Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Khanafi
"ABSTRAK
Tesis ini menggunakan model hubungan State, Market & Society untuk melihat bagaimana media televisi komunitas sebagai public sphere coba dikembangkan dibawah tekanan dominasi televisi komersial nasional dalam industri televisi, serta kecenderungan penerapan kebijakan penyiaran yang masih lemah oleh negara. Hasilnya sebagaimana diperkirakan, prospek perkembangan televisi komunitas masih suram dan jauh dari gambaran sebagai sarana pemberdayaan yang efektif terhadap khalayak. Televisi komunitas sebagai media alternatif hanya ibarat sapu kecil dan ringkih dihadapan gunungan sampah visual yang dihasilkan sebagai ekses dominasi market dalam industri televisi. Secara sosiologis televisi komunitas bisa menjadi media tempat interaksi dan tempat bertemunya kepentingan dan makna bersama warga komunitas. Idealnya, dengan demikian televisi komunitas bisa menjadi public sphere karena eksistensinya ditentukan oleh partisipasi warganya. Namun, sebagaimana juga yang terjadi pada kasus PAL TV, karena kondisi eksternal sosio-kultural masih kurang mendukung, ditambah kelemahan internal manajemen penyiarannya, televisi komunitas masih kurang signifikan peran dan sumbangannya terhadap tugas-tugas pemberdayaan khalayak.

ABSTRACT
This Tesis uses relationship model of State, Market & Society to study how the community television is developed under constraint of domination of national commercial television in television industry, and also about the weak implementation of broadcasting policy by state. As the predicted result, prospect of community television development has uncertainty and far from the image as an effective tool to empower audience. Community television as an alternative media is just like a wisk broom against a bulk of visual rubbish produced by market whose dominance in television industry. Sociologically, community television is suitable to be a medium where the interaction of common interests and meanings among community members can be realized. Ideally, thus community television can be a public sphere due to its existence determined by community members? participation. However, as happened on PAL TV, due to its external socio-cultural environment which still unsupporting, and its internal broadcasting management which still weak, community television has unsignificant role and contribution on audience empowerment tasks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Langit R.
"ABSTRAK
Discover Jakarta TV (DJTV) tidak dioperasikan layaknya televisi komunitas dalam pakem UU Penyiaran. Dibangun oleh komunitas penyuka dan/atau pembuat dokumenter yang berbasis nongeografis dan heterogen, DJTV terbuka bagi partisipasi profesional maupun awam. Selain itu, tayangan DJTV juga disiarkan secara luas melalui internet alih-alih frekuensi radio publik. Web tv ini telah dikembangkan sejak tahun 2014 oleh Imaji Bumi Films, rumah produksi yang mengkhususkan diri pada tayangan yang mayoritas bersifat jurnalistik dan berfokus pada isu human interest, terutama people (manusia), culture (budaya), dan nature (lingkungan). Imaji Bumi Films selanjutnya berperan sebagai penyedia konten dan kontrol kualitas utama bagi DJTV, yang diinisiasi dengan tujuan memfasilitasi dokumenter inspiratif yang sulit ditayangkan di televisi mainstream. Penelitian kualitatif ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan strategi studi kasus untuk mengkaji praktik jurnalisme advokasi dalam konteks televisi komunitas berbasis internet. Prinsip dan elemen jurnalisme diteliti baik dalam proses produksi (melalui wawancara), maupun distribusi tayangan ke pemirsa (melalui analisis konten) dalam bentuk video-on-demand (VOD).

ABSTRACT
Discover Jakarta TV (DJTV) does not work like national broadcasting regulation?s definition of community television. Built by heterogenic and geographic-unlimited community who shares fondness of watching and/or creating documentaries, DJTV is open for participation of both professionals and commoners. DJTV also broadcasts its programs widely via internet instead of public-owned radio frequency. This web tv has been developed since 2014 by Imaji Bumi Films, a production house focusing on producing human interest-themed journalistic-based shows, especially about people, culture and nature. Imaji Bumi Films assumes the role of main content provider as well as quality control for DJTV, which is initially built to facilitate inspiring documentaries in which mainstream television rarely puts interest. This qualitative research holds on constructivism as paradigm and case study as research strategy, in order to examine the practice of advocacy journalism within context of internet-based community television. Principles of journalism is examined both in production process (through in-depth interviews) and contents distribution (through content analysis) in form of video-on-demand (VOD)."
2016
S65470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andica Giovanni
"ABSTRAK
Tesis ini membahas content strategy market challenger dalam menghadapi market leader
industry televisi, dengan studi kasus pada NET terhadap Trans TV. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Temuan dianalisis dengan
menggunakan kerangka analisis Industrial Organization Model yang membahas market
structure, conduct dan performance. Hasil temuan menunjukkan bahwa kondisi market structure
yang oligopoli mempengaruhi conduct Trans TV sebagai market leader dan NET sebagai market
challenger dalam memperebutkan target audience yang sama. Sebagai market challenger NET
melakukan strategi frontal attack terhadap Trans TV dengan content strategy yang berbeda.
Performance content strategy tersebut ditunjukkan melalui rating, share dan penerimaan iklan

ABSTRAK
This thesis deals with the content strategy of the market challenger against the market leader of
television industry, with case study in NET towards Trans TV. This research is aqualitative study
using descriptive analysis design. The findings were analized by usingthe Industrial Organization
Model of analytical framework that explore the marketstructure, conduct and performance. The
analisys is shows that condition of an oligopolymarket structure influences the conduct of Trans
TV as the Market leader and NET as themarket challenger in competing the same target audience
and advertising. As the marketchallenger NET conduct a frontal attack strategy against Trans TV
with a differentcontent strategy. The performances of the content strategies can be showed in
rating,share and advertising revenue."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prelia H.M
"Mulai akhir tahun 2001 hingga awal tahun 2002 ini jumlah stasiun televisi di Indonesia mengalami peningkatan, dari 6 buah (TV.RI, RCTI, SCTV, TPI, In.:iosiar dan ANTV) menjadi 11. Lima pemain baru dalam aunia pertelevisian di Indonesia adalah Metro TV, Trans TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Tentu saja bertambahnya jumlah
stasiun televisi swasta yang sumbe pemaSukan utamanya adalah ik1an ini membawa masalah baru bagi dunia pettelevisian Indonesia, khususnya bagi masing-masing stasiun televisi itu sendiri. Apalagi mulai tahWl 2002 ini TVRI akan berganti status dari yayasan
menjadi perseroan, sehingga · orientaSmya pWl beralih ke bisnis. Hal ini akan mengakibatkan J!ersaingan antanne ia-televisi, baik dalam memperebutkan iklan maupun dalam memperebutkan audience, yang berarti masing-masing stasiun televisi ters ebut harus dapat menyajikan pro~-program yan berkualitas yang diminati penonton. sehingga
perusahaan-perusahaan pengiklan teytarik untuk memasang iklan produk peru.sahaannya pada saat program- rogram tersebut ditayangkan.
Oleh karena itu, komJ?etisi ant tasiun televisi swasta di Indonesia tahun ini merupakan suatu hal yang menarik untuk ditinjau, baik dari segi pendapatan melalui iklan, maupun dari program-program yang ditayangkrumya, khususnya program hiburan, karena
dengan bertarnbahnya "pemain baru" di .. dunia pertelevisian Indonesia saat ini, semua stasiun televisi akan sibuk bersaing dalam ·menyajikan program-program yang berkualitas, UD:tuk sebanyak-banyaknya menarik perhatian pemirsa, yang pada gilirannya akan menarik minat perusahaan-perusahaan pengiklan untuk memasang iklannya di stasiun televisi yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Niche Breadth dan Niche Overlap dari stasiun-stasiun televisi swasta yang berkedudukan di Jak;uta dalam menayangkan program-program acara hiburan dan dalam menayangkan ik1an-ikl~m pi'oduk.
Teori yang digunakan dalani penelitian mengenai tingkat kompetisi antara stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia ini adalah teori Niche, yang telah berulang kali digunakan untuk mengukm tingkat kompetisi antara industri-industri media massa. Dalam penelitian 1n1, pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai Niche Breadth dan Niche Overlap masing-masing stasiun televisi swasta dalam menayangkan program-progran hiburan, program-program sinetron/film/sandiwara, serta iklan-iklan produk.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran mengenai tec·ii Ekologi yang telah diterapkan oleh Dimmick dan Rothenbuhler (1984) untuk mengarr.ati tingkat kompetisi yang terjadi antarindustri media, dalam hal ini di.J1'1at dari segi type of content
dan capital.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap Niche Breadth, baik dalam hal program acara hiburan maupun iklan produk, pada umumnya stasiun televisi swasta di Indone ;ia berpola Generalis atau Moderat dalam menayangkan program hiburan dan iklan produknya.
Artinya, walaupun mereka memiliki target audience, pada akhimya mereka memilih pola Generalis dalam menayangkan program ln'buran dan iklan produk, karena pada kenyataannya pola seperti itulah yang paling banyak mendatangkan keuntung;m. Hal ini terlihat dari keunggulan Indosiar dalam memperoleh jatah iklan dan audience karena
karakteristiknya yang berusaha melayani semua segmen khalayak, dan kecendemngan pada Metro TV, sebuah televisi swasta berformat berita, yang kini mulai ikut mE :nayangkan program sine~on/film/sandiwara, kuis, infotainment, variety show serta musik.
Dari basil perhitungan terhadap Niche Overlap antarstasiun televisi swasta, umumnya terlihat persaingan yang cukup ketat antarstasiun televisi swasta di Indonesia, baik dalam menayangkan program acara liiburan maupun dalam menayangkan iklan prod lk. Hal ini
disebabkan oleh jumlah stasiun televisi swasta dewasa ini yang tidak sesuai dengan pertumbuhan "kue iklan" perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu, stasiun tele visi swasta baik yang sudah lebih dulu mengudara maupun yang baru, harus dapat met uuik minat
pemirsa sebanyak-banyaknya deng program-program yang menarik dan berkualitas, karena para pengiklan akan memasang ik:Jannya J?ada stasiun-stasiun tele isi y:mg banyak ditonton. ntuk itu para pengelola stasiun televi~ swasta harus mengetahui rr inat, selera
dan kebutuhan pemirsanya. Maka dibutuhkan target audience yang 'elas aga r programprogram acaranya dapat ditujukan pada lapisan masyarakat tertentu, sehingga memudahkan para pengelola stasiun televisi swasta dalam menentukan program-program acaranya. Para pengiklan pun akan ikut dimudahkan dengan 'target audience yang jelas tersebut, untuk
menentukan di stasiun mana mereka memasang iklannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lukmiyati
"[ABSTRAK
Industri televisi di Indonesia semakin berkembang pesat. Saat ini ada
sekitar lebih dari 200 stasiun televisi yang tersebar di berbagai propinsi. Semakin
sesaknya pasar membuat persaingan di industri ini semakin ketat sehingga
diharapkan setiap stasiun televisi memiliki positioning yang jelas di benak
khalayak untuk dapat bertahan. Namun tidak selamanya proses positioning dapat
berjalan sesuai harapan, ada kalanya sebuah perusahaan mengalami kesalahan
dalam positioning yang disebabkan oleh beberapa hal. Pada penelitian ini, Jak tv,
sebagai salah satu stasiun televisi lokal di Jakarta, mengalami confused
positioning akibat terlalu banyaknya informasi yang diberikan kepada khalayak
dan bahkan salah satu informasi kesehatan menimbulkan image yang berbeda bagi
khalayak. Kondisi ini menjadi salah satu alasan Jak tv melakukan repositioning
untuk membangun image menjadi televisi informasi. Metodologi dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post-positivis. Teknik
pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap 3 orang
informan yaitu Direktur Utama Jak tv, Direktur Pemberitaan NCA, dan mantan
Manajer R & D Jak tv, selain itu juga dilakukan observasi partisipatori dan
penelusuran dokumen terkait tema penelitian. Penelitian ini bersifat evaluasi
untuk menganalisis strategi repositioning yang dilakukan Jak tv yang mengalami
confused positioning untuk membangun image sebagai televisi informasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi repositioning yang dilakukan yaitu
penyesuaian kembali STP (segmentation, targeting, positioning), perubahan
manajerial di bidang SDM, perbaikan alat dan teknologi serta perubahan dan
perbaikan program tayangan. Dalam rangka meraih posisi yang baru, Jak tv terus
melakukan komunikasi dengan khalayak yakni penonton dan pemasang iklan,
dengan memanfaatkan media promosi on air dan off air termasuk memanfaatkan
unit jaringan dalam grup Mahaka Media dan Artha Graha Network

ABSTRACT
The television industry in Indonesia is growing fast. Nowaday, there are
more than 200 tv stations in Indonesia. Regarding that, each station must has a
good and clear positioning for the audience to win the competition. However, the
positioning process can not always going well, some of them had positioning gap,
which is caused by many factors. This research took Jak tv, one of the local tv
station in Jakarta, as a case study which had confused positioning. There were too
many various information for Jak tv audiences, e.g one of the health information
had made misperception of Jak tv image for the audience. Then the repositioning
was made to build image of Jak tv as the information television. This research
using a qualitative approach and a post-positivism paradigm. The researcher did
an in-depth interview to the 3 resources: the CEO, the NCA Directors and ex R &
D Manager of Jak tv. In order to be more accurate and comprehensive data, the
researcher also did participatory observation and documents study. This is an
evaluation research to analyse the repositioning strategi of Jak tv which had
confused positioning to build image as the information television. The result
showed that Jak tv had made some repositioning strategies include readjustment
of the STP (segmentation, targeting, positioning), the managerial transformation
of the human resources, renew the broadcasting equipments and technologies, and
change over of the on air look and the content of broadcast programs. Jak tv
always share with the audience and the advertiser of the new positioning. Jak tv,
as unit part of two groups, the Mahaka Media and the Artha Graha Network, used
media promotion both on air and off air to inform their new positioning;The television industry in Indonesia is growing fast. Nowaday, there are
more than 200 tv stations in Indonesia. Regarding that, each station must has a
good and clear positioning for the audience to win the competition. However, the
positioning process can not always going well, some of them had positioning gap,
which is caused by many factors. This research took Jak tv, one of the local tv
station in Jakarta, as a case study which had confused positioning. There were too
many various information for Jak tv audiences, e.g one of the health information
had made misperception of Jak tv image for the audience. Then the repositioning
was made to build image of Jak tv as the information television. This research
using a qualitative approach and a post-positivism paradigm. The researcher did
an in-depth interview to the 3 resources: the CEO, the NCA Directors and ex R &
D Manager of Jak tv. In order to be more accurate and comprehensive data, the
researcher also did participatory observation and documents study. This is an
evaluation research to analyse the repositioning strategi of Jak tv which had
confused positioning to build image as the information television. The result
showed that Jak tv had made some repositioning strategies include readjustment
of the STP (segmentation, targeting, positioning), the managerial transformation
of the human resources, renew the broadcasting equipments and technologies, and
change over of the on air look and the content of broadcast programs. Jak tv
always share with the audience and the advertiser of the new positioning. Jak tv,
as unit part of two groups, the Mahaka Media and the Artha Graha Network, used
media promotion both on air and off air to inform their new positioning, The television industry in Indonesia is growing fast. Nowaday, there are
more than 200 tv stations in Indonesia. Regarding that, each station must has a
good and clear positioning for the audience to win the competition. However, the
positioning process can not always going well, some of them had positioning gap,
which is caused by many factors. This research took Jak tv, one of the local tv
station in Jakarta, as a case study which had confused positioning. There were too
many various information for Jak tv audiences, e.g one of the health information
had made misperception of Jak tv image for the audience. Then the repositioning
was made to build image of Jak tv as the information television. This research
using a qualitative approach and a post-positivism paradigm. The researcher did
an in-depth interview to the 3 resources: the CEO, the NCA Directors and ex R &
D Manager of Jak tv. In order to be more accurate and comprehensive data, the
researcher also did participatory observation and documents study. This is an
evaluation research to analyse the repositioning strategi of Jak tv which had
confused positioning to build image as the information television. The result
showed that Jak tv had made some repositioning strategies include readjustment
of the STP (segmentation, targeting, positioning), the managerial transformation
of the human resources, renew the broadcasting equipments and technologies, and
change over of the on air look and the content of broadcast programs. Jak tv
always share with the audience and the advertiser of the new positioning. Jak tv,
as unit part of two groups, the Mahaka Media and the Artha Graha Network, used
media promotion both on air and off air to inform their new positioning]"
2015
T43747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melizza Purnama Sari
"ABSTRAK
Penayangan iklan layanan masyarakat yang ditujukan kepada khalayak luas
idealnya ditayangkan melalui media televisi. Dengan penggabungan elemen
gerak, warna, suasana, dan demonstrasi secara bersamaan pada televisi, pesan
iklan layanan masyarakat dapat sampai kepada khalayak secara luas dengan
penetrasi tinggi. Data yang diperoleh menggunakan metode angket dengan teknik
accidental sampling pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia Depok yang merupakan khalayak sasaran program GenRe
BKKBN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
antara iklan layanan masyarakat BKKBN Versi "Jangan Buru-Buru" terhadap
sikap khalayak mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia
Depok. Iklan layanan masyarakat BKKBN Versi "Jangan Buru-Buru" juga
cenderung efektif mengubah sikap khalayakmahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Indonesia Depok, khususnya pada dimensi pesan.

ABSTRACT
Publicserviceadverstisementaimed ata broad audienceideallybroadcasted on
televisionso thatthrough the incorporation ofelementsof motion, color,
atmosphere, andat the samedemonstrationontelevision, publicserviceadvertising
messagescan beconveyed to theaudienceextensively withhighpenetration. The
studyuses the concept ofexposure toadvertisingandpublicattitudes. The
studyusesquantitative approachandisexplanative. Dataobtainedusingthe
questionnaire withaccidentalsamplingtechniquesinthe Faculty of Socialand
Political Sciences, University of Indonesia Depokwhich is
thetargetaudienceBKKBN Genreprogram. The analysis showedthat there
issignificant influenceofpublic serviceadvertisement BKKBN version "Do Not
Rush" topublicattitudes. It also tends toto effectivelychangepublicattitudes,
particulalrly through the dimensions ofthe message.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S43762
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Wulandari
"Perkembangan stasiun televisi di Indonesia semakin marak setelah 10 stasiun TV Swasta dan TVRI melaksanakan siarannya setiap hari. Untuk mempertahankan eksistensinya, maka persaingan gencar antar stasiun TV Swasta pun terjadi.
TRANS TV sebagai salah satu stasiun TV Swasta yang relatif masih muda menunjukkan eksistensinya dengan menempati peringkat ke-4 di antara stasiun TV Swasta pada usianya 10 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana manajemen TRANS TV melaksanakan strategi programming untuk menarik pemirsa yang didukung faktor promosi, teknologi, dan masalah sumber daya manusia. Berkaitan dengan hal tersebut menarik untuk diketahui strategi penjualan slot iklan TRANS TV untuk memperoleh iklan semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai stasiun TV Swasta.
Metodologi yang dgunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui in depth interview dengan para narasumber/informan yang diambil dengan teknik snow ball. Dari hasil interview tersebut dan didukung oleh data-data sekunder diperoleh gambaran yang jelas dan terurai mengenai permasalahan dalam penelitian.
TRANS TV memiliki manajemen yang solid dengan mengandalkan budaya perusahaan yang diidentifikasikan sebagai good corporate governance. Perubahan yang mendasar dalam strategi programming yang semula mengutamakan acquisition program menjadi in-house production membawa implikasi pada perubahan kebijakan human capital dan strategi keuangan. Strategi penjualan yang 'menjemput bola' juga menghasilkan revenue yang tinggi, sementara overhead cost yang rendah. Hal ini berpengaruh pada bargaining position yang baik dalam bidang penjualan. Aktivitas promosi dilakukan baik dengan on air dan off air promo, sedangkan pemanfaatan teknologi digunakan serba digital. Selain itu sumber daya manusia yang digunakan TRANS TV adalah 80% berusia muda di bawah 27 tahun dan 20% tenaga yang sudah berpengalaman.
Setelah mendapatkan temuan-temuan penelitian, maka dibuatkan ikhtisar, kesimpulan dan implikasi baik dari sisi akademis, yaitu perlunya penelitian lebih lanjut mengenai strategi TV Swasta secara lebih mendalam, juga dengan membandingkan dengan stasiun TV Iainnya. Sedangkan implikasi praktis, penelitian semacam ini menjadi masukan dan pemahaman bagi pengelola media elektronik, khususnya televisi, maupun mitra kerja media televisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asaf Antariksa Riyanto
"Tesis ini ingin mengetahui sejauh mana iklan politik partai pada pemilu legislative 2014 berperan sebagai ruang publik pemilu. Dalam hal ini akan dibahas bagaimana struktur kepemilikan televisi dan iklan politik komersial televisi berpengaruh terhadap pembentukan ruang publik pemilu. Tesis ini menggunakan konsep ruang publik dan analisis diskursus menurut teori tindakan komunikasi Habermas, serta pendekatan ekonomi politik komunikasi untuk mengetahui faktor-faktor struktural yang mempengaruhi ruang publik pemilu.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa iklan politik partai pada pemilu legislatif gagal untuk membangun ruang publik pemilu karena didominasi oleh iklan pencitraan, adanya komersialisasi iklan politik dan konsentrasi kepemilikan media. Kelemahan dibidang peraturan hukum dan penegakan hukum terkait dengan penyelenggaraan pemilu ikut menyumbang bagi kemungkinan terjadinya praktik keberpihakan politik media. Dalam hal ini telah terjadi kolonisasi ruang publik pemilu oleh koalisi antara elit politik dan elit media untuk kepentingan politik mereka. Media penyiaran telah gagal berperan sebagai ruang publik untuk membangun demokrasi Indonesia yang berkualitas.

This thesis discusses the political discourse on party political advertising in the 2014 legislative election, to determine wheter the party political advertising can function as a public sphere of election according Habermas’s conception. In addition, it also discusses how the ownership structure of commercial television and commercial political advertising will influence the public sphere of election. The methodology in this thesis uses the concept of public sphere and discourse analysis according to Habermas's theory of communication action, as well as the political economy of communication approach to determine the structural factors that influence the public sphere of election.
The results of this study stated that the party political advertising in legislative election dominated by advertising imagery that failed to build a public sphere of election. Furthermore, the commercialization of political advertising and concentration of media ownership has resulted media bias to a particular political party. Weakness in the field of rule of law and law enforcement related to the election contributed to the political bias of media practices. In this case there has been a colonization of public sphere in the legislative election by a coalition between the party political elite and the media elite for their political interests. Broadcast media have failed to act as a public sphere to build the quality of democracy in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiske, John
London: Routledge, 1994
384.55 FIS r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1995
384.55 UND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>