Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fida Naqiyyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT/U, aktivitas fisik, asupan kalsium, asupan omega 3, stres, usia menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, siklus menstruasi, riwayat keluarga, dan keterpaparan asap rokok dengan dismenore primer. Dan juga mengetahui faktor dominan pada siswi SMAN 5 Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 126 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian angket, wawancara food recall 3x24 jam,dan pengukuran antropometri untuk berat badan serta tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara asupa omega 3 dan lama menstruasi. Dan Faktor dominan dari adalah lama menstruasi.

ABSTRACT
The aim of this study to identify the association between BMI for Age, Physical Activity, Calcium intake, Omega 3 intake, stress, menarche, menstrual flow, duration of bleeding, menstrual cycle, family history, and smoking exposure. And then to know the dominant factor on female student in SMAN 5 Depok. this study used the cross sectional design by using systematic random sampling. The sample ini this study was 10th and the 11th grade of senior high school consisting 126 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 3x24 hours food recall interview, and anthropometric measurement for weight and height. The result of this study showed that there was a significant correlation between omega 3 intake and duration of bleeding (p<0,05). And the dominant factor was duration of bleeding."
2016
S63541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Adzilah Auliani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara siklus menstruasi, jumlah self-care, kebiasaan sarapan, riwayat diet, asupan vitamin B1, asupan magnesium, asupan kalsium, tingkat aktivitas fisik pra-menstruasi, tingkat aktivitas fisik saat menstruasi, dan tingkat stres dengan dismenore primer. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan pada siswi SMAN 1 Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel dalam penelitian ini adalah 140 siswi kelas 12. Data dikumpulkan dengan cara pengisian angket dan wawancara food recall 1x24 jam. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji t-test independen, uji t-test dependen, uji chi-square, dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara jumlah self-care dan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer. Faktor dominan dismenore primer dalam penelitian ini adalah jumlah self-care.

This study focuses on identifying the relationship between menstrual cycle, the number of self-care, breakfast habits, diet history, vitamin B1 intake, magnesium intake, calcium intake, level of physical activity before menstruation, level of physical activity during menstruation, and stress level with primary dysmenorrhea. This study also aims to determine the dominant factor of female students of SMAN 1 Depok. The design of this study is cross-sectional using systematic random sampling method. The sample studied was 140 female students at grade 12. Data collected by filling self-administered questionnaire and food recall 1x24 hours interview. Statistical analysis was performed using t-test independent, t-test, chi-square test dependent, and multiple logistic regression test. The results showed there was a significant relationship between the number of self-care and stress levels with the prevalence of primary dysmenorrhea. The dominant factor of primary dysmenorrhea in this study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Al Huriyah
"Dysmenorrhea primer didefiinisikan sebagai nyeri menstruasi tanpa adanya kelainan ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, PMS (Pramenstrual Syndrome), riwayat keluarga, persen lemak tubuh, keterpaparan rokok, aktivitas fisik, konsumsi omega 3 dan konsumsi omega 6 dengan dysmenorrhea primer dan faktor dominan pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 124 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam dan FFQ, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara laju menstruasi, PMS, riwayat keluarga, dan konsumsi omega 3 dengan dysmenorrhea primer (p-value <0.05) dan faktor dominannya adalah laju menstruasi.

Primary dysmenorrhea can be defined as painful menstruation that occurs without gynecology abnormalities. This study aimed to identify the association between menarche, menstrual flow, menstrual long, PMS (Pra menstrual syndrome), family history, body fat percentage, smoking exposure, physical activities, omega 3 and omega 6 consumption with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student of SMA Labschool Kebayoran Jakarta. This study used the cross sectional design by using systematic random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and the 11th grader consisting 124 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall and FFQ interview, anthropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA. The result of this study showed that there was a significant correlation between menstrual flow, PMS, family history, and omega 3 consumption with primary dysmenorrhea (p-value <0.05) and the dominant factor is menstrual flow."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiam Rifati
"ABSTRACT
Dismenorea adalah nyeri saat menstruasi yang dapat berupa kram pada perut bagian bawah tengah, nyeri pelvis, kembung, dan mual. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor dan faktor dominan yang berhubungan dengan dismenorea pada remaja. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional kepada 177 siswi di SMAN 5 Bekasi dengan pengukuran antropometri untuk data berat badan dan tinggi badan, dan pengisian kuesioner untuk data usia menarke, aktivitas fisik, kebiasaan sarapan, riwayat dismenorea di keluarga, lama menstruasi, dan stres. Data dianalisis dengan uji Chi-square, uji beda dua mean, uji korelasi, dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 85.9 responden mengalami dismenorea. Terdapat hubungan yang bermakna antara dismenorea dengan kebiasaan sarapan p = 0.044, OR = 1.3 dan riwayat dismenorea di keluarga p = < 0.001, OR = 6.8. Riwayat dismenorea di keluarga merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan dismenorea karena memiliki OR terbesar. Namun, faktor tersebut tidak dapat diintervensi, sehingga dipilih kebiasaan sarapan sebagai faktor yang dapat diintervensi.

ABSTRACT
Dysmenorrhea is defined as menstrual pain that can be felt like cramps in lower middle abdomen, pelvic pain, bloated, and nausea. The aim of this study was to determine factors and dominant factor associated to dysmenorrhea in adolescents. A cross sectional study was conducted among 177 female students in SMAN 5 Bekasi by anthropometry measurement for weight and height data, and self administered questionnaire for age of menarche, physical activity, breakfast habits, family history of dysmenorrhea, menstrual duration, and stress data. Data were analyzed using Chi square, two mean difference, correlation, and multiple logistic regression analysis. The result showed that 85.9 of respondents had dysmenorrhea. Significant associations were found between dysmenorrhea and breakfast habits p 0.044, OR 1.3 , and family history of dysmenorrhea p 0.001, OR 6.8. Family history of dysmenorrhea is the dominant factor because it has highest score for OR. Nonetheless, family history of dysmenorrhea can not be intervened nor changed, so breakfast habits are chosen factor to be intervened."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiyah Mutmainnah
"ABSTRAK
Asupan zat besi yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadinya anemia defisiensi besi. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan zat besi. Pada penelitian ini melibatkan responden sebanyak 189 siswi SMA Negeri 5 Depok. Pengumpulan data asupan zat besi melalui wawancara food recall 3x24 jam. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji t-independen dan regresi korelasi linier, sedangkan secara multivariat dianalisis menggunakan uji regresi linier ganda. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan asupan zat besi yang signifikan berdasarkan pengetahuan gizi, konsumsi suplemen zat besi, persepsi citra tubuh, dan keterpaparan media massa. Pengetahuan gizi yang cukup, konsumsi suplemen zat besi, persepsi citra tubuh positif, dan peran keterpaparan media massa akan meningkatkan asupan zat besi.

ABSTRAK
Inadequate iron intake was a risk factor for iron deficiency anemia. This research used cross sectional design that aims to identify factors relation to iron intake. The study was conducted on 189 female students Senior High School 5. Iron intake was measured by 3x24 hours food recall. The data was bivariate analyzed by t-independent test and regression linier test, and multivariate analyzed by double regression linier test. Bivariate analyzes showed that there was significant difference of iron intake based on nutrition knowledge, iron supplement consumption, body image, and role of mass media. Good nutrition knowledge, iron supplement consumption, positive body image, and role of mass media sufficient to improve iron intake."
2016
S64186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliani Chandra
"Dysmenorrhea primer merupakan suatu masalah yang berdampak pada kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi (IMT), kebiasaan olahraga, asupan gizi (serat, omega-3, dan kalsium), konsumsi kopi, usia menarche, laju menstruasi, lama menstruasi,, siklus menstruasi, riwayat keluarga, dan stress psikologis dengan dysmenorrhea primer serta faktor yang dominan pada mahasiswi S1 Reguler FF, FIK, dan FKM UI tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode systematic random sampling. Sampel yang diteliti adalah mahasiswi FF, FIK, dan FKM UI angkatan 2011-2014 dengan total 170 sampel. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara FFQ semikuantitatif, dan pengukuran antropometri. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dan stress psikologis dengan dysmenorrhea primer (p-value< 0,05). Dari analisis regresi logistik didapatkan stress psikologis sebagai faktor dominan (OR 3,912).

Primary dysmenorrhea is a problem which impact quality of life. This study aimed to identify the association between nutritional status (BMI), exercise, nutrient intake (dietary fiber, omega-3, and calcium), coffee consumption, menarche age, menstrual flow, menstrual duration, menstrual cycle, family history, and psychological stress with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student in Female Student at Faculty of Pharmacy, Faculty of Nursing, and Faculty of Public Health Universitas Indonesiain 2015. This study used cross sectional design with systematic random sampling. The observed sample in this study was female student of the Faculty of Pharmacy, Faculty of Nursing, and Faculty of Public Health Universitas Indonesia batch 2011-2014 envolving 170 students. Data were collected by using a self administered questionnaire, semiquantitative FFQ, and anthropometric measurements. The result of this study showed that there was a significant association between family history and psychological stress with primary dysmenorrhea (p-value < 0,05). Logistic regression analysis showed that psychological stress as the dominant factor (OR 3,912)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifa Pascariyanti Sujarwanta
"Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan penyebab langsung dari menurunnya produktivitas remaja perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sebesar 50-92% perempuan di berbagai belahan dunia mengalami dismenore primer selama masa reproduktif. Dismenore terjadi ketika ada peningkatan prostaglandin sehingga memicu kontraksi kuat pada otot polos uterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja perempuan. Metode penelitian menggunakan desain potong lintang pada bulan April 2018. Total populasi sejumlah 216 siswi berasal dari dua SMA Negeri di Kotamadya Jakarta Timur dengan rentang usia 16-18 tahun. Prevalensi kejadian dismenore primer pada siswi sebesar 85,1% terdiri dari dismenore ringan sejumlah 69,8%, dismenore sedang 13,0% dan dismenore berat 2,3%.
Hasil penelitian menunjukkan riwayat ibu sebagai faktor penentu yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer setelah dikontrol oleh lama menstruasi dan konsumsi kafein. Siswi yang memiliki riwayat ibu mengalami dismenore memiliki risiko 2,3 kali menderita dibandingkan siswi yang tidak memiliki riwayat ibu mengalami dismenore. Dampak terhadap performa akademik akibat kejadian dismenore primer yang paling dirasakan oleh siswi adalah kesulitan konsentrasi (61,9%). Diamati dari tingginya prevalensi dismenore primer dan besarnya dampak terhadap performa akademik, siswi perlu mengambil langkah preventif yang tepat untuk meningkatkan status kesehatannya.

Dysmenorrhea or menstrual pain is a direct cause of productivity declining for adolescent girls in the world, including Indonesia. There are 50-92% of women in different country develop primary dysmenorrhea during their reproductive age. Dysmenorrhea occurs when there is an increase in prostaglandins, which leads to strong contractions in the uterine smooth muscle. This study aims to determine the factors that affect the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls. The research method used cross-sectional design in April 2018. The total population of 216 adolescent girls came from two state enior high schools in East Jakarta with the age range 16-18 years. The prevalence of primary dysmenorrhea in adolescent girls was 85,1%, consist of mild dysmenorrhea 69,8%, moderate dysmenorrhea 13,0% and severe dysmenorrhea 2,3%.
The results showed a mother's history as a determinant factor affecting the incidence of primary dysmenorrhea after controlled by length of menstrual period and caffeine consumption. Students who have a mother's history of dysmenorrhea have 2,3 times higher risk of suffering than students without a mother's history of dysmenorrhea. The impact on academic performance due to primary dysmenorrhea incidence most felt by adolescent girls is the difficulty of concentration (61,9%). As the high prevalence of primary dysmenorrhea and the magnitude of impact on academic performance, students need to take some appropriate preventive measures to improve their health status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Mita Etika M.
"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh malnutrisi kronis pada anak yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif serta fisik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016. Penelitian ini berdesain studi cross sectional, menggunakan data primer dengan sampel 182 orang siswa dari 6 sekolah dasar negeri di Jakarta Barat yang dilakukan pada April-Mei 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan food frequency questionnaire secara mandiri oleh responden.
Dari hasil penelitian diketahui terdapat 21,4% siswa mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata frekuensi konsumsi seng, zat besi, vitamin A, dan protein serta ada perbedaan proporsi antara berat badan lahir (OR=6,31), pemberian ASI eksklusif (OR=2,62), riwayat penyakit infeksi (OR=2,86), status imunisasi dasar (OR=3,45), suplementasi vitamin A (OR=2,46), pengetahuan gizi dan kesehatan ibu (OR=2,77), pola asuh makan (OR=6,41), jumlah anggota keluarga (OR=2,97), dan pendapatan keluarga (OR=2,88) dengan kejadian stunting. Analisis regresi menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi seng merupakan faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016.

Stunting is linear growth retardation because of chronic malnutrition that associated with decline of cognitive function and physic skill in children. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurence among 1st grade primary school student in Jakarta Barat, 2016. This research was descriptive study with cross sectional design that using primary data and included 182 students from 1st grade of 6 public elementary school that located in Jakarta Barat. Data were collected through the questionnaire and food frequency questionnaire.
The result showed prevalence of stunting was 21,4%. The independent t-test analysis showed that food consumption frequency of zinc, iron, vitamin A, and protein had a significant difference with stunting. Chi square analysis also showed that birth weight (OR=6,31), exclusive breast-feeding (OR=2,62), history of infection (OR=2,86), basic immunization status (OR=3,45), suplementation of Vitamin A, maternal health and nutrition knowledge (OR=2,77), care feeding (OR=2,88), family size, dan family income (OR=2,88) had a significant association with stunting. Regresi binary logistic showed that consumption frequency of zinc as dominant factor of stun.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Winindya Sari
"Sugar-sweetened beverages (SSBs) merupakan minuman yang diberi tambahan gula sederhana yang menambah kandungan energi karena padat kalori dan tinggi gula, namun memiliki sedikit kandungan zat gizi lain sehingga dapat meningkatkan risiko kejadian gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi SSBs dengan berbagai faktor dan mengetahui faktor dominan konsumsi SSBs pada siswa SMAN 47 Jakarta tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada bulan Maret – April 2022 dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Data yang diambil adalah data primer dengan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara univariat, bivariat (uji chi-square), dan multivariat (uji regresi logistik ganda). Hasil analisis univariat menunjukkan 90% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi. Hasil bivariat menunjukkan bahwa uang saku, paparan iklan dan media, serta ketersediaan SSBs di rumah memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsumsi SSBs. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah ketersediaan SSBs di rumah. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan edukasi gizi terkait dampak konsumsi SSBs berlebih, menyediakan tempat pengisian ulang air mineral, dan mengimbau orang tua siswa untuk menyediakan makanan sehat di rumah. Pemerintah disarankan untuk memanfaatkan media sosial sebagai media intervensi, membatasi iklan minuman yang kurang sehat, dan menerapkan kebijakan pengenaan cukai SSBs.

Sugar-sweetened beverages (SSBs) are drinks that are added with simple sugar which can increase the energy content because they are calorie-dense and high in sugar, but low in other nutrients. Excessive consumption of SSBs can cause nutritional problems such as increasing the risk of overweight and obesity. This study aims to determine the relationship between SSBs consumption and various factors, also determine the dominant factor of SSBs consumption among students of SMAN 47 Jakarta in 2022. This study used a cross sectional study design conducted in March – April 2022 with 120 respondents. The data taken is primary data using the questionnaires. The data obtained will then be analyzed by univariate, bivariate (chi-square test), and multivariate (multiple logistic regression). Based on the results of univariate analysis, it was found that 90% of respondents consumed high levels of SSBs. Bivariate results show that pocket money, advertising and media exposure, and the availability of SSBs at home have a significant relationship to SSBs consumption. Multivariate analysis showed that the dominant factor associated with SSBs consumption were availability of SSBs at home. The school is advised to provide nutrition education especially the impact of excessive consumption of SSBs, provide mineral water refills, and encourage parents to provide healthy food at home. The government is advised to use social media as a medium for intervention, limit advertising of unhealthy drinks, and implement a policy of imposing excise tax on SSBs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kurnia Novianthy
"Kondisi ketidakbugaran pada remaja dapat menyebabkan meningkatnya risiko terkena penyakit kerdiovaskuler dan sindrom metabolik saat dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi status kebugaran serta faktor dominan perbedaan status kebugaran pada siswa/i SMAN 11 Jakarta Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada 137 responden. Tes kebugaran yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan 78,8% responden dalam kondisi tidak bugar. Variabel-variabel yang berhubungan dengan status kebugaran antara lain: jenis kelamin (p-value 0,034), status gizi (0,017), aktivitas fisik (0,000), kebiasaan sarapan (0,000), asupan karbohidrat (0,002), asupan vitamin B1 (0,041).

Unfit condition in adolescents may lead to increase the risk of cardiovascular disease and metabolic syndrome as adult. This study aims to determine fitness status differences and dominant factor in fitness status differences of students in Senior High School 11 Jakarta, year of 2015. This research uses cross-sectional study design on 137 respondents. Fitness test which is conducted is Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
The result shows 78,8% respondents were identified having unfit condition. Variabels which are significantly related to fitness status are: sex (p-value 0,034), nutritional status (0,017), physical activity (0,000), breakfast habit (0,000), carbohydrate intake (0,002) and vitamin B1 intake (0,041).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S60567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>