler Digital. The proportion of hypertensive subject is 34,5% (n = 67) and the highest proportion is the subject with prehypertension (37,6%). Distribution of blood viscosity is not normal in all subjects based on Kolmogorov-Smirnov normality test, which is 6,04 (3,04-8,67). Spearman correlation between systolic blood pressure and blood viscosity showed no significant correlation (r = 0,072; p = 0,319), but there is a very weak and significant positive correlation between diastolic blood pressure and blood viscosity (r = 0,176; p = 0,014). In conclusion, there is correlation between diastolic blood pressure and blood viscosity.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Amalia Hanif
"Rokok dan stroke memiliki keterikatan erat yang diduga berkorelasi dengan peningkatan viskositas darah yang menjadi faktor terjadinya stroke. Pemeriksaan viskositas darah yang sekarang tersedia harus dilakukan pada laboratorium besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan merokok dengan viskositas darah yang diukur menggunakan Mikrokapiler Digital, suatu alat baru yang mudah dibawa, sederhana dan terjangkau. Penelitian adalah merupakan penelitian cross-sectional. Subjek penelitian terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok perokok dan non perokok. Data penelitian didapatkan dari data sekunder Pos Binaan Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang diambil pada bulan Januari dan Maret 2015 dengan jumlah sampel 197 orang terdiri dari kelompok perokok dan kelompok non perokok. Hasil uji korelasi yang dilakukan dengan data sekunder Posbindu menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara merokok dengan viskositas darah. Perbedaan hasil ini diduga diakibatkan pada data Posbindu pasien yang merokok tenyata memiliki faktor risiko lain yang dapat meningkatkan viskositas darah.

Cigarette smoking will increase blood viscosity which raises the risk of stroke. Newer and handier tool to check blood viscosity with Digital Microcapillary tool can be used in primary care. This research is done to find correlation between cigarette smoking and blood viscosity parameter checked by Digital Microcapillary tool. This was cross sectional study with two subject group consists of, cigarette smoker and non cigarette smoker. Research database was obtained from secondary data in Pos Binaan Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Posbindu) taken between January and March 2015 with total sample 197 patients. However, there was no significant correlation between cigarette smoker and non cigarette smoker patients from Posbindu. This results perhaps due to confounding factors in non cigarette smoker patients which will increase blood viscosity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sugiono
"Latar Belakang. Stroke iskemik dan gagal jantung merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Keduanya memiliki faktor risiko yang sama sehingga sering muncul bersamaan sebagai komorbid. Keduanya juga dikaitkan dengan gangguan viskositas darah dan luaran fungsional yang lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbandingan nilai viskositas darah dan luaran fungsional pasien stroke iskemik subakut dan kronis dengan dan tanpa komorbid gagal jantug.
Metode. Penelitian ini menggunakan desian case control yang dilakukan di klinik rawat jalan Neurologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Maret dan April 2023. Analisis univariat, bivariat dan multivariat dilakukan sesuai kebutuhan.
Hasil. Penelitian ini melibatkan 24 pasien stroke iskemik subakut dan kronis dengan komorbid gagal jantung dan 24 pasien stroke iskemik subakut dan kronis tanpa komorbid gagal jantung. Tidak didapatkan perbedaan rerata pada semua variabel penelitian yang terdiri dari nilai viskositas darah (5,45±0.77poise vs 5,50±0,77poise, p = 0,85); nilai viskositas plasma (1,78±0,31poise vs 1,80±0,32poise, p = 0,87); kadar hematokrit (38,42±4,78% vs 40,43±4,25%, p = 0,13); kadar fibrinogen (401,03±121,18mg/dL vs 346,49±70,07mg/dL); dan nilai mRS (2(0-4) vs 1(0-3), p = 0,37).
Kesimpulan. Tidak ada perbedaan rerata nilai viskositas darah, viskostias plasma, kadar hematokrit, kadar fibrinogen, dan nilai mRS yang bermakna secara statistik pada stroke iskemik subakut dan kronis dengan dan tanpa komorbid gagal jantung. Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Background. Ischemic stroke and heart failure are major health problems in the world. Both have the same risk factors so they often appear together as comorbidities. Both are also associated with impaired blood viscosity and worse functional outcomes. This study aims to assess the comparison of blood viscosity values and functional outcomes of subacute and chronic ischemic stroke patients with and without heart failure.
Methods. This study used a case-control design which was conducted at the Neurology outpatient clinic at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo in March and April 2023. Univariate, bivariate, and multivariate analyzes were carried out as needed.
Result. In this study, there were 24 subacute and chronic ischemic stroke patients with concomitant heart failure and 24 such patients without such a condition. There are no means differences in all of the study variables, which included blood viscosity values (5.45 0.77 poise vs. 5.50 0.77 poise, p = 0.85; plasma viscosity values (1.78 0.31 poise vs. 1.80 0.32 poise, p = 0.87); hematocrit levels (38.42 4.78% vs. 40.43 4.25%, p = 0.13); fibrinogen levels (401.03±121.18mg/dL vs 346.49±70.07mg/dL); and mRS value (2(0-4) vs 1(0-3), p = 0.37).
Conclusion. There were no statistically significant differences in mean blood viscosity, plasma viscosity, hematocrit levels, fibrinogen levels, and mRS values in subacute and chronic ischemic stroke with and without comorbid heart failure. Further research is needed with a larger sample.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valerie Andrea
"Pada diabetes melitus terjadi hiperglikemia kronik yang dapat menyebabkan komplikasi penyakit kardiovaskular, salah satunya adalah stroke. Pada stroke terjadi peningkatan nilai viskositas darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara DM dengan viskositas darah. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang melibatkan tiga kelompok subjek penelitian, yaitu pasien DM dan kontrol non DM yang berkunjung ke Posbindu Kelurahan Pisangan Timur pada bulan Januari dan Maret 2015, serta kontrol sehat dari hasil penelitian Rasyid tahun 2014. Data yang digunakan adalah data sekunder hasil pemeriksaan viskositas darah dengan Mikrokapiler Digital® dan pemeriksaan glukosa darah sewaktu. Mikrokapiler Digital® merupakan alat baru pengukur nilai viskositas darah yang mudah digunakan. Apabila dibandingkan dengan kontrol sehat, didapatkan perbedaan yang bermakna antara viskositas darah pasien DM dan kontrol sehat (p = 0,000). Berdasarkan data Posbindu didapatkan korelasi yang tidak bermakna antara kadar glukosa darah dan nilai viskositas darah (p = 0,221), demikian pula antara DM dengan viskositas darah (p = 0,566). Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi hasil viskositas darah pada kontrol non DM. Penelitian lanjutan diperlukan dengan memperhitungkan faktor perancu.

Chronic hyperglycemia in diabetes mellitus can lead cardiovascular disorder complications, which one of them is stroke. There is increased blood viscosity level in stroke. The aim of this study is to find the relationship between diabetes mellitus and blood viscosity. This is a cross sectional study involving three groups: diabetes patients and non-diabetes controls visiting Posbindu Pisangan Timur in January and March 2015, also healthy controls from Rasyid study in 2014. The data used is secondary data of blood viscosity examined by Digital Microcapillary® and level of non-fasting blood sugar. Digital Microcapillary® is a new tool to measure blood viscosity value that is easy to use. Compare to healthy controls, there is a significant difference between blood viscosity of diabetes patients and healthy controls (p = 0,000). Posbindu data showed no significant correlation between blood glucose level and blood viscosity (p = 0,221), also between diabetes mellitus and blood viscosity (p = 0,566). It may be caused by the presence of other risk factors that may influence the results of blood viscosity in non-diabetes controls. Further study is needed and should consider all confounding conditions."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hansa Nurhaida
"ABSTRAK
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang perlu diperhatikan karena angka penderita obesitas (IMT >30) meningkat secara signifikan setiap tahun. Penderita obesitas perlu lebih waspada karena kemungkinan komorbiditas penyakit lain meningkat, termasuk salah satunya adalah stroke. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stroke yang dapat diukur serta dipengaruhi status obesitas adalah nilai viskositas darah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko stroke dengan viskositas darah. Pada penelitian ini juga digunakan alat baru portable untuk mengukur viskositas darah yaitu Mikrokapiler Digital.
Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional dari data sekunder 194 rekam medik pasien yang melakukan pemeriksaan kesehatan pada Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Kelurahan Pisangan Timur dibawah binaan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas pada bulan Januari dan Maret 2015. Data dianalisis dengan menggunakan uji kolerasi spearman dan uji chi-square. Pada uji kolerasi spearman antara obesitas dengan nilai viskositas darah tidak ditemukan adanya hubungan kolerasi yang signifikan dengan nilai p 0,304. Jika data numerik diolah secara kategorik dengan uji chi-square, tidak didapatkan adanya hubungan antara obesitas dan peningkatan viskositas darah dengan nilai p 0,719.
Hasil tersebut dapat terjadi karena pada penelitian ini faktor perancu lain diabaikan. Sehingga pada pasien non obesitas masih ada kemungkinan pengaruh hal hal lain seperti hipert.

ABSTRACT
Obesity is one of the health problem that need be considered because the numbers of obese people (BMI> 30) increased significantly every year. Obese people have greater possibility of other co-morbidities diseases, including stroke. One of the causes of stroke that can be measured and influenced the status of obesity is the value of blood viscosity. Therefore, this study aimed to explore the relationship between obesity as a risk factor of stroke and blood viscosity. In this study, researcher also used Mikrokapiler Digital, a new portable instrument for measuring the viscosity of the blood.
This research was conducted with a crosssectional design. This research using 194 medical records from patients who performed medical check up on the Pos Binaan Terpadu(Posbindu) Kelurahan Pisangan Timur under the guidance of the Department of Community Medicine.
The medical check up held in January and March 2015. Data were analyzed using Spearman correlation test and chi-square test. In the Spearman correlation test between obesity and blood viscosity value did not reveal any significant correlation relationship with a p-value 0.304. When the numerical data converted into categorical data and analyzed using the chi-square test, it also shows no association between obesity and increased blood viscosity with a p-value 0.719.
These results happen because in this study other confounding factors are ignored. So that the nonobese patients can possibly influenced by other factors which can increase the viscosity value such as hypertension, diabetes mellitus and dyslipidemia.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arwansyah
"ABSTRAK
Dampak hipoksia penerbangan, bergantung tempat dan lama di ketinggian, telah dialami saat ketinggian 5000 kaki, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Waktu Sadar Efektif WSE adalah rentang waktu seseorang mampu melakukan tindakan korektif pada kondisi sadar sebelum mengalami inkapasitasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan viskositas darah serta faktor usia dan massa tubuh terhadap risiko hipoksia pada awak dan nonawak pesawat di simulasi Ruang Udara Bertekanan Rendah RUBR . Para awak pesawat dan nonawak pesawat yang telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan kesamaptaan jasmani, menjalani simulasi hipoksia di RUBR Lakespra Saryanto. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan purposive sampling, uji regresi logistik berganda, untuk menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi WSE. Didapatkan 79 dari 87 subyek yang bersedia berpartisipasi. Persentase awak dan nonawak pesawat yang mengalami WSE memendek sebanyak 32,9 . Faktor kebiasaan merokok kategori sedang indeks brinkman cenderung meningkatkan risiko hipoksia [ORa=3,08; p=0,201]. Kadar hematokrit tinggi cenderung mengurangi risiko hipoksia[ORa=0,21; p=0,070]. Kategori usia >40 tahun [OR=0,57; p=0,694] dan usia 30-39 tahun [OR=0,74; p=0,561] serta massa tubuh [OR=0,89; p=0,821] tidak terbukti meningkatkan risiko terjadinya hipoksia. Dapat disimpulkan kebiasaan merokok kategori sedang cenderung meningkatkan risiko hipoksia. Viskositas darah cenderung mengurangi risiko hipoksia, sedangkan usia dan massa tubuh tidak mempengaruhi terjadinya hipoksia.
ABSTRACT The impact of flight hypoxia, ranging from mild to severe, depends on place and duration in altitude and will be experienced at 5000 feet. Time of Useful Consciousness TUC is range of time someone able to perform corrective actions on conscious state before experiencing incapacitation. The purpose of this research is to know relationship between smoking habit, blood viscosity, body mass and age as factors related to risk of hypoxia in aircrew and non aircrew through simulation in hypobaric chamber. Subjects who had undergone general medical examinations and physical fitness test, underwent a simulated hypoxia in hypobaric chamber at Lakespra Saryanto. This study used cross sectional design and multiple logistic regression test to analyze the dominant factors which affects TUC. 79 subjects were willing to participate. Percentage subjects with TUC shortened by 32,9 . Moderate smoking habit tends to increase the risk of hypoxia Ora 3.08 p 0.201 while high hematocrit levels tend to reduce Ora 0.21 p 0.070 . Age category 40 years OR 0.57 p 0.694 , age 30 39 years OR 0.74 p 0.561 and body mass OR 0.89 p 0.821 does not appear to increase the risk. In conclusion moderate smoking habit tends to increase the risk of hypoxia. Blood viscosity tends to reduce the risk of hypoxia, whereas age and body mass do not affect the occurance of hypoxia."
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Destiana
"Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Diketahui bahwa nilai viskositas darah pada pasien stroke adalah diatas nilai normal. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko stroke dengan meningkatnya nilai viskositas darah. Pemeriksaan viskositas darah diukur menggunakan Mikrokapiler Digital®, yaitu suatu alat untuk mengetahui nilai viskositas darah yang mudah dilakukan dan tidak mengeluarkan biaya besar.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien Pos Binaan Terpadu (Posbindu) dan data subjek sehat dari penelitian sebelumnya oleh Al Rasyid dkk. Pasien dengan kolesterol tinggi dianggap sebagai subjek dengan hiperkolesterolemia dan pasien dengan kolesterol normal dianggap sebagai kontrol normal. Pada hasil analisis data diketahui proporsi pasien hiperkolesterolemia sebesar 51,3% (n=98) dan pasien hiperviskositas 88,5% (n=169).
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan hasil perbedaan bermakna antara nilai viskositas darah dengan pasien hiperkolesterolemia dengan subjek sehat dan tidak didapatkan perbedaan secara statistik antara pasien hiperkolesterolemia dengan kontrol normal. Kolesterol merupakan faktor risiko terjadinya hiperviskositas. Kontrol yang dianggap normal dari Posbindu tidak dapat mewakili populasi.

Hypercholesterolemia is one of the factors causing Stroke. It is known that blood viscosity in stroke's patient is above the normal level. In this observation, the observer wants to know if there is a relationship between Hypercholesterolemia as the factor causing stroke with the increase on blood viscosity. The measurement of blood viscosity is measured by using Mikrokapiler Digital®, a tool used to know the level of blood viscosity in an easy and less costly way.
This observation uses the cross-sectional design. Data used in the observation is a secondary data, and it is gathered from the medical records of Pos Binaan Terpadu (Posbindu) and the the healthy subject data from the previous observation by Al Rasyid et al. Patients with high cholesterol are subjected to Hypercholesterolemia, and patients with normal level of cholesterol are subjected to normal control. On the result of the analysis, it is shown that the proportion of Hypercholesterolemia patient is at 51,3% (n=98) and Hyperviscocity patient at 88,5% (n=169).
Based on the result of the analysis, there is a significant difference between the blood viscosity with patients adopting hypercholesterolemia with healthy subject, and there is no significant difference statistically between patients adopting Hypercholesterolemia with normal control. Cholesterol is one of the factors causing hyperviscocity. Control is considered normal from Posbindu and it doens represent population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchia Primarhyani
"Hiperurisemia atau yang disebut peningkatan asam urat bisa menjadi risiko untuk terjadinya penyakit lain seperti stroke. Stroke diketahui berhubungan juga dengan nilai viskositas darah. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang hubungan antara viskositas darah dengan hiperurisemia. Untuk mengetahui viskositas darah di laboratorium dengan harga alat yang mahal, maka dibuat alat mikrokapiler digital untuk mempermudah pasien mengecek viskositas darah.
Maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunakan alat mikrokapiler digital untuk melihat hubungan pasien penderita hiperurisemia dengan hiperviskositas darah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan mengambil data sekunder dari pemeriksaan kadar asam urat dan viskositas darah (n = 193) pada pasien yang datang ke Pos Binaan Terpadu (Posbindu) binaan Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di bulan Januari dan Maret 2015 dan data orang sehat dari Al Rasyid, dkk8.
Pada hasil analisis data diketahui terdapat proporsi pasien hiperurisemia sebesar 21,2% (n = 41) dan pasien hiperviskositas 86,5% (n=167). Pada hasil uji Chi ? Square terdapat perbedaan bermakna antara pasien hiperurisemia dengan orang sehat dari data Al Rasyid, dkk8 sebagai kontrol. Digunakan uji korelasi Spearman untuk menganalisis hubungan hiperurisemia dengan hiperviskositas darah. Didapatkan hasil uji korelasi yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna diantara nilai asam urat dengan viskositas darah pasien yang datang ke Posbindu.

Hyperuricemia, or the increasing of uric acid level above normal level, is a risk factor for many diseases, such as stroke. Stroke is associated with blood viscosity. The measurement of blood viscosity can only be done in laboratory setting and the equipment is expensive, therefore digital microcapillary instrument is made to measure blood viscosity practically.
The aim of this research was to determine the association between hyperuricemia and blood viscosity which is measured using digital microcapillary instrument. This cross-sectional study used secondary data from the blood viscosity and uric acid level of 193 people who came to Pos Binaan Terpadu (Posbindu) of Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas Faculty of Medicine University of Indonesia between January and March 2015 and used secondary data of healthy patient from Al Rasyid,et al8. The proportion of hyperuricemia patients in this research is 21,2% (n=41) and 86,5% hyperviscosity patients (n=167). Hyperuricemia patients and healthy people from secondary data Al Rasyid,et al8 as control was analyzed using Chi - Square test and showed a significant difference. The association of hyperuricemia and blood hyperviscosity was then analyzed using Spearman test.
The result showed that hyperuricemia and blood hyperviscosity was statistically insignificant with patient who came to Posbindu.hyperuricemia, hyperviscosity, uric acid, stroke, digital microcapillary instrumen."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Putu Wilandari Dewi, auhthor
"Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah dan apabila terjadi terus menerus akan berakibat pada hipertensi. Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang serius saat ini, dimana 27,5% penduduk di Indondesia menderita hipertensi. Kasus hipertensi di DKI Jakarta terbanyak terdapat di Wilayah Jakarta Timur yaitu 75.099 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah sesudah kerja pada pekerja di PT. Sanggar Sarana Baja Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan jumlah sampel 196 orang.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara umur (5,97; 3,03–11,76) dan kebiasaan merokok (5,85; 2,91–11,77) dengan kejadian peningkatan tekanan darah. Besar risiko yang dialami oleh pekerja yang berumur > 40 tahun dan memiliki kebiasaan merokok dalam satu hari > 2 batang untuk mengalami kejadian peningkatan tekanan darah adalah 7,87 kali dibandingkan dengan pekerja yang berumur ≤ 40 tahun dan memiliki kebiasaan merokok dalam satu hari ≤ 2 batang.

Noise is unwanted sound and can cause health problems, one of which can result in increased blood pressure and the event will continue to result in hypertension. Hypertension is one of the non-communicable diseases are a serious health problem today, where 27,5% of the population suffers from hypertension in Indondesia. Cases of hypertension in Jakarta are the highest in the East Jakarta District 75.099 cases. This study aims to analyze the risk factors associated with increased blood pressure after work on workers at PT. Sanggar Sarana Baja in 2013. This study uses cross-sectional design with a sample of 196 people.
The results showed a significant relationship between age (5,97; 3,03-11,76) and smoking (5,85; 2,91-11,77) with an increased incidence of blood pressure. Major risks faced by workers aged > 40 years and have a habit of smoking in one day > 2 sticks to experience an increased incidence of blood pressure was 7,87 times compared with workers aged ≤ 40 years and has a habit of smoking in one day ≤ 2 sticks.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Christin Natalia
"Hipertensi adalah penyakit degeneratif yang salah satu faktor penyebabnya adalah penuaan. Penuaan dapat dipicu oleh stres oksidatif, yang mana merupakan ketidakseimbangan antara antioksidan dan RONS (reactive oxygen-nitrogen species). Antioksidan di dalam tubuh ada banyak, salah satunya adalah enzim katalase. Enzim katalase berperan dalam mengubah hidrogen peroksida menjadi air. Sebelumnya, belum diketahui hubungan antara enzim katalase dengan penyakit degeneratif, dalam hal ini adalah hipertensi. Sampel yang digunakan berjumlah 94 sampel. Penelitian dilaksanakan dengan metode cross-sectional. Data yang dibutuhkan adalah tekanan darah dan aktivitas enzim katalase eritrosit. Aktivitas enzim katalase didapatkan dari lisat eritrosit sampel dengan bantuan spektrofotometer yang mana perhitungan absorbansinya dilakukan pada panjang gelombang 210 nm. Keseluruhan data kemudian dianalisis korelasinya menggunakan Uji Korelasi Pearson karena distribusi keseluruhan data normal. Uji T-test juga dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara nilai mean dari data aktivitas enzim katalase kelompok sampel hipertensi dan normotensi. Tidak ada korelasi antara aktivitas enzim katalase dengan tekanan darah sistolik dan diastolik populasi lansia secara keseluruhan (p>0,05). Akan tetapi, ditemukan korelasi lemah pada hubungan antara aktivitas enzim katalase dengan tekanan darah sistolik kelompok populasi normotensi, juga antara aktivitas enzim katalase dengan tekanan darah diastolik kelompok populasi hipertensi (p<0,05). Hasil uji T-test menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara nilai mean dari data aktivitas enzim katalase kelompok hipertensi dan normotensi (p>0,05). Aktivitas enzim katalase eritrosit berkorelasi lemah dengan tekanan darah sistolik pada kelompok populasi lansia dengan normotensi, juga dengan tekanan darah diastolik pada kelompok populasi lansia dengan hipertensi.

Hypertension is a degenerative disease which one of the causes being aging. Aging can be triggered by oxidative stress, which is an imbalance between antioxidants and RONS (reactive oxygen-nitrogen species). There are many antioxidants in the body, one of which is the enzyme catalase. Catalase enzyme plays a role in converting hydrogen peroxide into water. Previously, there was no known relationship between the catalase enzyme and degenerative diseases, in this case hypertension. The sample used is 94 samples. The research was carried out using a cross-sectional method. The data needed are blood pressure and erythrocyte catalase enzyme activity. The activity of the catalase enzyme was obtained from the sample erythrocyte lysate with the help of a spectrophotometer where the absorbance calculation was carried out at a wavelength of 210 nm. The entire data was then analyzed for correlation using the Pearson Correlation Test because the overall data distribution was normal. T-test was also performed to see whether or not there was a difference between the mean values of the catalase enzyme activity data for the hypertensive and normotensive groups. There was no correlation between catalase enzyme activity and systolic and diastolic blood pressure in the elderly population as a whole (p>0.05). However, a weak correlation was found in the relationship between catalase enzyme activity and systolic blood pressure in the normotensive population group, as well as between catalase enzyme activity and diastolic blood pressure in the hypertensive population group (p<0.05). The results of the T-test showed that there was no significant difference between the mean values of the catalase enzyme activity data in the hypertension and normotensive groups (p>0.05). The activity of the erythrocyte catalase enzyme was weakly correlated with systolic blood pressure in the normotensive elderly population group, as well as with diastolic blood pressure in the elderly population group with hypertension."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>