Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Kurniawan
"ABSTRAK
Sampai saat ini Kawasan Segitiga Emas Jakarta masih tetap
mempertahankan eksistensinya sebagai lokasi utama gedung perkantoran. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya gedung perkantoran baru di Jakarta, dimana 45 dari
85 gedung perkantoran baru terdapat di Kawasan Segitiga Emas Jakarta yang
tersebar di sepanjang koridor jalan utama maupun kawasan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi gedung perkantoran baru
berdasarkan site dan situation dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
lokasi gedung perkantoran baru di Kawasan Segitiga Emas Jakarta. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis spasial. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar gedung perkantoran baru memiliki
karakteristik lokasi yaitu site dengan gedung perkantoran baru grade A dan
memiliki harga sewa maupun jual ruang kantor dari sedang sampai tinggi.
Sedangkan situation dengan kombinasi penggunaan tanah di sekitar gedung
perkantoran baru yang seragam, tersebar di jalan arteri dengan tingkat kemacetan
yang tinggi, memiliki beberapa akses jalan alternatif menuju gedung perkantoran
baru, serta memiliki nilai tanah (NJOP) tinggi. Adapun faktor utama yang
mempengaruhi keputusan lokasi gedung perkantoran baru adalah karena memiliki
tingkat aksesibilitas yang tinggi dan image Kawasan Segitiga Emas Jakarta
sebagai lokasi yang prestige.

ABSTRACT
Until now Jakarta's Golden Triangle District still retains its existence as a prime
location office buildings. It can be seen from the number of new office buildings
in Jakarta, where 45 of the 85 new office buildings located in Jakarta's Golden
Triangle District scattered along the main road corridor or region. This study aims
to investigate the characteristics of the location of the new office building based
on the site and the situation and the factors that influence the location decisions of
new office buildings in Jakarta's Golden Triangle District. The method used is
descriptive method with spatial analysis. The results of this study indicate that the
majority of new office buildings have characteristic locations is the site with the
new office building grade A and has a rental price and the selling price of office
space from moderate to high. While the situation with a combination of land use
around the new office building uniform, dispersed on arterial roads with high
levels of congestion, has several alternative road access to the new office building
and has a land value (NJOP) high. The main factors influencing the location
decisions of new office buildings is because it has a high level of accessibility and
image of Jakarta's Golden Triangle District as a prestige location."
2016
S63720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Wanda Al-Bani
"Pekerjaan yang membosankan dan mobilitas masyarakat yang tinggi menyebabkan aktivitas waktu luang menjadi gaya hidup pekerja. Pekerja generasi milenial menjadi sangat pemilih mengenai tempat dimana mereka akan beraktivitas untuk menghabiskan waktu luang karena mereka tidak hanya ingin menggunakan waktu luang untuk bersenang-senang, melainkan menggunakan waktu luang dengan optimal dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesiskan aktivitas berdasarkan motivasi serta pola penggunaan waktu dan ruang pekerja generasi milenial pada area perkantoran Segitiga Emas DKI Jakarta ketika menggunakan waktu luangnya pada hari kerja di dalam mall. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner di media sosial internet dan observasi lapang. Analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rutinitas harian yang padat, mengutamakan motivasi convenience sebagai keefektifan berkunjung ke mall yang dekat dan strategis dari kantor, serta variasi jenis tenant dan fasilitas. Penggunaan waktu luang pekerja milenial di mall paling sering dilakukan di tenant kebutuhan primer yaitu tenant F&B sebagai ruang bersosialisasi dengan durasi kunjungan pendek.

Boring work and high social mobility cause casual activities to become a lifestyle for workers. Millennial generation workers are very picky about where they spend their free time doing activities because they don't only want to use their free time for fun, but to use their free time optimally and productively. This study aims to synthesize activities based on the motivations and patterns of space and time utilization of millennial generation workers in the DKI Jakarta Golden Triangle office area when using their free time on weekdays at the mall. Data collection was carried out by distributing questionnaires on internet social media and field observations. Data analysis was performed using descriptive analysis and spatial analysis. The results of the study show that busy daily routines prioritize convenience motivation as the effectiveness of visiting malls that are close and strategic from the office, as well as variations in the types of tenants and facilities. Most of the millennial workers' free time at the mall is used by primary needs tenants, namely F&B tenants as a social space with a short visit duration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevira Stani
"Kawasan segitiga emas Jakarta merupakan salah satu pusat kota di Indonesia yang berkembang pesat dan selalu sibuk dengan berbagai macam aktivitas, terutama aktivitas perkantoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran pedagang makanan kaki lima serta karakteristiknya di sekitar perkantoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Pedagang makanan kaki lima berdagang menggunakan gerobak atau sepeda mulai dari pagi hingga sore hari. Pedagang makanan kaki lima mengelompok searah dengan jaringan jalan, memanfaatkan trotoar di sekitar gedung perkantoran untuk berdagang. Pedagang makanan kaki lima tersebar di sekitar perkantoran dengan karakteristik lokasi berdagang tertentu, sehingga menghasilkan karakteristik pedagang makanan kaki lima yang membentuk koridor.

Jakarta Golden Triangle region is one of the city center in Indonesia are growing rapidly and is always busy with various activities, especially activities of the office. This study aims to determine the distribution pattern of sidewalk food vendors as well as their characteristics around the office. The method used in this research is descriptive analysis method. Street food vendors to use a cart or bicycle trade from morning to evening. Sidewalk food vendors clustered in the direction of the road network, utilizing the sidewalks around the office building for trade. Street food vendors scattered around the office with the characteristics of the location of a particular trade, resulting in a characteristic street food vendors that make a coridor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43226
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hestia Livana
"Mendapatkan pengunjung yang puas dan loyal merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu shopping mall. Di kawasan segitiga emas Jakarta, ada delapan shopping mall yang harus bersaing satu sama lainnya dalam merebut hati pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi customer satisfaction dan customer loyalty dalam konteks shopping mall. Sampel penelitian ini adalah orang yang pernah mengunjungi salah satu shopping mall di kawasan segitiga emas Jakarta minimal sebanyak tiga kali dalam tiga bulan terakhir. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer perceived value berpengaruh positif terhadap customer satisfaction dan customer loyalty. Customer satisfaction juga dibuktikan memiliki pengaruh positif terhadap customer loyalty. Mall environment berpengaruh positif terhadap customer perceived value namun tidak berpengaruh terhadap customer satisfaction dan customer loyalty.

Having satisfied and loyal consumers are the key for success in shopping mall context. In golden triangle of Jakarta area, there are eight shopping mall which compete to gain customer's heart. This study aims to analyze factors that affect customer satisfaction and customer loyalty in shopping mall. Samples from this research are people who visit one of eight shopping mall in golden triangle of Jakarta area minimal three times in the last three months. They were then analyzed using Structural Equation Modelling. The result of this research shows that customer perceived value has positive effect on customer satisfaction and customer loyalty while customer satisfaction has affect customer loyalty positively. Meanwhile, mall environment has positive effect on customer perceived value but does not affect customer satisfaction and customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S38397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Akhadiprasetyo
"Kondisi cadangan dan sumber energy sebagai pembangkit tenaga listrik semakin menipis. Hal ini memaksa semua pihak untuk berpartisipasi dalam konversi dan konservasi energy. Kebijakan pemerintah yang terus-menerus menaikkan tarif dasar listrikpun menjadi pemicu dan alasan semua pihak untuk secara aktif melakukan upaya pengheametan guna menekan pengeluaran terhadap konsumsi energy listrik. Uapaya penghematan energy ini dilakukan dengan menganalisis tingkat konsumsi energy dari suatu system atau lebih dikenal dengan istilah audit energy. Fungsi ini dilaksanakan oleh tim menejemn energy pada suatu objek audit baik itu industry, institusi pemerintah atau komersil.
Tugas akhir ini dikerjakan dengan melakukan analisis terhadap tingkat konsumsi energy pada salah satu gedung pemerintah yang bertempat di Cikini-Jakarta Pusat. Kegiatan awal audit yang dilakukan berupa pengumpulan data historis bangunan berupa rincian tingkat konsumsi energy listrik pada tahun 2013. Menghitung nilai Intensitas Konsumsi Energi pada tahun tersebut kemudian membandingkannya dengan prediksi nilai IKE untuk tahun 2014.
Setelah dilakukan audit maka akan ditemukan potensipotensi dalam upaya penghematan energy. Upaya penghematan konsumsi energy pada bangunan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa hal diantaranya adalah melakukan pergantian jenis lampu TL ke lampu LED, mengganti jenis refrigerant AC ke jenis hydrocarbon, perbaikan dan perawatan komponen AC guna meningkatkan performance, mengurangi jam operasi peralatan yang mengkonsumsi listrik serta membuat dan melaksanakan fungsi menejemn enrgi untuk keberlangsungan upaya efisiensi energy.

The condition of reserves and a source of energy as a power station have gradually decreased. It forces all parties to participate in the conversion and conservation of energy. A government policy that is constantly raise the cost of electricity basic become a trigger and the reason all parties for actively doing an effort to suppress expenditure savings to consumption of energy electricity. Efforts to saving energy is accomplished by analyzed levels of consumption of energy of a system or more recognized with the term audit energy. This function do by the management team energy in an object audit whether it's industry, government institution or commercial.
The end of this task do to conducted with performs analysis on the level of consumption of energy in one of the government building that takes place at the center of cikini-jakarta. The beginning of audit activity conducted in the form of collecting data historical building in the form of the details of the level of consumption of energy electricity in 2013. Counting the value of the intensity of energy consumption of the year and compare that with an estimated IKE value to 2014.
After the audit will be found potential in an effort to saving energy. Efforts to saving consumption of energy in the building can be done with some things of them are doing new kind of a lamp TL, to using LED lamp, replacing a kind of refrigerant AC hydrocarbon, into type repairs and maintenance components AC in order to increase performance, reduce hours of operation that consumes electrical energy then to make and to run the functions of Energy Management department for the sustainability of energy efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Energi listrik sangat penting dalam aktifitas di gedung perkantoran, hal ini sangat menunjang dalam operasional di gedung perkantoran. Peralatan seperti pengkondisian udara merupakan peralatan yang banyak mengkonsumsi energi listrik. Hampir sekitar 57% penggunaan energi listrik digunakan untuk sistem pengkondisian udara. Hal ini merupakan suatu pemborosan energi jika tidak mempergunakan sistem dengan baik dan efisien. Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan efisiensi energi. Salah satu metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung intensitas konsumsi energi suatu gedung atau bangunan.
Berdasarkan audit awal terlihat bahwa pemakaian energi listrik lebih besar dipergunakan untuk sistem tata udara (57%) dan sistem pencahayaaan (13%). Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk system pencahayaan adalah masih lebih besar dari standard yaitu sebesar 15 Watt/m². Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi di sistem tata udara yaitu dengan cara pembersihan pada unit AHU yaitu meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudut kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran (grill) pada unit-unit AHU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water Temperature = LCWT) pada chiller.

The electricity is very important element to support all activities in office building. The equipments like air condition (AC) needs more electricity to be operated. There is almost 57% of elecricity is used to support this system (air condition). This percentage desribes that air condition system is an equipment that needs more electricity in the office and its become inefficiency in using electricity. To take an overcome for this problem, we need to do efficiency in using energy. One of the method that now used to efficient the energy is called 'energy conservation'. Generally, this method is used to saving the energy. There is one thing that must be done in this activity, which is 'energy audit'.
In this process, audit energy is one of method to calculate Intensity Consume Energy (IKE) at on particular building. The first preliminary audit shown that more energy, which is 57% is used to operate the air condition (AC) system and 13% is used to operate the lighting system. Based on details audit, IKE for lighting system is still higher/bigger from the maximum standard, which is 15 Watt/m². The opportunity of saving energy on audit energy in air condition system is done by cleaning up the AHU unit that consist of: cleaning up the filter, the propeller corner, fin, the evaporator and the grill in AHU units. The second Conservation Opportunity of Energy (COE) to saving the energy is done by set up the Leaving Chilled Water Temperature (LCWT).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50957
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Bangun
"Jakarta Pusat menjadi kawasan pusat perkantoran dan pusat pemerintahan yang menjadi sangat berisiko terhadap kebakaran. Menurut data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 42,5% gedung perkantoran pemerintahan tidak terawat sistem proteksi kebakarannya. Waktu respon darurat menjadi faktor penting pada terjadinya risiko kebakaran karena hal ini dapat menanggulangi kebakaran. Untuk mencapai hal tersebut, digunakan metode penelitian analisis risiko untuk dapat mengetahui faktor risiko dominan dari kebakaran untuk evaluasi sistem emergency response time sebagai acuan dalam perencanaan lokasi pos pemadam kebakaran. Hasil evaluasi penelitian terdapat 8 risiko dominan pada penelitian yang berupa perbaikan SOP eksisting dan pemetaan perencanaan lokasi pos pemadam kebakaran.

Central Jakarta is the center of office area and central government, therefore this area become vital a risky area against fires. According data from Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan that 42.5% the fire protection sistem in office building is untreated. Emergency response time become a key factor in fire incident. To achieve this method, risk analysis method is used for this research to get risk factors dominant of fire incident for evaluation of sistem emergency response time as a referencein planning location of fire station. The evaluation resultsof this research, there are 8 risk dominants to improve existing SOP dan mapping fire station location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah F. Syaukat
"ABSTRAK
Ciri-ciri suatu kota dengan pelayanan skala internasional adalah adanya kawasan penggunaan lahan untuk komersial, seperti perdagangan, industri, jasa, dsb yang umumnya menempati gedung-gedung perkantoran yang terpusat di pusat kota atau yang dikenal sebagai CBD (central business district). Namun Bruce Katz (2002) mengungkapkan hal-hal yang rnenjadi trend wilayah metropolitan saat ini diantaranya adalah sebaran gedung perkantoran yang meluas ke pinggiran kota (office sprawl).
Suatu metropolitan umumnya mengendalikan perkembangan struktur kotanya dengan rencana kota, namun dalam perkembangannya di lapangan para pengembang dan pengusaha memiliki perhitungan bisnis dalam menentukan lokasi gedung perkantoran, perhitungan ini belum tentu sesuai dengan rencana kota yang ditetapkan Sehingga tidak mengherankan jika terjadi perluasan lokasi gedung perkantoran terjadi ke luar wilayah yang sudah ditentukan.
Penelitian ini bertujuan melihat persebaran gedung perkantoran yang terjadi di CBD dan perluasannya di Jakarta, kemudian membuktikan aplikasi teori lokasi dalam pemilihan lokasi gedung perkantoran yang berimplikasi pada sebaran yang terjadi. Berdasarkan proses tersebut, kemudian penelitian akan mengidentifikasi karakter wilayah sebaran dan perluasannya. Dalam proses mencapai tujuan penelitian, penelitian ini juga melakukan analisa kesesuaian fakta persebaran tersebut dengan rencana kota.
Berdasarkan tahapan di atas didapatkan, bahwa persebaran gedung perkantoran yang terjadi di Jakarta awalnya terpusat di pusat kota namun saat ini sudah mulai tersebar di berbagai penjuru kota atau telah terjadi gejala office sprawl. Perluaan persebaran ini terjadi pada wilayah dengan karakter aksesibilitas jaringan jalan yang baik dan memadai, disamping nilai lahan yang rnurah di wilayah luar pusat kota. Berdasarkan pembuktian teori Thunen didapatkan bahwa, pada periode sebelum 1985 penerapan teori lokasi Thunen terjadi dalam pemilihan lokasi gedung perkantoran, namun setelah tahun 1985 mulai memudar. Sesuai dengan pengolahan data dan informasi primer didapatkan bahwa perluasan yang terjadi sebagai implikasi pemudaran teori Thunen dalam penempatan lokasi gedung perkantoran telah menciptakan fenomena substitusi kawasan bisnis CBD ke wilayah lain.

ABSTRAK
The character of a city with international services is the availability of district for business activities such as trading, industry, services, etcetera, which generally present in office buildings at the center of the city as known as CBD (Central Business District). However, according to Bruce Katz (2002) there is a trend recently in a metropolitan city that office buildings is extending to the border ofthe city (office sprawl).
A metropolitan city generally controls the development of its city structure by a plan structure, which is yet on its way in reality the developer and entrepreneur have their own business consideration in making decision of buildings location. The consideration sometimes does not go along with the plan structure. Hence, it is not wondering that the extending of location of office buildings is happened on the consequence that it could ruins the plan structure.
The aim of this research is to find the spatial distribution map of office buildings at CBD and its extending in Jakarta. Also to prove the application of location theory in choosing the location of office buildings that implies the distribution Based on this process, the research will identities the character of distribution area and its extending. In the process to achieve the goal, the research will also analyze the conformity of the fact of distribution and plan structure of the city.
Based on the stages mentioned above, that the spatial distribution of office buildings in Jakarta previously was in the center of city, recently yet has been moving around the city which known as oflice sprawl. The extending which occurred in the district has easier and better accessibility, besides the lower price of the land. Application of Thunen?s theory before 1985 has influenced the process of deciding the location of office buildings. However, after 1985 the theory is not used anymore or fade away. Based on the analyzed data and collected information we can assume that the extending and the application of Thunen?s theory in deciding the location of office buildings has created the substitution phenomena of CBD business area to another district as an alternative location to extend the business activities."
2007
T17962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Alfonso
"Ketersediaan energi yang berbasis fosil akan menjadi barang yang langka pada beberapa puluh tahun kedepan. Sementara itu populasi manusia setiap tahun semakin bertambah, yang artinya pemakaian energi juga ikut bertambah. Seperti yang kita ketahui, semua manusia pasti membutuhkan tempat peneduh, dan hampir 80% aktifitas manusia berada dalam bangunan. Untuk memenuhi aktifitas sehari-hari, maka dibutuhkan kenyamanan pada bangunan dengan penggunaan energi yang tepat guna. Tulisan ini akan membahas bagaimana cara perhitungan indeks konsumsi energi pada bangunan, terutama pada bangunan dalam tahap perancangan, sehingga hasil dari perhitungan indeks konsumsi energi ini dapat menjadi masukan untuk melakukan alternatif penghematan energi maupun dalam melakukan perubahan-perubahan disain.

Fossil-based energy will become a rare item in the next decade. Meanwhile, human population is increasing every year, which means that the energy consumption also increases. As we know, all people definitely need a housing and people do almost 80% of their activities in the building. In order to feel comfort in their activity day to day, people must feel comfort inside the building with the appropriate energy usage. This paper will discuss how we can calculate the energy efficiency index in buildings, especially for new building projects, so we can make another alternative for energy saving and can make a beter design for the new building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42920
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>