Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71555 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Drasthya Ayhodha Nareshwari
"Museum masa kini harus mampu menarik perhatian masyarakat untuk datang berkunjung, sayangnya museum di Indonesia diidentikan dengan kesan tua dan tidak menarik. Maka untuk mengatasinya diperlukan desain display yang diharapkan dapat mengundang pengunjung. Namun bagaimana jika bangunan yang digunakan sebagai museum bukanlah bangunan yang didesain untuk museum, melainkan bangunan lama cagar budaya. Memasukan fungsi museum seni sebagai identitas baru sebuah bangunan lama merupakan proses yang tidak mudah. Perlu adanya kesesuaian antara fungsi baru museum dan elemen bangunan lama yang dijaga. Melalui kajian teori dan studi kasus terhadap Museum Seni Rupa dan Keramik ditemukan bahwa display dalam ruang pamer dapat menghubungkan kedua kebutuhan lama dan baru, sehingga aspek dalam merancang alat bantu display tidak lagi terbatas pada segi informatif dan persepsi manusia, tetapi keadaan objek yang dipamerkan dan bangunannya.

Museum nowadays, must be able to attract visitors to come to visit. Sadly, museums in Indonesia are identified with old and unattractive impressions. Hence, to overcome it, it is necessary for displays are designed so they can draw in visitors. However, instead of using building that originally designed as a museum, what if it is an old building of cultural heritage re-functioned to become a museum. To incorporate art museum as the new identity of an old building is not an easy process. Adjustment between the new function and the elements of the preserved heritage building are needed. Through relevant theories and case studies on Museum Seni Rupa dan Keramik, the researcher found that the display in the exhibition space could act as a tool to connect both the needs of old and new. This makes designing exhibition displays are no longer limited in terms of informative and human perception aspects, but also the collection and the heritage building needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia Ika Putri
"Di masa kini, museum di Indonesia semakin sepi akan pengunjung. Hal ini terjadi karena museum hanya dijadikan tempat untuk menampilkan dan menyimpan data/catatan/artifak peninggalan sejarah maupun kebudayaan manusia. Terutama di museum sejarah yang kurang berhasil menggugah dan menarik perhatian pengunjung museum. Unsur pengguggahan dan pengalaman ruang menjadi begitu penting dalam museum sejarah, karena sejarah dianggap sebagai topik yang membosankan dan tidak dialami secara langsung oleh pengunjung museum.
Skripsi ini membahas bagaimana display mampu menimbulkan pengalaman ruang yang mempengaruhi keseluruhan indera, dengan tujuan menceritakan kembali sejarah. Untuk mengkaji hal ini, dilakukan kajian literatur serta studi kasus, dengan membandingkan dua museum sejarah, sehingga diperoleh data terkait display yang lebih menarik di museum sejarah. Dari kajian ini, penulis menyimpulkan bahwa display yang mempengaruhi seluruh indera manusia merupakan display setting yang mampu menciptakan pengalaman ruang bagi pengunjung museum sejarah.

Museums in Indonesia become less attractive to citizens. This case happens because museums only publicly displaying and keeping the datas/artefacts. Especially in museum of history, museum failed to entertain visitor while telling the history. Entertainment and spatial experience aspect become important because history is boring and uninteresting subject to citizen, and also subject that citizens experience indirectly.
This thesis studies about how does display able to create spatial experience that affect all human senses in telling the history. Literature and comparative study between two case studies, which is two museums of history, are conducted in order to obtain informations about a more interesting display in telling history. In this study, writer concludes, display that affect all human senses is a display setting that can successfully create spatial experience for museum of history visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Puti Angelia
"Mulai maraknya tindakan-tindakan untuk merespon pemanasan global membuat muncul banyaknya ide dan strategi yang digunakan untuk membuat tindakan yang lebih ramah lingkungan dan memiliki manfaat yang dapat berkelanjutan atau sustainable, termasuk di dalamnya arsitektur. Adaptive reuse merupakan penggunaan kembali bangunan lama dengan mengubah fungsi bangunan sesuai dengan kebutuhan manusia di masa yang berbeda. Adaptive reuse memungkinkan bangunan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya yang berbeda generasi, sehingga kebermanfaatan bangunan dapat dinikmati tidak hanya oleh satu generasi. Oleh karena itu, adaptive reuse dapat dikatakan sebagai salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat arsitektur sustainable. Pada skripsi ini, akan dibahas mengenai sustainabilitas yang terdapat pada bangunan adaptive reuse melalui penjabaran mengenai bangunan adaptive reuse, sustainabilitas dalam arsitektur, prinsip sustainabilitas pada bangunan adaptive reuse serta strategi sustainabilitas yang ada pada bangunan adaptive reuse.

The advent of actions to respond the global warming becomes a reason of many ideas and strategies appearing. that are used to make the action more environmentally friendly and has benefit that can be sustained or sustainable, including architecture. Adaptive reuse is the reuse of old buildings by changing the building functions in accordance with human needs at different times. Adaptive reuse allows building occupants can meet needs of different generations, so the usefulness of the building can be enjoyed not only by one generation. Therefore, adaptive reuse can be considered as one of the ways that can be used to create sustainable architecture. In this paper, we will discuss sustainability contained in the building of adaptive reuse through the elaboration of adaptive reuse building, sustainability in architecture, sustainability principles in adaptive reuse buildings and sustainability strategies that exist in adaptive reuse building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Andri Febru
"Mengubah fungsi sebuah bangunan menjadi fungsi yang berbeda dari sebelumnya merupakan permasalahan yang tidak mudah diatasi. Terlebih lagi apabila bangunan tersebut adalah bangunan cagar budaya dan fungsi yang selanjutnya adalah museum. Permasalahan yang saat ini muncul temyata keberadaan museum ini pun akhirnya malah memberi kesan bahwa museum itu adalah bangunan yang angker, sepi, tidak menghibur dan kumuh. Kenyataan menunjukan bahwa dengan ditetapkannya fungsi ini pada bangunan-bangunan tua di kota Jakarta khususnya di kawasan Taman Fatahillah ternyata masih belum berhasil. Sesuai dengan pendapat Morris yang mengacu pada pendapat Ruskin, penggantian (replacement) dari bagian-bagian yang hilang dari sebuah bangunan haruslah terintergerasi secara harmonis dengan keseluruhan, tetapi di waktu yang sama harus dapat menjadi pembeda dari keasliannya sehingga restorasi tidak akan mempersalahkan bukti-bukti artistik atau sejarah. Sedangkan museum pada sebuah bangunan haruslah dapat bersifat mendidik sekaligus menghibur dan menyenangkan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus karena penelitian ini bertujuan untuk dapat mempelajari lebih mendalam dan lebih fokus terhadap obyek penelitian yaitu museum sebagai hasil adaptasi dari bangunan tua.
Dalam analisis penulis akan menggunakan metode pattern-matching dalam multiple case studies berupa penelusuran perubahan pola ruang dan elemen arsitektur lainnya serta membandingkan dengan contoh yang dianggap berhasil pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa proses adaptive reuse memang telah dijalankan pada masing-masing museum itu. Perubahan yang paling terlihat adalah pada perubahan pola sirkulasi yang lebih cenderung menerus. Perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pola ruang. Tetapi perubahan itu tidak menimbulkan suasana baru yang membedakan antara yang lama dengan yang baru. Sedangkan cara untuk melakukan perubahan ini ternyata berbeda antara museum yang satu dengan museum yang lainnya. Hal ini disebabkan karena untuk masing-masing bangunan tersebut awalnya memiliki fungsi yang berbeda dan selanjutnya dijadikan sebagai museum dengan klasifikasi yang berbeda pula.
Penulis menyimpulkan bahwa proses Adaptive Reuse yang dijalankan pada bangunan-bangunan museum di kawasan Taman Fatahillah ternyata masih belum maksimal. Adanya keinginan untuk mengkonservasi dan mewujudkan bangunan museum itu ternyata masih lebih besar keinginan konservasinya. Hal ini menyebabkan menurunnya kualitas citra dari museum itu sendiri di Indonesia yang justru berbeda dari museum di luar negeri.

Changing function of a building to be a different function than before is a problem that not easy to solve. Especially when that building has used to be a cultural preserve and then changed to be a museum. The problem now is a fact about the surrounding of the museum that becomes looks scary, quiet, and unpleasant. The reality, showed that old buildings functioning as a museum in Jakarta, especially in Taman Fatahillah area, were not too success. According to Morris that referred to Ruskin 's opinion, replacement of the missing part of a building has to be harmonically integrated with all, but at the same time must be different with the origin so the restoration will not falsify the artistic or historic evidences. In the other part museum as a building should be educative, and also enjoyable and fun. This research employee?s case controls studies because its goals is to study in depth and more focusing on the object, museum, as an adaptation from an old building.
In the analysis, I apply pattern-matching method in multiple case studies, which search the changing of space pattern and other architectural elements, and also compare it with an example that considered being success as a research object before. In this research I found that adaptive reuse process was already begun in each museum. The change that looked dominantly was the space pattern. But it still does not give any differences between the old and the brand new one. And the approach for the change between one museum and others is completely different. It is because each wilding used to have its own function before it become a museum with different classification too.
My conclusion is that Adaptive Reuse process, which is used in museums in Taman Fatahillah area, was not run maximize. The desire to conserve is bigger than to perform the museums itself it makes a decline of the museums image in Indonesia that a different situation precisely happened in others of these nations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Prayudi
"Bangunan cagar budaya adalah bangunan berusia 50 tahun atau lebih yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan pengetahuan sehingga harus dilestarikan keberadaannya. Dalam melestarikan bangunan cagar budaya, ada tujuh cara intervensi yang dapat dilakukan. Cara intervensi tersebut harus dilakukan dengan tetap memerhatikan keaslian bangunan cagar budaya, etika pelestarian, dan prinsip pelestarian. Pelestarian yang bergantung terhadap kondisi awal bangunan cagar budaya menyebabkan cara intervensi yang dilakukan akan berbeda-beda. Salah satu bentuk pelestarian bangunan cagar budaya adalah memanfaatkannya menjadi bangunan masa kini, yaitu museum. Museum adalah tempat di mana terdapat benda koleksi untuk dipamerkan dan juga dilestarikan. Untuk memenuhi kebutuhan pameran benda koleksi, dibutuhkan pola sirkulasi tertentu pada ruang pamer. Untuk memenuhi kebutuhan pelestarian benda koleksi, dibutuhkan ruang yang terhindar dari cahaya alami agar sinar ultraviolet tidak langsung mengenai benda koleksi yang sensitif dengan cahaya. Kebutuhan dan persyaratan ruang untuk arsitektur museum ini harus dapat terpenuhi selaras dengan pelestarian bangunan cagar budaya. Museum Seni Rupa dan Keramik dan Museum Fatahillah menjadi contoh yang berhasil dalam melakukan pelestarian bangunan cagar budaya dengan memanfaatkannya sebagai museum, atau disebut juga dengan adaptive reuse.

Heritage building is a building that has been built for 50 years or more. It has some values such as history, culture, and knowledge which make them important to conserve. There are seven ways in terms of conservation of heritage building, they are called interventions. Interventions have to be done based on the authenticity value of the heritage building, conservation’s ethics, and conservation’s principles. Conservation of the heritage building depends on its existing condition that would decide which ways are appropriate to be done. Turning the heritage building as a building that can be used for another function in this time is an example of conservations. That building can be a museum. Museum is a place where heritage stuffs are being exhibited and preserved. To fulfill the needs of exhibition, an exhibition room must have certain pattern of circulations. To preserve, spaces in museum must be avoided from direct sunlight in order to keep ultraviolet light away from the heritage stuffs. Heritage stuffs are very sensitive to ultraviolet light. Needs and requirements of architecture museum should meet the interventions of heritage building in order to make the conservation works. Museum Seni Rupa dan Keramik and Museum Fatahillah could be the role model on how heritage building turns into museums, and this is called as an adaptive reuse of heritage building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Rahmadina
"ABSTRACT
Permasalahan utama dinding bangunan cagar budaya umumnya diakibatkan oleh kelembaban tinggi yang dikandungnya. Walaupun demikian, bangunan cagar budaya sarat akan nilai sejarah yang tinggi sehingga adaptive reuse menjadi salah satu metode untuk memperbaiki kondisi bangunan dan menghidupkannya kembali dengan fungsi baru. Sehingga tantangan utamanya yaitu bagaimana menyuntikkan fungsi baru pada bangunan tanpa menghilangkan nyawanya yang termanifestasi melalui materialnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlakuan dan penggunaan material pelapis dinding yang dapat menjawab tantangan tersebut. Material pelapis dinding yang dianalisis yaitu plaster dan cat pada Kedai Seni Djakarte yang digunakan sebagai studi kasus arsitektur adaptive reuse. Dalam skripsi ini ditemukan bahwa penggunaan plaster dan cat dengan material properties tertentu dapat menunjang pertahanan nyawa bangunan.

ABSTRACT
The main issue faced by the walls of heritage buildings is its high level of humidity, especially for those located in a tropical climate. Despite their degradation over time, the historical significance possessed by heritage buildings necessitate the adaptive reuse of these buildings for a new function. Therefore architects are faced with the ultimate challenge what kinds of treatment and application of wall finishing materials are required in order to inject new function to heritage buildings without losing their soul as manifested through their materials. This paper aims to analyze specifically the treatment and application of wall finishing materials in achieving said objectives of adaptive reuse. In this case, the wall finishes materials studied are plasters and paints in Kedai Seni Djakarte as the case study. It is found that by using plasters and paints with certain material properties, it can best preserve the soul of the building. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatri Chandraswari
"Penelitian ini mengkaji penyampaian informasi koleksi museum melalui tata pamer yang dapat diterapkan bagi pengunjung berkebutuhan khusus (disabled people). Ada berjuta cara yang dapat dilakukan untuk menginformasikan koleksi arkeologi di museum. Tanpa adanya informasi yang jelas, koleksi tidak akan diketahui maknanya. Pengunjung berkebutuhan khusus menjadi bagian dari penelitian ini. Penelitian dilakukan di Museum Nasional, Jakarta, agar museum ini dapat mengembangkan kembali peran serta di dalam masyarakat, membangun pendidikan nasional Indonesia, serta menyebarkan informasi tentang arkeologi serta kegunaan mempelajari ilmu ini.

This research investigated the conveying of information of the museum's collection through the art of display that is applicable to visitors with a special needs which in case are disabled people. There are millions of ways that can be done to communicate archaeology artifact's information, without clear information then there is no sense. Visitors with special needs becomes part of this research. Research is done on the Museum Nasional, Jakarta, so that museum can redevelop the participation of the people and to raise national education of Indonesia as well as distributing information about archaeology and the use of studying this subject."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afina Hawna
"Bangunan Cagar Budaya (BCB) mengalami keadaan yang kontradiktif, disatu sisi BCB harus dilindungi dengan tidak boleh mengubah atau merusak elemen eksisting. Namun disisi lain BCB harus bertahan hidup melalui praktek adaptive reuse yang berpotensi untuk mengubah elemen bangunan. Apabila adaptive reuse diterapkan pada BCB, segala konsekuensi perubahan yang dihasilkan, termasuk pemasangan utilitas perlu ditinjau secara khusus agar potensi merusak bangunan eksisting dapat terhindari.
Penulisan skripsi bertujuan untuk menjelaskan seperti apa pemasangan utilitas dalam konteks adaptive reuse Bangunan Cagar Budaya, serta untuk mengetahui metode adaptive reuse apa yang bisa diterapkan pada pemasangan utilitas di Bangunan Cagar Budaya. Metode penulisan dilakukan dengan mengkaji data sekunder yang bersumber dari buku, peraturan daerah dan website internet, serta melakukan survei terhadap bangunan yang dijadikan studi kasus terlebih terkait utilitas bangunannya.
Hasil analisis didapatkan bahwa pemasangan utilitas dapat menerapkan berbagai strategi adaptive reuse dan metode pemasangan utilitas itu sendiri. Utilitas sebagai salah satu sistem pendukung bangunan, perubahannya diharapkan dapat berperan secara maksimal pada adaptive reuse Bangunan Cagar Budaya agar standar/peraturan bangunan kontemporer yang diminta terpenuhi. Hal ini karena utilitas merupakan aspek yang dapat mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dan teknologi.

Heritage Buildings going through contradictive phase, on the one hand it must be protected by not changing or demaging existing elements. But on the other hand Heritage Building must survive through the practice of adaptive reuse that has the potential to change buildings elements. If adaptive reuse is applied to Heritage Building, all consequences of the changes it give, including installation of utilities, need particular method so that any potential for damaging existing buildings can be avoided.
This thesis is written to explain what installation of utilities is in the context of adaptive reuse of Heritage Buildings, and to find out which kind of adaptive reuse method that can be applied in heritage building. This thesis is done by collecting secondary data sourced from books, regional regulations and internet websites, as well as take surveys of buildings that are used as case studies especially related building utilities.
The results of the analysis show that installation of utilities can implement various adaptive reuse strategies and methods of installing the utilities themselves. Utilities as one of the building support systems, the changes are expected to take maximum role in adaptive reuse of Heritage Buildings so that the contemporary building standards/ regulations requested are fulfilled. This is because utility is an aspect that can best follow the development of community needs and technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah Muthmainnah
"Ruang pamer dalam Museum masih banyak yang belum dapat menerapkan rancangan yang inklusif bagi penyandang tunanetra. Kemajuan teknologi dapat menjadi solusi untuk menghadirkan media pamer multisensori yang inklusif bagi penyandang tunanetra. Namun sayangnya masih belum banyak ditemukan di museum-museum di Indonesia. Berangkat dari kondisi tersebut, karya tulis ini bertujuan untuk memahami bagaimana elemen interaktif digital dengan pemanfaatan indra peraba dan suara dapat mengakomodasi pengunjung penyandang tunanetra dalam memperoleh ilmu pengetahuan di ruang pamer museum. Kajian dalam karya tulis ini dilakukan dengan menganalisis empat studi kasus dengan variabel analisa yang sama. Objek yang dikaji diantaranya adalah “Wise Stone”, “Tooteko”, 3D Photo Works, dan “Hands to the Wall”. Keempat kasus dikaji berdasarkan aspek umum, aspek pengalaman eksploratif, dan cara penggunaan. Hasil akhir dari karya tulis ini adalah, dapat dilihat bahwa pemanfaatan indra peraba dan pendengaran sebagai elemen eksploratif pada media pamer dapat membantu mengakomodasi pengunjung ruang pamer yang menyandang tunanetra. Adanya perkembangan teknologi digital dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk media dan pemicu interaktivitas pengunjung melalui integrasi multisensori saat mengeksplorasi media pamer.

There are still many display rooms in the Museum that have not implemented inclusive design for blind people. Technological advances can offer a solution to present inclusive multisensory exhibition media for blind people. But unfortunately, there are still not many found in museums in Indonesia. Based on these conditions, this paper aims to understand how digital interactive elements by using the senses of touch and sound can accommodate visitors with visual impairments in gaining knowledge in the Museum's showroom. The study in this paper was conducted by analyzing four case studies with similar analysis variables. The objects studied include "Wise Stone," "Tooteko," 3D Photo Works, and "Hands to the Wall." The four cases were analyzed based on general aspects, aspects of exploratory experience, and ways of use. The study concludes that the use of the senses of touch and hearing as an experimental element in the exhibition media can help accommodate visitors with visual impairments to the exhibition room. The development of digital technology can be used as a medium for forming and triggering visitor interactivity through multisensory integration when exploring exhibition media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hariati Yudanti
"ABSTRAK
Display merupakan media yang menghubungkan informasi dengan pengunjung museum, terutama anak. Namun, sebagian besar museum yang terdapat di Indonesia masih belum mengembangkan kualitas displaynya untuk menjadi ramah anak. Skripsi ini mengkaji display ramah anak pada museum yang mengacu pada anak tahap concrete-operational. Studi kasus dilakukan pada Museum
Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga MKT yang merupakan satu-satunya museum yang ditujukan untuk anak di Indonesia. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa display tidak memberikan pengalaman berksesan bagi anak. Padahal, display seharusnya dapat mengakomodasi informasi agar mudah dipahami anak melalui jenis hands-on dan participatory melalui elemen displaynya.

ABSTRACT
Display as a platform in the museum that should connect the visitor and the information, especially for children. However, most of the museums in Indonesia are still in the process of quality improvement in terms of child friendly display. This thesis examines the suitability of child friendly museum displays in concrete operational stage children. The case study was conducted in the Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga Museum MKT which is the only museum for children in Indonesia. The case study analysis shows that the display at MKT did not provide memorable experience for children. Furthermore, it should accommodate children rsquo s understanding through a hands on and participatory type of display elements."
2017
S67014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>