Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178228 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Martani
"ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk melihat pengaruh hubungan manajemen informasi terhadap
harga saham (harga penawaran, harga saham saat listing), initial return dan kinerja saham
dalam jangka panjang. Manajemen informasi diukur dengan menggunakan variabel indek
pertumbuhan penjualan sebelum IPO, indek pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah
IPO dan pergantian auditor. Untuk melihat pengaruh hubungan tersebut digunakan data
empiris di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1989 - 2000.
Anomali IPO dalam bentuk initial retuns positif dan penurunan kinerja saham jangka
panjang merupakan obyek studi yang banyak digali oleh para peneliti (Mardiyah 2003,
Sembel 1996, Ritter 1991). Salah satu alasan yang diberikan atas anomali tersebut adalah
praktek window dressing yang dilakukan atas laporan keuangan yang disampaikan
sebelum IPO (Jain dan Kini 1994). Gumanti (2002) menemukan adanya manajemen laba
yang terjadi pada periode dua tahun sebelum IPO. Teoh et al. (1998) membuktikan
adanya hubungan positif antara rnanajemen laba dengan initial return dan penurunan
kinerja jangka panjang. Ukuran manajemen laba yang digunakan adalah discretionary
accrual dengan menggunakan model Jones (1991) yang dimodifikasi.
Kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam disertasi ini merupakan sintesis dari dari
beberapa teori IPO yang pemah diteliti oieh penelitia sebelumnya. Berdasarkan hasil
penelitian Jain dan Kini (1994), disertasi ini mengasumsikan pemsahaan sebelum IPO
melakukan manajemen informasi untuk memperbagus laporan keuangan. Tujuan
manajemen inforrnasi ini adalah diperolehnya harga penawaran yang lebih tinggi dari
nilai intrinsik perusahaan. Namun karena infomasi yang diberikan tidak mencerminkan
nilai intrinsik perusahaan maka emiten akan menetapkan harga saham di bawah nilai
informasi yang diberikan. Investor yang tidak menyadari adanya manajemen informasi
tersebut menetapkan harga saham berdasarkan inforrnasi yang tersedia dan informasi lain
yang ada di pasar yang belum diperhitungkan dalam menetapkan harga penawaran.
Akibatnya akan muncul initial return positif. Dalam jangka panjang investor akan
melakukan penyesuaian penilaian saham berdasarkan inforrnasi dan kinerja yang
diberikan emiten. Akibatnya kinerja saham dan kinerja operasi akan turun dalam jangka
panjang. Penurunan harga saham ini akan berada di bawah harga penawaran karena nilai
intrinsik perusahaan berada di bawah harga penawaran. Jika harga saham dalam jangka
panjang dijadikan proksi nilai intrinsik maka manajemen informasi akan memiliki
korelasi negatif dengan indelaharga penawaran dibandingkan harga saham dalam jangka
panjang dan abnormal' return dalam jangka panjang.
Riset empiris atas data perusahaan yang listing di BEJ dari tahun 1989 - 2000,
menguatkan dugaan munculnya initial return positif sebesar 15,297%. Perusahaan
terbukt melakukan manajernen informasi dengan menunjukkan tingkat pertumbuhan
penjualan yang secara rata-rata lebih tinggi pada periode sebelum IPO dibandingkan
pertumbuhan penjualan pada periode setelah IPO. Secara rata-rata perusahaan mengalami
penurunan kinerja saham dalam jangka panjang, terbukti dari nilai rata-rata dan median
abnormal buy and hold return negatif dalam jangka waktu 1 - 5 tahun (yang dihitung
setiap akhir tahun), sementara nilai median komulatif abnormal return negatif untuk
jangka waktu 2 - 5 tahun. Kinerja operasional yang diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan, net profil margin, operating profit margin, return on investment, return on equrity, operating profit to total asset, earning per share dan price to book value
mengalami penurunan pada periode setelah IPO sampai dengan tahun kelima pengamatan
dengan tingkat kinerja operasi tertinggi pada tahun IPO. kecuali untuk ROE dan
operating profit to total asset pada periode satu tahun sebelum IPO.
Variabel manajemen informasi yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan penjualan
sebelum IPO memiliki pengaruh positif terhadap harga saham pengaruh variabel
pertumbuhan penjualan sebelum IPO terhadap harga saham dipengaruhi oleh variabel
pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO dengan pengaruh negatif. Perusahaan
yang berganti auditor terbukti memiliki pengaruh pertumbuhan penjualan sebelum IPO
yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang tidak berganti auditor. Variabel
prosentase jumlah saham yang dipegang oleh pemilik lama, nilai offering dibagi dengan
total asset, ROE dan nilai buku berpengaruh positif dengan harga penawaran saham dan
harga saham saat listing, hal ini konsisten dengan hasil liset sebelumnya.
Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO mempengaruhi intial
return (IR) dengan pengaruh positif. Pengaruh variabel ini dipengaruhi oleh pertumbuhan
penjualan sebelum IPO dengan pengaruh negatif. Pengaruh variabel ini juga lebih rendah
untuk perusahaan yang berganti auditor dibandingkan perusahaan yang tidak berganti
auditor. Variabel return indek selama proses penawaran signifikan secara statistik
mempengaruhi IR. Beberapa variabel lain yang digunakan dalam model IR. tidak
signifikan secara stalistik.
Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelurn dan sesudah IPO memiliki korelasi
negatif dengan kinerja saham dalam jangka panjang yang diukur dengan menggunakan
buy and hold return dan kumulatif abnormal return dalam jangka waktu 1- 5 tahun.
Variabel IR dan indek harga penawaran dibandingkan harga dalam jangka panjang
terbukti berkorelasi negatif dengan abnormal return jangka panjang. Hasil ini konsisten
dengan hipotesis yang dikembangkan dalam kerangka pemikiran.
Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sembel (1996) yang menghubungkan
antara IR dengan return jangka panjang, dan penelitian Tech et al. (1998), Mardiyah
(2003) serta Sulistyanto dan Wibisono (2003) yang menghubungkan manajemen
informasi dengan IR dan return jangka panjang.
Hasil riset ini membuktikan adanya praktek manajemen informasi yang dilakukan dengan
meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualan pada periode sebelum IPO yang berakibat
penurunan kinerja saham dalam jangka panjang. Untuk itu perlu diadakan pengawasan
yang ketat atas laporan keuangan perusahaan IPO unluk menghindari praktek manajemen
informasi."
2004
D874
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hidayat
"Saham sektor perbankan ketika sebelum krisis cukup menarik minat investor sebagai instrumen investasi. Tapi kondisi kemudian berbalik arah ketika krisis moneter mendera ekonomi Indonesia. Keadaan ini berpengaruh terhadap peta perbankan nasional dan juga berpengaruh langsung terhadap penurunan performance perbankan. Hal ini mengakibatkan saham perbankan juga kena imbasnya, dan anjlok hingga titik terendah.
Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi dan menyehatkan iklim dunia perbankan diharapkan bisa mengembalikan pamor perbankan yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh variabel ekonomi makro, return pasar dan tingkat kesehatan perbankan terhadap kinerja atau return saham perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Variabel ekonomi makro tadi meliputi perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi. Sedangkan variabel pasar diwakili oleh MSG BEJ. Sementara variabel tingkat kesehatan bank meliputi nilai total aset, nilai total modal sendiri, nilai laba bersih dan likuiditas yang dalam hal ini diukur dengan perbandingan antara kredit yang dikucurkan (loan) dengan dana pihak ke tiga (deposito) atau Loan to Deposit Ratio (LDR).
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda yang dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, regresi terhadap untuk melihat pengaruh pasar (IHSG). Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan tingkat kesehatan perbankan, dan keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama-sarna variabel ekonomimakro, pasar (IHSG) dan tingkat kesehatan bank.
Tehnik penarikan sample menjaring ada 12 bank publik yang akan dianalisis. 12 bank itu adalah PT Bank Panin Tbk (PNBN), PT Bank Lippo Tbk (LPBN), PT Bank NISP Tbk (NISP), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Global International Tbk (BGIN), PT Bank CIC Tbk (BCIC), PT Bank BNI Tbk (BBNI), PT Bank BE Tbk (BNII), PT Bank Bali Tbk (BNLI), PT Bank Interpac Tbk (INPC), PT Bank Pikko Tbk (BNPK) dan PT Bank Niaga Tbk (BNGA).
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut diatas mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham perbankan. Sebagian variabel independen mempunyai pengaruh, tapi sebagian yang lain tidak berpengaruh terhadap return saham perbankan. Pengaruhnyapun - jika ada - bervariasi, ada yang negatif dan ada yang positif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bia Hedy Puspita
"ABSTRAK
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 lalu ditandai dengan runtuhnya sektor perbankan nasional telah meningkatkan ketidakpastian bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia di jangka panjang. Dari sisi moneter, ketidakpastian ini terkait dengan beban utang luar negeri dan domestik serta lambannya proses restrukturisasi kredit yang telah mengakibatkan proses pemulihan ekonomi menjadi sangat sulit dan lambat.
Dengan adanya krisis tersebut, industri perbankan Indonesia menghadapi masalah kedit macet yang mengakibatkan permodalan bank menjadi negatif. Hal ini mengharuskan Pemerintah melakukan rekapitalisasi perbankan agar bank-bank tersebut dapat mengoperasikan usahanya kembali. Selama krisis terjadi, pertumbuhan kredit sangat kecil sehingga perkembangan sektor riil juga sangat tidak berkembang. Tidak mengalirnya kredit ke sektor riil dikarenakan perbankan masih melakukan konsolidasi. Perbankan lebih banyak menginvestasikan dananya kepada SBI dan obligasi rekap yang dikeluarkan Pemerintah untuk merekapitalisasi perbankan. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan tidak lagi dipengaruhi oleh kredit yang diberikan perbankan, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh variabel tingkat bunga SBI, nilai kurs rupiah terhadap dollar, perubahan junlah uang beredar dan sebagainya. Dengan demikian, permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Pengaruh pasar riil dalam hal ini IHSG terhadap kinerja saham perbankan
2. Pengaruh makro ekonomi (KURS, SBI, DM2) riil terhadap kinerja saham perbankan
3. Pengaruh karakteristik industri dalam hal kredit perbankan riil terhadap kinerja saham perbankan
4. Pengaruh pasar, makro ekonomi dan karakteristik industri terhadap kinerja saham perbankan (dalam nilai riil)
Pemodelan yang dipergunakan adalah model regresi linear berganda dengan menggunakan software komputer E-Views 4. Dari model tersebut selanjutnya dilakukan pengembangan dengan menyertakan faktor nilai masa lalu (autoregressive) dan kesalahan nilai masa lalu (moving average) saham. Pengembangan model ini adalah untuk menemukan suatu model yang memiliki kemampuan menjelaskan dan memprediksi secara memuaskan.
Obyek yang menjadi populasi dalam penelitan ini adalah saham-saham perbankan yang tercatat di BEJ dan sampel penelitiannya adalah saham-saham perbankan yang telah listing minimal dua tahun. Dengan demikian, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ANKP, BABP, BBCA, BBIA, BCIC, BBNI, BBNP, BDMN, BEKS, BKSW, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, PNBN.
Return pasar memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing return saham. Secara umum, return pasar tidak berpengaruh secara signi:fikan. Penambahan variabel makro tidak mendukung sepenuhnya pemyataan bahwa variabel makro sangat mempengaruhi tingkat return saham perbankan. Hal ini didukung hasil penelitian bahwa dari ketiga variabel makro yaitu KURS, SBI dan DM2, hanya KURS yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan. Pengaruh KURS juga tidak terjadi pada semua saham, hanya empat dari 21 saham perbankan. Dengan demikian dapat disimpulkan kebijakan moneter pemerintah tidak cukup berpengaruh terhadap tingkat return saham perbankan. Penambahan variabel karakteristik industri yaitu KREDIT sebagai variable spesifik industri perbankan juga tidak signifikan mempengaruhi tingkat return saham perbankan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ardiansyah
"Bursa Efek Jakarta hampir setiap harinya, sejak awal tahun 2005 mencatatkan rekor indeks harga tertinggi baru. Hal ini merupakan salah satu pertanda semakin baiknya kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis tahun 1998. Instrumen investasi saham merupakan instrumen yang diminati oleh investor karena memiliki return yang lebih besar dibandingkan instrumen pendapatan tetap. Return yang tinggi dituntut oleh investor sebagai kompensasi terhadap tingginya resiko berinvesatsi di pasar ekuitas ini.
Saham farmasi adalah salah satu sektor saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Jakarta. Saham farmasi ada yang dikelompokan ke dalam saham lapis kedua atau saham dengan resiko lebih besar dibandingkan dengan saham blue chip. Fenomena yang terjadi dalam pergerakan saham ini menarik untuk diamati. Terlebih lagi jika dihubungkan dengan variable makro ekonomi Indonesia.
Karya Akhir ini memiliki tujuan utama mengetahui pengaruh perubahan variable ekonomi makro Oumlah uang beredar, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, inflasi, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia), return portfolio pasar dan parameter spesifik industri farmasi (lndeks Harga Konsumen Obat) terhadap return saham farmasi. Dalam literatur disebutkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh variabel endogen yang berasal dari internal perusahaan dan variabel eksogen yang berasal dari kondisi ekonomi makro.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dengan periode observasi sepanjang tahun Januari 2000 hingga Juni 2005 menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel bebas dalam regresi ini adalah variabel makro, return pasar dan indeks harga obat sedangkan return saham industri farmasi berlaku sebagai variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Menurut literatur, sebelum dilakukan penyusunan model, data harus memenuhi beberapa asumsi dan tidak memiliki masalah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. Asumsi yang harus dipenuhi atau masalah data yang harus diatasi meliputi normalitas, stasioneritas, autokorelasi, mulitkolinieritas dan identitas.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan melalui empat tahap yaitu: (1) regresi return pasar terhadap tingkat pengembaliasQ saham (2) regresi variabel makro dan return pasar terhadap tingkat pengembaalian saham (3) regresi indeks harga obat dan pengembalian pasar terhadap return saham dan (4) regresi variabel makro, return pasar, dan indeks harga obat terhadap return saham.
Hasil analisis menunjukan bahwa sebagian variabel bebas (perubahan uang beredar, Indeks Harga Konsumen Obat) yang diujikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham industri farmasi. Variabel bebas perubahan nilai tukar dan Suku Bunga SBI hanya mempengaruhi sebagian kecil perusahaan. Return pasar memiliki pengaruh dan memiliki hubungan positif terhadap return saham farmasi dengan tingkat pengaruh yang berbeda-beda untuk setiap perusahaan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahusuly, Samuel James
"ABSTRACT
Penelitian ini menyelidiki hubungan porsi saham yang ditawarkan ke publik oleh perusahaan pada saat melakukan initial public offering (IPO) dengan kinerja jangka panjang saham perusahaan di Indonesia. Sampel penelitian meliputi 140 IPO perusahaan non-keuangan di Indonesia pada periode 2000-2010. Metode pengukuran kinerja jangka panjang saham menggunakan market-adjusted cumulative abnormal returns dan buy-and-hold returns. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan nonlinear antara porsi kepemilikan saham publik (free float) dengan kinerja jangka panjang saham pada periode 36 bulan setelah IPO dilakukan. Hubungan nonlinear antara free float dengan kinerja jangka panjang saham bertahan setelah dikontrol terhadap kinerja operasional perusahaan satu tahun sebelum IPO

ABSTRACT
This research aims to investigate the relationship between percentage of stocks offered to the public by firms (public float) at the time they went public and their long-term aftermarket performances. Research sample includes 140 IPOs of Indonesian non-financial listed companies within 2000-2010 periods. Market-adjusted cumulative abnormal returns and buy-and-hold returns methods are used to measure the long-term performance. The research finding shows the existence of a nonlinear relationship between public float percentage and long-term aftermarket performance 36-months after the IPO. This nonlinear relationship persists even after controlling pre-IPO operating performance."
2014
S55999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Hans Tanova
"ABSTRAK
Krisis yang melanda industri tekstil dan alas kaki tampaknya masih terus berlanjut. Tantangan untuk merestrukturisasi hutang, restrukturisasi alat dan mesin serta kuota ekspor memaksa pemerintah bekerja keras membenahi sektor ini. Sehubungan dengan hal tersebut, saham-saham sektor ini turut merasakan imbasnya dan tidak lagi menarik minat investor.
Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh variable return pasar, ekonomi makro, serta karakteristik industri terhadap kinerja saham industri tekstil dan alas kaki di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Return pasar diwakili oleh IHSG, sedangkan variabel ekonomi makro yang dimaksud meliputi perubahan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan tingkat inflasi. Sementara variabel karakteristik industri diwakili oleh jumlah ekspor dan impor sektoral, dimana seluruhnya menggunakan data bulanan.
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda melalui empat tahapan. Pertama, regresi untuk melihat pengaruh pasar (IHSG) secara spesifik. Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dan karakteristik industri secara sektoral, dan regresi k eempat bertujuan untuk melihat pengaruh variabel pasar (IHSG), ekonomi makro, dan karakteristik industri secara bersama-sama. Adapun alat bantu yang digunakan untuk pengolahan data adalah program software Eviews versi 3 .1.
Tehnik penarikan sampel menjaring 17 saham yang terdiri dari 14 saham industri tekstil yaitu ARGO, ERTX, ESTI, HDTX, INDR, KARW, MYRX, POLY, RDTX, RICY, SRSN, SSTM, TEJA, TFCO serta 3 saham industri Alas Kaki yaitu BATA, BIMA dan GDWU yang listing di BEJ. Hal ini dilakukan mengingat adanya keterbatasan data yang memenuhi periode pengamatan dari Juli 1998 sampai dengan Desember 2003.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham industri tekstil dan alas kaki. Sebagian variabel independen memiliki pengaruh baik positif maupun negatif, tetapi sebagian lainnya tidak signifikan mempengaruhi return saham industri tekstil dan alas kaki."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sylvia
"ABSTRAK
Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tengah dilanda krisis, terdapat saham-saham yang mampu bertahan dan hampir tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi politik, yang oleh para analis dan investor di pasar modal dikategorikan sebagai defensive stocks. Saham-saham ini biasanya berasal dari emiten yang bergerak di bidang komoditi utama atau yang setiap saat dibutuhkan oleh konsumen dan memiliki pasar yang luas. Beberapa saham yang termasuk dalam kategori tersebut adalah saham perusahaan sektor industri consumer goods, terutama dari sektor industri makanan-minuman dan rokok.
Dari perbedaan yang tetjadi itu maka dilakukan penelitian guna mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor-faktor ekonomi makro dan karakteristik terhadap kinetja saham saham perusahaan sektor industri consumer goods. Dan seberapa signifikan pengaruh faktor-faktor ekonomi makro seperti IHSG, SBI, Inflasi, Uang beredar dan nilai tukar dan karakteristik seperti nilai ekspor dan impor terhadap kinetja saham saham perusahaan sektor industri consumer goods.
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda melalui empat tahapan. Pertama regresi terhdap pengaruh pasar (IHSG), kedua regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan karakteristik nilai ekspor dan impor industri makanan, rnnuman dan rokok. Dan Keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama sama variable ekonomi makro, pasar (IHSG) dan tingkat kesehatan bank.
Teknik penarikan sampel silakukan pada 16 saham industri makanan dan minuman yaitu Ades Alfindo Tbk (ADES), Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), Aqua Golden Missisipi bk (AQUA), Cahaya Kalbar Tbk (CEKA), Davomas Abadi Tbk (DA VO), Delta Djakarta Tbk (DL T A), Indo food Sukses Makmur Tbk (INDF), Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), Mayora Indah Tbk (MYOR), Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN), Sari Husada Tbk (SHDA), Sekar LautTbk (SKLT), SMART Tbk (SMAR), Siantar Top Tbk (STTP), Suba Indah Tbk (SUBA), Tunas Barn Lampung Tbk (TBLA), dan Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ). Serta 4 saham industri rokok yaitu BAT Indonesia Tbk (BATI), Gudang Garam Tbk (GGRM), H.M.Sampoema Tbk (HMSP), Bentoel lndonesia Inv,Tbk (RMBA).
Hasil pengolahan data menunjukan tingkat pengembalian pasar yang signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian saham industri makanan, minuman dan rokok. V ariabel makro tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Oleh karenanya, kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham industri makanan, minuman dan rokok. Sedangkan karakteristik nilai ekspor dan impor tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengambalian saham. Hal ini menunjukan saham industri makanan, minuman dan rokok memang stabil dalam setiap kondisi dan keadaan."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fransiska
"ABSTRAK
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan harapan pada waktunya nanti, pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari basil investasi tersebut. Dalam berinvestasi di pasar modal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah adanya kemungkinan menderita kerugian disamping mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan kerugian akan dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisa keadaan harga saham dan kemungkinan naik turunnya harga di bursa. Harga suatu saham perusahaan yang berfluktuasi sangat penting untuk diamati, khususnya bagi para investor yang berniat untuk menanamkan sahamnya ataupun yang telah memiliki saham suatu perusahaan.
Penelitian ini mencoba untuk membahas kinerja saham perusahaan pada industry restoran, hote4 pariwisata, printing, advertising, dan media, terutama tentang tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut. Penelitian juga akan melihat pengaruh variable makro dan pengaruh hubungan variabel mikro (karakteristik industri) terhadap tingkat pengembalian saham perusahaan-perusahaan yang berada di industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising, dan media.
Variabel-variabel ekonomi makro yang diduga berpengaruh terhadap return saham adalah nilai tukar rupiah atas dollar Amerika, jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia yang terjadi selama beberapa tahun, yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Selain variabel ekonomi makro, penelitian juga mencoba melihat variabel pasar yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau pasar terhadap kinerja saham Restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising, dan Media. Kemudian pada masing- asing industri akan coba dilihat mengenai variabel-variabel karakteristik masing-masing industri terhadap kinerja saham di masing-masing industri.
Untuk industri restoran, hotel dan pariwisata, variabel yang diperhatikan adalah jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke wilayah Indonesia. Kemudian untuk industri printing dan advertising digunakan data pendapatan dari basil iklan industri printing dan advertising. Untuk industri media data yang digunakan adalah besamya rating dari setiap stasiun TV. Dengan adanya variabel-variabel tersebut nantinya akan dilihat korelasi atau hubungan antara variabel-variabel yang disebutkan diatas dengan return saham perusahaan pada masing-masing industri.
Kinerja saham industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising dan media yang dimaksud adalah kinerja saham-saham sektor industri tersebut yang tercatat di BEJ sesuai dengan periode pengamatan yaitu dalam periode 2000-2004. Perusahaan-perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah ANTA, BAYU, JSPT, MAMI, PANR PLIN, PNSE, PTSP, SHID, FAST, ABBA, FORU, IDKM, JTPE, SCMA, dan TMPO. Pengolahan data hingga menghasilkan data final yang siap dianalisa dilakukan dengan bantuan Eviews 4.
Kinerja saham industri restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising dan Media di Bursa Efek Jakarta berdasarkan basil penelitian menunjukkan bahwa kinerja saham perusahaan pada industri ini beraneka ragam. Penambahan faktor makroekonomi dan parameter spesifik industri di tiap model juga memberikan tingkat pengembalian saham yang berbeda. Antara variabel dengan tingkat pengembalian saham berhubungan secara positif maupun negatif. Ada yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan ada yang tidak berpengaruh secara signifikan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Novantara
"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 9 perusahaan yang dianalisa satu diataranya menhasilkan Cummulative Abnormal Return yang negatif. Yaitu untuk Indosat (ISAT) hal ini terkait dengan faktor-faktor eksternal seputar akuisisi ini. Untuk emiten ISAT dapat dikatakan corporate action ini bersifat bad news ditunjukkan dengan resistensi masyarakat yang tinggi dan terbukti dari SCAR yang negatif untuk perusahaan target sehingga secara umum tidak terjadi pertambahan nilai untuk Indosat (ISAT)."
2008
T25559
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Minon Al Masyhur
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>