Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eldo Eka Saputra
"ABSTRAK
Munculnya representasi perempuan yang tidak mainstream di dalam sinetron, dimana perempuan dikonstruksikan sebagai individu yang independen berdampak kepada pola relasi antara perempuan dan laki-laki. Apabila melihat kondisi sinetron di Indonesia, belum banyak sinetron yang berhasil menampilkan konstruksi yang tidak mainstream terhadap tokoh perempuan. Perubahan konstruksi perempuan tidak terlepas dari bagaimana konstruksi laki-laki ditampilkan di dalam sinetron tersebut sehingga hal ini merupakan salah satu bentuk peran media dalam mengubah stigma peran gender kepada masyarakat. Namun, dalam proses konstruksi tersebut terdapat suatu realitas baru yang ditampilkan oleh media melalui sinetron. Baudrillard menjelaskan bahwa hiperrealitas merupakan suatu kondisi dimana realitas yang dibangun di dalam media melebihi kondisi yang sebenarnya. Hal seperti ini menjadikan masyarakat sebagai konsumen meyakini realitas baru tersebut sebagai ilustrasi dalam kehidupan nyata. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kualitatif terhadap sinetron komedi Tetangga Masa Gitu? dengan menggunakan metode analisis isi wacana sinetron. Relasi antara laki-laki dan perempuan dalam sinetron ini ditunjukan oleh adanya faktor kepemilikan ekonomi dalam diri perempuan sehingga pola relasi yang terjadi menunjukan adanya kondisi hiperrealitas.

ABSTRACT
Emergence of non-mainstream way of women representations in soap operas, where women are constructed as an independent individual, brought an impact to the patterns of relation between men and women. If we look at Indonesian soap operas, there are not many of them that can manage to present a non-mainstream construction of female characters. The shift on women representation is associated to how the men were represented in said soap operas, therefore this is a form of the role of the media in altering gender stigma in the society. However, in the process of construction there is a new reality presented by the media through soap operas. Baudrillard established that hyperreality is a condition in which the reality that are presented by the media overtook the real world. This makes the society, as a consumer, became convinced that the new reality is a description of real life. This research is a qualitative study on a sitcom titled Tetangga Masa Gitu? with the analysis on the contents of the sinetron. Relation between men and women shown in this sitcom is based on the factors of economic ownership, resulting in hyperreality in the patterns of relation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karatoruan Angelique Steffanie
"Komedi situasi (sitcom) merupakan salah satu bentuk tayangan di televisi yang berusaha menampilkan potret realita sosial. Meskipun berakar dari fakta dan kondisi masyarakat, komedi situasi juga merekonstruksi paradigma audiens dengan representasi yang disuguhkan dalam bentuk audio sekaligus visual. Tetangga Masa Gitu sebagai sebuah sitcom baru berusaha menampilkan sosok perempuan Indonesia yang baru dan berbeda dengan stereotipe konvensional. Tetapi di saat yang sama, terdapat bagian dari identitas lama yang masih dipertahankan. Hal ini menunjukkan adanya sebuah ideologi yang mendasari representasi tersebut dan berusaha dikukuhkan. Melalui tesis ini, penulis melihat sebuah redefinisi yang semu dari sosok perempuan yang digagas dalam episode-episode sitcom ini. Teori Representasi digunakan untuk meninjau dialog-dialog dan cuplikan adegan dalam tayangan Tetangga Masa Gitu dan menunjukkan proses redefinisi identitas perempuan. Tesis ini mencoba memberikan pemahaman akan representasi dalam televisi yang meskipun berubah, akan selalu terhubung dengan akar identitas sebuah masyarakat.

Situation comedy (Sitcom) is one kind of television show presenting snapshots of a society. Eventhough it is based on fact and social conditions, a sitcom also reshapes its audiences paradigm through audio & visual representations showed in it. As a new sitcom, Tetangga Masa Gitu is trying to present a new model of Indonesian women, which differs from the conventional stereotypes. However, there are parts of the old identity that emerge in the sitcom. It shows that there is this one form of ideology constructing the way this sitcom represents women. In this research, the aim is to see the false redefinition on women narrated in episodes of this sitcom. Theory of representation is used to analyze dialogues and screenshots, and identify the process of redefining women?s identity. This thesis attempt to provide understanding upon representations in television which tends to change, yet is always connected to its root in social identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Dwi Madyananda
"ABSTRAK
Perubahan gaya hidup masyarakat kelas menengah-urban dipengaruhi oleh stimul visual-audio yang intens. Tayangan televisi, sebagai salah satu stimul, merupakan media representasi dunia nyata yang membentuk persepsi penonton melalui pengalaman visual. Penggambaran dunia tesebut dilakukan dengan menggunakan bahasa ruang yang dapat dilihat, dirasakan dan dimaknai oleh penonton. Ruang dibahasakan dengan menggunakan tanda-tanda berupa elemen-elemen ruang yang merujuk pada realita. Dengan desain set, tanda-tanda diorganisasikan sehingga dapat membangun dan memperkuat persepsi penonton terhadap representasi kelas menengah urban pada tayangan televisi.

ABSTRACT
The change of Urban-Middle class lifestyle is influenced by intentionally visual-auditory stimuls. The television shows, as one of the stimulation, is a media representation of the real world that create audience?s perception through the visual experience. The representation of that world using the language of space which can be seen, felt and interpreted by the audience. The language of space using signs like space elements which are refer to reality. With the set design, the signs are organized until could build and strengthen the audience's perception towards representation of the urban middle class on the telivision shows.
"
2016
S63450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Ryan Aronda
"Media massa merupakan alat komunikasi massa yang dapat mengkonstruksi realitas dalam masyarakat. Akan tetapi media massa cenderung bias dalam memberitakan suatu berita kejahatan, terutama pemberitaan tentang perempuan pelaku kejahatan. Penulisan ini menggunakan data skunder yang berasal dari penelitian-penelitian terdahulu, untuk melihat representasi perempuan pelaku kejahatan dimedia massa dan menganalisis bagaimana konstruksi yang dibangun media massa terhadap perempuan pelaku kejahatan. Hasil dari analisis tersebut adalah perempuan pelaku cenderung direpresentasikan dan dikonstruksikan negatif oleh media massa, sehingga membangun realitas palsu dan mempertegas stereotypes terhadap relasi kuasa yang tidak seimbang di masyarakat.

Mass media is a tool which can construct reality in society. But mass media is biased in reporting a crime news, especially news about women offenders. This paper using secondary data who derived from previous studies, to see the representation of women offenders and analyze how the mass media construction about women offenders in mass media. The results of the analysis are female offenders tend to be represented and negative constructed by the media, so as to build a false reality and reinforced stereotypes against unbalanced power relations in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adler, Freda
Boston: Houghton Mifflin, 1979
364 ADL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Munandar
"Women view according to their stereotype is a graceful, patient, loving person and has a good morality is better than men. However different with that myth, many women are doing a crime/drug abuse even increased more and more. The research methode which use is qualitative method, did through deep interview with three women prisoner repeated offender drug user (DU, IJ and S) as a key informant which available at Pondok Bambu Prison, also with another infomiant are prisoner Family and employees of Pondok Bambu Prison. Choosing of informants are based on informant, a criteria is prisoner repeated offender, young age, cooperative and start using drug from teenager.
From the research found several factors that caused three women prisoner repeated offender are using drug. those factors are individual (private). factor which is weak interaction with wrong society environment (drug environment) and drug factor it self. Other than that, there are also a different between men drug user and women drug user. Women besides as a drug user, they are also a victim. On patriarki culture women always as a second party which is a weaken and suppressed. Women which addicted to drug are suspectible as a victim of vioience and men sexual despising. On community opinion women regarded has a good moraiity so unproper to do a crime."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michalsen, Venezia, 1976-
"
Summary
Although there is plentiful research on the impact of marriage, employment and the military on desistance from criminal behaviour in the lives of men, far less is known about the factors most important to women's desistance. Imprisoned women are far more likely than their male counterparts to be the primary caretakers of children before their incarceration, and are far more likely to intend to reunify with their children upon their release from incarceration. This book focuses on the role of mothering in women's desistance from criminal behaviour. Drawing on original research, this book explores the nature of mothering during incarceration, how mothers maintain a relationship with their children from behind bars and the ways in which mothering makes desistance more or less likely after incarceration. It outlines the ways in which race, gender, class, nationality, sexuality, gender identity, and other characteristics affect mothering and desistance, and explores the tensions between individual and system-level factors in the consideration of desistance. This book suggests that any discussion of desistance, particularly for women, must move beyond the traditional focus on individual characteristics and decision-making. Such a focus overlooks the role played by context and systems which undermine both women's attempts to be mothers and their attempts to desist. By contrast, in the tradition of Beth Richie's Compelled to Crime, this book explores both the trees and the forests, and the quantum in-between, in a way that aims for lasting societal and individual changes."
New York : Routledge, Taylor & Francis Group, 2019
365.661 MIC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heidensohn, Frances
London : Macmillan, 1993
364.374 HEI w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Fathia Kirana
"ABSTRAK
Berdasarkan data dari Rifka Annisa Women's Crisis Center, ada 51 kasus
kekerasan dalam masa pacaran yang ditangani pada tahun 1998
(Reputrawati, 1999). Kekerasan yang terjadi dapat berbentuk kekerasan
fisik, psikologis, seksual dan ekonomi. Dalam Lemme (1995) dinyatakan
kekerasan dapat mengakibatkan rusaknya mentalitas dan harga diri
korban. selain cedera fisik ringan hingga yang menyebabkan kematian.
Para korban (dan pelaku) menampilkan mekanisme pertahanan sehingga
mereka dapat bertahan, tetapi hal ini menyulitkan mereka untuk keluar
dari hubungan yang abusive tersebut. Sementara Engel (1990)
meyatakan bahwa ada suatu pola destruksi di mana perempuan terus
menerus mengalami kekerasan oleh orang-orang di sekitamya.
Dalam tulisan ilmiah ini, dilakukan penelitian tentang pola-pola destruksi
dalam hubungan pacaran di mana perempuan menjadi korban kekerasan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan
pemahaman yang dalam, utuh, dan menyeluruh tentang pola destruksi
pada perempuan yang mengalami tindak kekerasan dalam masa pacaran.
Hal-hal yang akan diteliti (a) bentuk-bentuk destruksi dalam hubungan
masa pacaran di mana perempuan menjadi korban kekerasan; (b)
rasionalisasi korban (pihak perempuan) terhadap bentuk-bentuk destruksi
tersebut; (c) Mekanisme pertahanan yang ditampilkan oleh pelaku (pihak
laki-laki).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatlf.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam {in-depth
Interview) dan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan
terhadap subyek penelitian yaitu perempuan yang pernah mengalami
tindak kekerasan dalam masa pacaran (dan hubungan tersebut sudah
berakhir).
Dari hasil analisa, ditemukan bahwa bentuk destruksi diri dimulai melalui
dominasi (salah satu bentuk kekerasan emosional) pelaku terhadap
korban dengan menggunakan rasionalisasi-rasionalisasi. Korban
menganggapnya sebagai suatu tanda perhatian dan cinta. Dominasi terns
berkembang menjadi kekerasan fisik, seksual maupun ekonomi. Dan
setiap penerimaan korban terhadap kekerasan, menghantarkan korban
pada kekerasan-kekerasan selanjutnya. Hal ini berdampak buruk bagi
harga diri dan mentalitas korban. Untuk menerima kekerasan yang terjadi
pada dirinya korban cenderung menyaiahkan diri. Sementara pelaku
banyak menampilkan mekanisme pertahanan berupa proyeksi untuk
mengurangi perasaan bersalah.
Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa korban cenderung memiliki
idealisasi yang distortif terhadap sosok laki-laki pasangannya. Sejarah
kekerasan dalam keluarga mempunyai peranan dalam membentuk
perilaku bertahan korban. Selain itu ditemukan juga adanya
ketidakseimbangan keterbukaan antara korban dan pelaku dalam
hubungan mereka. Keterbukaan korban dimanipulasi oleh pelaku untuk
mendapatkan keinginannya. Di samping itu ternyata interpretasi ajaran
agama juga berperan untuk pembenaran kekerasan dan membantu
korban untuk 'bertahan'. Dukungan sosial juga merupakan faktor yang
penting untuk membantu korban keluar dari hubungan yang diwamai oleh
kekerasan itu.
Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian mengenai mekanisme
pertahanan yang ditampilkan oleh pelaku secara mendalam, sehingga
gambaran pola destruksi dapat diperoleh seutuhnya. Selain itu diperlukan
suatu pola konseling yang menggunakan pendekatan kognitif untuk
menyadarkan korban bahwa ia dapat mengubah kondisi yang dialaminya."
2002
S2889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hapsari Santosa
"ABSTRAK
Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, angka kriminalitas yang
dilakukan oleh remaja laki-laki mengalami tren peningkatan. Setengah dari pelaku
kriminalitas tersebut merupakan pelaku kekerasan. Dalam hal ini remaja laki-laki
pelaku kekerasan di dalam Lembaga Pemasyarakatan merupakan kelompok
individu yang paling membutuhkan intervensi. Intervensi berbasis cognitivebehavioral
merupakan salah satu intervensi yang dinilai efektif untuk mengatasi
hal ini. Sejalan dengan perkembangan third-wave-therapies, Young dan rekanrekannya
mengembangkan Terapi Skema. Terapi Skema bertujuan untuk
menurunkan aktivasi skema, meningkatkan kesadaran psikologis, sehingga
partisipan secara sadar melakukan kontrol atas skema tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana TS efektif untuk menurunkan
sikap terhadap kekerasan pada remaja pelaku kekerasan nonseksual. Metode
Penelitian ini menggunakan one group before-and-after study design dan
accidental sampling di dalam LP Anak Tangerang. Hasil Kedua partisipan
menunjukkan penurunan sikap terhadap kekerasan. Hal ini diketahui dari
perubahan skor Skala Sikap Terhadap Kekerasan dan evaluasi kualitatif.
Kesimpulan Terapi Skema efektif dalam menurunkan sikap terhadap kekerasan
pada remaja pelaku kekerasan nonseksual.

ABSTRACT
Background In recent years, crime committed by teenage boys showed an
increasing trend. Half of the crime perpetrators are violent offenders. In this case
teenage boys violent offenders in prison is a group of individuals who are most in
need of intervention. Interventions based on cognitive-behavioral therapy is one
that is considered effective to overcome this problem. In line with the
development of third-wave-therapies, Young and his colleagues developed
Schema Therapy. Schema Therapy aims to reduce the activation of schemas,
increasing psychological awareness, so that participants consciously exert control
over the schema. The purpose of this study was to determine the extent to which
Schema Therapy is effective to reduce attitude towards violence in juvenile
nonsexual offenders. Methods This study used a one-group before-and-after study
design and accidental sampling in the LP Anak Pria Tangerang. Results Both
participants showed a decrease in attitudes towards violence. It is known from the
Attitudes Toward Violence Scale scores and qualitative evaluation. Conclusions
Schema Therapy is effective in reducing attitude towards violence in juvenile
nonsexual offenders."
2014
T42047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>