Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93085 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardian Kusuma
"Tesis ini menganalisis tentang implementasi Agro Technopark di Sumatera Selatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Implementasi Agro Technopark di Sumatera Selatan. Penelitian ini mengggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui studi pustaka, dan wawancara mendalam dengan para sumber yang meliputi Akademisi, Bisnis, dan pihak pemerintah pusat dan daerah dan warga sekitar Agro Technopark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program Agro Technopark sebagai kawasan iptek bidang pertanian di Sumatera Selatan masih belum berjalan secara efektif karena saat ini pelaksanaannya sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan awal berdirinya dan pola hubungan Akademisi-bisnis-government-user yang telah terjalin sebelumnya kini sudah tidak berjalan lagi, yang terlihat hanya hubungan antara ATP (Kementerian Ristek) dengan user (masyarakat). Faktor yang mempengaruhi adalah organisasi di mana pada faktor ini menunjukkan bahwa organiasasi pada ATP masih belum berjalan dengan baik, karena tidak tidak didukung dengan SDM baik secara kualitas maupun kuantitas, minimnya fasilitas dan pendanaan serta tidak adanya struktur organisasi yang resmi. Sedangkan faktor yang ke dua adalah pemanfaat dimana minimnya dukungan dari stakeholder yang terkait dalam pelaksanaan program ATP, dan yang ketiga adalah program dimana sudah tidak sesuainya program ATP dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

This thesis analyzes about the implementation of Agro Technopark as an area for Agricultural Science and Technology in South Sumatra and the factors affecting the implementation of it This research uses qualitative method producing descriptive data obtained through library observation and in depth interviews with sources that include academics business also the central and local governments and citizens around Agro Technopark The results showed that the implementation of the Agro Technopark is not yet effective especially after becoming a working unit of non structural in carrying out its goal besides that it also has non functioning of the role of Academia Business central and local governments and the community in the ATP that has previously been established Factors that influence are organization which at these factors indicate that organiasasi ATP still has not gone well because it is not supported by HR both in quality and quantity lack of facilities and funding as well as the absence of formal organizational structure While the second factor is the beneficiary where the lack of support from the relevant stakeholders in the implementation of the ATP program and the third is a program which has incompatibility ATP program with what is needed by the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lischa Marlinang
"Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan konsep Execution Premium dalam strategi perusahan PT X khususnya Divisi Geoscience Services berdasarkan 6 langkah yaitu develop the strategy, plan the strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, test and adapt. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada sebuah perusahaan yang menyediakan jasa hulu migas terintegrasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya adalah proses penyusunan anggaran yang dilakukan secara terpisah dari perancangan strategi obyektif dan KPI pada Divisi Geoscience Services.

The research’s objective is to evaluate the implementation of execution premium concept on corporate strategy at Geoscience Services in X Corporation which has six stages i.e., develop the strategy, plan the strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, test and adapt. This research uses study case method in a integrated upstream oil and gas services. The result shows that these six major stages are not fully executed by the Company. For example, the budgeting process is done separately from division’s strategic objective and KPI planning process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niti Sastro
"PT NTR merupakan perusahaan induk yang memiliki empat SBU dengan bisnis inti produsen minuman serbuk dan produk diet. Krisis ekonomi mendorong PT NTR untuk menemukan strategi korporasi yang memberikan nilai tambah bagi seluruh SBU. Dengan demikian PT NTR perlu melihat bagaimana keadaan masa depan, menemukan kompetensi inti yang perlu dibangun, dan mengambil posisi pada pelbagai industri. Sebelum memilih strategi, PT NTR perlu memperhatikan indikator-indikator yang mempengaruhi krisis ekonomi dan persaingan pada saat mi. Kemudian perusahaan melakukan perkiraan terhadap skenario perubahan hingga akhir tahun 1999. Selain hal tersebut, perusahaan juga melakukan perkiraan terhadap perekonomian dan persaingan pada masa menda tang atau dalam jangka panjang. Berdasarkan perkiraan berbagai skenario dalam jangka pendek dan arah masa depan, perusahaan induk pesaing, dan kesesuaian strategi portofolio SBU dengan strategi perusahaan induk, maka PT NTR memilih strategi korporasi yang membangun nilai selunih SBU. Pada tingkat korporasi PT NTR membagi strateginya menjadi dua kelompok, yaitu strategi portofolio SBU dan strategi perusahaan induk.
PT NFl dan PT NXP merupakan SBU yang relatif lebih kuat, sedangkan PT BMS dan PT NRC merupakan SBU yang relatif lebih lemah. Namun demikian, dalam penetapan strategi korporasi di masa krisis, PT NTR tetap mengutamakan proses membangun nilai secara keseluruhan dalam jangka panJang daripada tindakan yang berorientasi keuangan dalam jangka pendek. Dalam strategi portofolio SBU, PT NTR menemukan kesempatan membangun nilai SBU dengan melakukan perampingan dengan tetap menjaga bisnis yang ada. Restrukturisasi empat SBU menjadi tujuh SBU dilakukan agar dapat terjadi akselerasi kapabilitas yang membangun kompetensi inti pada setiap SBU yang lebih ramping. Kemudian PT NTR memilih strategi perusahaan induk yang mendukung strategi portofolio SBU tersebut.
Agar dapat memimpin industri masa depan, PT NFI perlu membangun kompetensi inti menciptakan formula produk yang sangat disukai konsumen dalam berbagai bentuk. Sedangkan dalam bisnis produk diet, PT NFI perlu mengembangkan kompetensi inti mendominasi jaringan kerjasama antar industri makanan sehat dan menciptakan produk yang dapat saling melengkapi. Pada bisnis distribusi, PT NXP perlu mengembangkan kompetensi inti pemanfaatan tehnologi informasi dan jaringan penjualan langsung. Pada bisnis jasa pemasaran, PT BMS perlu mengembangkan kompetensi inti cepat mendapatkan berbagai informasi pasar. Pada bisnis sistem dan sumber daya manusia, PT HRC perlu mengembangkan kompetensi inti mengintegrasikan tehnologi informasi dengan sistem perusahaan.
Pada tingkat SBU, setiap perusahaan mengambil posisi dengan strategi yang dapat bertahan dalam menghadapi berbagai skenario dalam satu tahun yang diimbangi dengan upaya pengembangan kompetensi inti. PT NFI memilih strategi fokus diferensiasi dengan pertumbuhan yang terkonsentrasi. PT NXP memilih strategi biaya rendah. PT BMS dan PT HRC memilih strategi inovasi. Pada tingkat fiangsional, perusahaan memilih strategi ftingsional yang merupakan terjemahan dari strategi SBU yang dipilih melalui penetapan sasaran strategik dan pengukuran strategik pada empat perspektif, yaitu keuangan, konsumen, internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan.
Dengan strategi bisnis fokus diferensiasi, beberapa strategi fungsional PT NFl yang penting adalah mempertaj am konsumen sasaran clan meningkatkan nilai akhir yang diterima konsumen Strategi mi diukur keberhasilannya dengan indikator lag rasio kepuasan pelanggan yang disebabkan oleh indikator lead tingkat kesadaran merek, total nilai persepsi relatif, clan tingkat konsumsi. Keempat indikator mi merupakan ukuran yang diperoleh dari sasaran meningkatkan kepuasan konsumen sasaran, menjaga citra merek, pertambahan nilai produk, dan peningkatan konsumsi.
Struktur organisasi yang sesuai dengan strategi korporasi adalah stuktur organisasi jejaring yang tidak memiliki batas organisasi dalam pelaksanaan proses penciptaan nilai. Hal ini perlu didukung dengan pembentukan budaya organisasi melalui penetapan clan komunikasi nilai perusahaan, adanya pola pikir sistem, dan pengembangan kapabilitas sumber daya yang unik pada setiap organisasi. Pengendalian efektivitas strategi den-an menggunakan mekanisme sasaran strategik dan pengukuran strategik memiliki keunggulan dalam hal mengevaluasi efektivitas strategi pada setiap kegiatan dan dinamis dalam mengadaptasi setiap perubahan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Begin Adi Nugroho
"Rencana bisnis pengembangan perkebunan tanaman nilam yang diajukan dalam kesempatan ini adalah untuk membangun sebuah usaha yang terintegrasi dalam pengembangan komoditas daun kering nilam, yang merupakan salah satu tanaman asli yang berpotensi dan memiliki manfaat yang besar untuk digunakan di Indonesia. Informasi yang akan tuliskan dimaksudkan untuk menggambarkan potensi dari sumber daya asli Indonesia yang bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan stake holder.
Dalam rencana bisnis ini menunjukkan bahwa tanaman nilam (Patchouli) yang banyak tumbuh dan dibudidayakan oleh petani tradisional Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dan dalam spectrum produk yang luas. Informasi yag telah dilakukan oleh PT UB menghasilkan beberapa hasil penting dalam pemanfaatan tanaman nilam, meliputi proses untuk menghasilkan minyak nilam dan Patchouli Alcohol, serta menghasilkan produk yang berupa active ingredients untuk pengusir nyamuk (repellent) dan disinfectant yang sangat kuat, dengan kemungkinan aplikasi produk yang sangat luas.
Dan tidak hanya terbatas pada menghasilkan minyak nilam saja yang memerlukan suatu proses dan modal lebih besar untuk investasi pembelian mesin penyulingan, namun dari rencana bisnis ini dapat memberikan suatu informasi juga mengenai pemanfaatan daun kering nilam yang bisa langsung dijual untuk memenuhi kebutuhan pabrik penyulingan minyak nilam. Dan dari hasil penjualan daun kering ini pun sudah cukup menghasilkan suatu keuntungan yang baik bagi para pelaku usaha mengingat besarnya kebutuhan bahan baku minyak nilam yang berupa daun kering selalu kurang untuk disediakan kepada pabrik penyulingan.

The Business Plan for the development of patchouli oil plantation is proposed to build an integrated business in the Agricultural Development of Patchouli Oil Plantation, which is one of the original plants of Indonesia that has many potentials and benefits that could be used. The information that has been written in the business plan has the purpose to describe the strong potential from the natural resources of Indonesia that can be utilized optimally for the needs of stakeholder.
The Business Plan shows that the plantation of Patchouli plants can be developed in a wide velver planted by the Indonesian farmer and has a big potential in wider spectrum of product line. The information that is gathered by PT UB generates some important results in wielding Patchouli plant, including the process of producing Patchouli oil and Patchouli Alcohol, and also producing products as an active ingridients for mosquitos repellent and very strong disinfectant , with the possibilities of a very wide product application.
This business plan is not only about producing the Pachouli oil which needs a high investment and cost of capital including the investment to buy machines to produce patchouli oil, but this business plan is also showing the information about the Agricultural Patcouli plantation which will produce dry leaf of patchouli as the raw material for Patchouli oil. The business plan shows other opportunities of the patchouli industry, to sell the patchouli leafs directly to the manufacturer that needs patchouli leafs as their main raw material for patchouli oil. The needs of patchouli leafs from the manufacturer never been enough because the huge number of demands that the manufacturer receives, makes them to get as many as possible the needs of their raw material that is patchouli leafs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23325
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakfar Rasyidi Rahman
"Monetary crisis blowing Indonesia in the middle of July 1997 has brought significant impact especially to business sector. The economic crisis for PT. Inti Teknodrilindo constituted a serious threat instead of positive impact. Therefore, the management conducted various strategies in order to survive by means of internal improvement and efficiency strategies. It allowed the company to keep exist until today. The author was encouraged to study about company strategies.
This study was conducted in descriptive manner, the author presented empirical data relating to strategies applied by PT. Inti Teknodrilindo; how to analyze company strategies (uncertainty) to enable the company escape from the crisis. In order to analyze strategies of PT. Inti Teknodrilindo, the author collected primary or secondary data. The primary data includes result of detailed interview with PT. Inti Teknodrilindo top management as well as board of directors and managers in analyzing the primary and secondary data, the author adopted macro analysis from Pearce and Robinson, five forces from Porter, namely five farces That influence industrial competitiveness. In order to ensure factual activities conducted by PT. Inti Teknodrilindo, the author also adopted value chain from Michael Porter, which analyzes a set of activities in detailed as well as company's activities to discover the most significant factor for strategies applied by the company. Strategy generic from Pearce and Robinson and Laurence R. Jauch. Turnaround strategy is a theory the author applied to come into conclusion that the strategy used by PT. Inti Teknodrilindo was an turnaround strategy by retrenchment strategy being indicated by cost and asset reduction through employee rationalization, fix asset sales and changing composition of the shareholders. Meanwhile, turnaround strategy was followed by concentric diversification strategy, namely to diversify service coverage in oil & gas exploration and exploitation project by means of establishing subsidiaries, cooperation with other parties in joining various oil & gas drilling tenders, acquisition of the company which is having line business with PT. Inti Teknodrilindo, to find focusing on service or product."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, John A.
Jakarta: Salemba Empat, 2013
658.401 2 PEA st I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, John A.
Jakarta: Salemba Empat, 2014
658.401 2 PEA st II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Karmilasari
"Bisnis adalah suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah dan berkembang sebagai dampak dari faktor internal dan eksternal, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mengimplementasikan Business Continuity Management System (BCMS) di perusahaan. Berdasarkan laporan Top Business Risk yang dikeluarkan oleh Allianz Risk Barometer pada tahun 2018 disebutkan bahwa business interruption merupakan salah satu risiko terbesar dalam kurun waktu 6 tahun belakang ini, hal ini pun menjadi salah satu risiko bisnis utama pada negara-negara Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik termasuk Indonesia. Lebih spesifik lagi, untuk Indonesia disebutkan bahwa bussiness interuption terbesar disebabkan oleh gangguan dalam rantai pasok, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami dsb, kebakaran dan ledakan pabrik serta perubahan iklim/ peningkatan suhu/cuaca buruk. Hal ini pun tidak luput terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk industri manufakturing yaitu farmasi, terdapat peningkatan skenario interupsi bisnis dibanding 2017 yang diakibatkan dari adanya gangguan rantai pasokan, bencana alam serta peristiwa kebakaran dan ledakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan ketentuan NFPA 1600 dan ISO 22301.
Tujuan dari penelian ini adalah untuk menganalisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) level existing perusahaan dan faktor-faktor yang berkontribusi sesuai dengan standar yang akan dikategorikan menjadi 4 tingkatan; Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik dan Baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis gaps (kekurangan) pada tiap elemen BCP untuk membandingkan implementasi BCP aktual dengan standar, lalu dilakukan analisis mendalam untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gaps. Hasil yang dapat disimpulkan adalah rata-rata BCP level existing perusahaan berada pada level 71% (Cukup Baik). Elemen BCP yang menjadi prioritas utama untuk perusahaan tingkatkan yaitu Pelatihan dan Edukasi, Program Pemeliharaan & Peningkatan serta Evaluasi kinerja. Faktor yang berkontribusi terhadap gaps adalah terkait TNA yang belum spesifik, proses audit internal BCP yang kurang menyeluruh serta mindset implementasi BCP yang masih prosedural.

Business is something dynamic, changeable and developed as impact from internal and external factors, so it is important to implement well-adapted Business Continuity Management System (BCMS) in a company. Based on the report on Top Business Risk issued by the Allianz Risk Barometer in 2018, it is stated that business interruption is one of the biggest risks in the past 6 years, this has become one of the main business risks in European countries, Africa and Middle East and Asia Pacific including Indonesia. Specifically, Indonesia, it stated that the biggest business interruption is caused by disruptions on supply chain, natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis etc., factory fires and explosions and climate change/ rising temperatures. This also happened to companies in Indonesia, including pharmaceuticals. There is an increasing trend in business interruption scenarios compared to 2017 caused by supply chain disruptions, natural disasters, and fire & explosion events. This study was conducted by using qualitative and semi-quantitative analysis in accordance with requirements from NFPA 1600 and ISO 22301.
The aim of this study is to analyse the implementation of Business Continuity Plan (BCP) existing level in the company and the contributing factors in referral to the standards which are categorized by 4 level; Not Good, Less Good, Good Enough and Good. Data collection carried out by conducting gap analysis on each BCP element to compare the actual BCP implementation with the standards, then it is being in-depth analyzed to explore the contributing factors on gaps. It concluded that the average existing BCP level is 71% (Good Enough). High priority should be main concern for improvement are training & education, monitoring & continuous improvement and performance evaluation. Contributing factors on the gaps are unspecified TNA, not robust internal audit process of BCP and mindset on BCP implementation which still procedural.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Anderrina
"Sistem informasi digunakan perusahaan untuk mencapai efisiensi dalam menjalankan proses bisnis. Pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu bentuk perlindungan keamanan atas aset sistem informasi PT AFI. Laporan ini membahas mengenai implementasi pengendalian yang dijalankan PT AFI. Pemeriksaan dan pengujian atas pengendalian keamanan sistem informasi perlu dilakukan untuk meminimalisasi resiko dan memastikan sistem dapat menghasilkan data yang akurat.
Metode yang digunakan dalam melakukan proses audit meliputi pengumpulan bukti atas prosedur terkait sistem informasi, wawancara, observasi langsung dan pengujian data konsumen secara manual. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa area terkait sistem PT AFI yang tidak memiliki standar operasional prosedur. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan tim audit berdasarkan RSM Metodology telah sesuai dengan kerangka kerja ISO 27001 yang merupakan salah satu standar internasional untuk sistem manajemen keamanan informasi.

Information system is used by company to reach eficiency of its business process. Information technology general control and application control in a company is one of the security guarantee of information system asset. This thesis writes about the implementation of those controls in PT AFI. Audit and test of information system security control should be made to minimize risk and ensure the system can produce data accurately.
The methods in audit process are collect evidence from information system procedure, interview, direct observation and test the data manually. Based on the analysis that has been done, there are some areas from system in PT AFI that have no operational procedure standards. Procedure that is used by audit team RSM Indonesia, is based on ISO 27001 which is one of international standards about information security management system.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Hakim, Author
"Tahap membaiknya perekonomian Indonesia sehingga meningkatkan kesejahteraan dan penambahan pendapatan dan pola pembelanjaan masyarakat. Perubahan pola belanja dan konsumsi masyarakat ini sangat terasa bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan, khususnya kota-kota besar.
Pengalaman panjang mengelola bisnis transportasi memastikan Blue Bird untuk mengembangkan teknologi baru dan mengelola sumber daya manusia agar tetap unggul. Dari kantor pusatnya di Jakarta, perusahaan telah berhasil mengendalikan konglomerat bisnis lainnya dengan tetap fokus mempertahankan pelayanan pelanggan.
Persaingan taksi di kota-kota besar khususnya Jakarta, sekarang ini begitu ketat, sehingga pelayanan lebih banyak yang disukai. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang jitu untuk memenangkan persaingan dan mempertahankan pangsa pasar tersebut. Blue Bird Group sangat memastikan keunggulan dalam strategi bisnis dan pemasaran dalam memenangkan persaingan dan mempertahankan pangsa pasar transportasi taksi di Indonesia.
Metodelogi penelitian dalam hal ini menggunakan analisis SWOT dan analisis bauran pemasaran. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan riset secara langsung di perusahaan yang terkait guna memperoleh data yang diperlukan, yaitu dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian adalah penambahan armada angkutan, meningkatkan cakupan pada lokasi baru terutama pada tingkat kotamadya, meningkatkan kualitas layanan dan tingkat keunggulan operasional, meningkatkan divisi limousin di beberapa kota dan meningkatkan prifitabilitas perusahaan. Keunggulan kompetitif pada PT Blue Bird adalah dalam tata kelola perusahaan, dalam pengelolaan lingkungan perusahaan, dalam pengelolaan faktor musiman, penerapan teknologi informasi, penerapan standar keselamatan dan manajemen.

The gradual improvement in Indonesia's economy resulting in increasing welfare and additional income and consumer spending patterns. Changes in spending patterns and consumer spending was particularly noticeable for those who live in urban areas, especially large cities. The long experience of managing a transport business to support the company's efforts to develop new technologies and managing human resources, in order to stay ahead. From its headquarters in Jakarta, the company has developed rapidly penetrated other business while maintaining customer service as a guide.
The long experience of managing a transportation business ensure Blue Bird to develop new technologies and managing human resources, in order to stay ahead. From its headquarters in Jakarta, the company has managed to conglomerate to other business while preserving customer service as a focus.
Competition taxis in big cities, especially Jakarta, was now so tight, so more service preferred. Hence the need for a good strategy to win the competition and maintain market share. Blue Bird Group most ensure excellence in business and marketing strategies to win the competition and maintain the market share taxi transportation in Indonesia.
The research methodology in this case using SWOT analysis and marketing mix analysis. Methods of data collection is done by conducting research directly related to the company in order to obtain the necessary data, which is by interview and observation.
The result of research is adding fleet, increasing coverage at the new location, especially at the level of municipalities, improve service quality and the level of operational excellence, increase limousine division in several cities and improving profitability company. PT Blue Bird competitive advantage was in corporate governance, natural environmental management company, in the management of seasonal factors, the application of information technology, the implementation of safety standards and management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>