Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnaeni Nurullah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pengaruh influencer terhadap brand awareness serta
pengaruh keduanya terhadap keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan responden followers dari media sosial Diana Rikasari
berjumlah 178 orang. Metode analisa data dilakukan dengan analisa statistik
deskriptif dan regresi linier untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa influencer berpengaruh terhadap pembentukan
brand awareness, dan keduanya juga memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen. Penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi yang paling
dominan dari influencer yang berpengaruh terhadap pembentukan brand awareness
adalah kredibilitas. Selain itu, meskipun baik influencer dan brand awareness
sama-sama memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian, ternyata dihasilkan
dalam penelitian ini bahwa brand awareness memiliki pengaruh yang lebih tinggi
terhadap keputusan pembelian dibandingkan dengan influencer

ABSTRACT
This research discusses the effect of influencer to brand awareness and consumer
purchasing decisions. This research is a quantitative research and the respondents
are followers of Diana Rikasari amounted to 178 people. Method of data analysis
was done with descriptive statistical analysis and linear regression to prove the
hypothesis in this study. The results showed that the influencers affect the
establishment of brand awareness, and both also have an effect on consumer
purchasing decisions. This study shows that the most dominant dimension of
influencers that affect the establishment of brand awareness is credibility. In
addition, although both influencers and brand awareness have the same influence
on purchasing decisions, it is produced in this study that brand awareness has a
higher impact on purchase decisions compared with influencer."
2016
T45660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namanda
"Penelitian ini membahas pengaruh brand awareness, perceived quality dan brand association yang dimediasi oleh brand attitude terhadap brand loyalty. Dalam penelitian ini brand awareness, perceived quality dan brand association dikategorikan ke dalam perceptual dimension; sedangkan brand loyalty dikategorikan ke dalam behavior dimension. Hasil penelitian menunjukan bahwa brand awareness dan brand association melalui mediasi brand attitude memberikan pengaruh siginifikan terhadap brand loyalty. Selanjutnya, pada penelitian ini brand attitude dimodifikasi menjadi variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa brand attitude memberikan efek penguatan hubungan antara brand awareness terhadap brand loyalty dan brand association terhadap brand loyalty, meskipun pengaruh diantara variable tersebut tidak signifikan. Sehingga untuk dapat membangun brand loyalty, Surya Promild harus menitikberatkan kegiatan pemasaran yang dapat menguatkan brand awareness, brand association dan juga brand attitude.

This study discusses the effect of brand awareness, perceived quality and brand association is mediated by brand attitude toward brand loyalty. In this research, brand awareness, perceived quality and brand association categorized into perceptual dimension; whereas brand loyalty categorized into behavior dimension. The results showed that brand awareness and brand association through mediation brand attitude provides a significant effect on brand loyalty. Furthermore, this research modifies brand attitude be moderating variables.
The results showed that brand attitude gives the effect of strengthening the relationship between brand awareness to brand loyalty and brand association to brand loyalty, although the effect was not significant among those variables. So as to be able to build brand loyalty, Surya Promild should focus marketing activities to strengthen brand awareness, brand association and brand attitude.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Karina
"Perkembangan bisnis startup digital khususnya pada bidang jasa transportasi roda dua mulai marak diawal tahun hingga pertengahan 2015, muncul nya ­nama-nama baru menuntut perusahaan untuk saling bersaing dalam target market yang sama. Salah satu dari perusahaan start up digital tersebut adalah Gojek, yang baru saja mengembangkan aplikasi mereka diawal tahun 2015. Tujuan dari makalah ini adalah membahas secara detil mengenai peneranapan dan dampak dari penggunaan taktik word of mouth dalam meningkatkan brand awareness Gojek. Metode yang digunakan adaah studi literatur dari penelitiansebelumnya dan pengamatan media sosial Gojek dan konsumen. Berdasarkan hasil studi dan pengamatan, cara yang digunakan Gojek untuk menciptakan word of mouth mengenai brand nya adalah melalui: (1) memberikan jasa yang optimal kepada masyarakat, (2) menggunakan driver sebagai intermediaries dan (3) pendekatan emosional antara driver dan konsumen. Dari ketiga cara tersebut, brand Gojek menjadi semakin dikenal masyarakat yang berdampak pada peningkatan brand awareness serta sales atau penjualan jasa Gojek secara tidak langsung. Makalah ini akan menjelaskan mengenai fenomena word of mouth Gojek dalam peningkatan terhadap brand awareness perusahaan.

The growth of digital startup business particularly in two wheeled transportation are getting popular in the beginning and mid of 2015, new name are emerging and sued their own company to compete with competitor. Gojek is one the digital start up business that has started their own application in the beginning of 2015. The purpose of this paper is to examine the utilization of word of mouth tactic to increase brand awareness Gojek. This paper was analyze by literature methods and observing both of Gojek and consumer?s social media. Based on this analysis, it was found that there were some methods that Gojek has used to create word of mouth about their brands, they were: (1) giving the most optimal service to public, (2) using driver as intermediaries and (3) using emotional approach between the driver and consumer. From the three methods mentioned before, Gojek is getting to be more recognized by public which impact to the increase of brand awareness and Gojek service?s sales indirectly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Radtu Shania
"Profil Perusahaan Lassy Beauty adalah salah satu brand jasa kecantikan di Jakarta yang didirikan sejak 2018. Lassy Beauty berada dalam klasifikasi salon dengan layanan lengkap. Brand ini menawarkan sekitar 78 jenis jasa, yang terdiri dari perawatan rambut, kulit kepala, bulu mata, wajah, badan, kuku, dan penghilang bulu. Penggunaan jasa tersebut dapat dilakukan konsumen dengan cara mendatangi langsung lokasi studio atau dengan melakukan layanan panggilan ke rumah. Bentuk pemasaran yang dilakukan oleh Lassy Beauty sampai saat ini adalah pengelolaan media sosial, pemasangan Instagram Ads, dan penggunaan promosi diskon. Analisis Situasi Hasil analisis internal menunjukkan bahwa Lassy Beauty menawarkan jasa kecantikan yang sangat lengkap dan memberikan opsi untuk konsumen dalam menggunakan jasanya, namun Lassy Beauty belum mengomunikasikan keunikan tersebut secara maksimal pada kanal komunikasinya. Sedangkan, dari analisis eksternal, Lassy Beauty sebagai salah satu brand jasa kecantikan memiliki peluang yang tinggi pada pasar perempuan Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena perempuan Indonesia telah memiliki kebiasaan menggunakan jasa kecantikan sejak remaja. Namun, Lassy Beauty dihadapkan dengan sebuah tantangan terkait kekhawatiran penggunaan jasa kecantikan akibat keadaan pandemi COVID-19. Rumusan Masalah Lassy Beauty memiliki permasalahan utama terkait komunikasi pemasaran dalam bentuk rendahnya brand awareness oleh khalayak sasaran. Khalayak sasaran juga belum mengetahui diferensiasi Lassy Beauty dari brand lainnya pada kategori jasa sejenis. Tujuan 1. Meningkatkan kesadaran khalayak sasaran mengenai keberadaan Lassy Beauty; 2. Menciptakan positioning untuk Lassy Beauty pada benak khalayak sasaran dengan cara mengomunikasikan diferensiasi Lassy Beauty dari kompetitor. Khalayak Sasaran 1. Demografis: perempuan berusia 18 sampai 25 tahun, mahasiswa dan pegawai, dan tergolong dalam SEC Middle-Upper. 2. Geografis: berdomisili di Jadetabek, khususnya Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. 3. Psikografis: peduli dengan penampilan fisik, senang bersosialisasi, beauty-enthusiast, dan experience-seeker. 4. Perilaku: menggunakan jasa kecantikan sebagai rutinitas dalam merawat diri maupun sebagai hiburan, menggunakan media online dan media sosial secara aktif, dan melakukan variety-seeking. Program Program kampanye ‘Cherish Beauty Without Worries’ telah disusun berdasarkan model perilaku konsumsi AISAS untuk menjawab masalah yang dimiliki Lassy Beauty terkait brand awareness. Program kampanye ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu: pemasangan iklan pada media sosial, pengadaan kerja sama dengan KOL, pengoptimalan media sosial dengan tiga konten utama (konten “Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, dan hygiene), peluncuran website, pemanfaatan WhatsApp Business, dan pengadaan giveaway untuk mendorong produksi ulasan. Pesan Kunci “Lassy Beauty menyediakan pengalaman tanpa rasa khawatir dimanapun dan kapapun dalam menjaga dan menghargai kecantikan luar dan dalam dirimu.” Jadwal Januari – Juni 2022. Anggaran Rp23.539.371 untuk enam bulan. Evaluasi Input: memastikan setiap kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan; Output: memantau dan memastikan secara rutin setiap pelaksanaan kegiatan; Outcome: memeriksa dan mengevaluasi hasil dan dampak dari setiap pelaksanaan kegiatan.

Profil Perusahaan
Company Profile Lassy Beauty is a beauty service brand from South Jakarta that was founded in 2018. Lassy Beauty is classified as a full-service salon. This brand has around 78 kinds of services, from hair, scalp, eyelash, face, body, nail, to hair removal treatments. Consumers can use these services by going directly to the studio location or by ordering home service. The channels of marketing used by Lassy Beauty are social media, Instagram Ads, and discount promotions. Situation Analysis The result of the internal analysis shows that Lassy Beauty offers a variety of beauty services and provides location options for consumers, but Lassy Beauty has not communicated this uniqueness optimally on its communication channel. Meanwhile, from external analysis, Lassy Beauty as a beauty service brand has a high opportunity in the Indonesian women's market. It is because Indonesian women have had the habit of using beauty services since a young age. However, Lassy Beauty faced a challenge related to concerns about using beauty services due to the COVID-19 pandemic. Problem Statement Lassy Beauty has a problem related to marketing communication in the form of low brand awareness by the target audience. The target audience also does not know the uniqueness of Lassy Beauty compared to brands with similar services. Goals 1. Increasing awareness from the target audience regarding the existence of Lassy Beauty; 2. Creating a positioning for Lassy Beauty in the target audience's mind by communicating Lassy Beauty's differentiation from competitors. Target Audience 1. Demographic: women aged 18 to 25 years old, students and employees, and belonging to the SEC Middle-Upper. 2. Geographic: domiciled in Greater Jakarta, particularly South Jakarta and South Tangerang. 3. Psychographic: cares about physical appearance, likes to socialize, beauty-enthusiast, and experience-seeker. 4. Behavior: using beauty services as a self-care routine and as an entertainment, using online media and social media actively, and do variety-seeking. Program The 'Cherish Beauty Without Worries' campaign program has been developed based on the AISAS consumption behavior model to answer Lassy Beauty's problem related to brand awareness. This campaign program has several activities, i.e.: advertising on social media, establishing cooperation with KOL, optimizing social media with three main contents (“Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, and hygiene content), website launch, use of WhatsApp Business, and perform giveaway activity to encourage review production. Key Message “Lassy Beauty provides a worry-free experience anywhere and anytime to cherish your inner and outer beauty.” Schedule January – June 2022. Budget Rp23.539.371 for six months. Evaluation Input: ensure that every activity is executed according to the plan; Output: monitor and ensure routinely every activity implementation; Outcome: examine and evaluate the results and impacts of each activity implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Ghaisani Pertiwi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan kesadaran merek brand awareness pada UKM XYZ Cake Bakery, sebagai Usaha Kecil dan Menengah, melalui penerapan Integrated Marketing Communication sehingga UKM dapat memaksimalkan pemasaran offline dan juga pemasaran online. Pelaksanaan Business Coaching melalui serangkaian wawancara tidak terstruktur dengan pemiliknya untuk mengetahui proses bisnis dan kegiatan pemasarannya. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui situasi sebenarnya aktual antara pelanggan dan perusahaan. Hasil dari wawancara dan observasi tidak terstruktur dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Temuan menunjukkan bahwa penjualan offline belum maksimal. Pada proses bisnis di toko, pelanggan tidak mendapat kesan khusus karena UKM tidak melakukan promosi secara maksimal. Oleh karena itu, ini akan menjadi perhatian utama dala penelitian untuk memaksimalkan promosi toko yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran merek. Adapun batasan dalam penelitian ini, penelitian ini hanya dilakukan untuk promosi di dalam toko XYZ Cake and Bakery, Cakung - Jakarta Timur pada penjualan roti dan kue. Makalah ini akan menambah literatur kesadaran merek dan strategi integrated marketing communication pada Usaha Kecil-Menengah UKM dalam industri roti di Indonesia.

Purpose ndash The purpose of this research is to know the strategy to increase brand awareness for Small Medium Enterprise SME through implementing Integrated Marketing Communication IMC so the SME can maximizing offline and also online marketing.Design methodology approach ndash Business coaching methods, through a series of unstructured interview with the owner to know their business process and marketing activities. Observation also used to know the real situation between customer and the enterprise. The results from the unstructured interviews and observation were analyzed using qualitative descriptive method to know gaps between the ideal and actual conditions of the SME or company, then the results were also used to find the IMC to be implemented in order to increasing brand awareness. Findings ndash The findings shows that offline marketing was not maximal yet. In store, customers did not get special experience because SME did not do promotion maximally. Brand awareness for current situation was still at the level of brand recognition, which is the limit of brand awareness. Hence, it is going to be a major attention to maximizing promotion to increase brand awareness.Research limitations implications ndash There are also limitation of this paper, this study was only conducted to in store promotion, for self manufactured products by SME.Originality value ndash The paper will adds to the literature of brand awareness, and integrated marketing strategy in Small Medium Enterprises SMEs rsquo s business to consumer in Indonesian bakery industries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintha Tirangi Rivai
"Media sosial memiliki banyak kegunaan di era ini yang menjadi penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat terutama bagi berbagai perusahaan untuk meningkatkan penjualan dengan cara menggunakan promosi iklan. Ketika platform media sosial berkembang dan pengguna mulai meningkat, pemasar kemudian mulai menggunakan peluang ini dengan cara menggunakan influencer di media sosial untuk mempromosikan produk mereka dan meningkatkan citra merek serta niat beli. Melihat kesuksesan di balik pemasaran influencer, berbagai perusahaan mulai menggunakan para influencer dan membayar mereka untuk mempromosikan perusahaan mereka, dengan harapan dapat meningkatkan citra merek dan konsep diri di dalam pelanggan. Di Indonesia, salah satu merek yang terkenal menggunakan influencer adalah MS Glow yang merupakan brand lokal perawatan kulit nomor satu di Indonesia. Penelitian ini ingin menganalisis efektivitas influencer MS Glow terhadap citra merek, konsep diri, dan niat beli MS Glow. Data dari penelitian ini diolah dengan menggunakan SEM Smart PLS 3.0, Microsoft Excel, Google Docs, dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MS Glow Influencer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli, citra merek, dan konsep diri MS Glow. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek dan konsep diri MS Glow berpengaruh signifikan terhadap niat beli. Namun, konsep diri tidak berdampak pada citra merek MS Glow.

As the social media platforms evolved and users started to increase, individuals then started to take advantage of it. Many individuals, also known as influencers, then took this opportunity to make money by doing businesses with brand owners to promote their brand in order to increase brand image as well as purchase intention, which then lead to influencer marketing. Seeing the success behind influencer marketing, brand owners start to embrace them and pay them more money to promote their brands, in hopes to increase its brand image and self concept within the customers. In Indonesia, one of the brands that uses influencer is MS Glow, which is the number one skin care local brand in Indonesia. This research aims to analyze the effectiveness of MS Glow influencers toward brand image, self concept, and purchase intention. The data obtained is processed using SEM Smart PLS 3.0, Microsoft Excel, Google Docs, and SPSS. The results have shown that MS Glow Influencers have a significant impact toward MS Glow’s purchase intention, brand image, and self concept. Also, results have shown that MS Glow’s brand image and self concept have significant impact toward purchase intention. However, self concept doesn't have an impact toward MS Glow’s brand image."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Hananto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Anugrah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh influencer marketing terhadap sikap konsumen (brand attitude), loyalitas merek, kesadaran merek, dan electronic Word of Mouth (eWOM) dalam memengaruhi niat beli pada industri fashion di Indonesia. Dengan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dari 299 responden melalui survei online dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil menunjukkan bahwa kredibilitas, daya tarik influencer, keterlibatan influencer, dan kesesuaian influencer-merek tidak signifikan memengaruhi sikap merek. Namun, ulasan pelanggan dan kesesuaian brand-konsumen meningkatkan loyalitas, kesadaran merek, dan niat beli. Studi ini memberikan wawasan bagi pemasar fashion dalam memilih influencer yang tepat dan mengelola ulasan pelanggan.

This study aims to analyze the influence of influencer marketing on consumer attitudes (brand attitude), brand loyalty, brand awareness, and electronic Word of Mouth (eWOM) in driving purchase intentions in Indonesia’s fashion industry. Using a quantitative approach, data were collected from 300 respondents via online surveys and analyzed through Structural Equation Modeling (SEM). The findings reveal that influencer credibility, attractiveness, involvement, and influencer-brand congruence do not significantly affect brand attitude. However, online reviews and brand-consumer congruence enhance loyalty, brand awareness, and purchase intention. This study offers insights for fashion marketers in selecting suitable influencers and managing customer reviews effectively."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrika Widharini Widyaka
"Museum merupakan organisasi non-profit yang membutuhkan pengunjung sehingga perlu melakukan kegiatan pemasaran. Museum kini bukan lagi sekadar tempat penyimpanan benda-benda kuno yang pasif, melainkan sebagai sarana bermain dan belajar interaktif bagi semua kalangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesenjangan (gap analysis) antara persepsi konsumen dan persepsi manajemen terkait kesadaran merek (brand awareness) museum yang dilihat dari enam elemen komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication), yaitu: periklanan (advertising), hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran langsung (direct marketing), pemasaran internet (internet marketing).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar mampu memahami secara mendalam mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu dengan terlibat langsung dengan museum sebagai subjek penelitian. Paradigma post-positivism juga digunakan untuk mengungkapkan asumsi mengenai adanya gap pada strategi komunikasi pemasaran museum, antara pihak manajemen dan pengunjung museum. Gap-gap tersebut ditemukan dari hasil triangulasi dalam melakukan analisis data, yang dilakukan dengan cara melakukan korelasi dengan teori dan konsep yang digunakan, kemudian disajikan dalam bentuk narasi deskriptif agar lebih mudah dipahami. Setelah itu, dianalisis menggunakan open, selective, axial coding. Gap yang ditemukan dalam strategi komunikasi pemasaran dapat diminimalisir dengan cara melakukan evaluasi terbuka, demi menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Museum is a non-profit organization that needs visitors so it needs to do marketing activities. The museum is now no longer just a passive storage of ancient objects, but as a means of interactive learning and play for all people. This research was conducted to analyze the gap between consumer perceptions and management perceptions related to brand awareness seen from six elements of integrated marketing communication, namely: advertising, public relations, personal selling, sales promotion, direct marketing, internet marketing.
This study uses a qualitative approach to be able to understand deeply about integrated marketing communication strategies by directly engaging with museums as research subjects. The post-positivism paradigm is also used to express assumptions about gaps in the museum's marketing communication strategy, between management and museum visitors. These gaps are found from the results of triangulation in conducting data analysis, which is done by correlating with the theories and concepts used, then presented in the form of descriptive narrative to make it easier to understand. After that, analyzed using open, selective, axial coding. The gap found in marketing communication strategies can be minimized by conducting open evaluations, in order to reach the wider community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hemas Dewi Arum
"Tren kecantikan berkembang pesat di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia yang diakui sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan pasar kosmetik tercepat dan menjanjikan Tingkat persaingan dalam industri kosmetik tergolong tinggi dan Indonesia adalah pasar dengan penduduk muslim sebanyak 87 2 persen dari total populasi Wardah memiliki angka pertumbuhan lebih dari 80 persen per tahun dengan menggunakan brand ambassador sebagai salah satu strategi yang mampu membangun brand image dan brand awareness Terdapat delapan brand ambassador Wardah yang berasal dari latar belakang profesi sebagai pekerja seni dan merupakan sosok yang inspiratif yaitu Ria Miranda Zaskia Sungkar Ineke Koesherawati Dian Pelangi Dewi Sandra Lisa Namuri Tatjana Saphira dan Tulus Brand ambassador memiliki empat klasifikasi berdasarkan perannya yaitu testimonial endorsement actor dan spokesperson Dengan lima indikator yang menjadi penilaian yaitu transference congruence credibility attractiveness dan power Setidaknya terdapat empat manfaat penggunaan brand ambassador yaitu liputan media merubah persepsi merek menarik pelanggan baru dan menyegarkan kampanye yang ada.

Trend in beauty is growing rapidly around the world including in Indonesia which is recognized as one of the region with the fastest growth and an expected growing cosmetics market The level of competition in cosmetics industry is tight and Indonesia is one of a markets with 87 2 percent muslims from its total population Wardah has a growth rate more than 80 percent per year by using brand ambassador as one of the strategies to build brand image and brand awareness There are eight people brand ambassadors of Wardah who come from professional background as an artist and an inspiring figure They are Ria Miranda Zaskia Sungkar Ineke Koesherawati Dian Pelangi Dewi Sandra Lisa Namuri Tatjana Saphira and Tulus Brand ambassador theory has four classifications based on their roles which are testimonials endorsements actor and spokesperson There are also five indicators used as assessment which are transference congruence credibility attractiveness and power There are at least four benefits of using brand ambassadors like media coverage changing perception of the brand attracting new customers and refreshing an existing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>